PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Disusun oleh :
Kelompok 8
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena
berkat karunia dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tentang “komponen dan kaidah pramatematika” guna memenuhi tugas mata
kuliah pembalajaran matematika anak usia dini ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian malakah
ini. Penulis mengucapkan terima kasih :
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................1
……….……………………………………………………...…………4
A. Kesimpulan ............................................................................................5
B. Saran ......................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan psikososial ?
2. Apa saja teori perkambangan psikososial menurut para ahli erikson,
bandura, Montessori, vygosty, dan rosseou ?
3. Factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan social anak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori perkembangan psikososial.
2. Untuk mengetahui teori perkembangan psikososial menurut para ahli.
3. Untuk mengatahui factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
sisoal aanak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson (Papa- lia, dkk., 2008;
Santrock, 2007; Monks, dkk., 2001) selengkapnya dari masa bayi hingga usia
lanjut :
2
2. Tahap Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)
Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas
tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk
mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan perlakuan
yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi. Harapan
idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa
banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi
yang diharapkan.
3
tidak berharga dan membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada
masa ini maka ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian.
4
ini Montessori menyatakan bahwa pendidikan harus berjalan sesuai dengan
perkembangan anak berdasarkan usia tertentu dengan cara memperhatikan tahap
perkembangan individu anak (Montessori, 2008). Montessori
mengindentifikasikan periode perkembangan secara umum menjadi tigabagian di
antaranya:
a. Absorbent mind (0-6 tahun). Pada periode absorbent mind ini, anak
mampu menyerap informasi dengan cepat dan menciptakan konsep
pemahaman melalui pengalaman lingkungan, menggunakan bahasa, dan
muncul secara perlahan terus berkembang dengan cara dilatih, diperkuat,
disempurnakan, dan terus dikembangkan.
b. Periode usia 6-12 tahun (periode kedua), Montessori disebut
sebagaiperiode masa anak-anak.
c. Periode usia 12-18 tahun (periode ketiga). Periode ketiga, seiring dengan
usia remaja, terjadi perubahan fisik yang cukup besar dan menuju
kematangan yang sempurna. Pada saat remaja setiap individu akan
mencoba untuk memahami peran sosial maupun ekonomi dengan mencoba
menemukan posisinya ditengah masyarakat (Gutek, 2004).
5
B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Aanak
a) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosial anak.
b) Kematangan Bersosialisasi
memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mempertimbangkan
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
c) Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi anak senantiasa
“menjaga” status sosial anak dan ekonomi keluarganya. Dalam hal
tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan
menempatkan dirinya dalam pergaulan yang tidak tepat.
d) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh kehidupak keluarga, masyarakat dan kelembagaan.
e) Kepastian mental
emosi dan intelegensi Kemampuan berfikir mempengaruhi banyak hal,
seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Anak
yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan bahasa secara
baik. Pada kasus tertentu, seorang jenius atau superior, sukar untuk bergaul
dengan kelompok sebaya, karena pemahaman mereka telah setingkat
dengan kelompok umur yang lebih tinggi. Sebaliknya kelompok umur
yang lebih tinggi (dewasa) tepat “menganggap” dan “memperlakukan”
mereka sebagai anak-anak.
f) Teman sebaya
Teman sebaya adalah hubungan antara individu pada anak atau remaja
dengan tingkat usia yang sama dan melibatkan keakraban yang relatif
besar dalam kelompok. Jadi, lingkungan teman sebaya ini yang memiliki
peran penting bagi anak dapat membedakan perilaku buruk dan
mempertajam tingkat kedewasaan dalam dirinya dengan membandingkan
antara teman satu dengan lainnya. Perilaku yang ditampilkan oleh teman
sebaya juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam menentukan
perkembangan sosial dan emosional seorang anak. Jika anak dan teman-
temannya dapat bermain sesuai aturan, itu dapat mengoptimalkan
perkembangan sosal dan emosinya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/2024/1513.
Maria montessori. (1964), the montessori method. Schoken books : new york
USA