Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Bahasa dan Studi Sosial Anak Usia Dini

“Konsep kompetensi Pengertian, ruang pembelajaran Karakteristik


Perkembangan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini”

Kelompok 1:
Lily Fitriani (23330007)
Safia Safitri (2333014)
Yasifa Arkanasya (233300160
Whyesi Meiferina (23330024)

Dosen Pengampu :
Nurhafizah, Ph. D

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, sehingga kita masih dapat merasakan
nikmat-Nya yang begitu besar. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai pemimpin yang patut kita teladani.
Kami dari penyusun makalah mengucapkan teria kasih dalam menyelesaikan
makalah ini yang “Konsep kompetensi Pengertian, ruang pembelajaran Karakteristik
Perkembangan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini”, khususnya pada Ibuk dosen
yang telah memberikan tugas tersebut, sehingga kami dapat mengembangkan
wawasan dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami dari penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dalam penyusunan
makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
maupun kepada pembaca.

Padang, 4 November, 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I Pendahulaun..................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini ........................................5
B. Pengertian Keterampilan social Anak dalam Pandangan Islam ..................5
C. Karakteristik keterampilan Sosial Anak.......................................................7

BAB III Penutup....................................................................................................16


A. Simpulan....................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah istilah yang mengacu pada anak-anak yang
berada dalam rentang usia dari kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun. Ini
adalah periode perkembangan awal dalam kehidupan seorang anak di mana
pertumbuhan fisik, emosional, kognitif, dan sosial sangat cepat dan signifikan.
Periode anak usia dini ini juga sering dikenal sebagai masa prasekolah.
Keterampilan sosial anak merupakan kemampuan yang sangat penting
dalam perkembangan mereka. Keterampilan sosial ini membantu anak untuk
berinteraksi dengan orang lain, memahami perasaan, berkomunikasi dengan
efektif, dan menjalin hubungan yang sehat. Latar belakang keterampilan sosial
anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk: Pengaruh keluarga,
Pengalaman sekolah, lingkungan social, oerkembangan social, pendidikan,
model peran dan teknologi.
Karakteristik kompetensi sosial anak mencakup sejumlah keterampilan
dan perilaku yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Berikut adalah beberapa
karakteristik kompetensi sosial anak: Kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berempati, kemampuan berbagi, kemampuan memahami aturan
dan memecahkan masalah. Keterampilan sosial anak ini berkembang seiring
waktu dan melalui pengalaman sosial mereka
Penting untuk diingat bahwa perkembangan keterampilan sosial anak
adalah proses yang berkelanjutan dan dapat berbeda dari satu anak ke yang
lainnya. Orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar anak dapat berperan

1
penting dalam membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang
sehat dan efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Keterampilan Sosial anak Usia Dini?


2. Apa saja Keterampilan sosial anak menurut Pandangan Islam ?
3. Apa saja Karakteristik Keterampilan Sosial Anak Usia Dini ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian dari Keterampilan Sosial anak Usia Dini.


2. Untuk Mengetahui Keterampilan sosial anak menurut Pandangan Islam.
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Keterampilan Sosial Anak Usia Dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini


Keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang
membutuhkan pengetahuan dan latihan untuk dapat melakukan kegiatan
bermasyarakat dengan baik. Peningkatan perilaku sosial yang pesat terjadi
ketika anak berada pada masa kanak- kanak awal atau pra sekolah yang
dikarenakan bertambahnya pengalaman sosial anak. Oleh karenanya, sedini
mungkin anak harus dilatih dan diberi pembiasaan dan stimulasi yang tepat
dan sesuai dengan segala aspek perkembangannya sehingga ia tumbuh
menjadi individu yang memiliki kematangan dalam berfikir dan bertindak
(Anzani & Insan, 2020).

Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk


berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun
nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana
keterampilan sosial ini merupakan perilaku yang dipelajari. Keterampilan
sosial dalam hal ini meliputi keterampilan tentang bagaimana anak dapat
berbagi dengan orang lain, berkomunikasi, dan bekerjama saa dengan orang
lain. Seseorang dengan keterampilan sosialnya akan mampu mengungkapkan
perasaan, baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa
harus melukai orang lain (Nurhayati & Wahyuni, 2020).

Menurut Hargie dan Saunders keterampilan sosial membawa sseorang


untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau
permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang
adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru
dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain (Hargie, O., Saunders, C., &
Dickson, D. (1994). Sementara itu, Cartledge dan Milburn

3
(1995) mengemukakan bahwa keterampilan sosial sebagai kemampuan yang
kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau
negatif oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan
punishment oleh lingkungan.Dengan demikian sebagai perilaku spesifik,
inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk
perilaku seseorang.
Peningkatan perilaku sosial anak bergantung pada tiga hal. Pertama,
seberapa kuat keinginan anak untuk di terima secara sosial; kedua
pengetahuan mereka tentang cara memperbaiki perilaku; dan ketiga,
kemampuan intelektual yang semakin berkembang yang memungkinkan
pemahaman hubungan antara perilaku mereka dengan penerimaan social.
Kompetensi sosial dan tanggung jawab sosial harus dimiliki oleh anak
yang di dalamnya meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sosial.
Sikap sosial meliputi kemampuan anak untuk dapat merasakan apa yang
dirasakan orang lain mengenai perasaa gembira, sedih, disukai, dibenci, marah
dan cara penggunaannya merupakan bagian dari sikap sosial. Demikian pula
sikap suka menolong, memperhatikan orang lain saat berbicara, memberi
komentar yang baik dan menyenangkan, memperhatikan nasihat orang tua
merupakan bagian dari sikap sosial. Anak yang menarik diri dari kegiatan
kelompok dapat dikatakan belum memiliki keterampilan sosial yang
memadahi. Keterampilan sosial merupakan bagian dari tugas perkembangan
anak dan terbentuk dari proses pembiasaan yang dilakukan ketika masa
kanak-kanak. Keterampilan sosial dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,
faktor dari luar rumah dan pengalaman awal yang diterima anak.
Keterampilan sosial di dapat anak dalam proses belajar, Skinner
(dalam Santrock, 2011: 48) menyebutkan belajar sosial (social learning
theory) sebagai pandangan para pakar psikologi yang menekankan perilaku,
lingkungan, dan kognisi debagai faktor kunci dalam perkembangan. Bandura
yakin anak belajar dari mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain.

4
Melalui belajar mengamati anak, secara kognitif, menampilakn perilaku orang
lain dan kemudian mengadopsi perilaku tersebut dalam dirinya. Keterampilan
sosial menjadi sangat penting untuk dikembangkan sedini mungkin. Hal ini
dikarenakan keterampilan sosial dipandang sebagai kemampuan seseorang
untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan
norma di masyarakat. Keterampilan sosial menjadi sebuah alat yang dapat
membantu seseorang dalam berkomunikasi, belajar, bertanya, meminta
pertolongan, mendapatkan keinginan mereka secara baik, dapat bergaul
dengan orang lain, menambah teman dan menciptakan hubungna yang sehat,
melindunngi diri sendiri, dapat berinteraksi dengan siapa saja yang mereka
temui selama perjalanan hidupnya
B. Keterampilan sosial dalam Islam

Penjelasan t entang keterampilan sosial telah dijelaskan oleh beberapa


tokoh psikologi Barat seperti yang telah disebutkan di atas. Namun jauh
sebelum pendapat itu, dalam al-Qur’an Allah SWT telah menguraikan ayat-
ayat yang memiliki maksud menjelaskan pengertian keterampilan sosial. Jika
tokoh di atas menyebutkan bahwa keterampilan adalah kemampuan menjalin
hubungan dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara tersendiri yang
dapat diterima oleh lingkungan maka al-Qur’an mengurai perintah untuk
manusia agar menjaga dan memelihara hubungan silaturrahmi dengan sesama
sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 1.Artinya: Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa:1)

Ayat di atas mengajarkan manusia untuk membina hubungan dengan


orang lain. Manusia ini adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan
saling berinteraksi. Selanjutnya pada ayat lain (ar-Rahman ayat 3-4) Allah
menyebutkan Allah menciptakan manusia dan mengajarkan pandai berbicara.

5
Maka di sini tersirat makna bahwa manusia dapat mengunakan alat
komunikasi untuk berinteraksi dengan sesama manusia sebagaimana yang
dijelaskan oleh para pakar psikologi bahwa salah satu cakupan dari
keterampilan sosial adalah kemampuan untuk dapat berkomunikasi dengan
orang lain.

Sementara pada surat dan ayat lain juga dijelaskan bahwa manusia
diciptakan bersuku-suku. Artinya manusia memiliki perbedaan budaya,
bahasa dan lainnya namun masih tersirat perintah untuk saling mengenal dan
berintegrasi dengan yang lain walaupun dengan jelas Allah sebutkan bahwa
manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Sebagaimana
disebutkan dalam surah Al-Hujarat ayat 13 yang

artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Q.S. Al-Hujurat:13)

Selain dalam ayat al-Qur’an, perintah dan ajaran tentang pentingnya


mengembangkan keterampilan sosial juga terdapat dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim yang artinya “barangsiapa ingin dilapangkan
rezekinya dan Dipanjangkan umurnya maka sambungkanlah hubungan
dengan sanak keluarganya. Ini menunjukkan bahwa keterampilan sosial itu
adalah sebuah tuntunan dalam islam yang salah satu aspeknya adalah
membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Dan membina
hubungan dengan orang lain itu akan dapat memiliki kebaikan, bahkan
kecerdasan kognitif seseorang tidak akan menjamin ia sukses jika tidak dapat
membangun koneksi atau hubungan dengan orang lain. Sehingga anak-anak

6
harus diajarkan keterampilan dalam berinteraksi dengan teman-temannya dan
orang lain di sekitarnya.

C. Karakteristik Keterampilan Sosial Anak Usia Dini

Dalam perkembangannya untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan


sosial dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat terdapat empat faktor
penentu yang dikemukakan oleh Hurlock (1978: 251-252), yaitu: Pertama,
kesempatan yang penuh untuk sosialisasi adalah penting karena anak-anak tidak
dapat belajar hidup bermasyarakat dengan orang lain jika sebagian besar waktu
mereka dipergunakan seorang diri. Kedua, dalam keadaan bersama-sama anak-
anak tidak hanya harus mampu berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat
dimengerti orang lain, tetapi juga harus mampu berbicara tantang topik yang
dapat dipahami dan menarik bagi orang lain. Ketiga, anak akan belajar sosialisasi
hanya apabila mereka mempunyai motivasi untuk melakukannya. Motivasi
sebagian besar bergantung pada tingkat kepuasan yang dapat diberikan oleh
aktivitas sosial terhadap anak. Keempat, metode belajar yang efektif dengan
bimbingan adalah parenting. Anak mempelajari beberapa pola perilaku yang
penting bagi penyesuaian sosial yang baik, meniru orang yang dijadikan tujuan
identifikasi dirinya.
Ketika dewasa anak akan dituntut untuk dapat bertindak dan berperilaku
yang sesuai dengan norma yang beraku di dalam kehidupan bermasyarakat.
Keberhasilan dalam melakukan interaksi sosial ditentukan oleh banyak faktor
yang berhubungan dengan diri seseorang dan respon yang diberikan oleh orang
lain. Frazier (dalam Sudarsih, 2011: 15) mengungkaplkan bahwa : “ social skills
as the same as value are personal situation and relative” yang artinya
keterampilan sosial bersifat pribadi, situasional dan relative. Lebih lanjut
Franzier menguraikan keterapilan sosial sebagai: pertama: keterampilan sosial
mencerminkan karakteristik perilaku yang khas seseorang dalam berhubungan

7
dengan orang lain; kedua: keterampilan sosial ditampilkan sesuai dengan situasi
yang sedang dihadapinya, karena setiap situasi memerlukan keterampilan yang
berbeda tergantung dengan masalah yang dihadapinya; ketiga: keterampilan sosial
menunjukkan substansi yang berbeda antara seseorang individu dengan individu
yang lain. Keterampilan sosial tidak bersifat seragam, berbeda tolak ukurnya
tergantung dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Anak merupakan individu yang unik, mereka berbeda meskipun kembar
sekalipun. Beberapa anak akan memiliki keterampilan sosial yang lemah dan
beberapa memiliki keterampilan sosial yang baik. Santrock (2011: 94)
menyebutkan beberapa strategi yang baik untuk menigkatkan keterampilan sosial
anak-anak, antara lain:
a) Bantu anak yang ditolak untuk belajar mendengarkan rekan sebaya dan
mendengarkan apa yang mereka katakan daripada mencoba untuk
mendominasi rekan-rekannya.
b) Bantu anak yang terabaikan menarik perhatian dari rekan sebaya dengan cara
positif dan terus mendapatkan perhatian mereka.
c) Tunjang anak-anak yang rendah dalam keterampilan sosial dengan
pengetahuan mengenai bagaimana meningkatkan keterampilan ini.
d) Baca dan diskusikan buku yang sesuai dengan topik hubungan sebaya dengan
siswa, dan menyusun permainan dan kegiatan yang mendukung. Tanyakan
kepada siswa pertanyaan mengenai cara bagaimana karakter dalam buku harus
berinteraksi terhadap berbagai situasi.

Bayi yang baru lahir memiliki beragam keterampilan social. Bayi


menunjukkan kebutuhan dan ketidaksenangannya serta merespon reaksi orang tua
dan pengasuhnya (Allen dalam Hasanah, 2019).). Bayi tumbuh dengan perasaan
aman dan kemudian menunjukkan kedekatan dengan pengasuh utamanya.
1. Karakteristik perkembangan social anak usia 1-4 bulan
a) Menirukan, meneruskan, menghentikan, dan menghindari interaksi

8
b) Bereaksi berbeda-beda terhadap berbagai macam suara orang
dewasa
c) Kadang-kadang suka digendong dan dipeluk daripada diberi
makan atau ditidurkan
d) Ketika bangun, mengoceh, mengeluarkan suara dengan
mempermainkan air liur, memekik
2. Karakteristik perkembangan social anak usia 8-12 bulan
a) Menunjukkan ketakutan yang besar pada orang asing
b) Menangis dan mencari-cari ketika orang dewasa tidak terlihat
c) Senang berada di dekat atau dilibatkan dalam kegiatan sehari-hari
anggota keluarga dan guru
d) Menikmati pengalaman baru dan kesempatann mencari benda
baru
e) Mengulang perilaku yang mendapat perhatian, terus menerus
mengoceh,
f) Melakukan permintaan atau arahan sederhana
3. Karakteristik perkembangan social anak usia 1 tahun
a) Tetap ramah pada orang lain
b) Membantu mengambil dan merapikan mainan
c) Bermain sendiri
d) Senang digendong dan dibacakan cerita
e) Menunjukkan rasa ingin tahu yang sangat besar tentang orang-
orang dan sekelilingnya
4. Karakteristik perkembangan social anak usia 2 tahun
a) Menunjukkan tanda empati dan peduli
b) Masih menggunakan agresi fisik jika frustasi atau marah
c) Sulit untuk mau menunggu atau bergiliran
d) Senang membantu pekerjaan rumah tangga
e) Menyuruh anggota keluarga dan guru berada di dekatnya

9
5. Karakteristik perkembangan social anak usia 3 tahun
a) Tampaknya mengerti saatnya bertukar giliran dalam bercakap-cakap
b) Sering tertawa, ramah dan ingin diajak bersenang-senang
c) Kadang-kadang mimpi buruk dan takut pada kegelapa
d) Ikut bergabung dalam permainan sederhana
e) Duduk dan mendengarkan cerita sampai sepuluh menit
6. Karakteristik perkembangan social anak usia 4 tahun
a) Bersikap terbuka dan ramah, kadang terlalu antusias
b) Suasana hatinya sering berubah
c) Bercakap-cakap dan menunjukkan emosi yang kuat dengan teman
bayangannya
d) Bekerjasama dengan orang lain
7. Karakteristik perkembangan social anak usia 5 tahun a.
a) Menyukai persahabatan
b) Berbagi mainan, bergiliran, bermain dengan kooperatif
c) Ikut dalam permainan kelompok dan melakukan kegiatan
bersama-sama dengan anak lain
d) Penuh kasih sayang dan perhatian
e) Mengikuti petunjuk dan menjalankan tugas hampir setiap waktu
f) Senang menceritakan lelucon, menghibur, dan membuat orang
tertawa
8. Karakteristik perkembangan social anak usia 6 tahun
a) Mengalami suasana perubahan hati secara tiba-tiba
b) Menjadi lebih tidak bergantung pada orang tuanya karena
lingkaran pertemanannya semakin luas Membutuhkan dan
mencari persetujuan
c) Masih berpusat pada kepentingan sendiri
d) Mudah kecewa dan frustasi terhadap sesuatu
e) Antusias dan ingin tahu tentang sekitarnya

10
9. Karakteristik perkembangan social anak usia 7 tahun
a) Bekerjasama dan penuh kasih sayang terhadap orang dewasa
b) Senang menjadi asisten guru
c) Mencari persahabatan
d) Lebih jarang bertengkar
e) Mengeluh bahwa keputusan keluarga tidak adil
f) Menyalahkan orang lain atas kesalahannya
g) Memilih teman bermain yang berjenis kelamin sama
h) Khawatir kalau tidak disukai
i) Bertanggung jawab dengan serius
10. Karakteristik perkembangan social anak usia 8 tahun
a) Mulai membentuk pendapat mengenai nilai dan sikap moral
b) Bermain bersama dua atau tiga teman baik
c) Menyukai permainan dan kegiatan tim
d) Menginginkan perhatian dan pengakuan orang dewasa

BAB III

11
Penutup
A. Kesimpulan
Keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang membutuhkan
pengetahuan dan latihan untuk dapat melakukan kegiatan bermasyarakat
dengan baik. Peningkatan perilaku sosial yang pesat terjadi ketika anak berada
pada masa kanak- kanak awal atau pra sekolah yang dikarenakan bertambahnya
pengalaman sosial anak. Dalam perkembangannya untuk dapat menyesuaikan
diri dengan tuntutan sosial dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat
terdapat empat faktor penentu yaitu: Pertama, kesempatan yang penuh untuk
sosialisasi adalah penting karena anak-anak tidak dapat belajar hidup
bermasyarakat dengan orang lain jika sebagian besar waktu mereka dipergunakan
seorang diri. Kedua, dalam keadaan bersama-sama anak-anak tidak hanya harus
mampu berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, tetapi
juga harus mampu berbicara tantang topik yang dapat dipahami dan menarik bagi
orang lain. Ketiga, anak akan belajar sosialisasi hanya apabila mereka
mempunyai motivasi untuk melakukannya. Sebagai seorang guru atau orang tua
perlu untuk mengembangkan keterampilan social anak, dengan stimulus dan
strategi yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis menyadari masih jauh
dari kesempurnaan, masih banyak terdapat keselahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusuhannya. Oleh karena itu kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
Agusniatih, A., & Manopa, J. M. (2019). Keterampilan sosial anak usia dini: teori dan
metode pengembangan. Edu Publisher.
Anzani, R. W., & Insan, I. K. (2020). Perkembangan sosial emosi pada anak usia
prasekolah. PANDAWA, 2(2), 180-193.
Cartledge, G., & Milburn, J. F. (1995). Teaching social skills to children and youth:
Innovative approaches. Allyn & Bacon.
Elksnin, L. K., & Elksnin, N. (1998). Teaching social skills to students with learning
and behavior problems. Intervention in school and Clinic, 33(3), 131-140
Hargie, O., Saunders, C., & Dickson, D. (1994). Social skills in interpersonal
communication. Psychology Press.
Hamzah, N. (2020). Pengembangan sosial anak usia dini. IAIN Pontianak Press.
Santrock, J. (2011). Masa Perkembangan Anak.Jakarta: Salemba Humanika.
Sudarsih, S. (2011). Konsep hedonisme epikuros dan situasi Indonesia masa kini.
Humanika, 14(1).
Spence, S. H. (2003). Social skills training with children and young people: Theory,
evidence and practice. Child and adolescent mental health, 8(2), 84-96.
Sintia, N., Kuswanto, C. W., & Meriyati, M. (2021). Meningkatkan kemampuan
sosial anak usia dini dengan model outbound. Jurnal CARE (Children Advisory
Research and Education), 6(2), 1-10.
Rahmatunnisa, S. (2019). Kelekatan antara anak dan orang tua dengan kemampuan
sosial. Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 97-107.
Mayar, F. (2013). Perkembangan sosial anak usia dini sebagai bibit untuk masa depan
bangsa. Al-Ta lim Journal, 20(3), 459-464.
Nurhayati, S., Pratama, M. M., & Wahyuni, I. W. (2020). Perkembangan Interaksi
sosial Dalam meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan
Congklak Pada Anak usia 5-6 tahun. Jurnal Buah Hati, 7(2), 125-137.
Rachman, S. P. D., & Cahyani, I. (2019). Perkembangan keterampilan sosial anak
usia dini. JAPRA (Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal), 2(1), 52-65.

13
Hasanah, A. U. (2019). Stimulasi keterampilan sosial untuk anak usia dini. Jurnal
Fascho: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan, 9(1), 1-14.
Khoiruddin, M. A. (2018). Perkembangan Anak Ditinjau dari Kemampuan Sosial
Emosional. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 29(2), 425-438.

14

Anda mungkin juga menyukai