Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Bimbingan bagi peserta didik di PAUD,SD,SLTP dan SLTA.


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling.
Dosen Pengampu: Ulfa Adila M.pd

Disusun oleh
Rima eva
Ulil ilmi
Reza

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


YAYASAN NURUL ISLAM(YASNI)
INSTITUT AGAMA ISLAM(IAI)BUNGO
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT dan sholawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Atas
segala limpahan rahmad dan karunianya serta pertolongan dan perlindungannya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah bimbingan
dan konseling.
Kami sebagai penyusun makalah sudah semaksimal mungkin kami usahakan
dan dengan dibantu oleh berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunan makalah.
Namun, tidak lepas dari itu semua, kami menyadari semuanya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan baik dari penyusunan,tata Bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada kami membuka selebar lebarnya bagi para
pembaca yang ingin memberikan saran,masukan dan kritik yang membangun dan
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses
perkuliahan,pembelajaran dan memperluas wawasan bagi para pembacanya.

Bungo 3 januari 2021

pemakalah
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Guru bimbingan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
kemungkinan tahapan perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih ter
arah. Sehingga guru bimbingan konseling bertindak sebagai fasilitator
pemberi bantuan dalam jangka waktu yang singkat.
Konteks tugas guru bimbingan dan konseling berada dalam kawasan
yang bertujuan mengembangkan potensi dan untuk mewujudkan kehidupan
yang produktif,sejahtera,dan peduli kemaslahatan umum.
Konseling merupakan suatuproses yang melibatkan hubungan dua arah
antara konselor dengan indifidu yang membutuhkan bimbingan.

B.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan
“counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari
akar kata “guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to
pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).
Sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan Stone dalam Fundamentals
of  Guidance (1981) (Yusuf, 2009). [1]  Konseling adalah proses interaksi antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya
sehingga pada akhirnya konseli mampu membuat keputusan dan/atau menentukan
tujuan dan memilih nilai untuk perilakunya di masa depan.
Definisi tersebut dipertegas dalam Panduan  Pengembangan Diri (Permendiknas
No. 22 Tahun 2006)  yang menyebutkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling  memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang
yang dimiliki.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses berkembang
yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai
kematangan tersebut individu memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman dan wawasan tentang diri dan
lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Bimbingan dan konseling dalam satuan jalur pendidikan formal penting,
mengingat bahwa perkembangan peserta didik pada masing-masing jenjang
pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, misalnya
perkembangan di PAUD/TK/RA akan berpengaruh pada perkembangan
selanjutnya, dimana perkembangan di SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA/SMK, dan PT
sangat ditentukan oleh bagaimana keberhasilan anak melampaui masa sekolahnya
di PAUD/TK/RA.dan seterusnya.

B.        Pembahasan
1.    Bimbingan Konseling di PAUD/TK
BK adalah suatu lembaga disekolah yang bertugas membimbing dan
melayani konseling memecahkan permasalahan seperti mengatasi siswa-siswa
yang mempunyai masalah, BK juga membantu tercapainya segala aspek-
aspek  pertumbuhan dan perkembangan  siswa. Baik aspek akademik, bakat dan
minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru,
menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses
pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan
dan perkembangan siswa yang maksimal.Dari semua itu disinilah perlunya guru
Bimbingan dan Konseling (BK) di PAUD/TK dalam membantu mengidentifikasi
permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan
peserta didik di  PAUD/TK
Lembaga ini bertanggung jawab  terhadap perkembangan fisik, motorik,
kognitif, dan mental spiritual.Agar apa yang dibebankan kepada guru PAUD/TK
dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan
konseling (BK) dilembaga tersebut.
Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan program BK di
sekolah menengah.sama sama memiliki tujuan yang sama yaitu, membantu peserta
didik agar bisa berkembang  sesuai bakat , minat serta kemampuannya secara
optimal serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mingkin akan muncul pada
peserta didik.
a.)    Urgensinya Bimbingan Konseling di PAUD?TK
         Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga
PAUD/TK  tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku
bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya
untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga bertindakan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Tugas
dari Lembga BK disini adalah  mengatasi masalah dan juga mempersiapkan,
mengantar , menjaga tumbuh kembang pada tahap sejak dini yaitu :
1.)    Menjaga Originalitas kebribadian anak
       Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk, sangat fleksibel, dan belum
mengalami peristiwa traumatik yang mengakar dalam hati sanubarinya atau alam
bawah sadarnya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang
dijaga originalitas kepribadiannya akan tumbuh secara alamiah menuju tahap-tahap
perkembangan kepribadian yang lebih baik.
2.)    Membina hubungan yang baik antar Orang Tua dengan Guru di PAUD
Umumnya, orang tua atau orang dewasa yang mengasuh anak didik masih
menjalani komunikasi intens dengan pihak sekolah jika anak yang diasuhnya
masih berada di lingkungan lembaga PAUD. Dalam hal ini, secara tidak disengaja
telah terjadi interaksi yang sangat intens antara anak didik.
3.)    Persiapan mental peserta didik untuk memasuki tingkat dasar lanjut
Di PAUD/TK  mereka diarahkan untuk mempunyai kepribadian yang matang
untuk memasuki sekoilah dasar, mereka juga di tuntut untuk mrmpunyai
kemampuan akademik,berupa membaca, menulis, berhitung dengan baik.adapun
tujuan diberikannya bimbingan dan konseling bagi peserta didik.selain itu,
bimbingan konseling juga membantu guru mengidentifikasi bakat,minat, dan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
4.)    Menjaga Stabilitas perkembangan Fisik-Motorik Peserta didik.
Bimbingan konseling menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik-
motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang sesuai
dengan tumhuh perkembangannya secara normal dan seimbang
5.)    Memelihara Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik. Peran bimbingan
dan konseling dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan
kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional.
6.)    Memelihara Stabilitas perkembanhgan bahasa  Peranan BK dalam perkembangan
bahasa adalah mendikteksi keterlambatan berbicara anak. Normalnya anak-
anak mempunyai keterampilan berbahasa dasar sebelum masuk sekolah.
7.)    Menjaga Stabilitas perkembangan sosial emosional
Perkembangan sosil emosonal terdiri dari dua kata, yakni perkembangan
sosial  dan perkembangan emosional.perkembangan sosial berkaitan dengan
peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua,
saudara, teman bermain, hingga masyarakat luas,Peran BK dalam perkembangan
sosial emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan
memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan
emosinya.

b.)    Masalah-masalah  peserta didik  di PAUD/TK


Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik Peserta didik dikatakan
bermasalah jika mereka mengalami ketidak sesuaian antara harapan dengan
kenyataan yang diinginkannya, tidak terpenuhinya kebutuhannya serta merasa ada
sesuatu hal yang tidak mengenakan pada dirinya.  Jenis-jenis maslah pada
PAUD /TK
1.)    Pola pikir anak (aspek kognitif). Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, yaitu :
a.)       Berpikir Irasional
b.)       Pikiran negative
c.)       Tidak mau belajar.
d.)      Malas masuk sekolah.
e.)       Sulit menghapal kata dan nama benda.
f.)        Tidak memperhatikan pelajaran
g.)       Terlambat berpikir
h.)       Pelupa
i.)         Rasa ingin tahunya rendah  Suka menyalahkan orang lain dan menganggap
dirinya paling benar.
2.)    Masalah fisik motoric
a.)       Tanganya kidal
b.)       Berjalan pincangButa,tuli,dan bisu
c.)       Terlalu gemuk
d.)      Berambut keriting
3.)    Sosio emosional
a)         Pendiam, pemalu, minder
b)         Egois
c)         Menolak realitas ( suka membuat kegaduan)
d)        Bersikap kaku
e)         Sulit berteman, membenci guru tertentu

c.)    Model –Model Pendekatan Bimbingan Konseling di tingkat PAUD/TK.


Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan bimbingan.
Menurut Muro & Kottman (1995).[2] ada empat pendekatan yang dapat
dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan krisis,
remedial, preventif dan perkembangan.
1.) Dalam pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bilamana ditemukan
adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera ditanggulangi, dan guru atau
pembimbing bertindak membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk
menyelesaikannya. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-
teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis tersebut. Contoh : seorang anak
menangis ketika anak bermain di luar kelas karena tangannya berdarah dilempar
batu oleh teman sebayanya. Guru atau pembimbing yang menggunakan
pendekatan krisis akan meminta anak untuk membicarakan penyelesaian
masalahnya dengan teman yang telah melukainya.
2.) Dalam pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan memfokuskan
bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan terhadap kelemahan-
kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini adalah
untuk menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi. Berbagai
strategi dapat digunakan untuk membantu anak, seperti mengajarkan kepada anak
keterampilan belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang belum dimiliki
anak sebelumnya.
3.) Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak dan mencegah terjadinya
masalah tersebut. Masalah-masalah pada anak taman kanak-kanak dapat
berupa  perkelahian, pencurian, merusak, menyerang dan sebagainya. Pendekatan
preventif didasarkan pemikiran bahwa jika guru atau pembimbing dapat membantu
anak untuk menyadari bahaya dari berbagai aktivitas itu. Pendekatan preventif ini
dapat dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada anak tentang akibat
dari suatu tindakan tertentu.
4.) Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan
proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan
perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan di taman kanak-
kanak/PAUD muncul dari karakteristik dan permasalahan perkembangan anak
didik, baik permasalahan yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik,
kognitif, sosial, emosi, maupun bahasa.
2.    Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
a.)    Urgensinya Bimbingan konseling di tingkat  SD  
Bimbingan  merupakan  suatu bentuk  bantuan yang diberikan  kepada individu
agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu
siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self
acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self
realization). Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD  jika dikaji  secara
mendalam, Setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya
bimbingan, yakni  tinjauan secara umum (aspek pedagogis), sosiokultural, dan
aspek psikologis.
1.) Latar Belakang Pedagogis.
a.) bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian
secara optimal bagi  setiap anak didik. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b.) Secara umum, perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan
pendidikan  nasional, yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
2.) Latar Belakang Sosio-Kultural.
 a.) Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam
masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi
dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis
dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah
hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya
3.) Latar Latar belakang psikologis
a.)  Masalah perkembangan individu;
  Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik dari dalam yaitu pembawaan dan kematangan, dan faktor luar,
yaitu  pendidikan dan  lingkungan.
b.)  Masalah perbedaan individual.  
  Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor
pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan
individu.
c.)  Masalah kebutuhan  individu;
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah
laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya secara
psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
d.)  Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku    
Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama
bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya
sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi
lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik           
 e.)  Masalah belajar.
Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan
melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola pola respons
yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara
efisien. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang
baik agar perbuatan belajar berhasil.

b.)    Masalah-masalah bimbingan konseling di SD Jenis-jenis masalah yang


dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno,(1997) [3] menyusun
serangkaian masalah murid di sekolah dasar. Masalah itu diklarifikasikan atas:
1)        masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2)        masalah keluarga 
3)     masalah-masalah psikologis.
4)        masalah-masalah social.
5)        masalah kesulitan dalam belajar.
6)        masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
c.)      Model-Model Pendekatan BK pada SD
Myrick yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1992)
[4] mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam
bimbingan, yaitu :
1.) Pendekatan krisis, dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu
munculnya  suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi
krisis itu.
2.) Pendekatan Remedial, di dalam pendekatan remedial guru akan memfokuskan
bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang nampak.
3.) Pendekatan Preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik
dan   mencegah terjadinya masalah itu.
4.) Pendekatan Perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini
beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang
dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.
3.        Bimbingan Konseling  di SMP
a.)    Urgensinya BK di SMP
1.) Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa
pendidikan menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.
2.) Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan psikologis, seperti mendapat
kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri,
memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh teman sebaya, merasa
aman dengan perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan pokok pada masa ini
adalah menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki fase pueral (masa
pubertas), yaitu mengalami segala gejala kematangan seksual yang biasanya sering
disertai dengan aneka gejala sekunder seperti berkurangnya semangat untuk
bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan
penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.
b.)    Masalah-masalah dihadapi BK  di SMP
1.)    Masalah yang dihadapi dalam belajar
a.)  Faktor keluarga
b.)  Faktor lingkungan
c.)  Lingkungan pergaulan remaja
2.)    Perkembangan  fisik dan  psikis remaja
a.)    Perkembangan fisik, Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung
secara fisik dan merupakan gejala primer dalam pertumbuahn remaja. Berkaitan
dengan perkembangan fisik anak remaja, yang terpenting adalah aspek seksualitas.
Aspek seksualitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.)    Perubahan Seks Primer. Yang dimaksud dengan perubahan seks primer adalah
perubahan fisik yang berhubungan langsung dengan alat-alat (organ) reproduksi.
Dalam perkembangannya remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ
testis yaitu pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan
organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria mengalami pulosio (mimpi
basah), keluar sperma. Sementara pada remaja putri terjadi pertumbuhan pesat
pada ovarium (kandung telur) yang memproduksi sel telur (ovum) dan hormon
untuk kehamilan. Akibatnya terjadi siklus “menarche”(menstruasi pertama)
2.)    Perkembangan Seks Sekunder, Perubahan seks sekunder adalah perubahan
tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan alat reproduksi.
Karakteristik seks sekunder pada remaja pria adalah perubahan bentuk tubuh yang
lebih jantan seperti bertambah lebarnya bagian bahu. Suara lebih besar, tumbuh
rambut pada daerah kelamin, kaki, ketiak, kumis dan jenggot. Karakteristik
perubahan fisik seks sekunder remaja putri berupa bertambahnya jaringan ikat
dibawah kulit yang berupa lemak terutama pada dada, pantat, paha dan lengan atas.
hal ini akan membentuk tubuh remaja putri menjadi lebih wanita (feminim).

c.)    Model-Model Pendekatan  Bimbingan Konseling di SMP


1.)    Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh
konseli.
2.)    Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-
kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis
3.)    Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami
oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang
mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar
jangan sampai terjadi
4.)    Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik,
pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.
4.        Bimbingan Konseling di SMA
a.)    Urgensinya.Tujuan pendidikan menengah atas acap kali dibiaskan oleh
pandangan umum demi mutu keberhasilan akademis seperti persentase kelulusan,
tingginya nilai Ujian Nasional, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi
negeri. Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum
menekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengah umum / SMU) untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik
(sekolah menengah kejuruan / SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja.
Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot
dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan
pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian
siswa ( cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan banyak
adanya tindakan di kalangan pelajar ddengan adanaya tawuran antar pelajar, dan
tindakan yang tergolong kriminal lain. Dengan demikian tugas konselor lembaga
bimbingan konseling peran yang sebenarnya dan paling potensial
menggarap,  pemeliharaan kepribadian dan pengasahan nilai-nilai kehidupan siswa
tsb.

b.)    Masalah-masalah BK di SMA
Pada masa SLTA, antara 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan adalah
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami
konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis
masalah yang dialami murid sekolah bisa bermacam-macam. Masalah-masalah itu
diklarifikasikan atas:
1.)          Permasalahan dalam belajar
a.)    Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.)    Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau
lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
c.)    Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus.
d.)   Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.)    Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang
perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru,
tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
2.)          Permaslahan phisik dan phiskis
a)    Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai
remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa.
b)   Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan  psikhis
meliputi Perkembangan Intelegensia, Perkembangan Emosi
(Emosionalitas),Perkembangan Moral, sosial dan kepribadian.
c.)    Model-Model Pendekatan BK di SMA
1.)    Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh
konseli
2.)      Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-
kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.
3.)      Pendekatan preventif, yaitu  pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami
oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang
mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar
jangan sampai terjadi.
4.)      Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik,
pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya

C.    Kesimpulan
Perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah berlatarbelakangkan tiga
aspek. Pertama adalah aspek lingkungan, khususnya lingkungan. sosial kultural,
yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi individu siswa
sebagai subjek didik, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebagai akibat dari
lingkungan pengaruh sosial-kultural ini, maka individu memerlukan adanya
bantuan dalam perkembangannya, dan sekolahpun memerlukan pendekatan
khusus. Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan bimbingan dan
konseling.
Aspek yang kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian subjek didik.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara tuntas baik
dalam proses kegiatannya maupun tindak dan para pelaksana nya yaitu guru
sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlu kan adanya layanan
bimbingan dan konseling.
Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi
yang unik, dinamik dan berkembang, memerlukan pendekatan dan bantuan yang
khusus melalui layanan bimbingan dan konseling.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan (sosial  kultural),
pendidikan, dan siswa (psikologis) merupakan latar belakang perlunya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.

Daftar Pustaka
Erman Amti, Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Depdikbud.
Kartadinata, Sunaryo.   l992. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan
Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan, IKIP Bandung,
Laporan Penelitian
Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling In The
Elementary and Middle School : A Practical Approaches. USA : Wm. C Brown
Communication, Inc.
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD Kurikulum 2004.
Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.       
Winkel, W. S,.2007  Bimbingan Dan Konseling Di Institusi
Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.        
Yusuf, Syamsu. 2004.  Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai