Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH ANABOLISME PROTEIN

Mata Kuliah Kajian Sains 1

Disusun Oleh :
Jumilah (19070795050)
DISUSUN SEBAGAI PEMENUHAN TUGAS

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. dr.Tjandrakirana Sp. And.

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PASCASARJANA PENDIDIKAN SAINS
KONSENTRASI FISIKA KELAS
REGULER A 2019
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung
dala sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan
katabolisme.Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul komplek. Pada peristiwa ini diperlukan energi dari luar.
Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi
yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Energi yang digunakan dalam
anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya Anabolisme ?
2. Bagaimana proses Anabolisme pada Protein?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian Anabolisme.
2. Mengetahui bagaimana proses Anabolisme pada Protein.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa
tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan
asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut
misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini
lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
4

B. Proses Anabolisme pada Protein


Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap
yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan tahap
penghentian (termination).
1. Tahap Initiation
Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit
kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang disebut
juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah kode untuk asam amino metionin.
Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil tRNA, shingga tRNA ini sering
disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai dengan pemisahan ribosom sub unit
besar dengan ribosom sub unit kecil.

a. Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.


b. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom
su-unit kecil. Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
c. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA
dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
d. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom
subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Tahap ini
diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.

2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)


Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar
akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap
molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti
besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi ribosom
akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang dibawa oleh
mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.

Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA
(AA2) dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks
tersebut pada ribosom sisi A.
5

Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan
aminoasil-tRNA (AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.
Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P
mulai terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide
yang membentuk dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini
dikatalis oleh peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar.

Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’


sehingga dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P,
sehingga sisi A menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan
dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang
menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan
akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.

3. Tahap Penghentian (terminasi)


Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan
berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini
akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat
berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA,
masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini bersama-
sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai dibentuk
oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan unit kecil
serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia penerjemah
(Marianti, 2007).

C. Struktur, Fungsi, Anabolisme Karbohidrat


1. Struktur
Karbohidart merupakan sumber energoi uatam dan sumber serat utama.
Karbohidrat mempunyai tiga unsure, yaitu karbon, hydrogen dan oksigen. Jenis-jenis
karbohidrat sangat beragam. Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain
berdasarkan susunan atom-aromnya, panjang pendeknya rantai serta jenis ikatan.
Dari kompleksitas strukturnya karbohidar dibedakan menjadi karbohidarat sederhana
6

(monosakarida dan disakarida)dan karbohidrat dengn struktur yang kompleks


(polisakarida). Selain kelompok tersebut juga masih ada oligosakarida yang memiliki
monosakarida lebih pendek dari polisakarida, contohnya adalah satkiosa, rafinosa,
fruktooligosakarida, dan galaktooligosakarida (Anonim, 2009).
a. Monosakarida
1. Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis
karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk
gula yang biasnya terdapat pada aliran darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi
untuk menghasilkan energy dan disimpan dalam hati untuk sebagi glikogen.
2. Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
3. Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu) dengan car
hidroisis dalam proses pencernaan dan terdapat dalam bentuk bebas.
4. Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam makanam,
merupakn turunan dari mannosan yan terdapat dari beberpa leguminosa.
b. Oligosakarida
Didalam oligosakarida terdapat pula disakarida, Trisakarida dan tetrasakarida,
Oligasakarida ini merupakan ikatan dari monosakarida yang tidak melebihi dari
ikatan polisakarida. Adapaun contohnya sebagai berikut
a) Disakarida non-pereduksi
1. Sukrosa :sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
2. Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada hemolimfe dari
insekta
b) Disakarida pereduki
1. Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.
2. Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan glukosa.
3. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari dua molekul
glukosa dengn ikatan glikosidik
c) Trisakarida
1. Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini
dikenal dengan nama galaktosil sukrosa.
2. Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.
7

d) Polisakarida
Polisakida yang terdapat pada ayam berfungsi structural dan berperan
sebagai cadangan energy. Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau
enzim akan menghasilkan monosakarida dan derivate monosakarida.
Homopolisakarida : merupakn polisakarida yang menghasilkan satu tipe
monosakarida pada proses hidrolisis.
1. Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn rangakain
molekul beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit
2. Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai pada
glikogen terjadi pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga tamapk terlihat lebih
kompak.
3. Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu amilosa
(ranytai panjang dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
4. Khitin.
Heteropolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan campuaran
antara monosakarida dan derivatnya.
1. Glikosaminoglikan
2. Peptidoglikan (Prastowo, 2008).
e) Fungsi
1. Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism
2. Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn mauoun bakteri.
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses
pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009).
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamata proses fotosintesis dan penjelasan singkatnya diatas dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik


sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan
energi dari luar.
2. Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap
yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan tahap
penghentian (termination).

B. Saran
Adapun saran penulis untuk makalah ini adalah diharapkan kepada para pembaca
agar memberi saran dan kritikannya agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.
9

Daftar Pustaka

Anonim. 2009 (b). Fungsi Protein. http://rgilfan.wordpress.com/2008/05/27/fungsi-


protein/(diakses pada tanggal 15 Oktober 2009).
Amin, M. 2009. Biologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Campbell dan Reece. 2003 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Girindra, A. 1986. Biokimia. Jakarta : Gramedia
Haryanto, Aris. 2009. Organa Digestoria(kuliah pengantar Blok 3 tahun 2008)
Lehninger. 200. Dasar-dasar biokimia jilid 2. Jakarta: Erlangga
Lehninger, A.L. 1982. Biochemistry. New york : Worth Publisher Inc
Montgomery,rex.,Dryer,Robert L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur A .(1993).
Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
Mada University Press
Marianti, S. 2g a. 007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu.
McCloskey, J. C. & Bulechek, G. M. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC).
USA: Mosby
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper Edisi XXV.
Penerjemah Hartono Andry. Jakarta: EGC
Nugroho, H. 2009. Metabolisme Lipid. static.schoolrack.com/34773/5-
metabolisme_lipid.doc(diakses pada tanggal 15 Oktober 2009).
Nuringtyas 2009. Karbohidrat. elisa.ugm.ac.id /files/chimera73/ulnVfTez/
KARBOHIDRAT1.pdf (diakses pada tanggal 14 Oktober 2009)
Piliang. W. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : IPB Press.
Poedjiadi,A.2005.Dasar-dasar Biokimia.UI-Press,Jakarta
Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC
Toha, A, H, H. 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta
Wirahadikusumah, M. 1983. Biokimia. Bandung : Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai