Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN
UNTUK PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
DAN ETIKA EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


SISTEM EVALUASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :

Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd.

Oleh :

(Kelompok 5 – PAI VII A)

1. Devi Kholifatin Nurul Faiz (202501037)


2. Nafaisal Ulumi (202501031)
3. Nur Akmala Shofiya (202501034)
4. Renanda Sinta Aprillia (202501053)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jl. Manunggal Utara No 11-12 Sukolilo-Tuban Telp. (0356 33157)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan
salam juga kami haturkan kepada Nabi SAW, dialah sang revolusioner yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan, menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, yakni agama
Islam.
Makalah yang berjudul “Evaluasi Pendidikan Untuk Perkembangan Sosial dan
Emosional dan Etika Evaluasi Pendidikan” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Sistem Evaluasi Pendidikan. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sistem
Evaluasi Pendidikan
2. Teman-teman yang sudah membantu kami dalam penulisan makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
dengan terbuka penulis menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
bisa lebih baik. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan, dan kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca. Terima kasih.

Tuban, 11 Desember 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Perkembangan Sosial dan Emosional ......................................................................... 3

2.2. Pengukuran Soft Skills ................................................................................................. 4

2.3. Integrasi Evaluasi dalam Pembelajaran Sosial-Emosional ......................................... 6

2.4. Prinsip Etika dalam Evaluasi....................................................................................... 6

2.5. Keamanan dan Kerahasiaan Data Evaluasi ................................................................. 8

2.6. Tanggungjawab Sosial dalam Evaluasi ....................................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2. Saran .......................................................................................................................... 10

REFERENSI ........................................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan sosial emosional berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengenali
dan memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, sesuai dengan aturan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan sosial emosional harus distimulasi sejak usia dini, karena perkembangan
yang terjadi pada anak akan meninggalkan sebuah pengalaman yang akan dibawa anak
sampai usia dewasa. Perkembangan sosial emosional yang optimal ditunjukkan dengan
tingkat kecerdaan emosional yang tinggi pada anak. Anak yang memiliki kecerdasan
emosional rendah akan cenderung sulit mengembangkan kepribadiannya, sulit mengontrol
dan mengenali emosinya serta dapat mengganggu keberhasilannya di ranah akademik.
Selain perkembangan sosial emosional anak, dalam proses pendidikan juga
diperlukan adanya pembelajaran karakter yang belakangan ini menjadi perhatian penting
dari para pengamat dan pakar pendidikan di Indonesia. Perhatian tersebut dilatarbelakangi
oleh fakta bahwa pembelajaran di Indonesia dalam pengamatan mereka lebih banyak
menekankan pada dimensi hard skills dari pada soft skills. Dalam pandangan mereka,
praktik pembelajaran perlu memadukan antara dimensi hards skills dan soft skills. Jika
dimensi hards skills menekankan pada pemberian keterampilan teknis dan akademis para
mahasiswa terkait dengan bidang ilmu yang dipelajari, maka dimensi soft skills lebih
mengutamakan keterampilan intra dan inter personal para siswa. Ringkasnya, kedua
dimensi tersebut idealnya harus menjadi praktik dalam sebuah proses pembelajaran.
Secara umum, etika dipahami sebagai refleksi kritis terhadap moralitas tindakan
manusia. Dalam segala aspek kehidupan, diperlukan adanya etika yang baik guna
terjalinnya relasi yang baik antar sesama, baik antar individu, individu dengan sebuah
lembaga, maupun hubungan antar sesama lembaga. Dalam proses pendidikan, etika juga
merupakan hal penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip etika, evaluasi dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi semua
pihak yang terlibat, serta memberikan landasan yang kuat untuk perbaikan program
pendidikan dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai
berikut:
1. Apa itu perkembangan sosial dan emosional?

1
2. Bagaimana cara pengukuran soft skills?
3. Bagaimana cara integrasi evaluasi dalam pembelajaran sosial-emosional?
4. Apa saja prinsip etika dalam evaluasi?
5. Bagaimana keamanan dan kerahasiaan data evaluasi?
6. Bagaimana etika tanggungjawab sosial dalam evaluasi?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami perkembangan sosial dan emosional
2. Mengetahui dan memahami cara pengukuran soft skills
3. Mengetahui dan memahami cara integrasi evaluasi dalam pembelajaran sosial
emosional
4. Mengetahui dan memahami prinsip etika dalam evaluasi
5. Mengetahui dan memahami keamanan dan kerahasiaan data evaluasi
6. Mengetahui dan memahami tanggungjawab sosial dalam evaluasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan Sosial dan Emosional
Menurut Riadi (2023), perkembangan sosial-emosional adalah suatu proses tumbuh
seseorang untuk mencapai kematangan dengan merujuk pada suatu perasaan dan pikiran
tertentu karena adanya dorongan ingin tahu terhadap sekitarnya terkait dalam konteks
sosial dalam mengontrol dan mengekspresikan emosi, pola hubungan interpersonal yang
dekat dan hangat, mengeksplor pengalaman sekitar dan belajar dari hal tersebut. Dalam
proses perkembangannya yang umumnya terjadi pada usia 1-5 tahun, seorang anak
diharapkan mampu mengerti/memahami orang lain, yaitu mampu menggambarkan ciri-
cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasa, dan diinginkan dan diinginkan, serta dapat
menerima sudut pandang orang lain.
Menurut Ukhti dalam Rosmiyati, dkk (2021), perkembangan sosial emosional anak
sangat penting dilakukan karena apabila perkembangan sosial emosional anak baik maka
mereka dapat berfokus dan lebih dapat menyerap informasi kepada anak. Bagi seorang
anak kemampuan sosial dan emosional merupakan hal yang sangat sulit, sehingga
diperlukan peran aktif dari orang tua dan guru untuk mengembangkannya sejak usia dini.
Berikut ini beberapa langkah dalam perkembangan sosial dan emosional anak agar dapat
berjalan secara efektif dan baik:
a. Pendekatan secara menyeluruh/ holistic
Guru hendaknya memulai rencana perkembangan pembelajaran pada anak
berdasarkan konsep keseluruhan. Dengan kata lain, holisme bertujuan sebagai
landasan dasar untuk memajukan tumbuh kembang pada anak.
b. Perpaduan terpadu berbasis tema
Metode pembiasaan ini berdasarkan pada lingkungan dan tentang gagasan pada anak
sebagai pokok dasar pikiran pada anak.
c. Pengembangan program kegiatan rutin atau pembiasaan (aktivitas harian)
Perkembangan sosial emosional dapat menjadi dasar untuk ditanamkan sebagai pola
tertentu, yaitu perilaku tertib dan disiplin pada penciptaan berdasarkan kondisi terbaik
di lingkungannya. Salah satu metode untuk mendorong perkembangan sosial
emosional anak adalah melalui penjadwalan yang berkesinambungan, sehingga
perilaku yang diharapkan menjadi kuat dan bernilai positif.

3
d. Pedoman kegiatan yang terencana dan sederhana.
Terwujudnya perkembangan sosial emosional melalui kegiatan yang dilaksanakan
secara terencana dan sederhana, yaitu agenda dan rancangan jangka panjang dan
jangka pendek dalam silabus kurikulum guru, yaitu satu hari, satu minggu, satu bulan,
satu tahun berikutnya. Untuk mendapatkan kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan
terprogram agar berjalan secara efektif dan efisien dapat dilaksanakan sesuai
kurikulum yang terencana untuk tercapai dalam kegiatan.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial-emosional
adalah suatu proses tumbuh seseorang untuk mencapai kematangan dengan merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran tertentu karena adanya dorongan ingin tahu terhadap sekitarnya
terkait dalam konteks sosial dalam mengontrol dan mengekspresikan emosi, pola
hubungan interpersonal yang dekat dan hangat, mengeksplor pengalaman sekitar
2.2. Pengukuran Soft Skills
Soft skills merupakan seperangkat kemampuan yang berpengaruh terhadap cara
berinteraksi dengan orang lain. Menurut Elfindri dalam Aly (2017), soft skills adalah
keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri, berkelompok, atau
bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan kata lain, soft skill ini bisa termasuk
tata krama ataupun cara dia berbicara, berfikir dan kemampuan yang berkaitan dengan
orang lain.
Soft skills memiliki banyak manfaat terutama untuk membangun suatu relasi. Orang
yang memiliki soft skills yang baik, cenderung memiliki pengembangan karir yang baik
serta mempunyai etika profesional yang baik. Sehingga tidak jarang orang dengan
kemampuan ini lebih cenderung ditunjuk untuk menjadi seorang pemimpin agar bisa
mengayomi dan menyampaikan sesuatu dengan lebih baik.
Pengukuran soft skills lebih didomiasi oleh komponen kepribadian individu sehingga
prosedur pengukurannya sedikit berbeda dengan komponen abilitas individu. Oleh karena
itu pengukuran soft skills akan mengarah kepada karakteristik yang sifatnya internal dan
manivest pada diri individu seperti dimensi afektif, motivasi, interes atau sikap,
pengukuran kepribadian terbagi menjadi dua jenis yaitu pelaporan diri (self-report) dan
proyeksi (projective).
Intrumen pengukuran soft skill sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Atila (2023)
meliputi kecerdasan emosi, gaya hidup sehat, komunikasi efektif, self report, cheklist, dan
pengukuran performansi

4
1. Kecerdasan emosi
Keterampilan ini meliputi empati, memahami perasaan orang lain serta memiliki
pengaturan emosi yang baik. Elemen ini pernah diteliti oleh penelitian Goleman di
tahun 1998. Kala itu Goleman mengemukakan jika kesuksesan seseorang tidak hanya
didukung dari pintar tidaknya orang dalam menerapkan suatu ilmu pengetahuan
namun juga seberapa baik ia berinteraksi dengan orang lain.
2. Gaya Hidup Sehat
Sebagaimana penelitian Marchand dkk pada tahun 2005, bahwa gaya hidup sehat
sangat berpengaruh terhadap soft skill seseorang, tingginya suatu ketahanan, konsep
diri sehat dan fleksibilitas.
3. Komunikasi Efektif
Komunikasi memiliki peranan langsung dan tidak langsung dalam pengukuran soft
skills seseorang.
4. Self Report
Cara ini dilakukan dengan mengumpulkan sample atau contoh respons terhadap suatu
individu. Bedanya, pihak yang memberikan laporan adalah dirinya sendiri. Dengan
kata lain, self report seperti curahan pribadi dari seseorang yang berisi tentang
penilaian atau pengukuran pada dirinya sendiri.
5. Checklist
Cara untuk menilai soft skill ini memuat sejumlah indikator yang tidak hanya terikat
untuk mengukur sifat namun juga perilaku seseorang. Cara ini digunakan untuk
mengukur suatu aspek psikologis yang nampak atau overt. Pengukuran dengan cara
ini dimulai dengan operasionalisasi yang sifatnya konseptual.
6. Pengukuran Performansi
Pengukuran soft skill dengan cara ini berkaitan dengan hasil kinerja dari suatu individu
atas tugas yang diberikan atau bisa juga dilihat dari kebiasaan atau penampilannya
dalam keseharian. Satu contoh dalam pengukuran soft skills seorang karyawan dalam
sebuah perusahaan, dapat dilihat dari kehadiran yang selalu tepat waktu, dan melihat
kinerja serta progresnya dalam melakukan sebuah kewajiban.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Soft skills merupakan seperangkat
kemampuan yang berpengaruh terhadap cara berinteraksi dengan orang lain. Adapun
pengukuran soft skills dapat dilakukan dengan mengukur kecerdasan emosi, gaya hidup
sehat, komunikasi efektif, self report, cheklist, dan pengukuran performansi.

5
2.3. Integrasi Evaluasi dalam Pembelajaran Sosial-Emosional
Sebagaimana arsip digital dalam Balai Guru Penggerak (2023), pembelajaran sosial
dan emosional (PSE) merupakan proses belajar yang berkaitan dengan pemahaman diri,
empati terhadap orang lain, serta kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi. Pentingnya
integrasi evaluasi ke dalam pembelajaran sosial emosional terletak pada kemampuan
siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan sosial dan emosional dalam
kehidupan sehari-hari.
Integrasi evaluasi ini dapat dilakukan melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam
praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, serta penciptaan iklim kelas dan budaya
sekolah berdasarkan pada keyakinan akan pentingnya perkembangan murid secara
holistik. Integrasi evaluasi ke dalam pembelajaran sosial emosional dapat membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional, mengurangi stres dan tekanan,
serta mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup. Pembelajaran sosial emosional
juga membantu siswa dalam mengelola emosi dengan baik dan menunjukkan empati
kepada orang lain.
Dalam sumber lain, sebagaimana pendapat Yuni (2022) integrasi evaluasi ke dalam
pembelajaran sosial emosional dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
mengajarkan kompetensi sosial emosional secara langsung dan eksplisit,
mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ke dalam praktik mengajar guru dan gaya
interaksi, serta mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa integrasi evaluasi dalam
perkembangan sosial-emosional dapat dilakukan secara eksplisit yang bertujuan siswa
mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan sosial dan emosional dalam
kehidupan sehari-hari.
2.4. Prinsip Etika dalam Evaluasi
Barnett dan Camfield (2016) menerapkan prinsip-prinsip etika pada kegiatan evaluasi
yang dapat membantu menyeimbangkan tujuan dan manfaat evaluasi dengan hak dan
kepentingan pihak yang dievaluasi.
Pada umumnya, setiap lembaga pendidikan telah mengembangkan pedoman etika
dalam melaksanakan evaluasi di masing-masing lembaga, termasuk tanggung jawab
dalam melaksanakan dan mengelola evaluasi. Meskipun persyaratan khusus dalam suatu
lembaga pendidikan tersebut berbeda-beda, namun Biagetti dan Gedutis (2020)
menetapkan prinsip etika untuk dijadikan pedoman, diantaranya:

6
1. Integritas
Sebuah evaluasi harus memiliki integritas yang tinggi, yaitu dapat dipercaya, adil, dan
tulus dalam melakukan dan melaporkan evaluasi. Secara rinci prinsip integritas
meliputi:
a. Jujur dalam semua aspek evaluasi dan secara akurat mewakili metode dan temuan
evaluasi – dengan pemangku kepentingan, peserta, dan masyarakat.
b. Memastikan keahlian dan kompetensi tim evaluasi yang memadai untuk
melakukan evaluasi yang bermakna dan dapat dipertahankan.
c. Mengungkapkan konflik kepentingan dan mengelola perselisihan secara efektif.
2. Akuntabilitas
Bertanggung jawab berarti mengambil tanggung jawab atas semua tindakan evaluatif,
menghormati komitmen, dan memastikan transparansi. Secara rinci prinsip
akuntabilitas meliputi:
a. Mengambil tanggung jawab atas keseluruhan nilai dan kualitas evaluasi.
b. Memastikan dokumentasi menyeluruh dan transparansi mengenai tujuan, desain,
keputusan penting, metode, dan temuan evaluasi.
c. Responsif terhadap dampak dan konsekuensi tak terduga yang mungkin timbul
dari evaluasi
3. Kebaikan Bersama
Sebuah evaluasi harus berkontribusi pada kebaikan bersama berarti bertindak dengan
cara moral yang menguntungkan para peserta, meminimalkan kerugian, dan
mengurangi ketidakadilan. Secara rinci prinsip kebaikan bersama ini meliputi:
a. Menjamin kerahasiaan informasi, partisipasi sukarela, dan kontribusi positif
kepada peserta.
b. Memaksimalkan manfaat bagi pemangku kepentingan, peserta, masyarakat
umum, dan masyarakat di semua tingkatan.
c. Meminimalkan potensi ancaman dan kerugian bagi peserta.
4. Menghormati
Bersikap hormat berarti menghormati martabat, kesejahteraan, dan harga diri peserta,
serta mengakui pengaruh budaya antar kelompok. Secara rinci prinsip menghormati
ini meliputi:
a. Partisipasi yang bermakna dan adil dari masyarakat yang terpinggirkan atau sulit
dijangkau.

7
b. Menjamin kepekaan budaya, dan pengakuan serta pertimbangan terhadap
perbedaan masyarakat.
c. Memastikan tindakan dilakukan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia
internasional.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi
diperlukan beberapa prinsip, antara lain adalah integritas, akuntabilitas, kebaikan bersama,
dan menghormati.
2.5. Keamanan dan Kerahasiaan Data Evaluasi
Keamanan dan kerahasiaan data dalam evaluasi pendidikan merupakan aspek penting
yang perlu diperhatikan. Aspek keamanan dan kerahasiaan data evaluasi dilaksanakan
untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Selain itu, pengamanan
informasi juga ditujukan untuk menjamin integritas informasi, ketersediaan informasi, dan
kerahasiaan data. Dengan demikian, kedua aspek ini sangat penting guna melindungi aset
penting bagi suatu organisasi atau lembaga dan memastikan tingkat integritas suatu
evaluasi.
Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data evaluasi pendidikan, beberapa teknik
yang dapat digunakan meliputi:
1. Enkripsi data
Enkripsi data dapat membantu menjaga kerahasiaan dan keamanan hasil evaluasi
2. Pengawasan online
Sistem pengawasan online dapat digunakan untuk memantau siswa selama tes
berlangsung, sehingga menjaga integritas tes
3. Kriptografi
Kriptografi adalah teknik matematika yang bisa digunakan untuk mengamankan
sistem informasi, mulai dari menjaga keabsahan data, integritas data, dan autentikasi
data
4. Kebijakan Keamanan Data
Kebijakan keamanan data adalah panduan untuk melindungi data dan informasi
penting dari ancaman yang mungkin terjadi, seperti pencurian, manipulasi, atau
kerusakan data

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa keamanan dan kerahasiaan data
evaluasi bertujuan untuk melindungi data dari berbagai macam ancaman, seperti

8
pencurian, manipulasi, atau kerusakan data. Adapun langkah-langkahnya adalah dengan
enkripsi data, pengawasan online, kriptografi, dan menetapkan kebijakan keamanan data.
2.6. Tanggungjawab Sosial dalam Evaluasi
Menurut Putra (2009), tanggungjawab sosial merupakan suatu konsep yang sangat luas
berkenaan dengan dampak dari aktivitas-aktivitas individu secara keseluruhan yang
berdampak terhadap masyarakat pada umumnya. Dalam ranah pendidikan, evaluasi
program pendidikan merupakan hal penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam praktiknya, Ardiyan (2023) menyebutkan bahwa evaluasi program pendidikan
harus memperhatikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, karena hal ini
memberikan dampak yang luas bagi masyarakat. Evaluasi harus berorientasi pada
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran, bukan sekadar memenuhi kebutuhan
individu atau institusi tertentu. Evaluasi yang bertanggung jawab secara sosial juga harus
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti siswa, pendidik, orang tua, dan
masyarakat umum, untuk memastikan representativitas dan keberlanjutan program
pendidikan.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa etika evaluasi program pendidikan
adalah hal yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam evaluasi seperti integritas, akuntabilitas, kebaikan bersama,
menghormati, keamanan dan kerahasiaan data serta tanggung jawab sosial, evaluasi dapat
memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat. Etika evaluasi
program pendidikan membantu memastikan bahwa keputusan dan rekomendasi yang
diambil didasarkan pada data yang akurat dan obyektif, serta memberikan landasan yang
kuat untuk perbaikan program pendidikan dan mampu memberikan dampak positif bagi
masyarakat secara luas.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Perkembangan sosial-emosional adalah suatu proses tumbuh seseorang untuk
mencapai kematangan dengan merujuk pada suatu perasaan dan pikiran tertentu
karena adanya dorongan ingin tahu terhadap sekitarnya terkait dalam konteks sosial
dalam mengontrol dan mengekspresikan emosi, pola hubungan interpersonal yang
dekat dan hangat, mengeksplor pengalaman sekitar.
2. Soft skills merupakan seperangkat kemampuan yang berpengaruh terhadap cara
berinteraksi dengan orang lain. Adapun pengukuran soft skills dapat dilakukan dengan
mengukur kecerdasan emosi, gaya hidup sehat, komunikasi efektif, self report,
cheklist, dan pengukuran performansi
3. Integrasi evaluasi dalam perkembangan sosial-emosional dapat dilakukan secara
eksplisit yang bertujuan siswa mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi
tantangan sosial dan emosional dalam kehidupan sehari-hari.
4. Dalam pelaksanaan evaluasi diperlukan beberapa prinsip, antara lain adalah integritas,
akuntabilitas, kebaikan bersama, dan menghormati.
5. Keamanan dan kerahasiaan data evaluasi bertujuan untuk melindungi data dari
berbagai macam ancaman, seperti pencurian, manipulasi, atau kerusakan data. Adapun
langkah-langkahnya adalah dengan enkripsi data, pengawasan online, kriptografi, dan
menetapkan kebijakan keamanan data.
6. Tanggungjawab sosial dalam evaluasi harus berorientasi pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran, bukan sekadar memenuhi kebutuhan individu atau
institusi tertentu. Evaluasi yang bertanggung jawab secara sosial juga harus melibatkan
berbagai pemangku kepentingan, seperti siswa, pendidik, orang tua, dan masyarakat
umum, untuk memastikan representativitas dan keberlanjutan program pendidikan.
3.2. Saran
Seyogyanya, seorang pendidik menjadi tauladan yang baik serta melakukan kegiatan-
kegiatan pembiasaan positif yang mampu mengembangkan kemampuan sosial-emosional
siswa, sehingga siswa tidak hanya unggul dalam hal kognitifnya saja, namun juga
memiliki jiwa sosial yang baik dan mampu menjaga emosionalisme yang baik ketika
berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai seorang pendidik, diharapkan pula untuk selalu menjaga prinsip-prinsip etika
dalam evaluasi seperti integritas, akuntabilitas, kebaikan bersama, menghormati,

10
keamanan dan kerahasiaan data serta tanggung jawab sosial. Selain itu, evaluasi juga
diharapkan memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat. Etika
evaluasi program pendidikan membantu memastikan bahwa keputusan dan rekomendasi
yang diambil didasarkan pada data yang akurat dan obyektif, serta memberikan landasan
yang kuat untuk perbaikan program pendidikan.

11
REFERENSI

Ardiyan, Agil Nie. (2023). Etika Evaluasi Program Pendidikan: Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran. Diakses pada tanggal 13 Desember 2023, pukul 09.25 WIB melalui
https://sekolahmuslim.com/etika-evaluasi-program-pendidikan-meningkatkan-
kualitas-pembelajaran/

Atila, Aufa. (2023). Menilai Soft Skills dan Instrumennya. Diakses pada tanggal 12 Desember
2023, pukul 13.34 WIB melalui https://www.jojonomic.com/blog/menilai-soft-skills-
dan-instrumennya/

Balai Guru Penggerak, Sulawesi Utara. (2023). Pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional
dalam Pendidikan. Diakses pada tanggal 13 Desember 2023, pukul 10.15 WIB melalui
https://bgpsulawesiutara.kemdikbud.go.id/2023/11/01/pentingnya-pembelajaran-
sosial-dan-emosional-dalam-pendidikan/

Barnett, Chris dan Laura Camfield. (2016). Etika dalam Evaluasi. Jurnal Efektivitas
Pembangunan. Vol. 8, No. 4

Biagetti, Maria Teresa dan Aldis Gedutis. (2020). Teori Etika dalam Evaluasi Penelitian:
Pendekatan Eksploratif. Laporan Penilaian Ilmiah. Vol. 2, No. 1

Putra, Richie Ardi. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan


Tanggungjawab Sosial Serta Hubungan Pengungkapan Tanggungjawab dengan
Reaksi Investor. Skripsi: Universitas Indonesia.

Riadi, Muchlisin. (2023). Perkembangan Sosial-Emosional. Diakses pada tanggal 11


Desember 2023, pukul 13.34 WIB melalui
https://www.kajianpustaka.com/2023/02/perkembangan-sosial-emosional.html

Rosmyiati Dkk. (2021). Pengelolaan Pembelajaran dalam Proses Pengembangan Sosial


Emosional Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Manajemen. Vol 11, No.
1

Tampi, Yuni. (2022). Koneksi Antar Materi: Pembelajaran Sosial Emosional dan
Pembelajaran Berdiferensiasi. Di akses pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 06.00
WIB melalui KONEKSI ANTAR MATERI: PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
DAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (smpn1tamianglayang.sch.id)

12

Anda mungkin juga menyukai