Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Universitas Jember
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya
ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Bimbingan Anak Usia
Dini Ibu Dr. Nanik Yuliati, M.Pd. yang telah membimbing saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata
Kuliah Bimbingan Anak Usia Dini yang berjudul “Pentingnya Mata Kuliah
Bimbingan AUD bagi Mahasiswa Prodi PG-PAUD”.
Semoga makalah ini dapat memberikan guna dan manfaatnya kepada kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1..................................................................................................... Kesimpulan
....................................................................................................................14
3.2................................................................................................................Saran
....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana peran pentingnya mata kuliah bimbingan Anak Usia dini
terhadap mahasiswa PG-PAUD?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Adanya Bimbingan Konseling AUD
Menurut Geldard, K dalam Iswantiningtyas (2017:393) tujuan dilakukan
konseling untuk anak-anak yaitu:
1. Memungkinkan anak memperoleh tingkat keharmonisan pikiran, emosi,
dan tingkah laku,
2. Tujuan Orang tua.Orang tua bertujuan membawa anaknya untuk
mendapatkan terapi,
3. Tujuan yang dirumuskan konselor. Konselor sebagai dampak dari
hipotesis yang dimiliki konselor, tentang mengapa anak berperilaku
dengan cara tertentu,
4. Tujuan anak. Tujuan ini muncul selama sesi terapi dan secara efektif
merupakan tujuan yang di inginkan anak, meskipun anak biasanya tidak
mampu mengucapkannya. Tujuan dasar biasanya diperoleh dengan
mendahulukan tujuan anak, sementara kita menjalankan tujuan orang tua
dan konselor pada saat yang bersamaan.
4
7. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta
perkembangan anak,
8. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya
menciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan
terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalah pahaman,
9. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua
diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan
memberikan bantuan kepada anaknya di rumah,
10. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki guru/pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilamana
masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti maka guru pembimbing harus
mengkonsultasikan kepada sekolah dan tenaga ahli,
11. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.
5
2.5 Pentingnya Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Bagi Mahasiswa
PG PAUD
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa yang mempunyai
masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek perkembangan
siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman,
penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya,
tentunya akan lebih baik jika diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek
perkembangan siswa yang maksimal. Dari semua itu disinilah perlunya guru
Bimbingan dan Konseling (BK) di PAUD dalam membantu mengidentifikasi
permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek
perkembangan peserta didik di PAUD.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan
fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual.Agar apa yang dibebankan kepada
guru PAUD dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan
bimbingan dan konseling (BK) dilembaga tersebut. Program BK ini sebenarnya
sama pentingnya dengan program BK di sekolah menengah.sama sama memiliki
tujuan yang sama yaitu, membantu peserta didik agar bisa berkembang sesuai
bakat , minat serta kemampuannya secara optimal serta dapat mencegah terjadinya
masalah yang mingkin akan muncul pada peserta didik.
Adanya bimbingan dan konseling di PAUD bukan berarti sekedar ikut-
iktan saja. Keberadaan bimbingan konseling dilingkungan PAUD juga
dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik ketika
dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya diwaktu kecil. Hal ini menunjukan
bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal tindakan pencegahan
terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD
tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah,
melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk
mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
6
1. Menjaga Originalitas kebribadian anak
Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk, sangat fleksibel, dan
belum mengalami peristiwa traumatik yang mengakar dalam hati sanubarinya atau
alam bawah sadarnya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa
anak yang dijaga originalitas kepribadiannya akan tumbuh secara alamiah menuju
tahap-tahap perkembangan kepribadian yang lebih baik. Semua ini dilakukan oleh
anak yang bersangkutan dengan tanpa beban dan tanpa tekanan mental dari pihak
manapun, sehingga nuansa kebebasan yang diperolehnya semakin mempercepat
pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Membina hubungan yang baik antar Orang Tua dengan Guru di PAUD
Umumnya, orang tua atau orang dewasa yang mengasuh anak didik masih
menjalani komunikasi intens dengan pihak sekolah jika anak yang diasuhnya
masih berada di lingkungan lembaga PAUD. Dalam hal ini, secara tidak disengaja
telah terjadi interaksi yang sangat intens antara anak didik, guru dan orang tua.
Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan tumbuh kembangnya anak
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah sehingga anak didik akan terjauh dari
gangguan mental dan perilaku bermasalah dan mempercepat pertumbuhannya.
3. Persiapan mental peserta didik untuk memasuki PAUD
PAUD selain mempunyai kepribadian yang matang untuk memasuki
sekoilah dasar, mereka juga di tuntut untuk mrmpunyai kemampuan
akademik,berupa membaca, menulis, berhitung denganbaik.adapun tujuan
diberikannya bimbingan dan konseling bagi peserta didik.selain itu, bimbingan
konseling juga membantu guru mengidentifikasi bakat,minat, dan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
4. Stabilitas perkembangan Fisik-Motorik Peserta didik
Bimbingan konseling menjaga stabilitas serta keseimbangan
perkembangan peserta fisik-motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh
kembang sesuai dengan tugas perkembangannya secara normal dan seimbang.
7
Dengan demikian bimbingan dan konseling pada aspek fisik-motorik harus dapat
menekankan pada keseimbangan antara perkembangan motorik kasar dan motorik
halus.
a. Motorik kasar
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh.
Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki rangkaian
tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan
dikuasai dulu sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Tidak semua
bayi akan menguasai suatu keterampilan di usia yang sama, karena
perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak
disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain.
Perkembangan keterampilan tidak ada pengaruhnya langsung dengan
kecerdasan. Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada
anak sesuai dengan pertumbuhan usianya :
8
Ø ANAK USIA 5 TAHUN
9
hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil. Berikut
perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya :
a. Melipat
b. menggunting sesuai pola
c. menyusun mainan konstruksi bangunan
d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis
e. meniru tulisan.
10
6. Stabilitas perkembanhgan bahasa
Peranan BK dalam perkembangan bahasa adalah mendikteksi
keterlambatan berbicara anak.Normalnya anak-anak mengembangkan
keterampilan-keterampilan berbahasa dasar sebelum masuk sekolah.
Perkembangan bahasa meliputi dua-duanya, komunikasi lisan dan tertulis.
Kemampuan-kemampuan verbal berkembang amat dini, dan menjelang usia 3
tahun, peserta didik-peserta didik sudah menjadi yang terampil.
sekitar usia 1 tahun, anak-anak mengucapkan ungkapan-ungkapan satu-
kata seperti “da-da” dan “mama”. Kata-kata ini secara khusus menyatakan objek-
objek dan kejadian-kejadian yang penting bagi peserta didik tersebut. Menjelang
waktu mereka mulai sekolah, anak-anak telah menguasai hampir seluruh aturan-
aturan tatabahasa, dan perbendaharaan kata mereka terdiri dari ribuan kata-kata.
· Membaca
anak-anak kecil sering telah belajar konsep bahwa tulisan huruf cetak disusun
dari kiri ke kanan, spasi antar kata-kata mempunyai maksud, dan buku dibaca dari
muka ke belakang, banyak anak-anak masa usia dini dapat “membaca” buku dari
awal sampai akhir dengan menginterpretasikan gambar-gambar ada tiap halaman.
11
Mereka memahami alur cerita dan sering dapat meramal yang akan terjadi
selanjutnya p ada cerita yang sederhana.
· Menulis
Kebanyakan anak-anak mulai memahami dasar-dasar menulis selama masa awal.
Anak-anak seusia 3 tahun mengenali perbedaan antara tulisan dan lukisan. Mereka
secara bertahap mulai membedakan karakteristik tulisan yang khusus, misalnya
apakah garis-garis itu lurus atau lengkung, terbuka atau tertutup, diagonal,
horizontal, atau vertikal, dan bagaimana orientasi garis-garis itu. Namun p ada
saat duduk di bangku sekolah dasar, banyak peserta didik yang terus menerus
bingung membedakan huruf-huruf seperti b dan d serta p dan q sampai mereka
mey adari bahwa orientasi huruf-huruf itu merupakan karakteristik yang penting .
12
Pada saat anak-anak sebaya mengalami perselisihan di antara mereka sendiri,
mereka harus membuat konsesi dan harus bergotong-royong dalam memecahkan
masalah itu jika permainan itu hendak dilanjutkan; tidak seperti pada perselisihan
orang dewasa- anak-anak, dalam suatu perselisihan sebaya tidak seorang pun
dapat mengklaim memiliki otoritas menentukan. Konflik sebaya juga
memungkinkan anak-anak melihat bahwa anak-anak lain memiliki pemikiran,
perasaan, dan pandangan yang berbeda dengan milik mereka sendiri. Konflik juga
menambah kepekaan peserta didik terhadap pengaruh perilaku mereka terhadap
orang lain. Dengan cara ini, pergaulan teman sebaya, membantu peserta didik-
peserta didik mengatasi egosentrisme yang dideskribsikan Piaget sebagai suatu
karakteristik pemikiran formal (Kutnick, 1988).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
Daftar Pustaka
Direktorat PAUD. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini
(Menu Pembelajaran Generik). (Jakarta: Depdiknas Press. 2002)
15