Disusun oleh
Rima eva
Ulil ilmi
Reza
pemakalah
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Guru bimbingan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
kemungkinan tahapan perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih ter
arah. Sehingga guru bimbingan konseling bertindak sebagai fasilitator
pemberi bantuan dalam jangka waktu yang singkat.
Konteks tugas guru bimbingan dan konseling berada dalam kawasan
yang bertujuan mengembangkan potensi dan untuk mewujudkan kehidupan
yang produktif,sejahtera,dan peduli kemaslahatan umum.
Konseling merupakan suatuproses yang melibatkan hubungan dua arah
antara konselor dengan indifidu yang membutuhkan bimbingan.
B.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan
“counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari
akar kata “guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to
pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).
Sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan Stone dalam Fundamentals
of Guidance (1981) (Yusuf, 2009). [1] Konseling adalah proses interaksi antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya
sehingga pada akhirnya konseli mampu membuat keputusan dan/atau menentukan
tujuan dan memilih nilai untuk perilakunya di masa depan.
Definisi tersebut dipertegas dalam Panduan Pengembangan Diri (Permendiknas
No. 22 Tahun 2006) yang menyebutkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang
yang dimiliki.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses berkembang
yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai
kematangan tersebut individu memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman dan wawasan tentang diri dan
lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Bimbingan dan konseling dalam satuan jalur pendidikan formal penting,
mengingat bahwa perkembangan peserta didik pada masing-masing jenjang
pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, misalnya
perkembangan di PAUD/TK/RA akan berpengaruh pada perkembangan
selanjutnya, dimana perkembangan di SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA/SMK, dan PT
sangat ditentukan oleh bagaimana keberhasilan anak melampaui masa sekolahnya
di PAUD/TK/RA.dan seterusnya.
B. Pembahasan
1. Bimbingan Konseling di PAUD/TK
BK adalah suatu lembaga disekolah yang bertugas membimbing dan
melayani konseling memecahkan permasalahan seperti mengatasi siswa-siswa
yang mempunyai masalah, BK juga membantu tercapainya segala aspek-
aspek pertumbuhan dan perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan
minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru,
menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses
pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan
dan perkembangan siswa yang maksimal.Dari semua itu disinilah perlunya guru
Bimbingan dan Konseling (BK) di PAUD/TK dalam membantu mengidentifikasi
permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan
peserta didik di PAUD/TK
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap perkembangan fisik, motorik,
kognitif, dan mental spiritual.Agar apa yang dibebankan kepada guru PAUD/TK
dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan
konseling (BK) dilembaga tersebut.
Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan program BK di
sekolah menengah.sama sama memiliki tujuan yang sama yaitu, membantu peserta
didik agar bisa berkembang sesuai bakat , minat serta kemampuannya secara
optimal serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mingkin akan muncul pada
peserta didik.
a.) Urgensinya Bimbingan Konseling di PAUD?TK
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga
PAUD/TK tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku
bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya
untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga bertindakan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Tugas
dari Lembga BK disini adalah mengatasi masalah dan juga mempersiapkan,
mengantar , menjaga tumbuh kembang pada tahap sejak dini yaitu :
1.) Menjaga Originalitas kebribadian anak
Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk, sangat fleksibel, dan belum
mengalami peristiwa traumatik yang mengakar dalam hati sanubarinya atau alam
bawah sadarnya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang
dijaga originalitas kepribadiannya akan tumbuh secara alamiah menuju tahap-tahap
perkembangan kepribadian yang lebih baik.
2.) Membina hubungan yang baik antar Orang Tua dengan Guru di PAUD
Umumnya, orang tua atau orang dewasa yang mengasuh anak didik masih
menjalani komunikasi intens dengan pihak sekolah jika anak yang diasuhnya
masih berada di lingkungan lembaga PAUD. Dalam hal ini, secara tidak disengaja
telah terjadi interaksi yang sangat intens antara anak didik.
3.) Persiapan mental peserta didik untuk memasuki tingkat dasar lanjut
Di PAUD/TK mereka diarahkan untuk mempunyai kepribadian yang matang
untuk memasuki sekoilah dasar, mereka juga di tuntut untuk mrmpunyai
kemampuan akademik,berupa membaca, menulis, berhitung dengan baik.adapun
tujuan diberikannya bimbingan dan konseling bagi peserta didik.selain itu,
bimbingan konseling juga membantu guru mengidentifikasi bakat,minat, dan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
4.) Menjaga Stabilitas perkembangan Fisik-Motorik Peserta didik.
Bimbingan konseling menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik-
motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang sesuai
dengan tumhuh perkembangannya secara normal dan seimbang
5.) Memelihara Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik. Peran bimbingan
dan konseling dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan
kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional.
6.) Memelihara Stabilitas perkembanhgan bahasa Peranan BK dalam perkembangan
bahasa adalah mendikteksi keterlambatan berbicara anak. Normalnya anak-
anak mempunyai keterampilan berbahasa dasar sebelum masuk sekolah.
7.) Menjaga Stabilitas perkembangan sosial emosional
Perkembangan sosil emosonal terdiri dari dua kata, yakni perkembangan
sosial dan perkembangan emosional.perkembangan sosial berkaitan dengan
peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua,
saudara, teman bermain, hingga masyarakat luas,Peran BK dalam perkembangan
sosial emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan
memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan
emosinya.
b.) Masalah-masalah BK di SMA
Pada masa SLTA, antara 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan adalah
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami
konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis
masalah yang dialami murid sekolah bisa bermacam-macam. Masalah-masalah itu
diklarifikasikan atas:
1.) Permasalahan dalam belajar
a.) Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.) Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau
lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
c.) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus.
d.) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang
perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru,
tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
2.) Permaslahan phisik dan phiskis
a) Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai
remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa.
b) Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan psikhis
meliputi Perkembangan Intelegensia, Perkembangan Emosi
(Emosionalitas),Perkembangan Moral, sosial dan kepribadian.
c.) Model-Model Pendekatan BK di SMA
1.) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh
konseli
2.) Pendekatan remedial yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-
kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.
3.) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami
oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang
mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar
jangan sampai terjadi.
4.) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik,
pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya
C. Kesimpulan
Perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah berlatarbelakangkan tiga
aspek. Pertama adalah aspek lingkungan, khususnya lingkungan. sosial kultural,
yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi individu siswa
sebagai subjek didik, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebagai akibat dari
lingkungan pengaruh sosial-kultural ini, maka individu memerlukan adanya
bantuan dalam perkembangannya, dan sekolahpun memerlukan pendekatan
khusus. Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan bimbingan dan
konseling.
Aspek yang kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian subjek didik.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara tuntas baik
dalam proses kegiatannya maupun tindak dan para pelaksana nya yaitu guru
sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlu kan adanya layanan
bimbingan dan konseling.
Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi
yang unik, dinamik dan berkembang, memerlukan pendekatan dan bantuan yang
khusus melalui layanan bimbingan dan konseling.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan (sosial kultural),
pendidikan, dan siswa (psikologis) merupakan latar belakang perlunya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Daftar Pustaka
Erman Amti, Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Depdikbud.
Kartadinata, Sunaryo. l992. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan
Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan, IKIP Bandung,
Laporan Penelitian
Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling In The
Elementary and Middle School : A Practical Approaches. USA : Wm. C Brown
Communication, Inc.
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD Kurikulum 2004.
Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.
Winkel, W. S,.2007 Bimbingan Dan Konseling Di Institusi
Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :
Rosdakarya.