Anda di halaman 1dari 5

KEMANDIRIAN, KUALITAS HIDUP DAN DERAJAT

PARAPLEGIA AKIBAT GEMPA BUMI

Setiawan, Yoga Handita W, Fatma Rufaida


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Abstract: Independence, Quality of Life, Paraplegia degrees. The purpose of


this study was to determine the relationship between various characteristics of
persons with paraplegia with a level of independence, quality of life and incidence
of complications. The results showed that there is a relationship between the
degree of severe paraplegia with a level of independence and degree of severe
paraplegia with quality of life.

Abstrak: Kemandirian, Kualitas Hidup, Derajat Paraplegia. Tujuan penelitian


ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berbagai karakteristik penyandang
paraplegia dengan tingkat kemandirian, kualitas hidup dan insiden komplikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara derajad berat
paraplegia dengan tingkat kemandirian dan derajad berat paraplegia dengan
kualitas hidup.

Kata Kunci: Kemandirian, Kualitas Hidup, Derjat Paraplegia

79
80 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Mei 2012, hlm. 1-132

PENDAHULUAN karakteristik dari para penyandang


Gempa bumi hebat pada 5,9 kelumpuhan ini seperti: umur, jenis
skala Richter yang terjadi pada hari kelamin, tingkat pendidikan, dan
Sabtu tanggal 27 Mei 2006 di daerah letak tempat tinggal mereka.
Yogyakarta dan Klaten ternyata
menyisakan masalah yang METODOLOGI PENELITIAN
berkepanjangan sampai sekarang Jenis penelitian ini adalah
pada korban-korbannya yang analityc observational atau
mengalami cedera pada medulla descriptive study yang ingin
spinalis (spinal cord injury). Mereka memotret keadaan penyandang
mengalami kelumpuhan pada kedua paraplegia saat ini pasca 4 tahun
tungkainya yang memaksa mereka gempa Yogyakarta-Klaten. Hal-hal
hidup dalam berbagai keterbatasan. yang akan diamati meliputi
Sementara berbagai masalah lain karakteristik penyandang paraplegia
yang diakibatkan oleh gempa buni seperti umur, jenis kelamin,
tersebut sekarang ini sudah banyak pendidikan, level cedera dan derajad
yang terselesaikan, baik dalam hal berat kelumpuhan yang akan
rehabilitasi bangunan fisik, roda dikorelasikan dengan kejadian
ekonomi dan trauma psikis, ternyata komplikasi pada saluran kencing,
para korban gempa dengan spinal dekubitus dan saluran pernapasan.
cord injury ini harus menerima Selain itu akan dikorelasikan juga
keadaan mereka yang lumpuh untuk dengan tingkat kemandirian dan
sisa masa hidupnya. Tidak hanya kualitas hidupnya. Penelitian ini
sekedar lumpuh, ternyata berbagai dilaksanakan di Kabupaten Klaten
masalah kesehatan, sosial ekonomi dan Bantul. Definisi operasional
dan psikologi akan terus menyertai variabel yang digunakan dalam
mereka bahkan bisa menjadi lebih penelitian ini adalah tingkat
buruk apabila tidak mendapatkan kemandirian adalah
penanganan yang tepat. Masalah- ketidaktergantungan pasien pada
masalah tersebut berupa kemandirian orang lain dalam melakukan berbagai
korban dalam hidupnya, berbagai aktivitas fungsionalnya seperti
komplikasi yang mungkin akan pemeliharaan kesehatan diri, mandi,
timbul seperti dekubitus atau luka makan, toilet (BAK & BAB),
pada kulit, gangguan fungsi paru dan naik/turun tangga (trap), berpakaian,
infeksi pada saluran kencing dan kontrol BAB, kontrol BAK,
pada akhirnya akan memperburuk ambulasi, dan transfer kursi/bed.
kualitas hidup mereka. Tingkat kemandirian dalam
Untuk mendapatkan penelitian ini akan diukur dengan
penanganan yang tepat perlu adanya menggunakan Indeks Barthel yang
data mengenai tingkat kemandirin, dimodifikasi seperti dalam
kualitas hidup dan komplikasi yang questioner terlampir. Insiden
mereka alami, sehingga dalam komplikasi adalah berbagai penyulit
penelitian deskriptif ini akan yang muncul pada pasien SCI,
mencoba mengumpulkan data-data seperti decubitus, gangguan fungsi
tersebut dan mencoba paru, infeksi salauran kencing.
menghubungkannya dengan berbagai Kualitas hidup adalah kualitas
Setiawan, Kemandirian, Kualitas Hidup Dan Derajat 81

kehidupan pasien SCI yang diukur yang terjadi pada saluran kencing
dari tingkat kepuasan hidup dalam adalah 42,59%, insiden dekubitus
hal: kehidupan secara umum, adalah 92,59% tetapi insiden
aktivitas perawatan diri sehari hari, komplikasi pada saluran pernapasan
aktivitas rekreasi/ kesenangan diri, atau paru-paru adalah 0%.
kebersamaan dengan teman, Sedangkan kualitas hidup memiliki
kebersamaan dengan keluarga, skor rata-rata 28,56 atau berada pada
kehidupan perkawinan, aktivitas level agak memuaskan (rather
seksual yang diukur dengan satisfied).
menggunakan indek kepuasan hidup Hubungan Antar Variabel
dari Viitanen yang ada dalam Berdasarkan uji korelasi
questioner terlampir. Analisis yang Rannk Spearman hanya didapatkan
digunakan pada penelitian ini adalah hubungan yang tidak terlalu kuat
menggunakan Spearman rank (r=0,497 dengan p=0.000) antara
correlation, karena data berbentuk derajad berat paraplegia dengan
ordinal (non parametric (Singgih tingkat kemandirian yang artinya
Santoso, 2000) semakin berat derajad paraplegia
maka semakin menurun pula tingkat
HASIL PENELITIAN kemandirian dalam beraktivitas
fungsional. Sedangkan hubungan
Distribusi Responden yang berikutnya didapatkan pula
Dari 54 responden yang diteliti hubungan yang tidak terlalu kuat
sebagian besar mempunyai jenis derajad berat paraplegia dengan
kelamin laki-laki yaitu sebesar 30 kualitas hidup (r=0,421 dengan
orang (55,6%) dan sisanya wanita p=0,002).Yang artinya semakin berat
sebesar 20 orang (44,4%). Keadaan derajad paraplegia maka semakin
patologi berdasarkan level cedera menurun pula tingkat kualitas hidup.
dan derajad berat cedera medulla Hasil analisis Uji Korelasi Rannk
spinalis responden adalah lumbal Spearman berbagai variabel yang
sebesar 26 orang (48,1%), Thorakal merupakan karakteristik penyandang
bawah sebesar 21 orang (38,9%), kelumpuhan seperti umur, jenis
thorakal lumal dan lumbo sacral kelamin, tempat tinggal, pendidikan
masing-masing sebesar 3 orang dengan tingkat kemandirian dan
(5,6%), dan thorakal atas sebesar 1 kualitas hidup didapatkan hasil yang
orang (1,9%). Derajad Cedera tidak bermakna (tidak ada
Medulla Spinalis berdasarkan kriteria hubungan). Begitu juga tidak ada
Frenkel sebagian besar drajat A yaitu hubungan yang bermakna antara
sebesar 23 orang (42,6%), derajat b derajad berat kelumpuhan dengan
sebesar 14 orang (25,9%), derajat C insiden komplikasi.
sebesar 10 orang (18,5%), derajat D
sebesar 7 orang (13%) dan derajat E PEMBAHASAN
tidak ditemukan (0)%). Tingkat Pembahasan dari penelitian ini
kemandirian dengan skor rata-rata didapatkan bahwa hubungan antara
78,15 atau berada pada level derajad berat kelumpuhan dengan
ketergantungan ringan (mild tingkat kemandirian dan kualitas
dependency), insiden komplikasi hidup. Hal ini secara mudah bisa
82 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Mei 2012, hlm. 1-132

dimengerti bahwa semakin berat berbagai komplikasi baik dari sisi


kelumpuhan akan diikuti semakin kesehatan, psikologis dan
menurun kemampuan dalam ketergantungan sosial ekonomi tidak
beraktivitas fungsional sehari-hari terus terjadi dan semakin memburuk
dan semakin banyak membutuhkan yang pada akhirnya dapat
bantuan dari orang lain. Semakin menyebabkan kualitas hidup para
berat kelumpuhan yang diikuti penyandang kelumpuhan ini akan
semakin tidak mandiri dalam menurun.
beraktivitas fungsional ini akan
berakibat juga pada penurunan
kualitas hidup (Bromley, 1991; DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, 2010).
Bromley, I (1991). Tetraplegia &
Paraplegia Guide for
KESIMPULAN DAN SARAN Physiotherapists (4th ed).
Tingkat kemandirian dengan Edinburgh: Churchill
skor rata-rata 78,15 atau berada pada Livingstone.
level ketergantungan ringan (mild Cohen, H (1999) Neuroscience for
dependency), insiden komplikasi Rehabilitation (2nd ed)
yang terjadi pada saluran kencing Philadelphia: Lippincott
adalah 42,59%, insiden dekubitus Williams & Wilkins
adalah 92,59% tetapi insiden Edwards, S (2000). Neurological
komplikasi pada saluran pernapasan Physiotherapy: A Problem
atau paru-paru adalah 0%. Solving Approach (2 nd ed).
Sedangkan kualitas hidup memiliki New York: Churchill
skor rata-rata 28,56 atau berada pada Livingstone
level agak memuaskan (rather HI. (2006) Handicap International
satisfied). Berdasarkan Uji Korelasi Leaflet: Hidup Dengan
Rank Spearman didapatkan ada Kecacatan karena Cedera
hubungan antara derajad berat pada Sumsum Tulang
kelumpuhan dengan tingkat Belakang
kemandirian dan kualitas hidup Irwan Nugroho, (2010), 4 Tahun
pasien paraplegia korban gempa ini, Pasca Gempa Yogya, 826
walaupun hubungan tersebut tidak Korban Cacat Direhabilitasi,
telalu tinggi (r=0,497 dan r=0,421). detik.com 3 Mei 2010,
diakses 10 Oktober 2010.
Saran dari penelitian ini yaitu Ismoko Widjaya, 2009 Berharap
kegiatan untuk memonitoring Korban Tak Separah Gempa
keadaan dan perkembangan korban Yogya: Gempa Yogyakarta
gempa ini perlu untuk selalu disebut-sebut sebagai
dilakukan. Tindakan untuk bencana alam terbesar kedua
pendampingan dan kegiatan tindak setelah tsunami Aceh
lanjut dari sisi kesehatan, psikologis vivanews.com 1 Oktober
dan sosial ekonomi untuk para 2009, diakses 10 Oktober
korban ini juga harus selalu 2010.
dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar
Setiawan, Kemandirian, Kualitas Hidup Dan Derajat 83

Lindsay, Bone & Callander (1997).


Neurology and Neurosurgery
Illustrated (3rd ed). New
York: Churchill Livingstone
Long, DM (1985) Current Therapy in
Neurological Surgery
Ontario: BC. Decker Inc.
Rothstein, JM (1985) Measurement
in Physical Therapy.
Edinburgh: Churchill
Livingstone
Setiawan (2010) Cedera Medulla
Spinalis, Bahan Kuliah
Jurusan Fisioterapi Poltekkes
Surakarta
Shah, S, Vanclay, F, Cooper, B.
(1989) Improving the
Sensitivity of The barthel
Index for Stroke
rehabilitation. Journal of
Clinical Epidemilogy, 42 (8),
703-709
Singgih Santoso, 2000, Buku Latihan
SPSS Statistik Parametrik,
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Viitanen, M, et al (1988) Life
Satisfaction in Long Term
Survivors After Stroke.
Scandinavian Journal of
rehabilitation Medicine, 20,
17-24.
www.spinalcord.uab.edu (2010)
Spinal Cord Injury
Information Network, diakses
10 Oktober 2010.
www.sinostemcells.com, (2010)
Stem Cell Treatment for Spinal Cord
Injury, diakses 10 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai