MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di
sekolah semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan
masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah
pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para
para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri
diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek
psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada
peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu
diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana konsep bimbingan dan konseling di SMP/MTs ?
2. Apa saja bidang layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTs ?
3. Bagaimana peran guru
guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
SMP/MTs?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bimbingan dan konseling di SMP/MTs.
2. Untuk mengetahui apa saja bidang layanan bimbingan dan konseling
di SMP/MTs
3. Untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SMP/MTs.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
1
Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal. 94-95
1. Tujuan layanan bimbingan dan konseling
Tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMP terkait
dengan tujuan pendiidkan SMP, oleh karena itu secara umum tujuan
istri), antara orang tua dengan anak, dan antara anak denhan
anak kesemuanya itu sebagai cerminan keutuhan keluarga,
merupakan indicator penting dari oada kualitas lingkungan
rumah atau keluarga.
Keutuhan keluarga meliputi keutuhan dalam
struktur dan interaksi keluarga. Keutuhan dalam struktur
keluarga itu ayah atau ibu atau anak-anak. Apabila tidak
ada ayahnya atau ibunya atau keduanya tidak ada, maka
struktur keluarga sudah tidak utuh lagi. Juga apabila
pencapaian tujuan
4) mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
5) mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya
d. Sistem pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada
pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak
langsung bermanfaat bagi siswa, layanan ini mencakup:
1) Konsultasi dengan guru-guru
2) Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya
masyarakat
3) Partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan
perencanaan dan tujuan
4) Implementasi dan program standarisasi instrumen tes
5) Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan
6) Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam
kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa 2
B. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP
Berdasarkan tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
2
Ngalimun, Bimbingan Konseling di SD/MI Suatu Pendekatan Proses, (Banjarmasin: CV.
3
Muhammad Sibaril Majdi. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling dengan
dengan Motivasi
Belajar Peserta Didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. 2011. Hlm 11 – 17.
http://eprints.walisongo.ac.id/1981/3/53311315_Bab2.pdf diakses pada 17 November 2019 pukul
19.30 WIB
2. Aspek Moral
Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan
tentang baik-buruk, benar-salah, boleh atau tidak boleh dalam melakukan
hormon dan organ-organ seksual. Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa
ini membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan aspekaspek lainnya
seperti seksualitas, emosionalitas, dan aspek-aspek psikososialnya.4
C. Peran Guru dalam Bimbingan dan Konseling
Guru dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik dengan melakukan strategi sebagai berikut:
1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan,
ada lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam
4
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenag
Tenagaa Kependidikan.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Menengah Pertama
(SMP). 2016.
Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung
pelayanan bimbingan dan konseling.
konseling.
2. Penyelenggaraan Layanan Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan
pembelajaran).
a. Di dalam jam pembelajaran:
1) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan
5
Jarkawi. “Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP 25 Banjarmasin”. Jurnal
Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1. 2015, hlm. 5 – 7.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/viewFile/290/308 diakses pada 19 November
2019 pukul 10.30 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan