Disusun oleh:
Putri Rohanah Nurjehan
NIM 2006476
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai ulangan tengah
semester dari mata kuliah Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus dengan
judul “analisis masalah aspek perkembangan anak usia 5 tahun”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Putri Rohanah
2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB 1..................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1 latar Belakang...........................................................................................................5
1.2 Ruang Lingkup..........................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................6
BAB 2..................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI.....................................................................................................................7
2.1 Hakikat Perkembangan............................................................................................7
2.2 Prinsip-prinsip Perkembangan...............................................................................12
2.3 Kontribusi Ahli Teori Perkembangan......................................................................15
2.3.1 Kontribusi Padangan Teori Psikodinamik Freud..............................................15
2.3.2 Kontribusi Pandangan Teori Psikososial Erikson..............................................17
2.3.3 Kontribusi Pandangan Teori Perkembangan Kognitif Piaget...........................20
2.4 Aspek Perkembangan.............................................................................................24
2.4.1 Perkembangan Kognitif...................................................................................24
2.4.2 Perkembangan Motorik...................................................................................27
2.4.3 Perkembangan Emosi......................................................................................31
2.4.4 Perkembangan Sosial......................................................................................37
2.4.5 Perkembangan Moral......................................................................................44
2.4.6 Perkembangan Bahasa....................................................................................48
2.5 Tahapan Perkembangan.........................................................................................51
2.5.1 Periode Pranatal dan Kelahiran.......................................................................51
2.5.2 Masa Bayi........................................................................................................53
2.5.3 Masa Anak-anak Awal.....................................................................................55
2.5.4 Masa Remaja...................................................................................................59
2.5.5 Masa Dewasa Awal..........................................................................................61
2.5.6 Masa Dewasa Akhir.........................................................................................63
2.5.7 Masa Usia Lanjut.............................................................................................64
BAB 3................................................................................................................................66
PEMBAHASAN..................................................................................................................66
3.1 Deskripsi Studi Kasus..............................................................................................66
3.2 Profil Anak..............................................................................................................66
3
3.3 Analisis Studi Kasus................................................................................................67
BAB 4................................................................................................................................72
PENUTUP..........................................................................................................................72
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................72
3.2 Saran......................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................74
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Semua aspek perkembangan yang ada pada diri anak ini selayaknya
menjadi perhatian para pendidik agar aspek perkembangan ini dapat berkembang
secara optimal. Tidak berkembangnya aspek perkembangan anak ini akan
berakibat di masa yang akan datang, tidak saja anakmengalami hambatan dalam
5
perkembangan pada masa perkembangan di usia berikutnya, tetapi anak juga akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupandi masa yang akan datang.
Pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter dantingkah laku anak. Inilah
yang menyebabkan saya mengadakan sebuah “analisis masalah aspek
perkembangan anak pada usia 5 tahun”.
3. Hasil dari pengamatan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah dari
aspek perkembangan
6
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Perkembangan
Pada dasarnya hubungan antara pertumbuhan dan perkembangan
masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Pertumbuhan sering
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada diri individu dalam waktu tertentu (Kartono dalam Sobur,
2009). Sedangkan perkembangan menurut Kartono (dalam Sobur, 2009)
merupakan perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi psikis dan fisis yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar pada waktu tertentu menuju kedewasaan. Sementara itu,
perkembangan menurut Yusuf (2009) adalah proses terjadinya berbagai
perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik terhadap fisiknya
maupun psikisnya. Dengan kata lain, pertumbuhan berarti proses
perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu,
sedangkan Pada dasarnya hubungan antara pertumbuhan dan
perkembangan masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
7
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan baik terhadap fisiknya maupun psikisnya. Dengan kata
lain, pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan
kehidupan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan berarti proses
perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan individu dimana perubahan
tersebut akan terwujud dalam tingkah laku yang dapat diamati. Sedikitnya
ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya.
Pertama, pertumbuhan (growth), Kedua Perkembangan (development),
Kematangan (maturation), dan Keempat perubahan (change). Berikut akan
dicoba dibahas secara singkat tentang hakikat keempat konsep tersebut
agar dapat dibedakan satu dengan yang lain.
8
maksudnya suatu perubahan yang tidak dapat kembali ke semula,
contohnya seokor bayi harimau yang tumbuh menjadi dewasa maka
tidak dapat kembali menjadi bayi harimau lagi.
9
pertumbuham, pematangan dan belajar Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sejak lahir sampai masa meninggal seorang
individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami
perubahan-perubahan yang bersifat progresis dan
berkesinambungan. Atau dapat diartikan bahwa perkembangan
secara luas menunjuk pada keseluruhan dari proses perubahan yang
ada dalam individu baik terkait dengan fisik, mental, sifat dan ciri-
ciri yang baru pada level yang lebih tinggi berdasarkan
pertumbuhan, pematanangan dan belajar.
10
lain dapat dijelaskan bahwa kematangan terlihat dari kemampuan
seseorang untuk memahami, menghayati, serta mengaplikasikan
nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Atau bisa juga
dikatakan bahwa kematangan (Maturity) adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing oleh
reaksi yang provokatif, yang
ditandai dengan :
11
lingkungan baru, dimana perubahan tersebut belum tentu berjalan
dengan baik, misalnya: peranan baru atau tanggungjawab baru.
Unsur-unsur biologis sangat berarti bagi manusia dalam
mengendalikan, memanipulasi, maupun menguasai lingkungan.
12
3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju
khusus.
Selain apa yang dijelaskan diatas terdapat pula beberapa konsep lain tentang
prinsip-prinsip yang menyertai didalam pertumbuhan dan perkembangan
yang ada sebagaimana berikut :
13
hambatan yang dihadapinyadan bagaimana cara menanggulanginya.
Hambatan-hambatan dating dari lingkungan dan diri sendiri.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha, sebagai
contoh anak yang mempunyai tatanan saraf dan otot yang superior, akan
mempunyai bakat tapi kalau tidak ada kesempatan berlatih dan bimbingan
14
yang sistematis, anak itu tidak akan dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Belajar dapat terjadi secara imitasi (individu secara sadar meniru
apa yang dilakukan oleh orang lain), identifikasi (sebagai suatu usaha
individu untuk menerima sikap, nilsi, motivasi, dan perilaku orang yang
dihormati atau dicintai).
15
kendali seksual dan agresif adalah penentu kuat mengapa orang
bertindak seperti yang mereka lakukan.
16
pengalaman, kenangan/ingatan-ngatan, dan bahanbahan yang
direpresi. Kebutuhan dan motivasi yang tidak dapat
diakses/dicapaiyaitu, terletak di luar kesadaran-juga berada di luar
daerah kendali/kontrol. Freud juga percaya bahwa sebagian besar
fungsi psikologis terletak di luar wilayahkesadaran. Oleh karena itu,
Tujuan/sasaran terapi psikoanalitik adalah untuk membuat motif tak
sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari
motifmotifnyalah individu bias melaksanakan pilihan. Pemahaman
terhadap peran ketaksadaran (alam bawah sadar) adalah pusat untuk
menangkap esensi dari model tingkah laku psikoanalitik. Meskipun
di luar kesadaran, ketaksadaran mempengaruhi tingkah laku. Proses
tak sadar adalah akar dari segala bentuk gejala dan tingkah laku
neurotik. Dari perspektif ini, "penyembuhan" didasarkan pada
mengungkap makna gejala, penyebab perilaku, dan bahan yang
direpresi yang mengganggu/merintangi fungsi psikologis yang sehat.
Perlu dicatat, bahwa wawasan intelektual saja tidak menyelesaikan
gejala. Kebutuhan klien untuk berpegang teguh pada pola lama
(pengulangan) harus dihadapkan dengan bekerja melalui distorsi
transferensi. Selain itu sebuah modalita yang menjadi bagian dari
teori psikoanalisis yang dapat dikatakan sebagai sumbangan dalam
konseling adalah konsep teori tentang kecamasan atau axiety, prinsip
kateksis dan antikateksis, asosiasi bebas, analisis mimpi, intepretasi,
analisis dan interpretasi antar resistensi (perlawanan), analisis dan
interpretasi dari transferensi, dan mekanisme pertahanan ego.
17
beberapa perluasan karyanya terhadap kerangka acuan psikoanalisis.
Sebagai contoh, secara kontras dengan posisi Freud, ia tidak merasa
bahwa kepribadian dimulai setelah masa kanak-kanak. Seperti yang
kita lihat, ia mempertimbangkan kepribadian agar tetap fleksibel di
sepanjang usia dewasa.
18
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam
psikologi. Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang
sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang
pertama, karena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki
kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek
yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada
pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan
dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga/terakhir adalah
menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam
mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang
yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan
kepribadian didalam sebuah lingkungan. Melalui teorinya Erikson
memberikan sesuatu yang baru dalam mempelajari mengenai
perilaku manusia dan merupakan suatu pemikiran yang sangat maju
guna memahami persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh
manusia pada jaman modern seperti ini. Oleh karena itu, teori
Erikson banyak digunakan untuk menjelaskan kasus atau hasil
penelitian yang terkait dengan tahap perkembangan, baik anak,
dewasa, maupun lansia.
19
3. Pada setiap tahapan konflik antara elemen distonik dan sintonik
menghasilkan kualitas ego dan kekuatan ego, yang erikson sebut
dengan basic strength (kekuatan dasar).
20
struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur
berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap
sebelumnya. Perkembangan yang terjadi melalui tahap-tahap
tersebut disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik,
pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial, dan
ekuilibrasi. (Mery Latifah, 2008). Untuk memahami teori
perkembangan kognitif Piaget, terdapat beberapa kata kunci atau
konsep pokok dari teori perkembangan kognitif Piaget. Berikut
rangkuman kata kunci dari berbagai literatur yang membahas tentang
teori Piaget (Abin Syamsudin Makmun, 2004., Monk & Knoers,
2006., Jarviss,2007., Boeree, 2008., Woolfolk & Nicolich, tt., Sarlito
Wirawan, 2008.,)
1. pola (Schema)
2. asimilasi (assimilation)
3. akomodasi (accomodation)
4. operasi (operation)
21
schema) yang merupakan perilaku tertutup berupa tatanan langkah-
langkah kognitif (operasi) yang berfungsi memahami apa yang
tersirat atau menyimpulkan apa yang direspon.
22
Jika keseimbangan ini terjadi maka individu akan memperoleh
gambaran yang baik tentang dunianya (pemahaman tentang
informasi, objek atau masalah yang dihadapi) atau dalam konteks
teori Piaget disebut dengan istiliah ekuilibrum (equilibrum).
23
formal (usia 11 tahun sampai dewasa) (Abin Syamsudin Makmun,
2004., Monk & Knoers, 2006., Jarviss,2007., Boeree, 2008.,
Woolfolk & Nicolich, tt., Sarlito Wirawan, 2008.).
24
dari fungsi kognitif. Hubungan kognisi dengan proses mental disebut
sebagai aspek kognitif. Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa
ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan
bentukbentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang
dihadapi dan dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan atau lambang yang semuanya merupakan sesuatu yang
bersifat mental. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin
banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, makin kaya
dan luaslah alam pikiran kognitif orang tersebut.
25
sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada
keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.
26
4. Tahapan Operasional Formal (11 tahun hingga dewasa)
1. Natal
27
Masa natal adalah masa dimana manusia memasuki tahap
dalam kandungan sampai 1 bulan. Natal terbagi menjadi 2
tahapan yaitu :
a. gosok-gosok
b. menggengam
c. membengkok
d. meluruskan
e. mengatur sikap
2. Masa bayi
28
g. berdiri dengan berpegangan (9 bulan)
3. Chidhood
a. berjalan kesamping
c. berjalan
a. berjalan
b. mendaki
c. meloncat
29
d. menyepak, dll
5. Masa remaja
30
Menggunakan sepeda roda atau tiga buah benda
tiga Mengambil lebih dari
enam buah benda
Preschool Berjalan dengan tangan Mengancingkan baju
berayun Dapat menggunakan
Berlari dengan seimbang gunting
dan dapat berhenti secara Menggunakan kuas,
tiba-tiba pensil,
Melompat untuk krayon untuk membuat
menjangkau benda ke atas coretan, bentuk,gambar.
atau ke depan
Mengayuh sepeda dengan
cepat
Menangkap dan melempar
bola dengan cepat
31
tidak semata-mata karena alasan logis dan nalar semata tetapi
bagaimana persaaan emosional yang ada dalam hubungan ibu dan
anak memberikan pertimbangan yang besar dalam bentuk
perlakuan atai perilaku yang diwujudkan tersebut.
32
perubahan emosi yang ada pada setiap individu selalu
diikuti pula dengan perubahan fisik serta kematangan yang
ada. Pendapat ini diperkuat dengan apa yang oleh Sunarto
& Hartono (2002) jelaskan bahwa Emosi adalah warna
afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan
fisik. Sunarto & Hartono (2002) menjelaskan beberapa ciri
emosi dalam mempengaruhi bentuk-bentuk perubahan fisik
yang ditandai dengan aktifitas sebagai berikut :
33
b. Melemahkan semangat, apabila timbul perasaan kecewa
karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah
timbulnya perasaan putus asa.
34
yakin terhadap suatu hal hasil karya ilmiah atau mungkin
perasaan gembira dan senang akan mampu mencapai sebuah
kebenaran atau keberasilan setelah menyelesaikan sebuah
persoalan ilmiah.
35
sesuai dengan tuntunan agama dan dilakukan hanya untuk
tuhan.
36
b. Belajar dengan cara meniru
Perbedaan Emosi pada Anak dan Orang Dewasa Emosi anak Emosi orang dewasa
37
2.4.4 Perkembangan Sosial
Yusuf (2009) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial
dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam
bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu
dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum
dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara
keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (2002) menyatakan bahwa
hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang
saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan
terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa
dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan
demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Dari
pendapat diatas dapatlah dimengerti bahwa selama bertambah usia
seseorang maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti
mereka semakin membutuhkan orang lain. Hal ini selaras dengan apa yang
dijelaskan dalam teori yang dikembangkan oleh McClelland tentang
kebutuhan atau motif untuk beraffiliasi (need for affiliation) dengan orang
lain.
38
menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock (2004)
tiga proses dalam perkembabangan sosial adalah sbb:
a. Pembangkangan (Negativisme)
39
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi
sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua
atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah
laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya
pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga
enam tahun. Pemberian label kepada anak seperti pemalah bodoh
atau mungkin komunikasi yang terlaly keras sering berdampak
pada pembangkangan pada anak. Hal ini karenan adanya perasaan
paksaan atau intimidasi yang kuat dari orang dewasa atau orang
lain terhadapa perilaku atau apa yang diharapkan. Oleh sebab itu
orang tua hendaknya mau memahami apa yang dirasakan dan
dipikirkan oleh anak sebagai proses perkembangan anak dari sikap
dependent menuju kearah independent.
b. Agresi (Agression)
c. Berselisih (Bertengkar)
d. Menggoda (Teasing)
40
bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
e. Persaingan (Rivaly)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini
mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada
usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang
dengan baik.
i. Simpati (Sympaty)
41
positif dan apabila yang terjadi sebaliknya makan yang terjadi
adalah bentuk yang negatif.
42
suatu pola tersendiri. Bentuk-bentuk penyesuaian diri dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu penyesuaian normal
dan penyesuaian menyimpang. Penjabarannya adalah sebagai
berikut.
1. Penyesuaian normal
43
f. Utilization of past experience, yaitu mampu memanfaatkan
pengalaman masa lalu untuk mengembangkan kualitas hidup
yang lebih baik.
2. Penyesuaian menyimpang
44
d. Perasaan bersalah (guilty)
45
dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan
perbuatan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam
bertingkah laku. Dalam makna secara kebahasaan perkataan moral sendiri
berasal dari ungkapan bahasa latin yaitu mores yang merupakan bentuk
jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Dengan kata lain
dapat dijelaskan bahwa Perkembangan moral adalah perubahan penalaran,
perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah.
46
Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan
budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik
dan buruk, benar dan salah. Akan tetapi hal ini semata ditafsirkan
dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman,
keuntungan, pertukaran dan kebaikan). Tingkatan ini dapat dibagi
menjadi dua tahap
Pada tahap ini anak tidak lagi tergantung pada aturan yang
ada diluar dirinya, atau yang ditentukan oleh orang lain melainkan
didorong oleh keinginan dan kebutuhannya sendiri.
47
Pada tahap ini anak mulai memasiki umur sebelas tahun
dimana akan memperlihatkan orientasi perubahan yang dapat
dinilai baik dan buruk oleh orang lain. Masyarakat atau orang lain
adalah faktor penentu disini apakah dia melakukan sesuatu
dengan benar atau tidak. Mencoba bersikap baik dan menjadi
anak yang manis adalah hal penting pada saat ini.
Pada stadium atau tahap ini hubungan timbal balik pada diri
dan lingkungan sosial menjadi orientasi utama. Seseorang mencoba
memberikan atau memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan apa
yang menjadi aturan masyarakat dan sebaliknya masyarakat harus
mampu memberikan perlindungan dan rasa aman kepada kita.
48
Menjadi remaja berarti harus mengerti akan nilai-nilai yang
ada dan berkembang di masyarakat. Dalam kehidupan ada unsur
pandangan subjektif yang menjadi norna atau nilai pribadi tetapi
terdapat padangan sosial yang menyatakan sesuatu dikatakan benar
atau salah yang ada terhadap perbuatan kita didalam masyarakat.
Disini menekankan apakah sesuatu dikatakan benar dan salah tidak
hanya berdasarkan etika pribadi tetapi juga pada etika sosial.
49
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif seperti
“bapak makan”
50
Hal ini juga demikian berlaku pada sebaliknya jika seorang
individu gagal atau kurang maksimal dalam penyelesaian tugas
yang ada maka akan dapat mengahambat ketercapaian tugas pada
fase sebelumnya. Yusuf (2009) menjelaskan terdapat 4 tugas
perkembangan bahasa pada indivudu
51
2.5 Tahapan Perkembangan
2.5.1 Periode Pranatal dan Kelahiran
Masa pranatal merupakan periode pertama dalam rentetan
tahap perkembangan seorang manusia. walaupun begitu periode ini
dipahami sebagai periode yang paling singkat dibandingkan masa
periode yang lainnya, sekaligus sebagai periode yang penting
bahkan sangat penting diantara periode yang lain.Walaupun
sebagai periode yang singkat, periode pranatal memiliki beberapa
ciri atau karakteristik yang setiap ciri yang ada memliki pengaruh
dalam perkembangan selama rentang kehidupan (hurlock, 2004:28)
:
1. Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi
perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
52
janin. Tahap germinal atau yang lebih dikenal dengan periode
ovum atau nuthfah, periode ini merupakan awal dari bagaimana
terbentuk manusia. Periode ini berlangsung selama 2 minggu
pertama dari kehidupan. Pada masa inilah terjadinya pembuahan
(fertilization) dalam tubuh atau kandungan seorang ibu.
Pembuahan biasanya terjadi sementara ovum masih berada dalam
tuba fallopi. Lebih dari dua belas sampai tiga puluh enam jam
setelah telur-telur mamasuki tuba. Selama proses senggama
(coitus) spermatozoon disimpang di mulut uterus dan setelah
dibantu dengan kontraksi otot ritmis mulai mencari jalan untuk
masuk ke dalam dan menembus ovum. Saat hal ini terjadi maka
terbentuklah sel baru yang kita kenal dengan zigot. Zigot akan
membelah menjadi bentuk=bentuk sel yang lebih kecil dan dikenal
dengan blastokis.
53
bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga
kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan
sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali
bayi menangis.
54
mengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan selalu curiga
kepada orang lain.
55
2.5.3 Masa Anak-anak Awal
Masa anak-anak telah menjadi masa begitu unik sehingga
sulit untuk kita bayangkan bahwa masa tersebut tidak selalu
dianggab berbeda dengan masa dewasa. Era baru telah mempelajari
anak dimulai dengan munculnya beberapa perkembangan penting
sejak tahun 1800-an. Menurut Montessori (Hurlock,2004) anak
usia 3-6 tahun adalah anak yang sedang berada dalam periode
sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat
perkembangannya. Selain pendapat di atas, Montessori juga
menyatakan bahwa masa sensitif anak pada usia ini mencakup
sensitif terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi
lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan,
sensitif terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap
aspek-aspek sosial kehidupan. Hal ini dapat kita contohkan dengan
bagaimana seorang anak yang sibuk membolak-balik tanah saat
mereka bermain dilapangan atau bagaimana ia selalu
memperhatikan serangga atau hewan yang ia temui saat bermain.
56
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti
duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
57
bertindak sendirian. Sedikit rasa malu dan ragu-ragu, sangat
diperlukan bahkan memiliki fungsi atau kegunaan tersendiri bagi
anak, karena tanpa adanya perasaan ini, anak akan berkembang ke
arah sikap maladaptif yang disebut Erikson sebagai impulsiveness
(terlalu menuruti kata hati), sebaliknya apabila seorang anak selalu
memiliki perasaan malu dan ragu-ragu juga tidak baik, karena akan
membawa anak pada sikap malignansi yang disebut Erikson
compulsiveness. Sifat inilah yang akan membawa anak selalu
menganggap bahwa keberadaan mereka selalu bergantung pada apa
yang mereka lakukan, karena itu segala sesuatunya harus dilakukan
secara sempurna. Apabila tidak dilakukan dengan sempurna maka
mereka tidak dapat menghindari suatu kesalahan yang dapat
menimbulkan adanya rasa malu dan ragu-ragu.
58
Tahap keempat ini dikatakan juga sebagai tahap laten yang
terjadi pada usia sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun.
Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini ialah adalah
dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan
menghindari perasaan rasa rendah diri. Saat anak-anak berada
tingkatan ini area sosialnya bertambah luas dari lingkungan
keluarga merambah sampai ke sekolah, sehingga semua aspek
memiliki peran. Tingkatan ini menunjukkan adanya pengembangan
anak terhadap rencana yang pada awalnya hanya sebuah fantasi
semata, namun berkembang seiring bertambahnya usia bahwa
rencana yang ada harus dapat diwujudkan yaitu untuk dapat
berhasil dalam belajar. Anak pada usia ini dituntut untuk dapat
merasakan bagaimana rasanya berhasil, apakah itu di sekolah atau
ditempat bermain. Melalui tuntutan tersebut anak dapat
mengembangkan suatu sikap rajin. Berbeda kalau anak tidak dapat
meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas),
sehingga anak juga dapat mengembangkan sikap rendah diri. Oleh
sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangatlah penting untuk
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia seperti
ini.
59
dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni
kompetensi.
60
Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda
merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini.
Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai
peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai
tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti
mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke
tengah masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak
hanya berada dalam area keluarga, sekolah namun dengan
masyarakat yang ada dalam lingkungannya.
61
maladaptif ini dengan sebutan “fanatisisme”. Orang yang berada
dalam sifat fanatisisme ini menganggap bahwa pemikiran, cara
maupun jalannyalah yang terbaik. Sebaliknya, jika kekacauan
identitas lebih kuat dibandingkan dengan identitas ego maka
Erikson menyebut malignansi ini dengan sebutan “pengingkaran”.
Orang yang memiliki sifat ini mengingkari keanggotaannya di
dunia orang dewasa atau masyarakat akibatnya mereka akan
mencari identitas di tempat lain yang merupakan bagian dari
kelompok yang menyingkir dari tuntutan sosial yang mengikat
serta mau menerima dan mengakui mereka sebagai bagian dalam
kelompoknya. “Kesetiaan” akan diperoleh sebagi nilai positif yang
dapat dipetik dalam tahap ini, jikalau antara identitas ego dan
kekacauan identitas dapat berlangsung secara seimbang, yang
mana kesetiaan memiliki makna tersendiri yaitu kemampuan hidup
berdasarkan standar yang berlaku di tengah masyarakat terlepas
dari segala kekurangan, kelemahan, dan ketidakkonsistennya.
Ritualisasi yang nampak dalam tahap adolesen ini dapat
menumbuhkan ediologi dan totalisme.
62
menyendiri. Periode diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial
dengan orang lain yang biasanya disebut dengan istilah pacaran
guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan
dengan orang lain. Di mana muatan pemahaman dalam kedekatan
dengan orang lainmengandung arti adanya kerja sama yang terjalin
dengan orang lain. Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki
pengaruh yang berbeda apabila seseorang dalam tahap ini tidak
mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain
secara baik sehingga akan tumbuh sifat merasa terisolasi.
63
kekasih,dan lain-lain. Sedangkan elitisme menunjukkan sikap yang
kurang terbuka dan selalu menaruh curiga terhadap orang lain.
64
2.5.7 Masa Usia Lanjut
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia
senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau
65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya
kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu
telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah
dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi
yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan
atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu
sedikit sekali kemungkinan untukdapat dicapai. Dalam situasi ini
individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih
ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali
mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali
menghantuinya
65
integritas yang mana sikap terhadap datangnya kecemasan akan
terlihat. Kecenderungan terjadinya integritas lebih kuat
dibandingkan dengan kecemasan dapat menyebabkan maladaptif
yang biasa disebut Erikson berandai-andai, sementara mereka tidak
mau menghadapi kesulitan dan kenyataan di masa tua. Sebaliknya,
jika kecenderungan kecemasan lebih kuat dibandingkan dengan
integritas maupun secara malignansi yang disebut dengan sikap
menggerutu. Oleh karena itu, keseimbangan antara integritas dan
kecemasan itulah yang ingin dicapai dalam masa usia senja guna
memperoleh suatu sikap kebijaksanaan.
66
BAB 3
PEMBAHASAN
Usia : 5 tahun
67
3.3 Analisis Studi Kasus
no Aspek Perkembangan Perkembangan anak
68
Anak kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya.
3. Tahapan operasional konkrit
Sudah dapat membentuk operasi-operasi
mental atas pengetahuan yang mereka miliki.
Anak dapat menambah, mengurangi &
mengubah. Operasi ini memungkinkannya
untuk dapat memecahkan masalah secara
logis.
Mengalami kesulitan untuk memecahkan
masalah secara verbal yang sifatnya abstrak.
2. Fisik - Motorik
Masa bayi
anak ini lahir seperti anak normal pada
umumnya dengan 2,7-4 kg ukuran panjang
nya 50 cm .Kemampuan motoriknya pun
berkembang dengan baik, seperti
menggenggam,meluruskan, , mengangkat
membengkok, mengangkat dada, berdiri
sampai mulai berjalan.tetapi ada
keterlambatan pada masa chidhood yaitu
berlari pelan.
Motorik kasar dan halus nya berkembang baik
seperti seperti mengancingkan kancing baju
dan mengisir rambut.
Masa Kanak-kanak
Perkembangan fisiknya berkembang seperti
anak pada umumnya, tinggi badannya yang
bertambah namun tergolong pendek bagi anak
seusianya, yaitu sekitar 87 cm dan berat
badannya sekitar 13-14 kg ,perkembangan
69
motoriknya berjalan dengan lancar, baik
motorik kasarnya seperti, mandi, makan,
berjalan maupun motorik halusnya seperti
mengancingkan kancing baju, menggambar,
dan menyisir rambut.
3. Sosial - Emosi
Masa Bayi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional
sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala
pertama perilaku emosional adalah
keterangsangan umum terhadap stimulasi
yang kuat perkembangannya seperti,
menangis ketika menginginkan sesuatu atau
kesal terhadap sesuatu sebagai bentuk
ekspresi yang bisa ditunjukkan, tertawa ketika
sedang bergurau dengan orang dewasa,
senang terhadap mainan.
.Ekspresi emosional pada bayi diketahui
serupa dengan ekspresi pada orang dewasa.
Umumnya bayi mengungkapkan afeksinya
dengan memeluk, menepuk, dan mencium
barang atau orang yang dicintainya
Sikap Perkembangan emosi anak :
Bila marah berlangsung singkat dan berakhir
tiba-tiba
Telihat lebih hebat
Bersifat sementara
Masa kanak- kanak
Pada masa ini anak menunjukan sikap :
a.Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung
70
atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak
lain.
b..Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi
interest atau keinginannya.
c.Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong
individu untuk menaruh perhatian terhadap
orang lain
4. Bahasa
Perkembangan bahasa
a)Usia -12 bulan, pada tahapan ini anak akan
sudah menunjukan komunikasinya dalam
bentuk simbol-simbol ekspresi seperti
menangis, menjerit dan tertawa, anak sudah
mampu merespons suara, babling (mengulang
konsonan atau vocal), memahami perintah
verbal, serta menunjuk arah. Pada usia 10
bulan Umumnya, jika sudah mulai memasuki
usia 10 bulan, anak seharusnya sudah mulai
mengucapkan kata-kata sederhana seperti
menyebut orang terdekatnya (mama atau
papa),tetapi pada anak ini belum bisa
mengucapkan mama papa , pada umur 12
bulan baru ia bisa mengucapkan mama papa.
b) Usia 1-3 tahun
Pada usia ini, anak sudah mulai menunjukkan
peningkatan bahasa. Jika pada tahun pertama
anak sudah mulai dapat memahami intruksi
dan mengucap satu kata, maka di tahun kedua
dan ketiga, anak sudah mulai mengenal dan
belajar mengucapkan kata-kata sederhana
71
meskipun pengucapannya belum begitu
sempurna. Seperti “patu” (apa itu), “ndak au”
(tidak mau), dan lain sebagainya. Berkembang
normal sesuai dengan usianya.
c) Usia 3-5 tahun
Pada tahapan usia ini, anak sudah mampu
menyusun kata dan menyampaikan
komunikasinya dalam sebuah kalimat seperti
orang dewasa. Ia sudah mampu mengenal kata
kerja dan kata ganti, ia juga sudah dapat
menyampaikan keinginannya dalam bentuk
kalimat seperti “aku ingin makan roti”, “aku
mau bermain”, dan lain sebagainya. Tak
hanya bisa menyampaikan keinginannya, pada
usia ini anak juga sudah mampu melontarkan
pertanyaan, protes, penolakan, ataupun
menyampaikan perasaan.
Masa kanak-kanak
anak mulai mengerti makna kejujuran,
kedisiplinan dan ketaatan. Anak ini terkadang
tidak taat pada perintah orang tua sering
membangkang, perkembangan moral ini juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dia
72
serap.
BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dijelaskan oleh Perkembangan ialah perubahan yang terjadi selama proses
pertumbuhan menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding sebelumnya
sehingga terbentuk organ-organ atau sel-sel yang memiliki fungsi dan
struktur yang berbeda pula. Dengan kata lain perkembangan adalah suatu
gejala perubahan dalam fungsi dari organ-organ yang telah mengalami
pertumbuhan tersebut.
Setiap aspek perkembangan yang ada haruslah dikenali oleh orang tua agar
dapat mengidentifikasi bila terdapat masalah di dalam prosesnya. Selanjutnya
diharapkan orang tua dapat membimbing anak agar dapat mencapai tugas
perkembangannya.
3.2 Saran
Harus edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai perkembangan
anak.
Perlu kesadaran dalam diri setiap orang tua bahwa perkembangan anak
Sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya orang tua.
73
Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
penulisan makalah untuk di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/prinsipperkembanganmenuruthurlock-
101003054739-phpapp01.pdf
74
75