Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Pendidikan Formal

Nadhifa Aurell Maharani

2008306019

BKI 3A

1. Pendahuluan

Bimbingan Konseling merupakan salah satu dari bagian dari kurikulum yang bermuatan
local dalam bidang pendidikan, hal ini dipersiapakan secara baik dan benar, guna
disiapkan oleh konselor kepada peserta didik. Pelayanan dan bimbingn konseling juga
merupakan usaha untuk membantu para peserta didik untuk mulai beradaptasi untuk
berorientasi dalam rangka pengembangan kehidupan pribadi, social, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karir.

Layanan Bimbingan dan Konseling sangat berpengaruh untuk mengatur dan mengelola
pikologis peserta didik, dalam pandangan pendidikan peserta didik diajarkan oleh
konselor untuk mengatur sikap, sifat, dan emosional diri mereka sendiri, hal ini
diperlukan untuk peserta didik agar dapat merima pemahaman dalam bermasyarakat dan
bersosial dengan cara yang baik dan benar.

Dari penjelasan yang telah terurai diatas, layanan bimbingan dan konseling merupakan
perihal yang sangat penting untuk diterapkan disetiap jenjang pendidikan. Tanpa adanya
penerapan bimbingan dan konseling yang baik maka akan berpengaruh terhadap
perkembangan mental dan psikologis anak karena tidak dibekali dasar pemahaman
tentang berperilaku dan bersikap baik, apabila tidak adanya layanan Bimbingan dan
Konseling pula akan anak tidak mendapat satu tempat untuk berkeluh kesah dan
menyampaikan kendala yang dialami oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang
sedan dilakukan.

2. Pembahasan

Kegiatan bimbingan dan konseling diarahkan kepada hal-hal pokok yang menyangkut
perkembangan individu serta kehidupan mereka sehari-hari, termasuk di dalamnya
permasalahan yang mungkin mereka alami. Fokus utama bimbingan dan konseling adalah
terpenuhinya tugas perkembangan peserta didik. Bicara soal bimbingan dan konseling,
dua hal tersebut adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara peroraangan
maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung.

Dalam usaha meningkatkan pentingnya bimbingan dan konseling dalam satuan

pendidikan formal hal ini mencangkup pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Pada dunia pendidikanlah mental dan psikologi
anak bertumbuh kembang, peranan layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan
pada satuan pendidikan formal, 1 hari 8 jam disekolah sangat berpengaruh dalam
membentuk karakter anak, sebab dari itu urgensi layanan bimbingan dan konseling harus
ditingkatkan.

Menjadi seorang konselor pun sangat berpengaruh bagi peserta didik, tidak jarang banyak
konselor dalam satuan pendidikan formal justru tidak dekat dengan peserta didik, bahkan
ada beberapa konselor yang tidak disukai dengan peserta didik, maka dari itu pendekatan
sangat dibutuhkan agar peserta didik daapat berkeluh kesah dan menceritakan
permasalahan yang sedang dihadapi dengan baik, hal ini melihat keadaan inilah urgensi
layanan bimbingan dan konseling tidak hanya disebabkan peserta didik, hal ini juga
mencangkup seorang konselor dalam menjalin kedekatan dengan peserta didik.

Sekolah Menengah Pertama jadi sudut penting dalam media bimbingan dan konseling,
pada usia 12-15 tahun ini seorang peserta didik berorientasi dari masa kanak-kanak
kemasa remaja, tidak jarang pula hal ini memengaruh mental dan emosional peserta didik,
keinginan rasa tahu meningkat, segala hal dicoba, baik berpengaruh positive maupun
negative. Peran penting bimbingan dan konseling ini diperlukan untuk mendidik dan
mengarahkan peserta didik untuk masuk kejalan yang benar dan tidak terjerumus kejalan
yang salah dan berpengaruh negative di masyarakat. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP harus bercorak lain pula dari bimbingan dan konseling
pada sekolah dasar. Konselor pada tingkat pendidikan SMP ini semakin tegas dibedakan
antara administrasi, bidang pelajaran, dan bidang pembinaan siswa, begitu pula layanan
bimbingan dan konseling pada tingkat pendidikan SMA. Memasuki jenjang SMA
pelayanan bimbingan dan konseling harus lebih intensif dan lebih lengkap dibandingkan
dengan pelayanan bimbingan dan konseling disatuan pendidikan dibawahnya. Pada
jenjang pendidikan SMA ini secara tegas dibedakan antara bidang administrasi sekolah,
bidang pengajaran dan bidang pembinaan siswa. 

3. Penutup/Simpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling jalur formal
sangatlah penting untuk diterapkan, hal ini dimaksudkan untuk  memberikan pelayanan
maksimal bagi peserta didik terutama pelayanan dalam memenuhi kebutuhan psikologis
siswa yakni kebutuhan untuk mengeluhkan segala permasalahan yang ditemukan dalam
proses belajar mengajar, pemahaman tentang cara berinteraksi yang baik, pengembangan
pribadi serta perencanaan masa depan yang baik sehingga peserta didik mampu
menjalankan proses pendidikan sesuai dengan harapan.

Dalam penerapan Bimbingan dan Konseling jalur formal seorang konselor haruslah peka
terhadap semua kebutuhan peserta didik sehingga program-program yang dibuat tepat
sasaran dan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan jenjang usia dan
pendidikan yang sedang berlangsung.

4. Daftar Pustaka
Education Counseling For All. (2016, February 9). Retrieved from BK DI JALUR
PENDIDIKAN FORMAL: http://counselingfa.blogspot.com/2016/09/bk-di-jalur-
pendidikan-formal.html

Surya, H. (2016, October 1). ESENSI PELAYANAN BK PADA JALUR PENDIDIKAN

FORMAL. Retrieved from ESENSI PELAYANAN BK PADA JALUR PENDIDIKAN
FORMAL: http://suryahandayana.blogspot.com/2016/10/pelayanan-bimbingan-dan-
konseling-dalam.html

Nurihsan, Bimbingan dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan, Bandung : PT Refika

Aditama, 2009.

Alip Badrujama, Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Dewa Kentut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Jakarta:
Rineka Cipta.

Ditjen PMPTT Diknas, Bimbingan dan Konseling di sekolah Direktur Tenaga

Kependidikan 2008.