Anda di halaman 1dari 5

Urgensi, Ruang Lingkup, dan Konsep Layanan Konseling

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Konseling

A. Urgensi Bimbingan dan Konseling

Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman
dalam menentukan arah kehidupannya. Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah
perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli,
seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau
penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan
kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang
cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi
teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur
masyarakat dari agraris ke industri.

Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah


mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram
untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan
bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang
perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor


dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru,
dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi
pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan
proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para
konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dibagi dua bahagian yaitu bimbingan
dan konseling di dalam sekolah dan bimbingan dan konseling di luar sekolah.
a. Pelayanan bimbingan dan konseling di dalam sekolah.

Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk


menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam lembaga sekolah terdapat
sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai
kedudukan dan peranan yang khusus. Bidang bidang tersebut di antaranya: Pertama,
bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan
pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. Kedua, bidang
administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan
dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk kegiatan
pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan
pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan, termasuk dalam bidang
ini tanggungjawab konselor sekolah yaitu tanggungjawab konselor kepada siswa, kepada
orangtua, kepada sejawat, kepada sekolah dan masyarakat dan kepada diri sendiri serta
profesi Ketiga, bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individu agar masing-masing
peserta didik dapat ber kembang sesuai dengan bakat, potensi dan minatnya serta tahap
perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan
konseling.

b. Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah

1. Bimbingan dan Konseling Keluarga

Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan


merupakan pangkal kehidupan masyarakat. Di dalam keluargalah setiap warga
masyarakat memulai kehi dupannya dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan
untuk menjadi warga masyarakat. Keluarga adalah salah satu bagian dari hidup klien
yang memberi pengaruh yang sangat besar, bahkan dapat dikatakan paling besar.
Pengaruh keluarga ini bisa positif tetapi juga bisa negatif. Dari sekian banyak kasus
konseling yang dihadapi konselor ternyata bahwa masalah keluarga merupakan faktor
yang paling kuat yang menyebabkan masalah-masalah lain timbul. Lebih jauh, mutu
kehidupan di dalam masyarakat dan mutu masyarakat itu sendiri sebahagian terbesar
ditentukan oleh mutu keluarga yang mendukung kehidupan masyarakat itu. Dalam kaitan
itu keperluan dan kebahagiaan keluarga mutlak memerlukan perhatian bagi segenap
pihak yang berkepentingan dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat. Kehidupan
dan perkembangan mengandung resiko, maka resiko itupun dapat menimpa anggota
keluarga, karena anggota keluarga tidak imun terhadap berbagai permasalahan yang
terjadi.
Palmo, Lowry, Weldon, dan Scioscia (1984) mengidentifikasi perubahan
perubahan yang terjadi yang secara signifikan mempengaruhi struktur dan kondisi
keluarga, yaitu meningkatnya perceraian, pengangkatan anak, emansipasi pria dan
wanita, dan kebebasan hubungan seksual. Secara umum masalah masalah yang banyak
dihadapi oleh keluarga yang tidak dapat mereka atasi dan memerlukan bantuan orang lain
yaitu konselor diantaranya: pertama, peristiwa atau situasi yang membuat stress, kedua,
sumber-sumber kekuatan dalam keluarga, ketiga, cara anggota keluarga memandang
situasi yang terjadi.

2. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas

Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi


dilingkungan sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya. Warga
masyarakat dilingkungan perusahaan, industri, kantor-kantor pemerintah dan swasta,
lembaga-lembaga kerja lainnya, organisasi pemuda dan organisasi kemasyarakatan,
bahkan di lembaga pemasyarakatan, rumah jompo, rumah yatim piatu, rehabilitasi
penyandang cacat atau panti asuhan, rumah sakit dan lain sebagainya, tidak terhindar dari
kemungkinan menghadapi masalah. Oleh karena itu, di sana diperlukan jasa bimbingan
dan konseling.

C. Konsep layanan Bimbingan dan konseling


1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik


mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif
dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan dimaksudkan peserta didik mengenal secara objektif
lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan fisik dan agar menerima berbagai
kondisi lingkungan itu secara positif dan dianamis pula. Pengenalan lingkungan itu
yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan alam.

Jadi, bimbingan berarti suatu seseorang yang memiliki diri, dapat


mengarahkan diri, proses bantuan yang diberikan oleh profesionalitas sebagai guru
agar konseli memiliki suatu pemahaman dimiliki. memiliki kemampuan dalam
memecahkan permasalahan yg dihadapi sehingga memiliki kemampuan dlm
mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yg
dimiliki.

2. Pengertian Konseling

Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari "counseling" yang berasal dari
kata kerja "to counsel" dalam kata lain berarti "to give advice" atau memberikan saran
dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face).
Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan istilah
penyuluhan. Selain itu counseling dalam Indonesia juga berarti interaksi. Konseling
bahasa proses merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun
sebagai teknik.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan – kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.

D. Prinsip Dalam Bimbingan Dan Koseling

Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Adapun prinsip – prinsip dari bimbingan dan konseling, yaitu Prinsip – prinsip umum dan
Prinsip – Prinsip Khusus

E. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dam tujuan
khusus, antara lain:

1. Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu
individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik.
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi
yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar
belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi)
serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa
agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

1. Fungsi pencegahan/Preventif
2. Fungsi pemahaman
3. Fungssi perbaikan
4. Fungsi pememliharaan dan pengembangan
5. Fungsi penyembuhan
6. Fungsi penyaluran
7. Fungsi penyesuaian
8. Fungsi fasilitasi

Anda mungkin juga menyukai