Sel adalah unit terekcil yang terdapat pada mahluk hidup, kumpulan dari sel membentuk suatu
jaringan. Sel terdiri dari 2 macam yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Perbedaannya adalah
adanya membran yang membungkus inti sel, sehingga membentuk kompartemen.
Fungsi organela :
1. Nukleus/inti sel fungsinya : sebagai pengatur seluruh aktifitas sel, mengandung materi
genetik (DNA)
2. RE (retikulum endoplasma) kasar : untuk sintesis protein
3. RE (retikulum endoplasma) halus : sebagai tempat penyimpanan Ca, untuk sintesis
steroid.
Sitosol : cairan tempat organel melayang-layang
4. Mitokondria : penghasil ATP, untuk respirasi oksidatif
5. Ribosom : untuk sintesis protein, prosesprotein
6. Lisosom : mengandung enzim untuk pencernaan intrasel
7. Aparatus golgi :packaging (pengemasan) protein untuk menjadi matang, penambahan
suatu subtansi pada protein, sebagai proses lanjutan protein setelah dari RE
8. Peroksisom : untuk pemecahan hidrogen peroksida
9. Sitoskeleton : jalur berpindahnya organella pada sel, terdiri dari:
Mikrotubulus : membentuk pergerakan kromosom, organel, silia, & flagela
Intermediate filament
Microfilament: membantu kontraksi otot, bentuk sel, & pergerakan sitoplasma
2. Asam nukleat (DNA & RNA) : tersusun dari sub unit nukleotid
Asam nukleat merupakan penyimpan informasi biologis yang herediter. Merupakan polimer
nukleotid yang tersusun dari cincin nitrogen, yang dihubungkan dengan ikatan fosfodiester
antara gugus phospat & gugus carboxyl.
Mekanisme Transpor Oksigen dan Karbondioksida Pada Paru, Dalam Aliran Darah
dan Pada Jaringan.
Transpor O2 di darah ke jaringan
O2 ditranspor dengan mekanisme difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari
konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat dibagi
menjadi 2:
1,5% O2 terlarut di plasma
98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin.
Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2 akan
ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2 selain PO2
adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.
CO2 ditranspor secara difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Adapun dalam mekanisme transpornya CO2 ditranspor dalam 3 bentuk:
7% terdisolusi di plasma
23% berikatan dengan Hb membentuk karbaminohemoglobin
70% berbentuk ion bikarbonat
Saat tekanan parsial CO2 (PCO2) di jaringan lebih tinggi, maka CO2 akan ditranspor dari
jaringan ke darah.
Transpor glukosa di epitel usus menggunakan coupled transport, symport. Yaitu transpor
yang terjadi dengan mendapat energi dari molekul lain, dengan molekul yang dipindah ada
2 dan searah. Sehingga untuk transport glukosa dibutuhkan Na+ agar masuk dari lumen ke
epitel usus.
Saat ATP dipecah oleh ATPase menjadi ADP+Pi, akan mengcouple energi untuk masuknya
Na+ dan glukosa dari lumen ke membran basalis, sehingga sistem transport glukosa juga
dapat disebut transport aktif sekunder.
Elektron ditransfer dari donornya (NADH) ke acceptor (cth: O2) dg reaksi redoks.
di eukariota, proses ini dilakukan oleh kompleks 5 protein yg ada di dlm mitokondria: NADH-
koenzim Q oksireduktase; suksinat-Q oksireduktase; electron transfer flavoprotein-Q
oxireductase; sitokrom C-oksidase; AP sintase. Energi yg dihasilkan oleh elektron melalui
jalur transpor elektron ini digunakan untuk memindahkan proton melewati membran
mitokondria (dari dalam ke luar) terbentuk energi potensial dlm bentuk gradien pH dan
potensial elektrik disepanjang membran (potensial gradien di daerah membran luar lebih
tinggi) konsentrasi proton di membran luar semakin tinggi dan membuat proton kembali ke
membran dlm konsentrasi yg lebih randah energi yg tersimpan ini digunakan untuk
mengalirkan proton kembali ke membran luar & menurunkan gradien melalui enzim ATP
sintase enzim ini menggunakan aliran proton yg melewatinya utk menghasilkan ATP dari
ADP dengan cara reaksi fosforilasi. aliran proton yg melewati ATP sintase memaksa bagian
enzim untuk berotasi.
ROS merupakan hasil samping dari fosforilasi oksidatif. O2 akan berikatan dengan H2
menjadi H2O. Namun ternyata tidak semua O2 berikatan dengan H2, tapi hanya berikatan
dengan elektron saja sehingga terbentuk O3- (ROS). Dalam kondisi fisiologis, ROS akan
terbentuk 5%.
Dogma sentral: semua info genetik ada di DNA yang akan ditranskripsi ke dalam RNA dan
akan ditranslasi menjadi protein.
Transkripsi :
Transkripsi merupakan proses sintesis mRNA dari cetakan DNA. Proses ini terjadi ada inti sel
(nukleus) tepatnya pada kromosom. DNA akan diurai & dibuat cetakan, kemuan materi
penyalin (ribonucleoside triphosphat) akan masuk, cetakan disalin dan dirangkai dan keluar
menjadi mRNA.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu : cetakan DNA yang terdiri atas basa
nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S) ; enzim RNA polimerase ; faktor-
faktor transkripsi, prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Inisiasi
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian ujung gen yaitu
promoter. 25 pasang basa dari titik O gen di daerah promoter terdapat TATA box, yang
merupakan start point transkripsi oleh polimerase.
2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah elongasi. Pemanjangan di sini adalah pemanjangan nukleotida.
Setelah RNA polimerase menempel pada promoter maka enzim tersebut akan terus bergerak
sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya
nukleotida DNA cetakan A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan
seterusnya. Laju pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berrkisar antara 30 60
nukleotida per detik. Kecepatan elongasi tidak konstan.
3. Terminasi (pengakhiran)
Terminasi juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika adanya guanin
yang terbentuk. Selanjutnya mRNA terlepas dari DNA templat menuju ribosom.
Setelah proses transkripsi selesai, maka ada kontrol post transkripsi berupa:
Menstabilkan mRNA yang strukturnya hanya 1 helix, dengan capping 7 metil guanosin pada
ujungny agar tidak mudah hancur.
Menghilangkan intron oleh spliceosome.
Menghilangkan 30 polipeptida dan penempelan poly-A (diberi ekor)
Enzim dapat bekerja mmpercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi. Untuk
bekerja, enzim membutuhkan substrat. Dengan menurunkan energi aktivasi, maka
terbentuknya kompleks enzim-substrat menjadi lebih cepat, sehingga reaksi cepat terjadi.
Cara aktivasi enzim: enzim merupakan suatu protein. Enzim akan teraktifkan saat masuk ke
aparatus golgi, untuk penambahan suatu substansi dalam proses pematangan (packaging).
Cara inaktivasi enzim dengan feed back mechanism. Ada 2 macam feed back, yaitu feed
back positif (inducible), dan feed back negatif (inhibitor). Dengan mekanisme feed back
negatif, enzim dapat diinaktifkan.
Contoh: acyltransferase, glycosiltransferase
ORGANISASI UMUM SEBUAH SEL
SEL
Sel adalah unit dasar kehidupan, agar dapat bertahan hidup maka setiap sel harus
mempertahankan lingkungan internalnya yang mendukung reaksi biokimiawi esensial,
meskipun terjadi perubahan di lingkungan eksternal. ORGANISME
Sebuah organisme adalah suatu sistem yang dapat melakukan replikasi-sendiri, pemulihan-
sendiri, dapat berupa organisme uniseluler atau multiseluler.
Organisme uniseluler terdiri dari sel tunggal yang secara independen dapat menjalankan
seluruh fungsi kehidupan. Organisme multiseluler mengandung beberapa tipe sel yang
berbeda yang memiliki fungsi tertentu.
PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
Nukleus merupakan organel sel terbesar yang mengandung informasi genetik berupa
DNA, dan berbentuk bulat hingga oval bergantung jenis selnya. Nukles adalah organel yang
amat vital bagi kehidupan, yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa bagian
penting dari nukleus, yaitu:
Membran Inti, membran inti terdiri atas dua lapis yang berfungsi sebagai
pembungkus sekaligus sebagai pelindung inti. Membran luarnya mempunyai
hubungan langsung dengan Retikulum Endoplasma. Pada membran inti terdapat
pori-pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara membran inti dengan
sitoplasma. Pada organisme eukariotik, kecuali sel darah merah mamalia dewasa
dan sel floem, nukleusnya terlindung oleh membran inti.
Nukleoplasma, nukleoplasma merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan
ion-ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin. Benang-benang
kromatin yang memendek, menebal, dan mudah menyerap zat warna
disebut kromosom. Di dalam kromosom tersimpan untaian DNA yang terikat pada
protein dasar yang dikenal dengan histon.
Nukleolus, bagian ini tersusun atas kumpulan gen-gen yang memberikan kode RNA
ribosom. Sebagai penkode RNA ribosom, struktur ini berfungsi untuk merangkai
subunit-subunit penyusun ribosom.
2. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem membran kompleks yang tersusun tidak
beraturan membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel
eukariotik. Organel ini bertindak sebagi saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan
nukleus.
Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua, yakni RE kasar dan RE halus. RE kasar
memiliki ribosom pada permukaannya sehingga berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Sementara, RE halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid. Selain itu, keduanya juga
berperan dalam transportasi senyawa kimia yang diperlukan untuk metabolisme sel.
3. Ribosom
Ribosom merupakan organel kecil di dalam sel dengan diameter lebih kurang 20nm.
Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma maupun melekat pada membran RE ketika
proses sintesis protein sedang berlangsung. Jika proses sintesis protein tidak sedang
berlangsung ribosom dalam bentuk subunit kecil dan besar.
4. Sentriol
Organel ini terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan suatu
kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol mengandung mikrotubul yang terdiri atas
sembilan triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan dalam proses pembelahan
sel dengan membentu benang spindel.
5. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Jumlahnya menonjol pada
sel kelenjar. Badan Golgi berfungsi untuk:
Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya.
Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat lengket.
Kadang-kadang untuk transpor lemak.
Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
Membentuk Lisosom.
Membentuk enzim-enzim pencernaan yang belum aktif (zimogen, koenzim, dan lain-
lain).
Di dalam badan golgi, protein dari RE diikatkan dengan karbohidrat rantai pendek
membentuk glikoprotein. Struktur badan golgi bervariasi, yaitu mulai dari yang bentuknya
tidak jelas hingga berbentuk jaring-jaring atau jala. Pada sel tumbuhan, badan golgi sering
disebut diktiosom.
6. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berbentuk kantong agak bulat dan dibatasi oleh sistem
membran tunggal. Organel ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama pada
sel-sel hewan yang memiliki kegiatan fagositik.Lisosom mengandung banyak enzim
pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, Lipase, dan fosfatase yang dibentuk oleh RE
kasar. Selanjutnya enzim-enzim tersebut dikirim ke dalam badan golgi. Lisosom berfungsi
untuk:
mencerna materi yang diambil secara endositosis.
autofagi, yaitu penghancuran struktur-struktur yang tidak dikehendaki dalam sel.
eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel.
autolisis, yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom
dalam sel.
7. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berbentu seperti sosis dan strukturnya sangat
kompleks, terdapat pada semua sel eukariotik aerobik. Organel ini merupakan tempat
berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel. Mitokondria terlindung oleh membran ganda.
Membran dalamnya berlekuk-lekuk disebut krista, berfungsi untuk memperluas permukaan.
8. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau, kuning, atau merah.
Fungsinya sebagai penyelenggara fotosintesis. Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen
fotosintetik yang terletak pada sistem membran dan bertebaran pada seluruh bahan dasar
yang disebut stroma. Peran pigmen fotosintetik pada tumbuhan tinggi adalah untuk
menyerap energi cahaya dan kemudian mengubahnya menjadi energi kimia.
9. Badan Mikro (Peroksisom dan Glioksisom)
Badan mikro diselubungi oleh membran tunggal yang berisi enzim katalase dan oksidase.
Organel ini berukuran sebesar lisosom dan memiliki dua tipe, yaitu peroksisom dan
glioksisom.
Peroksisom senantiasa berasosiasi dengan organel lain serta banyak mengandung
enzim katalase dan oksidase. Pada hewan, peroksisom terkurung di dalam sel-sel
hati dan ginjal. Sementara pada tumbuhan terdapat dalam berbagai tipe sel.
Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat, metabolisme lemak menjadi
karbohidrat, dan perubahan purin dalam sel.
Glioksisom terdapat pada sel tumbuhan. Fungsinya adalah untuk mengoksidasi asam
lemak menjadi gula yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
A. Difusi
Difusi adalah pergerakan atom atau molekul berupa gas atau cairan (larutan).
Atom atau molekul tersebut bergerak dari larutan berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah hingga keadaan larutan menjadi seimbang. Pergerakan tersebut
terjadi melalui membran semipermiabel.
Difusi didorong oleh energi kinetik yang dimillki oleh molekul. Ketika seseorang
menyemprotkan obat anti nyamuk atau minyak wangi, maka molekul-molekul yang
disemprotkan akan bergerak memenuh seluruh ruangan. Meskipun kita berada agak
jauh dari ruangan, kita masih dapat menciumnya.
Kecepatan difusi bergantung pada suhu, ukuran, dan tipe molekul yang berdifusi.
Moleku-molekul menyebar lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi dibanding pada
suhu yang rendah. Molekul-molekul yang kecil berdifusi lebih cepat daripada molekul
yang besar.
Pengambilan oksigen oleh sel melalui respirasi seluler merupakan salah satu contoh
difusi. Gradien konsentrasi mendukung terjadinya pergerakan dengan arah tersebut
sehingga oksigen yang terlarut dapat menembus membran sel.
Dikenal dua macam difusi, yaitu difusi sederhana dan difusi berfasilitas.
Difusi ini identik dengan pengertian difusi yang telah dijelaskan sebelumnya.
B. Osmosis
Peristiwa osmosis terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan
konsentrasi larutan yang terdapat di dalam dan di luar sel.
Jika konsentrasi larutan di luar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti
sel berada dalam larutan hipotonik. Sementara itu, jika konsentrasi larutan di luar sel
lebih tinggi daripada larutan di dalamsel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
Bagaimana kondisi sel hewan dan sel tmbuhan ketika berada dalam suatu larutan
dengan konsentrasi yang berbeda? Pelajari tabel berikut.
Tabel Perbandingan Kondisi Sel dalam Konsentrasi Larutan yang Berbeda
Larutan Larutan Larutan
Hipertonik Isotonik Hipertonik
Transpor aktif juga dipengaruhi oleh muatan listrik yang ditentukan oleh ion natrium
(Na+), ion kalium (K+). Di lingkungan ekstraseluler dan intraseluler, keluar masuknya
ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa ion Na+ dan K+. ATP memberi sumber energi
untuk mengubah bentuk protein membran agar membuka, kemudian pompa
mengeluarkan tiga ion Na+ dari intraseluler dan memasukan dua ion K+ ke
lingkungan sel.
Pada prosesnya, transpor aktif dibantu olah protein membran sebagai pembawa zat
(carrier) dan molekul tersebut. Protein membran memiliki konsentrasi yang
berlawanan dengan derajat atau gradien konsentrasi.
Transpor aktif terdiri atas dua tahap, yaitu transpor akti primer dan transpor aktif
sekunder. Pada transpor aktif primer, dilibatkan suatu pompa yang secara aktif
menghasilkan ion H+ untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sekunder
memanfaatkan kegunaan gradien yang telah ada sebelumnya untuk mengendalikan
transpor aktif suatu larutan.
Sel eukariot mempunyai dua mekanisme pengangkutan lainnya, yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua mekanisme ini berguna mentransportasikan molekul dan partikel
yang berukuran besar. Eksositosis adalah suatu proses pengangkutan bahan yang
terdapat di dalam sel melalui proses pembentukan vesikula. Kemudian, vesikula
tersebut diekskresikan ke lingkungan ekstraseluler.
Membran sel 1
Membran Sel
(Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari
oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa
sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan
ekornya mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang
mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.
(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah
membran sel yang dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal
adanya kemungkinan gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan
flip-flop ini sangat jarang terjadi.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah
merupakan struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang
mempunyai sifat fluiditas seperti cairan.
Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak
jenuh), makin besar sifat fluiditasnya.
(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian
hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul
fosfolipid.
Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul
fosfolipid adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin
kurang cair.
Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam
mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya
endositosis, eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang
bersentuhan.
Protein Membran Sel
(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah
kerangka dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul
lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein.
Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan
molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa molekul protein
dalam membran sel seakan-akan terendam dalam molekul lipid-lipid yang berada
dalam ukuran 2 dimensional.
(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat
molekul dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi
dari masing masing sel.
Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana
transportasi melalui membran dan lain-lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling
sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan band III.
Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling
menonjol karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin
sebenarnya bukan protein yang ada dalam membran sel.
Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar membran sel.
Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke
samping, maka molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas
dalam membran sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan.
(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan
hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung
molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian dua
lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran sel.
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid sebagian
ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan
perantaraan molekul protein lain.
(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada
struktur molekul proteinnya sendiri.
Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan air di
lingkungannya akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka
kedudukan molekul protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan
daerah daerah tersebut.
Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat
hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada
permukaan membran.
Seperti dikemukakan di depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan
mikroskop elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara
mekanik sehingga terbelah.
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada
struktur membran sel adalah:
1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan
molekul lipid.
2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan
struktur dasar membran sel / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.
(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel
dan sifat fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel berdasarkan
model mosaik cair (fluid mosaic model).
Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga
semua pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model mosaik
cair membran sel.
Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat
menerangkan bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak
dapat dijelaskan dengan model model lain yang telah ada sebelumnya.
Molekul Karbohidrat Membran Sel
(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya
yang sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan
protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid).
Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada permukaan membran
sel diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan
luar dari lipid mengikat karbohidrat.
Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai
cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki
sebuah rantai cabang.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara
2%-10% terhadap berat membran.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada
pada permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah
salah satu penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari
dua lapisan lipid.
(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel
eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau
glikokaliks.
Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop
cahaya dengan pewarnaan khusus.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran sel)? Dari
lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang ditemukan
pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran.
Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin,
glukosamin, glukose, dan asam sialik.
(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein
membran sel belum begitu jelas.
Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu agar molekul
protein dapat terpancang kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan
struktur protein.
(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan
glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk
bahwa mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi
antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat pada sel sel yang terlibat dalam sistem
imunitas.
Selubung Sel (Cell coat)
(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhan selalu
diselubungi oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang
juga merupakan molekul karbohidrat.
Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan
terletak pada ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya.
Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar membran
sel hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat,
tetapi bukan dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.
Membran sel 2
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas
membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi
penting.
Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur
dinidng sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang
bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam
proses respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul,
khususnya pada kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi
menghambat difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.
Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction
yang merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan.
Pengertian DNA (Asam Deoksiribonukleat) merupakan asam nukelat yang didalamnya
terdapat sel makhluk hidup. DNA ialah biomolekul primer semua makhluk hidup yang
membentuk dan menyusun berat kering. DNA dalam bahasa inggris disebut
deoxyribonucleic acid. DNA terdiri dari materi yang membentuk kromosom-kromosom dan
informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup.
Pengertian RNA (Asam Ribonukleat) Merupakan suatu rangkaian nukleotida yang saling
berhubungan seperti rantai. RNA ialah hasil dari transkripsi dari suatu fragmen DNA,
sehingga RNA sebagai polimer yang jauh lebih pendek jika dibandingkan DNA. Berbeda
dengan DNA yang umumnya dijumpai dalam inti sel, Kebanyak dari RNA terdapat dalam
sitoplasma, khususnya di ribosom.
Istilah kata DNA berasal dari dua kata yakni deoxyribosa yang berarti gula pentosa dan
nucleic yang berarti nukleat. DNA juga dapat diartikan sebagai senyawa kimia pembentuk
keterangan genetik suatu sel makhluk hidup, yang berlaku sebagai generasi ke generasi
berikutnya. DNA sebagai cetak biru atau blue print dimana kode kehidupan setiap makhluk
hidup yang tercatat dalam sel.
Struktur DNA
Struktur DNA pertama kali ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick. Struktur DNA
disebut struktur rantai berganda Watson-Crick.
DNA merupakan makro molekul atau molekul yang besar dan berisi 2 rantai polinukleoitida
yang saling berkaitan. Setiap nukelotida terbentuk tiga susunan komponen yakni nitrogen,
gula pentosa, dan gugus fosfat. Di dalam basa nitrogen terdapat basa primidin dan basa
purin. Basa primidin terdapat timin dan sitosin sedangkan dalam basa puring terdapat
adenin dan guanin.
Struktur RNA
Gula D-Ribosa
Fosfat
Basa Nitrogen
RNA terdiri dari rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenin, guanin,
urasil, dan citosin. RNA berada dalam nukelus maupun sitoplasma sel. Bergam bentuk dari
RNA lebih banyak dari pada DNA. RNA mempunyai berat molekul antara 25.000 sampai
dengan beberapa juta. Umumnya RNA berisi rantai polinukleotida tunggal, tetapi rantai yang
biasa terlipat membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A:U dan
G:C.
Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA mempunyai bentuk pita
tunggal dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun dari
banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribosa, basa nitrogen dan
asam fosfat. Basa dari nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin dan basa pirimidin.
Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
pada basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yakni tersusun dari sitosin (C) dan urasil (U).
Tulang Panggung RNA tersusun dari deretan ribosa dan fosfat. Ribonuleotida RNA terdapat
secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat, misalnya adenosin
trifosfat (ATP), Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP), dan Uridin Trifosfat (UTP).
RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan menggunakan DNA sebagai
cetakannya.
Jenis-Jenis RNA
Replikasi DNA
Replikasi DNA dilakukan sebelum sel membelah diri. Arti replikasi DNA adalah terjadinya
penggandaan rantai ganda dari DNA itu sendiri. Pada prokariota atau makhul hidup tidak
mempunyai membran inti selnya replikasi DNA dilakukan secara terus menerus. lain halnya
dengan Eukariota atau organism yang dengan sel yang sangat komples yang dimana disini
terjadi replikasi sangat teratur dengan proses mitosis atau miosis.
Penggandaan DNA biasanya menggunakan ensim DNA polimerase. Ensim mini mengikat
nukleotida-nukleotida dalam membentuk susunan polimer DNA. Semua proses yang
dilakukan secara in vitro dengan menggunakan suatu proses yang disebut PCR atau reaksi
berantai polymerase.
Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetic. Namun demikian fungsi DNA
sangat luas yaitu sebagai berikut:
Fungsi RNA
Contoh mudah kemampuan Totipotensi misalnya pada stek batang singkong setelah
dimasukkan ke tanah pada ujung batangnya bisa tumbuh membelah sel sel
baru dan hebatnya sel selnya bisa menjadi berbeda ( defrensiasi) dari sebelumnya
menyusun sel batang karena di dalam tanah menjadi pemyusun sel akar , adanya
penyusunan sel akar ini menjadikan punya peran baru ( specialisasi ) menjadi
bertugas sebagai akar , Begitu Organ yang lain Akar menjadi batang , daun menjadi
akar , batang menjbentuk daun dan lainnya yang Semua itu setelah tahu hanyalah
pola magic :"Meristem"
OK
Tubuh tumbuhan yang tergolong Kingdom Plantae terdiri dari sel-sel karena kingdom
ini anggota dari kelompok mahkluk hidup multicelluler
Sel awal tunbuhan diawali oleh zygot hasil pertemuan sperma dan ovum , yang
kemudian membentuk lembaga pada biji
lembaga ini bersifat Meristematis yaitu Pro Meristem
Arti meristematis mempunyai kemampuan membelah dan mampu Totipotensi
Totipotensi awal dimulai dengan terbentuknya jaringan jaringan yang berbeda
membentuk jaringan permanen (epidermis , parenkim , penyokong , pengangkut)
Jaringan permanen / dewasa itu akan berkumpul membentuk organ
Karena keberadaannya berbeda maka membentuk organ yang berbeda pula
Organ yang terbentuk akar , batang , daun membentuk System organ Nutritivum
Sedang Organ Bunga , Buah dan Biji membentuk System organ Reproduktivum
dan seterusnya system system organ yang berbeda itu membentuk satu tubuh
Mahkluk hidup tumbuhan.
OK
Postingan kali ini akan membahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk
tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem/muda/embryonal
2. Jaringan dewasa / permanen
JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif
sangat muda
1. sitoplasmanya penuh
2. mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk
jaringan yang lain berupa jaringan dewasa.
Jaringan meristem dapat dibagi
JARINGAN DEWASA
1 Jaringan Epidermis
Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar
Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet
rapat tanpa ruang antar sel.
Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan
Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata
Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok
Mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan fungsinya
Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya
sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis antara lain :
Pelindung / Proteksi jaringan didalamnya
Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air
karena osmosis
Peresap air dan mineral pada akar yang muda.
Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-
tonjolan yang disebut bulu akar.
Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabus
Epidermis memiliki beberapa struktur khas sebagai berikut :
MODIFIKASI EPIDERMISEp[dermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan
perannya di Organ tempat keberadaan epidermis
1. Stomata (mulut daun)
2. Trichoma
3. Bulu-bulu akar
1. Stomata (mulut daun),
Stoma yaitu lubang pada lapisan epidermis daun.
Sekitar stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup.
Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu
berfotosintesis.
Selain itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata
paling banyak pada daun.
Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan
ruang udara dalam
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah
Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau
lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan
epidermis (menonjol)
Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari
atas.
Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam
dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-
masing di samping sebuah sel penutup.
Untuk memahami struktur stomata,
Lihat Gambar
2. Trichoma,
Trikoma yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis
daun dan batang.
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel.
Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan
epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia,
sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
Menyerap air serta garam-garam mineral.
Mengurangi gangguan hewan.
3. Bulu-bulu akar
, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang dapat diresapi oleh larutan
garam-garam tanah.
ini ada tambahan catatan Epidermis jika masih pingin tahu lebih dalam KLIK aja
2. Jaringan Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi.
Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan
ini.
Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan
protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim.
Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana
kedua jaringan ini terletak bersebelahan.
Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan,
karena sel sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang
berbeda ini.
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak.
2. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim
adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman.
Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi
sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
(gambar jaringan sklerenkim).
Sel sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat
(fibre) atau sklereid yang keras .
Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada
penampang membujur (longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu
pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.
Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah dan biji.
Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel sel batu (stone cell, sklereid) ,
biji jambu biji kuga tersusun atas sklereid .
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vaskular
Disebut jaringan vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa
pembuluh pembuluh (vasculer)
Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan larutan ke seluruh tanaman.
Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk membawa air
sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu membawa hasil fotosintesis
berupa larutan organik.
Baik xylem maupun floem terdiri dari beberapa tipe sel.
Pada batang primer jaringan ini terletak pada berkas pengangkut dimana floem di
bagian luar dan xylem di bagian dalam.
Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang
disebut cambium.
Xylem
Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid
yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air.
Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar.
Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada
jaringan xylem.
Jado fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari
akar ke bagian daun.
Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas
berbagai bentuk sel.
Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup,
tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya
yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan
penguat.
Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
1. Trakeid
2. Trakea (Komponen Pembuluh)
3. Parenkim Xilem
1. Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-
penebalan pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika dibandingkan
dengan yang telah terjadi pada trakea.
Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak
mengandung protoplas lagi.
Dinding sel sering bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur
penopang dan penghantar air.
2. Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya
saling bersatu membentuk sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut
pembuluh.
Dindingnya berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel ke sel lain
sehingga berbentuk suatu tabung yang strukturnya mirip sebuah talang.
Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya lebih besar daripada sel-sel trakeid
dan membentuk untaian sel-sel longitudinal yang panjang, penebalan-penebalannya
terdiri atas zat lignin yang tipis dibandingkan trakeid.
3. Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup.
Dapat dijumpai pada xilem primer dan sekunder.
Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan
parenkim jari-jari empulur.
Parenkim kayu sel-selya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea
yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya.
Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua
bentuk dasar, yakni yang bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel bersumbu
panjang ke arah vertikal.
Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat
tepung. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan
kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.
FLOEM
Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagian-bagian lain yang ada di bawahnya.
Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas
beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap
hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
Sel yang menyusun floem antara lain sel pembuluh tapis, sel penyerta/pengiring , sel
serabut, sel parenkim kulit kayu.
Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
Mengapa demikian?
Hal ini dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada bagian tersebut sehingga
dapat terbentuk akar-akar pada media cangkoknya.
Struktur floem
Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
1. Unsur-Unsur Tapis
2. Sel Pengantar / Sel pengiring
3. Sel Albumin
4. Parenkim Floem
5. Serat-Serat Floem
1) Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya
hilang dari protoplas.
Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai
daerah cekung di dinding yang berpori-pori.
Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis
yang berdampingan.
Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial
dan membulat di bidang radial.
Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori.
Pada komponen buluh tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang
yang disebut pembuluh tapis.
3) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman Conifer, yang merupakan sel-sel empulur dan
parenkim floem,
Sel albumin mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel
tapis.
Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.
4) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat
tepung, lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi
beberapa zat seperti zat tannin dan resin.
5) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu yang berupa
sklerenkim sehingga kuat
Di dalam berkas pengangkut, unsur-unsur xilem dan floem selalu terdapat
berdampingan atau salah satu di antaranya terletak mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan bahwa floem selalu terdapat berpasangan dengan
xilem untuk membentuk berkas pengangkut pada tumbuhan.
Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan mudah
dibedakan dengan jaringan parenkim di sekitarnya karena relatif kecil dan tanpa
ruang antarsel.
Hanya trakea yang sel-selnya lebih besar dibandingkan sel-sel di sekitarnya.
Tipe konsentris
Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
Tipe radial
Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
5, Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak
air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk
oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-
sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
ORGAN TUMBUHAN
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni:
1. Akar ( Radix)
2. Batang ( Caulis0
3. Daun. ( Follium)
1 sampai 3 membentuk sistem organ nutritivum
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh:
1. umbi modifikasi akar
2. bunga modifikasi dari ranting dan daun.
3. buah (bunga yang diserbuki)
4. biji ada di buah
2 - 4 membentuk organ reproduktivum
BATANG
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
Terlihat berkas pengangkut pada Dikotil melingkar teratur karena berkambium
bertipe kolateral terbuka , sedang pada monokotil tersebar karena tidak berkambium
dan tipe berkas pengangkutnya Kolateral tertutup
Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1. Epidermis
2. Kortex
3. Penyolkong ( kolenkim - Sklerenkim)
4. Pembuluh angkut ( Xylem - Floem)
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan
oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat
dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun
atas jaringan parenkim.
Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang.
Lapisan terluar dari stele disebut kambium.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan
bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus
Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering
tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnyae
Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun,
Perapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas.
Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat
tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang
(Agave sp).
DAUN
Keterangan
1. Epidermis atas - Epidermismis bawah (dengan stomata)
2. Parenkim Palisade ( jaringan tiang / pagar)
3. parenkim spons ( Jaringan bunga karang)
4. berkas pengangkut
5. kambium
6. Floem
7. Xylem
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,
untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh
lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk
tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Parenkim/Mesofil