Anda di halaman 1dari 37

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MINDFUL LEARNING DAN

KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS 8D PADA MATERI


TEKANAN

RIFQIA AZIZAH, S.Pd


NIM.

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG
AGUSTUS, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ke dua yang berisi Desain
Pembelajaran Inovatif.
Laporan ini merupakan salah satu tugas Program Pendidikan Profesi Guru
(PPG) daljab 2022 mengenai kegiatan yang telah dilakuakan selama pendidikan guru
penggerak disekolah tempat penulis bertugas sebagai penerapan materi yang
dipelajari pada modul satu dalam pembelajaran di kelas.
Dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan.
Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran dari
berbagai pihak, segala hambatan, rintangan dan kesulitan tersebut dapat teratasi
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini kepada yang
terhormat:
1. Ibu Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dalam penyusunan laporan.
2. Keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung selama PPG, Orang Tua, Suami
Roni Editia, Naura Alisha Editia, dan Zakiyya Alhahyra Editia putri kecil saya.
3. Seluruh teman-teman Angkatan 1 PPG IPA Universitas UPI tahun 2022. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Balikpapan ,

Rifqia Azizah,S.Pd

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

RINGKASAN.........................................................................................................4

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................6

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................9

BAB III. PENUTUP.............................................................................................16

LAMPIRAN..........................................................................................................19
RINGKASAN

Pada laporan ke dua mengenai desain pembelajaran inovatif penulis


mengambil judul “Implementasi Pendekatan Pembelajaran Mindful Learning
dalam Meningkatkan Fokus Siswa Kelas VIIID Pada Materi Tekanan”.
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15)
dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan
perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan
kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the
present moment, with curiosity and kindness).
Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang
disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity),
dan kebaikan (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian),
kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan
(fisik) yang sedang dilakukan. 
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran
penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama
berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stress, dan munculnya perasaan
tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan demikian, salah satu fungsi
latihan berkesadaran penuh adalah menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan
pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih
responsif dan reflektif.
Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting
bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan
bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua.
Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak
lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai
pelajaran, melakukan berbagai kegiatan literasi, mencintai alam, berolah-seni maupun
berolahraga, dan lain sebagainya.
Mindfulness dapat merangsang perkembangan otak depan, bagian otak yang
dapat menekan rangsangan sehingga kita tidak langsung bereaksi terhadap sebuah
emosi. Berikut ini efek positif dari perkembangan otak depan terhadap kesehatan
mental. Mindfulness sangat memengaruhi otak manusia dengan mengubahnya ke arah
yang lebih positif. Perubahan otak ini berpengaruh terhadap kesehatan mental
kita. Manfaat mindfulness dapat dirasakan sesuai dengan seberapa dalam kita
melakukan praktik kesadaran pikiran. Ada begitu banyak manfaat Mindful Learning
dalam pembelajaran dalam hal ini guru berperan dalam keberhasilan belajar. Guru
dapat menerapkan Mindful Learning pada pembelajaran untuk mendorong
keberhasilan dalam pembelajaran.
Kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui
berbagai kegiatan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk memberikan
perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan seperti
latihan menyadari nafas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful
movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan
gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh
saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening
the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung
jari, dan sensori peraba kita. Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar,
bergerak dengan sadar, berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan
sadar dapat diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari nafas.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehiduan
manusia, dimana ada kehidupan di situpasti ada pendidikan. Pendidikan adalah
suatu proses untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai tertentu kepada
seseorang yang menjadi tujuan dalam pendidikan (Dwi Siswoyo, 2007: 30) Nilai-
nilai itu disampaikan dan ditanamkan untuk membentuk karakter pribadi yang
kemudian diimplementasikan baik kapasitasnya sebagai individu maupun sebagai
makhluk social yang bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara (M. Nur Khoiron, 1999:83).
Selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan pendekatan “teacher centered” yaitu pendekatan yang lebih
berpusat pada guru, menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan belajar
mengajar lebih banyak didominasi oleh guru. Padahal menurut John Dewey,
“orang belajar dari apa yang dikerjakannya” (Retno Listyarti, 2012:16). Jadi
mustahil anak akan belajar hanya dari mendengar “ceramah” sang guru.Sedangkan
menurut Freire, anak baru dikatakan belajar jika sudah mengintegrasikan unsur
berpikir, berkata, dan berbuat.
Penelitian oleh Bauer et al (2016) menemukan bahwa negara-negara
berkembang guru merupakan profesi yang memiliki tingkat kelelahan emosi
(burnout) yang tinggi. Kondisi penuh tekanan ini disebabkan tingginya target
yang harus dipenuhi guru baik dari orang tuamurid, institusi tempatnya bekerja,
hingga pemerintah, namun tidak dibarengi kesejahteraan diri yang memadai (Ega
Asnatasia Maharani, 2015:152). Tingginya tekanan tersebut pada akhirnya
membawa konsekuensi logis yaitu guru kesulitan menerapkan pembelajaran yang
efektif. Pola pembelajaran seperti demikian harus dirubah, dengan cara menggiring
murid untuk mencari pengetahuannya sendiri. Untuk itu diperlukan suatu
pendekatan baru dalam pembelajaran. Salah satunya dengan pendekatan mindful
learning (kesadaran dalam belajar).
Menurut Goleman, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi
kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbagan faktor kekuatan-kekuatan lain,
diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni
kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati,
mengatur suaana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama
(Goleman, 200:44).
Keseimbangan antar IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar murid
di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational
intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja,
melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence murid.
Kecerdasan emosional yang dimiliki murid sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar , karena emosi memancing tindakan seorang terhadap apa yang
dihadapinya (Goleman, 2000:17). Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul
bukunya, memberikan definisi terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal
yang relative dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan
bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ.
Salah satu karakteristik pembelajaran mindfulness yang mencakup mindset/
car berpikir yang diyakini oleh Langer dapat merusak proses pembelajaran,
diantaranya yaitu menunda kepuasan. Di dalam kecerdasan emosional, menunda
kepuasan termasuk dalam kemampuan mengelola emosi dan kemampuan
mengembangkan diri. Zimmerman menyatakan bahwa mengatur diri atau regulasi
diri (self regulation) adalah proses mempertahankan pikiran, prilaku, dan emosi
(Anita Woolfolk, 2008: 130). Oleh karena itu, pendekatan Mindful Learning erat
kaitannya dengan kecerdasan emosional.
2. Tujuan kegiatan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari laporan ini adalah :
Menerapkan desain pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan
Mindful Learning dan kecerdasan emosional.
3. Manfaat Kegiatan
a. Manfaat teoritis
Manfaat dari laporan ini bagi penulis yaitu untuk mengembangkan ilmu
pendidikan yang berkaitan dengan aplikasi pendekatan dalam pembelajaran
khususnya pendekatan mindful learning dan pengembangan kecerdasan
emosional (emotional intelligence) murid.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, laporan ini bermanfaat untuk membantu guru dalam memecahkab
dan mengantisipasi persoalan dalam proses pembelajaran, khususnya untuk
meningkatkan hasil belajar murid.
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang


mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi ( to manage our emotional life with
intelligence); menjaga keselarasan emodi dan pengungkapannya (the appropriateness
of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2000: 512).
Salovey juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam
lima wilayah utama yaitu, kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina
hubungan dengan orang lain. Seorang ahli kecerdasan emosi didalmnya termasuk
kemampuan mengontrol diri, memacu tetap tekun, serta dapat memotivasi diri
sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik positif maupun
negatif (Goleman, 2000:13).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan dalam laporan ini yang
dimaksud dengan kecerdasan emosioanal adalah kemampuan murid untuk mengenali
emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain
(emoati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Dalam pembelajaran IPA kecerdasan emosional dapat diamati pada aspek asil belajar
bidang afektif atau sikap. Teknik penilaian yang dilakukan disesuaikan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pendidikan karakter.
Mindfulness dan Cara Kerja Otak
Mindfulness dapat merangsang perkembangan otak depan, bagian otak yang dapat
menekan rangsangan sehingga kita tidak langsung bereaksi terhadap sebuah emosi.
Berikut ini efek positif dari perkembangan otak depan terhadap kesehatan mental:

 Memperbaiki suasana hati


 Mengatasi depresi, kecemasan, perilaku obsesif kompulsif, kecemasan sosial,
post-traumatic stress disorder (PTSD), dan borderline personality
disorder (BPD)
 Meningkatkan self-esteem (perasaan terhadap harga diri), self-love (rasa cinta
terhadap diri sendiri), kepercayaan diri, hingga rasa sayang kepada orang lain.
Mindfulness sangat memengaruhi otak manusia dengan mengubahnya ke arah yang
lebih positif. Perubahan otak ini berpengaruh terhadap kesehatan mental
kita. Manfaat mindfulness dapat dirasakan sesuai dengan seberapa dalam kita
melakukan praktik kesadaran pikiran. 
Kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui
berbagai kegiatan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk memberikan
perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan seperti
latihan menyadari nafas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful
movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan
gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh
saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening
the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung
jari, dan sensori peraba kita. Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar,
bergerak dengan sadar, berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan
sadar dapat diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari nafas.
Mengapa penting untuk menyadari napas? Karena napas adalah jangkar yang
dimiliki setiap orang untuk berada di sini dan masa sekarang (here and now). Pikiran
kita merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Seorang ilmuan
dan filsuf Bernama Deepak Chopra dalam website pribadinya menyebutkan bahwa
manusia memiliki 60.000-80.000 pikiran dalam sehari. Bayangkan betapa sibuknya
pikiran kita. Karena sangat cair, pikitran kita dapat bergerak ke masa depan dan
menimbulkan perasaan kuatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang sering
kali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika ia
fokus situasi saat ini dan masa sekarang. Cara termudah untuk membuat pikiran dan
perasaan berada pada saat ini dan masa sekarang adalah dengan menyadari napa yaitu
dengan menggunakan Teknik STOP.
Mindfulness dan Well-being
Menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan
sebagai kondisi nyaman, sehat, dan Bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup) adalah
sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan
orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat
memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan
baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup lebih bermakna, serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Menurut Mc Grath & Noble, 2011,
murid yang memoliki tingkat well-being yang optimum memiliki kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, Kesehatan fisik dan
mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat
dalam prilaku sosial yang lebih bertanggung jawab.
Berbagai kegiatan berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam sehari-hari
memungkinkan seseorang membangun kesadaran penuh untuk dapat memberikan
perhatian secara saar bertujuan yang didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu,
dan kebaikan yang akan membantu seseorang dalam menghadapi situasi-situasi
menantang dan sulit. Secara saintifik, Latihan mindfulness yang konsisten akan
memperkuat hubungan sel-sel saraf (neuron) otak yang berhubungan dengan fokus,
konsentrasi, dan kesadaran. Kondisi tersebut dpat dijelaskan dengan gambar 1.1:
Gambar1.1: Hubungan mindfulness dan Empati dan Resiliensi (Hawkins, 2011)
Pada saat menghadai kondisi menantang, misalnya pada saat seorang guru
berhadapan dengan perilaku murid yang dinilai tidak disiplin, mekanisme kerja otak
akan mengarahkan diri untuk berhenti, menaik napas Panjang, memberikan waktu
untuk memahami situasi apa yang dirasakan diri sendiri, memunculan empati,
memahami situasi yang terjadi, mencari tahu apa yang dirasakan oleh murid dan mau
mendengarkan dengan penuh perhatian. Respon guru yang berkesadaran penuh akan
dapat membangun koneksi dan rasa percaya murid pada guru. Ada pepatah yang
mengatakan, “Seberapa banyak gelar yang dimiliki seorang guru, kalua murid tidak
paham bahwa gurunya peduli dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah belajar
dari gurunya, peduli dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah dapat belajar
dari gurunya.” Koneksi rasa aman dan rasa percaya di antara guru dan murid akan
menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif bagi pembelajaran.
Perasaan aman dan rasa percaya dalam diri murid akan membantu murid
dalam proses pembelajaran dan relasi dengan guru di sekolah. Murid dapat
menumbuhkan kesadaran diri tentang perasaan kekuatan, kelemahan, nilai-nilai yang
dimiliki dengan leboh baik dan kesadaran sosial yang lebih baik yang didasarkan
pada perhtian yang bertujuan akan membatu murid dalam memproses informasi
secara lebih baik dalam proses pembelajaran. Jika murid dapat mengikuti proses
pembelajaran secara lebih baik, maka secara perlahan tumbuh optimism atau rasa
percaya dalam dirinya.
Ada banyak sekali penelitian yang menyatakan tentang pentingnya optimism
dalam mendorong keberhasilan pembelajaran. Seligman (dalam Hoy, Tarter & Hoy,
2006) menjelaskan tentang optimism sebagai faktor pndukung kesuksesan dalam
akademik.
Hubungan Mindfulness dan Pembelajaran Emosional
Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat
membangun keterhubungan diri sendri (self-awerness) dengan berbagai kompetensi
emosi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, sebelum memberikan respon dalam
sebuah situasi sosial menantang, kita berhentu, bernapas dengan sadar, mengamati
pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mengambil Tindakan lebih
responsive, bukan reaktif. Gambar 1 menunjukkan pembelajaran Sosial-Emosional
berbasis kesadaran penuh untuk mewujudkan kesejahteraan (well-being). Gambar
tersebut diadaptasi dari gambar dibuat K. Fort – Catanese (dalam Hawkins, 2017)

Gambar 2 pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh dibuat K. Fort –


Catanese
Implementasi mindful learning pada pembelajaran dilakuakan pada saat awal
pembelajaran dengan menggunakan Teknik STOP.
Berikut adalah tatacara Teknik STOP:
Teknik: S T O P / Berhenti
Yang dilakukan guru: Menginstruksikan pada murid untuk melakukan teknik
STOP:
Yang dikatakan pada murid: Anak – anak, sejenak kita lakukan sebuah teknik
untuk membuat diri menjadi rileks dan focus Kembali, yaitu teknik STOP atau
berhenti sejenak, ikuti ibu. Duduk dengan posisi tegak namun rileks, boleh pejamkan
mata atau melihat kelayar lalu:
S top/ Berhenti . Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
T ake a deep Breath/ Tarik nafas dalam . Sadari napas masuk, sadari napas
keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara
hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk,
napas keluar.
O bserve/ Amati . Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati
perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang
mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat
Anda lakukan.
P roceed/ Lanjutkan . Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda
dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap
Tujuan : membuat murid merasa lebih tenang dan belajar untuk mengendalikan
dan memahami emosi dirinya selain itu kondisi tubuh yang lebih tenang akan
membantu murid untuk fokus kembali pada pelajaran sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar murid pada saat proses pembelajaran.
Pada apersepsi materi tekanan guru menghubungkan Teknik STOP dengan
materi Tekanan yang diterapkan pada bernapas. Pernapasan merupakan suatu
mekanisme yang otomatis dan ritmis, yang terjadi karena jaringan saraf di batang
otak (pons dan medulla). Jaringan saraf mengatur otot - otot yang menyusun dinding
thorax dan abdomen sehingga menghasilkan 9 perubahan tekanan yang
menggerakkan udara ke dalam dan keluar paru. Ritme dan panjang setiap fase
pernapasan diatur oleh hubungan umpan balik stimulus dan inhibisi saraf - saraf
batang otak (Publishing BE & Roger K , 2010).
Sistem pernapasan dan sirkulasi darah manusia bergantung pada bentuk transpor
yang dikenal sebagai bulk flow untuk membawa udara (mengandung oksigen) ke
dalam paru yang kemudian akan diedarkan oleh darah ke jaringan. Bulk flow adalah
pergerakan gas atau cairan dari tempat bertekanan tinggi ke tekanan rendah.
Contohnya, “karena tekanan darah arteri lebih tinggi, darah selalu mengalir
dari arteri menuju vena, dimana tekanan darah vena lebih rendah”.
BAB III

PENUTUP

1. Refleksi
Pada tahun 2011, The Hawn Foundation bekerjasama dengan Columbia
University mengembangkan sebuah kurikulum yang disebut ‘The Mind Up
Curriculum’. Sebuah kurikulum yang ditujukan untuk tingkat Pra Sekolah sampai
kelas 8. The Mindup Curriculum adalah kurikulum pembelajaran yang bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan emosional (social and emotional
awareness), meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being),
dan keberhasilan akademik yang berbasis penelitian dan praktik kelas
(www.thehawnfoundation.org). 
Sejak tahun 2019, sebanyak 370 sekolah negeri di seluruh Inggris mengadopsi
mindfulness dalam kurikulumnya. Di Indonesia, penerapan mindfulness dalam
kurikulum juga sudah diterapkan dalam berbagai institusi pendidikan. Salah   satu
sekolah di Jakarta secara khusus memasukkan mindfulness dalam kurikulum
pendidikan TK hingga Kelas 12. Murid-murid di sekolah tersebut melaporkan
bahwa mindfulness membantu mereka dalam proses pembelajaran (Kompas, 27
Juli 2019).
Pendekatan mindful learning adalah hal baru dalam pendidikan karakter. Bahwa
pengembangan kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kecerdasan
intelegensi (IQ) yang dapat meningkatkan hasil belajar murid karena murid dapat
menyadari apa yang sedang mereka lakukan pada hal ini adalah pembelajaran.
Selain itu juga sebagai cara pengembangan kecerdasan emosional untuk guru dan
murid sehingga murid dapat belajar dengan lebih fokus.
2. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dapat dilakukan agar hasil yang diharapan dapat lebih
maksimal yaitu Guru dapat memberikan angket untuk mengukur perkembangan
emosional murid setelah diterapkan pendekatan mindful learning agar lebih
terukur dan dapat lebih mengembangkan pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan kecerdasan sosial-emosional murid. Pada awal penerapan
pendekatan mindful learning murid akan merasa aneh maka sangat penting
penjelasan guru mengenai pentingnya pendekatan pembelajaran mindful learning
baik pada saat proses pembelajaran maupun pada saat murid membutuhkan
keadaan stabil dalam menenangkan emosinya.
DAFTAR PUSTAKA

Goleman, Emotional Intelligence, Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2000.

Khoiron, M. Nur, Pendidikan Politik Bagi Warna Negara: Tawaran Operasional dan
Kerangka Kerja, Yogyakarta; LKIS, 1999.

Maharani, Ega Asnatasia, “Eksplorasi Mindful Teaching Sebagai Strategi Inovatif


dalam Pembelajaran Bagi Guru Paud” dalam Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan, Ponorogo: FKIP Universitas Muhamadiah Ponorogo, 2015.
Langer, Ellen J, Mindful Learning, Jakarta : Esensi Erlangga Group, 2004.

Martin, Anthony Dio, Emotional Quality Management, Jakarta : Arga Publishing,


2003.

Publishing BE, Rogers K. The Respiratory System. New York: Britannica


Educational Publishing, 2010:41.

Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dan Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif, Jakarta:
Esensi, 2012.

Rusiati Yo, Modul PGP “Pembelajaran Sosial Emosional”, Jakarta: Direktorat


Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Siswoyo , Dwi, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2007.
Woolfolk, Anita, Educational Psychologi (Terjemahan), Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 17 Balikpapan
Kelas/ Semester : VIII/2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 4 x Pertemuan (10 JP x 40 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menjelaskan tekanan zat dan 3.8.1 Menjelaskan konsep tekanan.
penerapannya dalam kehidupan 3.8.2 Menjelaskan konsep tekanan
sehari-hari, termasuk tekanan darah, hidrostatis.
osmosis, dan kapilaritas jaringan 3.8.3 Menjelaskan hukum
angkut pada tumbuhan Archimedes.
3.8.4 Menerapkan hukum
Archimedes pada benda
terapung, melayang dan
tenggelam di air.
3.8.5 Menjelaskan hukum Pascal.
3.8.6 Menerapkan hukum Pascal
pada pompa hidrolik.
3.8.7 Menganalisis prinsip tekanan
pada proses osmosis.
3.8.8 Menganalisis prinsip tekanan
pada proses tekanan darah.
3.8.9 Menganalisis prinsip tekanan
pada proses kapilaritas dalam
pengangkutan zat pada tumbuhan.
4.8 Menyajikan data hasil percobaan 4.8.1 Menyajikan data hasil
untuk menyelidiki tekanan zat cair percobaan tekanan hidrostatis
pada kedalaman tertentu, gaya 4.8.2 Menyajikan data hasil
apung, dan kapilaritas, misalnya percobaan hokum Archimedes
dalam batang tumbuhan 4.8.3 Menyajikan data hasil
percobaan penerapan prinsip
tekanan pada proses kapilaritas
dalam pengangkutan zat pada
tumbuhan

Nilai karakter: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemunan ke-1
3.8.1.1 Melalui kegiatan percobaan yang dipandu LKPD 1 peserta didik dapat
menjelaskan konsep tekanan dengan tepat.
3.8.1.2 Melalui kegiatan percobaan yang dipandung dekan LKPD 2, peserta didik
dapat menjelaskan konsep tekanan hidrostatik dengan tepat.
4.8.1.1 Melalui kegiatan percobaan dan diskusi yang dipandu dengan LKPD 2 peserta
didik dapat menyajikan data tekanan hidrostatis dengan benar.

Pertemuan ke-2
3.8.3.1 Melalui kegiatan percobaan dan diskusi yang dipandu dengan LKPD 3 peserta
didik dapat menjelaskan hukum Arcimedes dan penerapannya pada benda
terapung, melayang dan tenggelam di air dengan benar.
3.8.4.1 Melalui kegiatan percobaan dan diskusi yang dipandu dengan LKPD 4 peserta
didik dapat menjelaskan hukum Pascal dan penerapannya pada pompa
hidrolik dengan tepat.

Pertemuan ke-3
3.8.5.1 Melalui kegiatan percobaan dan diskusi yang dipandu dengan LKPD 5 peserta
didik menganalisis prinsip tekanan pada proses osmosis dengan benar dan
teliti.

Fokus penguatan karakter:


Ketelitian, kerjasama, dan tanggungjawab.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi regular

TM Ke- Materi JP
1 1. Tekanan zat 3
2. Tekanan hidrostatis
2 1. Hukum Archimedes 2
2. Penerapan hukum Archimedes pada benda terapung, melayang dan
tenggelam
3. Hukum Pascal
4. Penerapan hukum Pascal pada pompa hidrolik
3 1. Aplikasi konsep tekanan pada tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas 3
jaringan angkut pada tumbuhan.
2. Percobaan osmosis
4 Ulangan Harian 1
5 Pengayaan dan Remedial 1
2. Materi remidial
Materi remidial dipersiapkan untuk program pengajaran remidi tergantung
dari materi yang belum peserta didik kuasai.
3. Materi pengayaan
Materi pengayaan bersifat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menyelidiki prinsip tekanan pada pompa air manual.

E. Strategi Pembelajaran

Pertemua Model Metode Pendekatan


n
1 Problem Base Percobaan, demostrasi dan Saintifik (5M)
Learning diskusi, tanya jawab
dan Mindful
Learning

2 Inquiry Learning Diskusi, percobaan,ceramah Saintifik (5M)


bervariasi, Tanya jawab
dan Mindful
Learning

3 Inquiri Learning Diskusi, percobaan, ceramah Saintifik (5M)


bervariasi, presentasi
dan Mindful
Learning

F. Media dan Alat


Media : LKPD, PPT, video kapal selam, video proses pencucian mobil, gambar
ayam dan bebek
Alat dan bahan :
1. Alat percobaan tekanan zat padat (terlampir pada LKPD 1)
2. Alat percobaan tekanan hidrostatik (terlampir pada LKPD 2)
3. Alat percobaan Hukum Arcimedes (terlampir pada LKPD 3)
4. Alat demonstrasi Hukum Pascal (terlampir pada LKPD 4)
5. Alat percobaan osmosis (terlampir pada LKPD 5)
6. Alat Percobaan Penerapan Prinsip Tekanan Pada Proses Kapilaritas Dalam
Pengangkutan Zat Pada Tumbuhan ( LKPD 6)
G. Sumber Belajar
1. Sumber belajar siswa
a. Buku siswa
1) Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII
Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(hal:2-37)
b. Lembar Kegiatan Peserta Didik
1) LKPD 1- Tekanan Zat Padat
2) LKPD 2- Tekanan Hidrostatis
3) LKPD 3- Hukum Archimedes
4) LKPD 4- Hukum Pascal
5) LKPD 5- Penerapan Prinsip Tekanan Pada Proses osmosis
6) LKPD 6- Panduan Proyek Kapilaritas
2. Sumber belajar guru
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Sumarjono,dkk. 2004. Common Textbook Fisika Dasar I. Malang :
Universitas Negeri Malang
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 (3 x 40’)
Penyusunan Teknik Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional

Ruang KSE Teknik Pembelajaran KSE


Lingkup
RUTIN Pengelolaan Diri 1. Teknik: S T O P / Berhenti
– Mengelola Yang dilakukan guru: Menginstruksikan
Emosi dan Fokus pada murid untuk melakukan teknik STOP:
Yang dikatakan pada murid: Anak –
anak, sejenak kita lakukan sebuah teknik
untuk membuat diri menjadi rileks dan
focus Kembali, yaitu teknik STOP atau
berhenti sejenak, ikuti ibu. Duduk dengan
posisi tegak namun rileks, boleh pejamkan
mata atau melihat kelayar lalu:
S top/ Berhenti . Hentikan apapun yang
sedang Anda lakukan.
T ake a deep Breath/ Tarik nafas dalam .
Sadari napas masuk, sadari napas
keluar. Rasakan udara segar yang masuk
melalui hidung. Rasakan udara
hangat yang keluar dari lubang hidung.
Lakukan 2-3 kali. Napas masuk,
napas keluar.
O bserve/ Amati . Amati apa yang Anda
rasakan pada tubuh Anda? Amati
perut yang mengembang sebelum membuang
napas. Amati perut yang
mengempes saat Anda membuang napas.
Amati pilihan-pilihan yang dapat
Anda lakukan.
P roceed/ Lanjutkan . Latihan selesai.
Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda
dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran
yang lebih jernih, dan sikap

Tujuan : membuat murid merasa lebih


tenang. Kondisi tubuh yang lebih tenang
akan membantu murid untuk fokus kembali
pada pelajaran.
Jenis Sintak Kegiatan pembelajaran Alokasi
kegiatan waktu
Pendahuluan 1. Pembelajaran dibuka dengan ucapan 10’
salam, dan menanyakan kabar peserta
didik
2. Guru mengajak murid untuk melakukan
teknik kesadaran penuh (Kse Kesadaran
diri-pengenalan emosi)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.
Identifikasi 1. Memberikan apersepsi dan motivasi 10’
masalah Pernahkan kalian melihat alat penampung
air atau yang lebih dikenal dengan toren?
biasanya toren diletakan di bangunan
paling atas, mengapa demikian? Adakah
pengaruh ketinggian terhadap dorongan
air yang keluar pada keran ?
2. Menampilkan gambar ayam dan bebek

serta gambar orang sedang menyelam.

3. Peserta didik diminta untuk memunculkan


pertanyaan-pertanyaan terkait kedua
gambar tersebut.
4. Pertanyaan yang diharapkan
“Apakah yang mempengaruhi besarnya
tekanan?”
“Mengapa seorang penyelam tidak boleh
menyelam terlalu dalam “
Inti Mengorgani 1. Peserta didik terbagi menjadi dua 5’
sasikan kelompok besar, kelompok A
siswa untuk mengerjakan LKPD 1 dan kelompok B
belajar mengerjakan LKPD 2 .
Membimbin 2. Peserta didik 2. Peserta didik 2’
g diskusi melakuakn percobaan melakukan
siswa tentang tekanan zat percobaan
padat. tekanan
3. Menuliskan hasil hidrostatik.
percobaan pada tabel 3. Menuliskan
pengamatan di LKPD hasil
1. percobaan
4. Melakukan diskusi pada tabel
untuk menganalisis pengamatan
data hasil percobaan. di LKPD 2.
4. Melakukan
diskusi
untuk
menganalisi
s data hasil
percobaan.
Mengemban 5. Perwakilan satu kelompok dari kelompok 15’
gkan dan A dan B mempresentasikan hasil
menyajikan pengamatannya.
hasil karya
Menganalisi 6. Memberi tanggapan terhadap presentasi 5’
s dan kelompok lain
evaluasi 7. Bertanya jika materi yang disampaikan
proses belum jelas.
pemecahan 8. Guru memberikan penguatan terhadap
masalah materi yang telah disampaikan peserta
didik.
9.
Penutup 1. Peserta didik dibimbimbing oleh guru 10’
menyimpulkan hasil pembelajaran hari
ini
2. Menginformasikan tugas laporan
percobaan yang telah mereka lakukan
pada pertemuan kali ini untuk
dikumpulkan pada pertemuan ketiga.
3. Menginformasikan tugas untuk
pertemuan selanjutnya tentang Hukum
Archimedes dan Hukum Pascal.
4. Mengucapkan salam.

2. Pertemuan Ke-2 (2 x 40’)

Jenis Sintak Kegiatan pembelajaran Alokasi


kegiatan waktu
Pendahuluan 1. Pembelajaran dibuka dengan ucapan 10’
salam, dan menanyakan kabar
peserta didik
2. Guru mengajak murid untuk melakukan
teknik kesadaran penuh (Kse Kesadaran
diri-pengenalan emosi)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan.Menyampaikan tujuan
pembelajaran .
Observasi 4. Apersepsi dan Motivasi. 10’
masalah Menanyakan kembali materi sebelumnya
“Apa itu tekanan hidrostatis?”.
5. Melakukan demonstrasi sederhana.

6. Disajikan sebuag video tentang proses


pencucian mobil.

Inti Merumus 7. Peserta didik merumuskan masalah dari 10’


kan apa yang mereka sakskan baik melalui
masalah demonstrasi yang dilakukan guru
maupun tayangan video.
Masalah yang diharapkan :
“mengapa telur bisa terapung, melayang
dan tenggelam?”
“bagaimana cara kerja alat angkat mobil
yang digunakan ditempat pencucian
mobil?”.
Mengajuk 8. Mengajukan hipotesis bahwa 15’
an “jika benda dicelupkan kedalam zat cair,
hipotesis maka benda tersebut akan mendapat
gaya keatas sebesar berat zat cair yang
dipindahkan benda tersebut”.
Tekanan yang diberikan kepada zat alir
dalam ruang tertutup akan diteruskan
kesegala arah dengan sama besar”.
Merencan 9. Membaca langkah kerja/prosedur 15’
akan praktikum hukum Archimedes dan
pemecaha Pascal yang terdapat dalam LKDP 3 dan
n masalah 4.
dan 10. Melakukan praktikum hukum
penumpul Archimedes dan hukum Pascal.
an data
Analisis 11. Menuliskan data hasil percobaan dalam 35’
data tabel pengamatan.
12. Menjawab pertanyaan diskusi dan soal-
soal latihan.
Menarik 13. Menyimpulkan hasil percobaan uji 15’
simpulan hukum Archimedes dan hukum Pascal.
14. Guru memberikan penguatan terhadap
materi yang telah disampaikan peserta
didik.
Penutup 1. Peserta didik dibimbimbing oleh guru 10’
menyimpulkan hasil pembelajaran hari
ini.
2. Menginformasikan pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya tentang aplikasi
tekanan dalam kehidupan.
3. Menginformasikan tugas litelasi tentang
aplikasi tekanan dalam kehidupan.
4. Mengucapkan salam.

3. Pertemuan ke-3

Jenis Sintak Kegiatan pembelajaran Alokasi


kegiatan waktu
Pendahuluan 1. Mengucap salam. 10’
2. Membimbing peserta didik untuk berdoa.
3. Menanyakan keadaan peserta didik.
4. Mengecek kehadiran siswa.
5. Mengkondisikan peserta didik untuk.
mengikuti pembelajaran.
6. Menuliskan judul materi pembelajaran.
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Observasi 8. Menyampaikan apersepsi dan motivasi


masalah Pernahkah kalian membuat sayur sop? Saat
belum tambahkan garam bagaimana rasa
sayuran yang terdapat dalam sayur tersebut?
Bagaiman setelah diberikan garam? Mengapa
terjadi demikian?
9. Menampilkan gambar tentang proses
osmosis.

Inti Merumuskan 10. Duduk bersama dengan kelompok dan 5


masalah membagi peran.
11. Menentukan rumusan masalah untuk
mengidentifikasi bagaimana cara kerja
osmosis dalam tumbuhan?
Mengajukan 12. Menentukan hipotesis yang akan terjadi 5
hipotesis pada percobaan osmosis.
Merencanaka 13. Membaca langkah kerja/prosedur 35
n pemecahan praktikum osmosis pada kentang pada
masalah dan LKPD 5.
penumpulan 14. Melakukan praktikum osmosis pada
data kentang dengan dipandu LKPD 5.
Analisis data 12. Menuliskan data hasil percobaan dalam 10
tabel pengamatan.
Menarik 13. Menyimpulkan hasil percobaan osmosis 10
simpulan pada kentang.
14. Mempresentasikan hasil percobaannya.
15. Guru memberikan penguatan terhadap
hasil diskusi peserta didik.
Penutup 1. Peserta didik dibimbimbing oleh guru 5’
menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
2. Menginformasikan tugas proyek tentang
percobaan kapilaritas pada LKPD 6 serta
mengumpulkan laporan praktikumnya
pada minggu depan.
3. Mengucapkan salam

4. Pertemuan 4 (3 JP)
Ulangan Harian
Pengayaan dan remedial
I. Penilaian
1. Sikap social

Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Instrumen Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran
(assessment for and
of learning)
2 Penilaian Angket Terlampir Setelah Penilaian sebagai
antar pembelajaran pembelajaran
teman usai (assessment as
learning)

2. Keterampilan

No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Proyek Lembar Terlampir Saat Penilaian untuk,
penilaian pembelajaran sebagai, dan/atau
produk dalam berlangsung pencapaian
bentuk laporan dan/atau pembelajaran
(assessment for, as,
percobaan setelah usai
and of learning)
2 Kinerja Lembar Terlampir Saat Penilaian untuk,
Observasi pembelajaran sebagai, dan/atau
Kinerja ketika berlangsung pencapaian
Percobaan dan/atau pembelajaran
(assessment for, as,
setelah usai
and of learning)
3. kognitif

No. Teknik Bentuk Butir Instrumen Waktu Keterangan


Instrumen Pelaksanaan
1 Tertulis PG dan uraian Terlampir Setelah Penilaian
pembelajaran pencapaian
usai pembelajaran
(assessment of
learning)

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran IPA

Doddy Yustu Sulu, M.Pd Rifqia Azizah, S.Pd


Nip.19690617 199702 1 003 19910119 202221 2 004
_________________________ __________________________
A. Penilaian Sikap
1. Jurnal Penilaian Sikap
Tanggal : Kelas :
No Nama
Catatan Perilaku Butir Sikap Tindak lanjut
. Peserta didik
1.
2.
3.
Ds
t.
2. Penilaian Antar Teman
Nama :
Tanggal : Kelas/Kelompok :____/_____
Nama Tanggapan terhadap
Total
N peserta Kontribusi Partisipasi Kritik, Saran, dan
skor
o didik dan Umpan Balik
perannya 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0

Rubrik Penilaian
Kategori
3 2 1 0
Berkontribusi Sepenuhnya dan Secara aktif terlibat Sedikit terlibat Pasif, dan tidak
aktif terlibat dalam dalam memberikan dalam pernah
memberikan ide ide dan terkadang memberikan memberikan
dan selalu berkontribusi pada ide-ide dan ide
berkontribusi pada kerja kelompo kurang
kerja kelompok kontribusi.
Partisipasi/ Sangat aktif dalam Aktif dalam Sekurang Pasif dan tidak
kerjasama memberikan memberikan memeberikan pernah
kontribusi yang kontribusi yang kontribusi yang berkontribusi
berarti kepada berarti kepada bermakna bagi bagi kelompok
kelompok. kelompok. kelompok
Tanggapan Selalu terbuka Sering terbuka Kadang terbuka Jarang dalam
terhadap dalam menerima untuk kritik, saran, dalam menerima
Kritik, Saran, kritik, saran dan dan umpan balik. menerima kritik, saran
dan Umpan umpan balik kritik, saran dan umpan
Balik dan umpan balik
balik
3. Penilaian Keterampilan
Kisi- kisi penilaian keterampilan
Indikator Aspek Yang Skor
Kompetensi Dasar Kriteria
Pembelajaran Dinilai Maks
4.8 Menyajikan data hasil 4.8.1 Menyusun Judul laporan jelas dan sesuai
percobaan untuk menyelidiki laporan hasil Terdapat tanggal pecobaan dan nama
tekanan zat cair pada percobaan anggota kelompok
kedalaman tertentu, gaya tekanan
apung, dan kapilaritas, hidrostatik
misalnya dalam batang 4.8.2 Menyusun
tumbuhan laporan hasil
percobaan
Hukum Cover
Archimedes
4.8.3 Menyusun
laporan hasil
percobaan
kapilaritas
batang

Isi makalah

Menuliskan Menuliskan latar belakang dengan jelas, 4


latar belakang, rumusan masalah sesuai dengan
rumusan gambaran yang tertuang pada latar
masalah dan belangan dan menuliskan tujuan sesuai
tujuan dengan rumusan masalahnya
Mencakup tentang konsep, pembahasan
Pembahasan hasil percobaan, dan mengaitkan 4
percobaan dengan konsep yang relevan
Berdasarkan hasil studi literatur yang
Kesimpulan 4
dilakukan.
1. Mencantumkan dokumentasi foto
Lampiran
kegiatan observasi
Dokumentasi 4
2. Menuliskan narasi singkat pada setiap
Kegiatan
foto yang dicantum-kan dalam lampiran
Penulisan telah sesuai dengan sistematika
Penulisan dan
penulisan dan penggunaan bahasa yang 4
bahasa
sesuai EYD dan mudah dipahami.

Skor Total 40

Instrumen Penilaian Laporan

34
Tanggal :___________ Kelas:___________
Latar Penulisan Lampiran Total
belakang, sesuain skor
N Kelompo Cover Pembahasan simpulan
rumusan dan kaidah bahasa
o k tujuan Indonesia
3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubric Penilaian laporan


Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
Halaman depan
Judul tidak Hanya Judul sesuai Judul sesuai
dicantumkan menuliskan judul dengan dengan percobaan,
dalam makalah percobaan percobaan dan menulisakn
Judul sesuai dengan percobaan
1 menuliskan nama ntanggal
yang dilakukan
anggota percobaan, dan
kelompok anggota kelompok
secara jelas
Isi makalah
1. Latar Belakang, Tidak Hanya Dibagaian awal Dibagaian awal
menuliskan latar menuliskan berisi gambaran berisi gambaran

35
belakang gambaran umum umum masalah umum masalah,
masalah pada dan dibagaian
bagian tengah
bagaian awal akhir menuliskan
berisi fakta dan
latar belakang. judul dari
data-data
makalah yang
pendukung dan
dibuat. dibagaian akhir
menuliskan judul
dari makalah yang
dibuat.
4. Pembahasan Membahas Menulisakn Menulisakn Mengaitkan
percobaan tetapi konsep dan konsep dan konsep dan data
tidak pembahasan pembahasan serta percobaan secara
menuliskan tetapi tidak ada sedikit rinci dan jelas
konsepnya keterkaitan antara mengaitkannya
keduannya
5. simpulan Tidak Menuliskan Menuliskan Menuliskan
menuliskan kesimpulan kesimpulan kesimpulan secara
kesimpulan. secara singkat secara berbelit singkat dan berisi
namun belum namun berisi penyimpulan dari
berisi penyimpulan dari berbagai isi dari
penyimpulan dari berbagai isi dari makalah.
berbagai isi dari makalah.
makalah.
6. Lampiran Dokumentasi Tidak Mencantumkan Mencantumkan Mencantumkan
Kegiatan mencantumkan dokumentasi foto dokumentasi foto dokumentasi foto

36
lampiran kegiatan kegiatan kegiatan
dokumentasi observasi namun observasi dan observasi dan
kegiatan tidak menuliskanmenuliskan menuliskan
narasi singkat narasi singkat narasi singkat
pada setiap fotonamun tidak yang sesuai pada
yang dicantum- sesuai dengan masing-masing
kan dalam foto yang foto yang
lampiran dicantumkan dicantumkan
dalam lampiran dalam lampiran
7. Penulisan dan bahasa Penulisan belum Penulisan belum Penulisan belum Penulisan telah
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
sistematika sistematika sistematika sistematika
penulisan, penulisan, penulisan dan penulisan dan
penggunaan penggunaan penggunaan penggunaan
bahasa belum bahasa yang bahasa yang telah bahasa yang sesuai
telah sesuai EYD belum sesuai sesuai EYD dan EYD dan mudah
dan sulit EYD tapi mudah mudah dipahami. dipahami.
dipahami. dipahami.

LINK LAMPIRAN LKPD :


https://drive.google.com/drive/folders/1iKN-MNT7ZxZEUtWJo4RaF3y4e5qv6-n0?usp=sharing

37

Anda mungkin juga menyukai