NIM : 2302421040
No Absen : 11
Pendahuluan
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompenen dari pendidikan, mengingat
bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya disekolah dalam rangka
meningkatkan mutunya. Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari program
pendidikan itu dan karena sebagian besar dari tumpukan masalah yang yang dihadapi oleh
peserta didik justru bersumber dari keaneka ragaman tuntutan belajar disekolah. Maka, para
konselor sekolah harus mengenal bidang pendidikan sekolah secara konret.
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diketahui urgensi bimbingan dan konseling
dalam pendidikan yang akan dipaparkan dalam sub bahasan yaitu fungsi pelayanan bimbingan
dalam keseluruhan pendidikan sekolah, tujuan dari bimbingan dalam sekolah, faktor yang
menjadi latar belakang bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan peran serta kedudukan
bimbingan konseling.
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial,
sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya.
Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan
pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua
siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen
& Schemuller, 1969).
Kehadiran konselor di sekolah dapat meringangkan tugas guru (Lundquist dan Chamely
yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu
guru, dalam hal: 1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif
yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru 2. Mengembangkan wawasan guru
bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar 3. Mengembangkan
sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif 4. Mengatasi masalah-masalah
yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan.
Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh
karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.
Pembahasan
Ketiga bidang tersebut saling mengisi satu sama lain serta memberikan kemudahan bagi
pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik. Pendidikan yang hanya menjalankan
program kegiatan pengajaran dan administratif saja tanpa memperhatikan pembinaan siswa
mungkin hanya akan menghasilkan individu yang cakap dan bercita-cita tinggi, tetapi mereka
kurang mampu dalam memhami kemampuan atau potensi dirinya dan tidak sanggup untuk
mewujudkan dirinya secara optimal. Melalui program layanan bimbingan dan konseling yang
baik dan benar, maka setiap siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan setiap potensi
dan kemampuan seoptimal mungkin. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bimbingan dan
konseling dapat mempertemukan individu dengan cita-citanya, dan juga dengan kondisi dan
situasi lingkungan sekitarnya.
Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling akan lebih terasa jika melihat berbagai
kedaan yang terjadi di sekolah. Keadaan-keadaan yang dimaksudkan misalnya adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat berbagai masalah dalam pendidikan yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru.
Misalnya masalah pribadi dan atau social siswa, pemberian layanan konseling.
2. Terjadi perselisihan antara siswa dan guru.
3. Sering ditemukannya masalah-masalah pribadi siswa, sehingga diperlukan seorang ahli
khusus yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Penutup
Atas dasar uraian tersebut di atas, jelaslah bahwa bimbingan dan konseling merupakan
salah bidang kegiatan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan proses pendidikan, yang secara
terintegrasi bersama-sama dengan bidang administrasi dan bidang kurikulum mewujudkan tujuan
pendidikan, yaitu membantu perkembangan peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.
Dalam Permendiknas No. 23/2007 dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta
didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi
kemandirian untuk mewujdukan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya
(capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan (sebagaimana
dimaksud dan dirumuskan dalam Permendiknas No. 23/2006 tentang SKL).
Daftar Pustaka
Lase, Berkat Persada. 2018. “POSISI DAN URGENSI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PRAKTIK PENDIDIKAN”.
Drs. Heru Mugiarso, M. d. (2011). Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.