Anda di halaman 1dari 13

Nama : Putri Rohanah Nurjehan

Nim : 2006476

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN KHUSUS (25 Oktober 2021)

CATATAN:
1. Batas waktu pengumpulan hasil UTS hari Rabu 27 oktober jam 20.00 melalui PJ dan secara
kolektif dikirim via email nandiwarnandi@upi.edu
2. Jawaban adalah kesimpulan dan hasil pemikiran anda sendiri setelah membaca dari berbagai
sumber referensi
3. Setiap jawaban harus disertai penjelasan yang rasional dan ilmiah serta referensi yang jadi
rujukannya.

SOAL:
1. Pengelolaan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya
didalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
untuk mencapai tujuan pendidikan.
a. Terdapat tiga dimensi penting di dalam konsep pengelolaan pendidikan khusus
jelaskan masing-masing!
b. Adakah perbedaan pengelolaan SLB dengan sekolah umum pada jenjang pendidikan
dasar? Jelaskan jika ada!
c. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan diantaranya ditentukan oleh visi, misi dan
tujuan lembaga, tugas anda buatlah visi, misi dan tujuian dari lembaga!
Jawab

a. Dimensi pertama, dalam manajemen terjadi kegiatan yang dilakukan oleh seorang
pengelola (pemimpin, kepala, komandan, ketua dan lain sebagainya) berasama orang
lain atau kelompok. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya kemampuan dan
keterempilan khusus yang perlu dimiliki pengelola untuk melakukan hubungan
kemanusiaan dengan orang lain dan untuk mempengaruhi orang lain baik melalui
hubungan perorangan maupun melalui hubungan kelompok. Kemampuan dan
keterampilan khusus tersebut dapat terlihat pada interaksi antara pihak yang
memimpin/pengelola dan pihahak yang dipimpin/staf atau bawahan. Hubungan
kemanusiaan ini terjadi apabila pihak yang memimpin dan yang dipimpin itu terdiri
atas kelompok.

Dimensi kedua, menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui
orang lain itu mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dimensi ini member makna bahwa
kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau
disepakati bersapa. Sedangkan dimensi ketiga adalah, bahwa pengelolaan itu dilakukan
dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan organisasi.
Dengan kata lain tujuan organisasi dicapai melalui kegiatan yang dilakuan bersama
orang lain baik perorangan maupun kelompok. Jadi tiga demensi tersebut meliputi
kegiatan melalui dan/atau bersama orang lain – tujuan yang akan dicapai dalam
kehidupan organisasi, memerlukan kehadiran pengelola yang memiliki kemampuan
dan keterampilan tentang hubungan kemanusiaan untuk mempengaruhi orang-orang
lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dimensi ketiga, pengelolaan itu dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan


organisasi dicapai melalui kegiatan yang dilakukan bersam orang lain baik perorangan
maupun kelompok.

b. Dalam pengelolaan pendidikan di SLB dan di sekolah umum dalam jenjang sekolah
dasar terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara SSLB dan sekolah umum dalam
jenjang sekolah dasar terdapat dari lembaga yang berwenang untuk mengelola kedua
sekolah tersebut. SLB dikelola oleh dinas provinsi sedangkan SD umum dikelola oleh
dinas Kabupaten/kota. Selain itu SDLB dalam menagement peserta didik disesuaikan
dengan jenis ketunaan anak, seperti misalnya SDLB A untuk anak tunanetra, SDLB
Buntuk anak tunarungu, SDLB C untuk anak tunagrahita, dan SDLB D untuk anak
tunadaksa.
c. VISI

"Terwujudnya pelayanan Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) agar


mandiri, berkemampuan optimal dan beraklaq mulia"

MISI
1. Meningkatkan budaya beribadah sebagai upaya mewujudkan keimanan peserta
didik.

2. Menanamkan perilaku dan kepribadian yang berbudi luhur melalaui pembiasaan.


Menggali, mengarahkan serta meningkatkan bakat dan minat peserta didik.

3. Memberikan pelayanan pendidikan dan pembelajaran yang optimal bagi anak


berkebutuhan khusus (ABK) sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

4. Memberikan pelatihan dan ketrampilan sebagai bekal hidup mandiri di tengah


masyarakat.

TUJUAN

1. Membentuk peserta didik tumbuh menjadi generasi yang dapat beribadah sesuai
ajaran agama.

2. Membentuk peserta didik dapat hidup di tengah masyarakat tanpa ada perbedaan.

3. Membentuk peserta didik memiliki ketrampilan sesuai bakat dan minatnya serta
dapat diterima masyarakat.

4. Membentuk peserta didik bisa hidup mandiri dan layak di masyarakat.

5. Memahamkan kepada orang tua/wali peserta didik serta masyarakat tentang


kemampuan dan potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus (ABK).

2. Kurikulum merupakan salah satu bagian yang harus dikeleola dengan baik dalam
pendidikan khusus.
a. Jelaskan aspek-aspek apa saja yang termasuk kedalam pengelolaan kurikulum!
b. Kemukakan langkah-langkah pelaksanaan pengelolaan kurikulum (perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan)!
Jawab

a. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja


kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum
atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir
dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti:
politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya
yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi memberikan


tekanan yang sama, kalau tidak dapat dikatakan lebih kuat dibandingkan perbedaan
filosofi, visi, dan teori yang dianut para pengambil keputusan mengenai kurikulum.
Perbedaan filosofi, visi, dan teori para pengambil keputusan seringkali dapat
diselesaikan melalui jenjang otoritas yang dimiliki seseorang walaupun dilakukan
dalam suatu proses deliberasi yang paling demokratis sekali pun. Ketika perbedaan
filosofi, visi, dan teori itu terselesaikan maka proses pengembangan dokumen
kurikulum dapat dilakukan dengan mudah. Tim yang direkrut adalah tim yang
diketahui memiliki filosofi, visi, dan teori yang sejalan atau bahkan mereka yang tidak
memiliki ketiga kualitas itu tetapi ahli dalam masalah konten yang akan dikembangkan
sebagai konten kurikulum.

Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi adalah suatu
realita masyarakat dan bangsa Indonesia. Realita tersebut memang berposisi sebagai
objek periferal dalam proses pengembangan kurikulum nasional. Posisi sebagai objek
ini tidak menguntungkan karena ia seringkali diabaikan oleh para otoritas pengembang
kurikulum. Sayangnya, kedudukannya yang menjadi objek berubah menjadi subjek
dan penentu dalam implementasi kurikulum tetapi tetap tidak dijadikan landasan ketika
guru mengembangkan kurikulum. Padahal keragaman itu berpengaruh langsung
terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum, kemampuan sekolah
dalam menyediakan pengalaman belajar, dan kemampuan siswa dalam berproses
dalam belajar serta mengolah informasi menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan
sebagai hasil belajar. Artinya, keragaman itu menjadi suatu variabel bebas yang
memiliki kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan kurikulum baik sebagai
proses (curriculum as observed, curriculum as experienced, curriculum as
implemented, curriculum as reality) tetapi juga kurikulum sebagai hasil.

Waring (dalam cienurani, 2008) mengemukan posisi keragaman sebagai variabel


bebas memang berada pada tataran sekolah dan masyarakat di mana suatu kurikulum
dikembangkan dan diharapkan menjadi pengubah yang tangguh sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang dapat diperkirakan (perceived needs of a society). Secara
nyata pengaruh tersebut berada pada diri guru yang bertanggungjawab terhadap
pengembangan kurikulum dan pada siswa yang menjalani kurikulum. Dengan
perkataan lain, pengaruh tersebut berada pada tataran yang tak boleh diabaikan sama
sekali di mana studi kurikulum memperlihatkan kerentanan, dan kemungkinan besar
kurikulum berubah atau bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang telah
direncanakan dan diputuskan. Oleh karena itu, keragaman sosial, budaya, ekonomi,
dan aspirasi politik harus menjadi faktor yang diperhitungkan dan dipertimbangkan
dalam sosialisasi kurikulum, dan pelaksanaan kurikulum.

b. a. Tahap Perencanaan.

perencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi penyelenggara pendidikan di


tingkat sekolah. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi. Pada tahap ini, kepala
sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal
kegiatan ekstrakurikuler.

b. Tahap Pelaksanaan.

Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Tahap
pengendalian.

Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.

b) Pemanfaatan hasil evaluasi.


c. Tahap perbaikan

Perbaikan kurikulum yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat


disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.

3. Peserta didikberkebutukan khusus (PDBK) merupakan salah satu aspek yang harus
dikelola dalam pendidikan khusus
a. Jelaskan fungsi dan tujuan pengelolaan peserta didik dalam pendidikan khusus!
b. Kemukakan dan jelaskan unsur apa saja yang termasuk pada pengelolaan peserta
didik!
Jawab
a. Fungsi pengelolaan peserta didik berkebutuhan khusus adalah sebagai wahana atau
sarana peserta didik agar dapat dikelola sebaik mungkin dalam segi individualitas,
sosial, aspirasi, kebutuhan dan potensinya hingga menjadikan pribadi yang terus
berkembang menjadi lebih baik. Fungsi pengelolaan peserta didik berkebutuhan khusus
juga sebagai pembuat keputusan seperti berapa banyak peserta didik yang akan diterima
dan dididik, sebagai perencana akan seperti apa nantinya peserta didik diarahkan dan
dibimbing, sebagai pengawas dan sebagai penilai.
Adapun tujuan pengelolaan peserta didik berkebutuhan khusus adalah mengatur dan
mengelola seluruh kegiatan yang dilakukan peserta didik berkebutuhan khusus agar
berjalan denga naman, lancer, efektif dan efisien serta dapat mencapai kompetensi-
kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Pengelolaan
peserta didik berkebutuhan khusus juga bertujuan agar pembelajaran dapat sesuai
dengan kelainan dan kebutuhan peserta didik hingga dapat mencapai tujuannya dalam
pembelajaran.

b. Unsur yang termasuk pada pengelolaan peserta didik yaitu :


1) Perencanaan, menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah
putus sekolah dan kepindahan. Dalam perencanaan dilakukan analisis kebutuhan
peserta didik, rekruitmen, seleksi, orientasi, penempatan dan pencatatan peserta
didik.
2) Pelaksanaan, berkaitan dengan pembinaan peserta didik melalui layanan-layanan
seperti pembelajaran dan bimbingan konseling. Selain itu peserta didik disediakan
perspustakaan, laboratorium, kamar mandi, dan unit kesehatan siswa.
3) Pelaporan atau evaluasi, Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai
proses dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kurikuler,
maupun ekstrakurikuler.

4. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam pendidikan khusus sama seperti unsur lainnya
yang harus mendapat pengelolaan dengan baik
a. Jelaskan fungsi dan tujuan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pendidikan khusus!
b. Buat perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan di SLB!
Jawab
a. Fungsi pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam pendidikan khusus
secara garis besar adalah
1) perencanaan, lembaga terkait dapat merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidik dan tenaga kependidikan seperti jumlah yang dibutuhkan, kualifikasi yang
diharapkan, kompetensi, pembiayaan atau gaji sampai perencanaan akan bagaimana
proses perekrutan dan pemilihan akan dilaksanakan.
2) pengorganisasian, setelah dilakukan perencanaan terkait pengelolaan pendidik dan
tenaga pendidikan maka haruslah dikelola pelaksanaannya hingga dapat berjalan
dengan efektif dan efisien,
3) pengarahan, pendidik dan tenaga kependidikan diarahkan sebaik mungkin hingga
dapat melakukan tugasnya dengan baik.
4) Pengawasan, pendidik dan tenaga kependidikan diawasi kinerjanya, sehingga bila
mana ada kesalahan atau penyimpangan dapat diperbaiki sedini mungkin.
Adapun tujuan dari pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk
mendayagunakan pendidik dan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal dan dalam kondisi yang menyenangkan.

b. 1) Perencanaan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di SLB dapat dimulai


dengan penyusunan dan pengembangan strategi mengenai sumber daya manusia yang
dibutuhkan oleh sekolah nantinya. Perencanan ini dapat menggunakan model
terintegrasi yang mana bersifat luaas dan memerhatikan segala aspek yang penting
adanya, di antaranya aspek kompetensi meliputi kompetensi kepribadian, sosial,
professional dan pedagogic yang mumpuni, serta aspek lulusan seperti diharuskan
minimal lulusan S1 program studi pendidikan khusus sehingga linear dengan tugas
pokok dan fungsi dari pendidik dan tenaga kependidikan di SLB.
Dalam perencanaannya pula hendaknya dirancang bagaimana proses seleksi atau
pemilihan individu untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian
seberapa besar karakterisiknya sesuai dengan yang dipersyaratkan.
2) Pelaksanan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di SLB, berupa proses
aplikasi terhadap apa yang telah dirancang meliputi seleksi, pembinaan dan
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan. Seleksi yang dilaksanakan
hendaknya menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan, visi dan misi SLB terkait.
Demi mewujudkan kualitas SLB yang lebih baik maka harus ada pembinaan dan
pengembangan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan terkait, seperti diarahkan
untuk mengikuti seminar, workshop, pelatihan, atau pun pendidikan lanjutan dalam
bidang pendidikan khusus sehingga linear dengan kebutuhan yang ada di SLB. Selain
hal-hal tersebut, pengelolaan juga harus memerhatikan bagaimana SDM diberi
penghargaan atau kompensasi, sehingga motivasi dan semangat tetap terjaga.
3) Penilaian pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di SLB berkenaan dengan
evaluasi seberapa besar capaian dengan tujuan yang diharapkan. Seperti misalnya
sebuah SLB mengharapkan pendidik dan tenaga kependidikan dapat memfasilitasi
anak didik berkebutuhan khusus dengan layak maka haruslah ada penilaian yang
objektif terkait keberhasilannya. Penilaian ini dapat dilakukan oleh pihak internal
sekolah seperti kepala sekolah, komite, maupun warga sekolah lain, serta dapat
dilakukan oleh pihak eksternal seperti dinas pendidikan terkait dan orang tua peserta
didik.
5. Sarana dan prasarana kependidikan dalam pendidikan khusus merupakan unsur untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tugas anda Buat contoh langkah-langkah dan pelaksanaan
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan (perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan)!

Jawab

Perencanaan sarana dan prasarana dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses


perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Tujuan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah: 1) untuk menghindari
terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, 2) untuk meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Salah rencana dan penentuan kebutuhan
merupakan kekeliruan dalam menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang
kurang/tidak memandang kebutuhan ke depan, dan kurang cermat dalam menganalisis
kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan , yaitu: 1) dapat membantu dalam menentukan tujuan, 2) meletakkan
dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, 3) menghilangkan
ketidakpastian, dan 4) dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan
pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

Kegiatan pada tahap perencanaan sarana dan prasarana meliputi kegiatan merencanakan
pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan barang. Kegiatan-kegiatan
tersebut harus tercantum dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Secara rinci, tahapan
kegiatan perencaaan sebagai berikut:

1. Menganalisis rapor mutu pada standar sarana dan prasarana


2. Menyusun rencana pemenuhan standar standar sarana dan prasarana yang meliputi
pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan pada Rencana Kerja Sekolah
(RKS)
3. Melaksanakan pemenuhan standar sarana dan prasarana melalui kegiatan pengadaan,
inventarisasi, pemanfaatan, pemeliharaan dan penghapusan
4. Mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan standar sarana dan prasarana

Berikut contoh perencanaan pada pengadaan barang, baik bergerak maupun tidak
bergerak, meliputi:

1. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak.

a. Barang habis pakai.

(1) Menyusun daftar sarana sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana
kegiatan sekolah tiap bulan.
(2) Memperkirakan biaya untuk pengadaan barang tersebut setiap bulan.

(3) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan, tengah
tahunan, dan kemudian menjadi rencana tahunan.

b. Barang tidak habis dipakai.

(1) Menganalisis dan menyusun keperluan sarana dan prasarana sesuai dengan rencana
kegiatan sekolah serta memperhatikan fasilitas yang masih ada dan yang masih dapat
dipakai.

(2) Memperkirakan biaya sarana dan prasarana yang direncanakan dengan


memperhatikan standar yang telah ditentukan.

(3) Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia, urgensi kebutuhan dan
menyusun rencana pengadaan tahunan.

Perencanaan pengadaan barang tidak bergerak.

a. Tanah

(1) Menyusun rencana pengadaan tanah berdasarkan analisis kebutuhan bangunan yang
akan didirikan serta lokasi yang ditentukan berdasarkan pemetaan sekolah/site plan.

(2) Mengadakan survai tentang adanya fasilitas sekolah seperti: jalan, listrik, air, telepon,
transportasi dan sebagainya.

(3) Mengadakan survai harga tanah.

(4) Menyusun rencana anggaran biaya bangunan.

b. Bangunan

(1) Menyusun rencana bangunan yang akan didirikan berdasarkan analisis kebutuhan
secara lengkap dan teliti.

(2) Mengadakan survai terhadap tanah dimana bangunan akan didirikan, luasnya, kondisi,
situasi, status, perizinan dan sebagainya.
(3) Menyusun rencana konstruksi dan arsitektur bangunan sesuai pesanan.

Prosedur Pengadaan Sarana Prasarana

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan
prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan/perencanaan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengadaan merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana
harus mengikuti Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen
sarana dan prasarana pendidikan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan,
baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga
dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa cara pengadaan sarana dan
prasarana, yaitu:

a. Pembelian

Pembelian adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak. Pembelian dilakukan apabila anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi,
bangku, lemari, papan tulis, wirelles, dan sebagainya.

1.Pembuatan Sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana


pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau
pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya
apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain.
Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang
sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau murid.
2.Penerimaan Hibah atau Bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan prasaran
pendidikan dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah
atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.

3.Penyewaan

Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan
jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan
cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa.

Perbaikan atau Rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan
perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang
baik di antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen
yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya
satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.

Pengadaan sarana dan prasarana di sekolah umumnya melalui prosedur berikut:

1. a) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.


2. b) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3. c) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada
pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.
4. d) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang dituju.
5. e) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah
yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut.

Proses pengadaan berbagai jenis sarana prasarana pendidikan, contohnya sebagai berikut:

a) buku: membeli, menerbitkan sendiri, menukar, menerima bantuan/hibah.

b) alat: membeli, membuat sendiri, menerima bantuan/hibah


c) perabot: membeli, membuat sendiri, menerima bantuan/hibah

d) bangunan: membangun baru, membeli bangunan, menyewa bangunan, menerima hibah


bangunan.

e) tanah: membeli, menukar, menerima bantuan/hibah

Anda mungkin juga menyukai