Anda di halaman 1dari 16

NAMA : BAGAS KUSUMA

NO ABSENSI : 10
FAKULTAS : PRODI S1 STIKES AN-NUR PURWODADI
JALUR NON REGULAR RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

SOAL UTS BIOKIMIA


1. Jelaskan proses metabolisme karbohidrat ?
2. Jelaskan proses metabolsme protein ?
3. Jelaskan proses meatbolisme lemak ?
4. Sebuah DNA dengan DNA templaten sebagai berikut ?
ATGGGGCCCCGATTTATTGTAGCTCGAAGG
a. Sebutkan urutan dan replikasi hingga hasil tranlasinya
b. Berikan contoh dengan menggunakan DNA template diatas tentang
berbagai macam jenis mutasi serta perubahanya dari transkripsi hingga
translasi
5. Sebutkan semua enzim yang ada dalam tubuh kita, meliputi:
a. Letak
b. Fungsi
c. Karateristik
JAWABAN UTS BIOKIMIA

1. Proses metabolisme karbohidrat adalah


a) Glikosilis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi
satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat. Glikosilis adalah salah
satu proses metabolisme dan terjadi dengan berbagai variasi di banyak
jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme dan tidak memerlukan
oksigen. Proses glikosilis sendiri menghasilkan lebih sedikit energy per
molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna.
Energy yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa
adenosine triphospate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP
dan NADH.
Jalur glikosilis memiliki lima fungsi utama dalam sel, yakni:
 Glukosa diubah menjadi piruvat yang bisa dioksidasi dalam siklus
asam sitrat.
 Banyak senyawa selain glukosa yang dapat memasuki jalur pada
tahap intermediet.
 Dalam beberapa sel, jalur ini dimodifikasi untuk memungkinkan
sintesis glukosa.
 Jalur ini mengandung intermediet-intermediet yang terlibat dalam
reaksi metabolisme alternatif.
 Untuk setiap molekul glukosa yang dikonsumsi, dua molekul ADP
difosforilasi oleh fosforilasi tingkat substrat untuk menghasilkan
dua molekul ATP
b) Glikogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi glikogen.
Metabolisme karbohidrat pada manusia dan hewan secara umum, setelah
melalui dinding usus halus sebagian besar monosakarida dibawa oleh
aliran darah ke hati. Hati berfungsi untuk mempertahankan gula darah.
Sedangkan diotot bertujuan untuk kepentingan otot sendiri dalam
membutuhkan energy.
c) Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh
dan proses perubahan glikogen menjadi gula. Atau kebalikan dari
glikogenesis. Jalur pentosa fosfat merupakan hasil ribose untuk sintesis
nukleotida, asam nukleat dan equivalent pereduksi (NADPH).
d) Glukoneogenesis merupakan senyawa non karbohidrat (piruvat, asam
laktat, gliserol, asam amino glukogenik) dirubah menjadi glukosa karena
adanya reaksi-reaksi tambahan glukoneogenesis terjadi jika sumber energy
dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh akan menggunakan lemak
sebagai sumber energy. Jika lemak juga tidak tersedia, barulah memecah
protein untuk energy yang sesungguhnya, protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Sifat-sifat peristiwa glukoneogenesis antara lain:
 Merupakan reaksi yang kompleks
 Melibatkan beberapa enzim dan organel sel, yaitu mitokondrion.
 Terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat.
 Metabolisme piruvat diangkut kedalam mitokondrion dengan cara
pengangkutan aktif melalui membran.

Pustaka:
Ngili, Yohanes.2009. Biokimia: Struktur Dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

2. Proses metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu


sendiri yang merupakan suatu rangkaian asam amino. Protein tersusun dari
asam amino terdiri dari N (nitrogen). Nitrogen berada dalam tubuh yaitu
melalui protein. Protein tidak bisan disimpan sebagai jaringan, oleh seba itu
harus dipecah terlebih dahulu. Karena protein merupakan senyawa kompleks,
dan dipecah menjadi molekul-molekul protein.
a. Sintesis protein
Aktivitas pembuatan protein terjadi pada suatu situs khusus dalam
sel yang disebut ribossom. Oleh karena itu, langkah pertama dalam
sintesis protein adalah menyampaikan informasi dari DNA ke ribossom.
Untuk melakukan hal ini enzim-enzim seluler membuat salilan yang
disebut RNA duta (massanger RNA = mRNA). mRNA membawa sendi
genetik yang dipakai langsung untuk sintesisprotein di ribossom. Tahap
ini disebut juga tahap transkripsi. Dalam tahap berikutnya kodon dalam
pada mRNA harus dapat dikorelasi dengan asam amino yang
seharusnya. Tahap ini disebut juga RNA transfer, (transfer RNA
=tRNA) yang dikenal tahap translasi.
b. Transkripsi Protein
Transkripsi protein adalah sintesis RNA secara enzimmateik dengan
menggunakan DNA sebagai cetakan. Untuk transkripsi suatu gen, hanya
salah satu rantai DNA yang digunakan sebgai cetakan. Transkripsi
dikatalis oleh enzim RNA Polimerase. Sintesis RNA selalu bergerak
kesatu arah. RNA Polimerase berikatan pada suatu daerah di DNA yang
disebut Promoter. Setelah RNA Polimerase terikat pada Promoter DNA,
kedua rantai DNA terpisahkan dan RNA Polimerase melalu sintesis
RNA ditempat inisiasi. Tempat ini disebut sebagai posisi +1. RNA
Polimerase menambahkan Ribonukleotida ke ujung 3’ dari rantai RNA
yang sedang disintesiskan. Hal ini dilakukan dengan bergerak dari ujung
3’ kearah 5’ dari rantai DNA cetakan. Dengan demikian Ribonukleotida
dapat dipasangkan dengan DNA cetakan dan ditambahkan pada ujung 3’
RNA dengan pembentukan ikatan Fosfodiester.
c. Translasi Protein
Translasi Protein merupakan proses sintesis didalam sel. Sebelum
sintesis protein dimulai, setiap jenis tRNA berikatan dengan asam amino
spesifik. Reaksi ini dikatalis oleh enzim amino asil tRNA sintetase
bersama dengan ATP, sehingga terbentuk aminoasil tRNA pada tRNA
terdapat anticodon yang akan berpasangan dengan kodon yang terdapat
pada mRNA. Pada tRNA inisiator, tRNA terikat pada asamamino
metionim yang termodifikasi, yaitu N-formilinetionin. Proses sintesis
protein terdiri dari 3 tahap yaitu :
 Inisiasi : proses penempatan ribosom pada suatu molekul mRNA
 Elongasi : proses penambahan asam amino
 Terminasi : proses pelepasan yang baru disintesis
Metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan
protein intraseluler) menjadi asam amino, oksidasi asam amino,
biosintesis asam amino, serta iosintesis protein.
i. Degradasi protein
Degradasi protein dari makanan menjadi asam amino
terjadi dalam pencernaan. Pada sistem pencernaan, di lambung
protein oleh HCl dan Pepsin distimulasi mukosa lambung dan
hormone gastrin diubah menjadi proteosa dan pepton, oleh enzim
pencernaan protein (tripsin dan kemotripsin) dikeluarkan dari
pankreas ke usus halus dan dari usus halus, protein dicerna
menjadi asam amino bebas. Enzim yang diproduksi oleh pankreas
dalam keadaan non aktif. Hal tersebut dapat melindungi pankreas
dari aktivitas proteolisis dari enzim-enzim yang diproduksi oleh
pankreas tersebut. Untuk melindungi diri, pankreas juga
mensekresi inhibitor pankreatik tripsin (pancreatic trypsin
inhibitor).
ii. Oksidasi Asam Amino
Asam amino bebas kemudian ditranspor melewati sel
epithelial usus halus kemudian masuk kapiler darah yang terdapat
di pili dan ditranspor ke hati.
Pada umumnya, degradasi asam amino dimulai dengan
pelepasan gugus amino sehingga menghasilkan kerangka C yang
kemudian diubah menjadi senyawa antara metabolisme utama
tubuh. Metabolisme asam amino pada umumnya terjadi di hati dan
kelebihan di luar liver akan dibawa ke hati dan diekskresikan.
Amonia akan digunakan kembali untuk proses biosintesis dan
diekskresi secara langsung atau diubah terlebih dahulu menjadi
asam urat/urea.
Absorbsi asam amino masuk ke vena porta dan kemudian
masuk ke hati, hati mengatur distribusi asam-asam amino ke
seluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak diperlukan/sintesis oleh
tubuh akan disekresikan melalui urin dan feses dalam bentuk urea.
Berikut adalah tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam
siklus urea.
a) Sintesis asam amino
b) Biosintesis glutamat dan aspartat
c) Biosintesis alanin
d) Biosintesis sistein
e) Biosintesis tirosin
f) Biosintesis ornitin dan prolin
g) Biosintesis serin
h) Biosintesis glisin
i) Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat, dan glutamine

3. Proses metabolisme lemak adalah

Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,


trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus.
Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah.
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma
darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam
plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu
kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol,
trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein.
Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan
menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density
lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis
lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan
cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara,
yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen
a) Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan
kolestrol. Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai
asam lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam
usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester.
Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk
partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini
akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron
tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal
dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan
kilomikron remnant.
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di
jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang
banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk
pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan
energi dari lemak, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas.
Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai
organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke
dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan
lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui
saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian
organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh
lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang
tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh
hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim
yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke
dalam aliran darah
b) Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati
diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami
hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga
menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate Density
Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL akan
diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL
ini bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari
hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh
enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini
akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL
sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol
dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat
antiterogenik
c) Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol yang
mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL
nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati,
mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1.
HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolestrol
yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolestrol dari
makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbetuk
bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian dalam
makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh
suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate binding cassette
transporter 1 atau ABC 1. Setelah mengambil kolestrol bebas dari sel
makrofag, kolestrol bebas akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester
oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya
sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua
jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor
class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolestrol ester
dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL
dengan bantuan cholestrol ester transfer protein (CETP). Dengan
demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolestrol dari makrofag
mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung
melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolestrol kembali ke hati

Pustaka:

Adam, J.M.F., 2009. Dislipidemia. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata M., Setiasti S., editors. Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia pp 1984.

4. Urutan replikasi hingga hasil tranlasinya & perubahan dari jenis mutasi

ATG GGG CCC CGA TTT ATT GTA GCT CGA AGG ( DNA Template)

TAC CCC GGG GCT AAA TAA CAT CGA GCT TCC (Replikasi)

AUG GGG CCC CGA UUU AUU GUA GCU CGA AGG (Transkripsi)

(Translasi)

Methionine (Start) Arginine

Glycine Alanine Arginine

Proline Valine

Arginin Isoleusine

Phenylalanine
Contoh non sense : (menjadi codon stop)

ATG GGG CCC CGA TTT ATT GTA GCT CGA AGG TAG

TAC CCC GGG GCT AAA TAA CAT CGA GCT TCC ATC

AUG GGG CCC CGA UUU AUU GUA GCU CGA AGG UAG

Codon Stop

Contoh miss sense : (salah satu codon tidak terbaca)

ATG GGG CCC CGA TTT ATT GTA GCT CGA AGG TAG

ATG GGG CCC CAA TTT ATT GTA GCT CGA AGG TAG

CAA: Glutamine

Contoh frameshift : (penambahan atau kehilangan satu atau lebih)

ATG GGG CCC CGA TTT ATT GTA GCT CGA AGG

TAC CCC GGG GCT AAA TAA CAT CGA GCT TCC

AUG GGG CCC CGA UU AUU GUA GCA CGA AGG

leucine

Note: hasil transkripsi dari AAA adalah UUU( phenylalanine), karena ada
perubahan (pembuangan pada kodon) maka pembacaan menjadi berubah yakni
UUA (leucine).
Contoh silent: (bermutasi tanpa merubah jenisnya)

ATG GGG CCC CGA TTT ATT GTA GCT CGA AGG ( DNA Template)

TAC CCC GGT GCT AAA TAA CAA CGA GCT TCC (Replikasi)

AUG GGG CCA CGA UUU AUU GUU GCU CGA AGG (Transkripsi)

(Translasi)

Methionine (Start) Arginine

Glycine Alanine Arginine

Proline Valine

Arginin Isoleusine

Phenylalanine

5. Enzim yang ada dalam tubuh kita adalah


I. Letak:
a) Mulut : Amilase (Ptialin) Memecah karbohidrat rantai panjang seperti
amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih
sederhana
b) Lambung : Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit ; Renin : Mengendapkan
protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh
bayi.
c) Usus halus : Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi
monosakarida ; Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan
diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam
amino.
d) Pancreas : Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin
serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin, Tripsin mengubah
pepton menjadi asam amino ; Amilase Mengubah amilum menjadi
disakarida ; Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol,
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif, Kimotripsin, Mengubah peptone
menjadi asam amino, Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi
nukleosida dan gugus pospat.
Tabel letak enzim antara lain :

Fungsi
No. Nama Enzim Letak Penghasil
Mengubah Menjadi

Ptialin / Kelenjar
1. Mulut Amilum Maltosa
Amilase Ludah

2. Pepsin Lambung Protein Pepton Lambung

3. Renin Lambung Mengendapkan kasein susu Lambung

4. Amilase Usus 12 Jari Maltosa Glukosa Pankreas

Asam
5. Tripsin Usus 12 Jari Pepton Pankreas
Amino

Asam
6. Lipase Usus 12 Jari Lemak Lemak & Pankreas
Gliserol

Asam
7. Erepsin Usus Halus Pepton Usus 12 Jari
Amino

Glukosa +
8. Maltase Usus Halus Maltosa Usus Halus
Glukosa

Glukosa +
9. Sukrase Usus Halus Sukrosa Usus Halus
Fruktosa

Glukosa +
10. Laktase Usus Halus Laktosa Usus Halus
Galaktosa
II. Fungsi Enzim
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh emophil
hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali
melalui enzim kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam
menghasilkan pergerakan tubuh, dengan emoph menghidrolisis ATP untuk
menghasilkan kontraksi otot. Enzim menentukan langkah-langkah apa saja
yang terjadi dalam lintasan emophilia ini. Tanpa enzim, emophilia tidak
akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak akan berjalan
dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel.
Enzim juga memberikan peranan dalam tatanan klinik yaitu antara
lain:
a. Sebagai alat emophilia suatu penyakit (abnormalitas).
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar
dibagi dalam tiga kelompok :
b. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau
organ akibat penyakit tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu
jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim
intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah
yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim
yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya
sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke
lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap.
Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam
jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami
peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan
terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya
emophil) sel secara besar-besaran. Misalnya : Peningkatan jumlah
tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali
menunjukkan adanya pankreasitis akut
c. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis
Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa
petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya.
Contoh Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan
bakteriArthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur
asam urat.
d. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja
dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan
senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama
sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan.
Contoh penggunaannya adalah pada teknik EMIT (Enzim
Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau
emophi ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya,
menyebabkan emophil tidak dapat berikatan dengan molekul (obat
atau emophi) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik
ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat
dehidrogenase.
e. Untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.
f. Enzim digunakan sebagai obat
Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada
pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang
seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk mengkatalis
rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan lamanya pemberian enzim
sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang
bersifat sementara dan bersifat menetap. Contoh kelainan akibat
defisiensi enzim antara lain adalah emophilia
g. Enzim sebagai sasaran pengobatan
Merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan untuk
memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang
merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat
dibuat.

Berdasarkan sasaran pengobatan, dapat dibagi menjadi :

a. Terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja terapi


Dalam hal ini digunakan senyawa-senyawa untuk
mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat bersaing.
Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini : DM,
penyakit kanker, penyakit kejiwaan dll.
b. Terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja
Dalam hal ini digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik
tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi bagian
dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal
ini bertujuan untuk melindungi sel pejamu, sekaligus
meningkatkan spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah
enzim mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan
adalah penyakit-penyakit infeksi. Contoh penyakit yang dapat
diobati dengan terapi ini adalah : penyakit tumor.
III. Karakteristik
Ada beberapa karakteristik enzim, antara :
a. Merupakan protein
b. Merupakan biokatalisator.
c. Mempercepat reaksi kimia dengan jalan menurunkan energy
aktivasi yaitu energy awal yang diperlukan untuk memulai
reaksi kimia.
d. Enzim bekerja spesifik artinya untuk mengubah atau
mereaksikan suatu zat tertentu memerlukan zat tertentu pula.
e. Bekerja sangat cepat
f. Tidak ikut bereaksi (tidak mengalami perubahan).
g. Tidak mengubah keseimbangan reaksi
h. Memliki sifat aktif atau sisi katalitik yaitu bagian enzim tempat
substrat berkombinasi. Substrat asing yang berfungsi
menghambat reaksi disebut inhibitor dan yang berfungsi
mempercepat reaksi disebut activator.
i. Thermolabil yaitu mudah rusak bila dipanaskan lebih dari 60oC
j. Bekerja didalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim)
k. Umumnya enzim tidak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non
protein tambahan yang disebut kofaktor
l. Umumnya enzim bekerja mengkatalis reaksi satu arah meskipun
ada yang mengkatalis reaksi dua arah

Pustaka:
Sadikin M. 2002. Seri biokimia: biokimia enzim. Jakarta: Widya Medika
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai