Anda di halaman 1dari 46

EL dan ORGANEL SEL

Sel adalah unit terekcil yang terdapat pada mahluk hidup, kumpulan dari sel membentuk suatu
jaringan. Sel terdiri dari 2 macam yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Perbedaannya adalah
adanya membran yang membungkus inti sel, sehingga membentuk kompartemen.

Fungsi organela :
1. Nukleus/inti sel fungsinya : sebagai pengatur seluruh aktifitas sel, mengandung materi
genetik (DNA)
2. RE (retikulum endoplasma) kasar : untuk sintesis protein
3. RE (retikulum endoplasma) halus : sebagai tempat penyimpanan Ca, untuk sintesis
steroid.
Sitosol : cairan tempat organel melayang-layang
4. Mitokondria : penghasil ATP, untuk respirasi oksidatif
5. Ribosom : untuk sintesis protein, prosesprotein
6. Lisosom : mengandung enzim untuk pencernaan intrasel
7. Aparatus golgi :packaging (pengemasan) protein untuk menjadi matang, penambahan
suatu subtansi pada protein, sebagai proses lanjutan protein setelah dari RE
8. Peroksisom : untuk pemecahan hidrogen peroksida
9. Sitoskeleton : jalur berpindahnya organella pada sel, terdiri dari:
Mikrotubulus : membentuk pergerakan kromosom, organel, silia, & flagela
Intermediate filament
Microfilament: membantu kontraksi otot, bentuk sel, & pergerakan sitoplasma

Makromolekul Utama Sel dan Subunit Penyusun Sel

1. Protein : tersusun dari sub unit asam amino


Struktur penyusunnya adalah gugus asam carboxyl, gugus amino, & rantai samping
(menentukan sifatnya). Protein merupakan suatu polimer asam amino (L-form) yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Satu protein mengandung 20 asam amino.

2. Asam nukleat (DNA & RNA) : tersusun dari sub unit nukleotid
Asam nukleat merupakan penyimpan informasi biologis yang herediter. Merupakan polimer
nukleotid yang tersusun dari cincin nitrogen, yang dihubungkan dengan ikatan fosfodiester
antara gugus phospat & gugus carboxyl.

3. Polisakarida : tersusun dari sub unit glukosa


Sebagai sumber energi sel yang disimpan dalam bentuk glikogen, jika dipecah akan melepas
energi.

4. Lipid : tersusun dari sub unit asam lemak


Merupakan komponen penyusun membran sel. Tersusun atas rantai hidrokarbon yang
hidrofobik & tidak reaktif, serta gugus karboksil. Gugus karboksil bersifat hidrofillik, reaktif
dan dapat berikatan secara kovalen dengan molekul lainnya. Fungsinya adalah sebagai
sumber energi yang cukup tinggi yang disimpan di sitoplasma dalam bentuk triacylglycerol,
dan membentuk membran sel bilayer dalam bentuk fosfolipid yang bersifat ampifatik.

Mekanisme Transpor Oksigen dan Karbondioksida Pada Paru, Dalam Aliran Darah
dan Pada Jaringan.
Transpor O2 di darah ke jaringan

O2 ditranspor dengan mekanisme difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari
konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat dibagi
menjadi 2:
1,5% O2 terlarut di plasma
98,5% O2 berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin.

Dengan tingginya tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan, maka O2 akan
ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat mempengaruhi transpor O2 selain PO2
adalah pH, PCO2, suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.

Transpor CO2 di darah dan jaringan

CO2 ditranspor secara difusi pasif, yaitu mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Adapun dalam mekanisme transpornya CO2 ditranspor dalam 3 bentuk:
7% terdisolusi di plasma
23% berikatan dengan Hb membentuk karbaminohemoglobin
70% berbentuk ion bikarbonat
Saat tekanan parsial CO2 (PCO2) di jaringan lebih tinggi, maka CO2 akan ditranspor dari
jaringan ke darah.

Transpor glukosa pada epitel usus

Transpor glukosa di epitel usus menggunakan coupled transport, symport. Yaitu transpor
yang terjadi dengan mendapat energi dari molekul lain, dengan molekul yang dipindah ada
2 dan searah. Sehingga untuk transport glukosa dibutuhkan Na+ agar masuk dari lumen ke
epitel usus.

Saat ATP dipecah oleh ATPase menjadi ADP+Pi, akan mengcouple energi untuk masuknya
Na+ dan glukosa dari lumen ke membran basalis, sehingga sistem transport glukosa juga
dapat disebut transport aktif sekunder.

Proses Pembentukan ATP Di Mitokondria dan Hubungannya Dengan


Pembentukan ROS
Proses pembentukan ATP di mitokondria dikenal dengan nama fosforilasi oksidatif (30-36
ATP). Jalur sintesis ini menggunakan energi yang dihasilkan dari oksidasi nutrien untuk
produksi ATP. Adapun pembentukannya adalah sebagai berikut:

Elektron ditransfer dari donornya (NADH) ke acceptor (cth: O2) dg reaksi redoks.

di eukariota, proses ini dilakukan oleh kompleks 5 protein yg ada di dlm mitokondria: NADH-
koenzim Q oksireduktase; suksinat-Q oksireduktase; electron transfer flavoprotein-Q
oxireductase; sitokrom C-oksidase; AP sintase. Energi yg dihasilkan oleh elektron melalui
jalur transpor elektron ini digunakan untuk memindahkan proton melewati membran
mitokondria (dari dalam ke luar) terbentuk energi potensial dlm bentuk gradien pH dan
potensial elektrik disepanjang membran (potensial gradien di daerah membran luar lebih
tinggi) konsentrasi proton di membran luar semakin tinggi dan membuat proton kembali ke
membran dlm konsentrasi yg lebih randah energi yg tersimpan ini digunakan untuk
mengalirkan proton kembali ke membran luar & menurunkan gradien melalui enzim ATP
sintase enzim ini menggunakan aliran proton yg melewatinya utk menghasilkan ATP dari
ADP dengan cara reaksi fosforilasi. aliran proton yg melewati ATP sintase memaksa bagian
enzim untuk berotasi.

Kaitan dengan pembentukan ROS:

ROS merupakan hasil samping dari fosforilasi oksidatif. O2 akan berikatan dengan H2
menjadi H2O. Namun ternyata tidak semua O2 berikatan dengan H2, tapi hanya berikatan
dengan elektron saja sehingga terbentuk O3- (ROS). Dalam kondisi fisiologis, ROS akan
terbentuk 5%.

Apa Yang Dimaksud Dengan Dogma Sentral Pada Biologi?

Dogma sentral: semua info genetik ada di DNA yang akan ditranskripsi ke dalam RNA dan
akan ditranslasi menjadi protein.

Transkripsi :

Transkripsi merupakan proses sintesis mRNA dari cetakan DNA. Proses ini terjadi ada inti sel
(nukleus) tepatnya pada kromosom. DNA akan diurai & dibuat cetakan, kemuan materi
penyalin (ribonucleoside triphosphat) akan masuk, cetakan disalin dan dirangkai dan keluar
menjadi mRNA.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu : cetakan DNA yang terdiri atas basa
nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S) ; enzim RNA polimerase ; faktor-
faktor transkripsi, prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).

Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Inisiasi
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian ujung gen yaitu
promoter. 25 pasang basa dari titik O gen di daerah promoter terdapat TATA box, yang
merupakan start point transkripsi oleh polimerase.

2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah elongasi. Pemanjangan di sini adalah pemanjangan nukleotida.
Setelah RNA polimerase menempel pada promoter maka enzim tersebut akan terus bergerak
sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya
nukleotida DNA cetakan A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan
seterusnya. Laju pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berrkisar antara 30 60
nukleotida per detik. Kecepatan elongasi tidak konstan.

3. Terminasi (pengakhiran)
Terminasi juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika adanya guanin
yang terbentuk. Selanjutnya mRNA terlepas dari DNA templat menuju ribosom.

Setelah proses transkripsi selesai, maka ada kontrol post transkripsi berupa:

Menstabilkan mRNA yang strukturnya hanya 1 helix, dengan capping 7 metil guanosin pada
ujungny agar tidak mudah hancur.
Menghilangkan intron oleh spliceosome.
Menghilangkan 30 polipeptida dan penempelan poly-A (diberi ekor)

Translasi Adalah proses penterjemahan mRNA menjadi protein.Dalam menterjemahkan, 3


basa diterjemahkan menjadi 1 asam amino. Translasi dimulai dengan adanya start kodon,
AUG (metionin). Jika AUG tidak ada, maka tidak akan ditranslasi. Proses translasi adalah 3
basa (kodon di mRNA akan dikenali oleh anti kodon yang ada pada tRNA (transfer RNA).
tRNA terikat pada asam amino tertentu sehingga dapat menterjemahkan bahasa asam
amino.Translasi akan berhenti saat ada stop kodon) UAA / UAG / UAG ( TAA/TAG/TGA pada
DNA).

Bagaimana Enzim Dapat Bekerja Mempercepat Suatu Reaksi?

Enzim dapat bekerja mmpercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi. Untuk
bekerja, enzim membutuhkan substrat. Dengan menurunkan energi aktivasi, maka
terbentuknya kompleks enzim-substrat menjadi lebih cepat, sehingga reaksi cepat terjadi.

Cara aktivasi enzim: enzim merupakan suatu protein. Enzim akan teraktifkan saat masuk ke
aparatus golgi, untuk penambahan suatu substansi dalam proses pematangan (packaging).

Cara inaktivasi enzim dengan feed back mechanism. Ada 2 macam feed back, yaitu feed
back positif (inducible), dan feed back negatif (inhibitor). Dengan mekanisme feed back
negatif, enzim dapat diinaktifkan.
Contoh: acyltransferase, glycosiltransferase
ORGANISASI UMUM SEBUAH SEL
SEL
Sel adalah unit dasar kehidupan, agar dapat bertahan hidup maka setiap sel harus
mempertahankan lingkungan internalnya yang mendukung reaksi biokimiawi esensial,
meskipun terjadi perubahan di lingkungan eksternal. ORGANISME
Sebuah organisme adalah suatu sistem yang dapat melakukan replikasi-sendiri, pemulihan-
sendiri, dapat berupa organisme uniseluler atau multiseluler.
Organisme uniseluler terdiri dari sel tunggal yang secara independen dapat menjalankan
seluruh fungsi kehidupan. Organisme multiseluler mengandung beberapa tipe sel yang
berbeda yang memiliki fungsi tertentu.
PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

Prokariotik adalah organisme


uniseluler yang paling sederhana. Semua mikroorganisme yang tidak memiliki membran-
selubung-inti (yaitu berbagai tipe bakteri) dikelompokkan ke dalam prokariotik.
Gambar 1. Struktur sel prokariotik
Molekul DNA berada dalam keadaan bebas di dalam sitosol. Bakteri mengandung beberapa
struktur-subseluler tetapi tidak mengandung organel-organel bermembran.
Ciri sel prokariotik adalah:
1. Sitoplasma memiliki kompartemen tunggal yang mengandung semua komponen
seluler
2. pembelahan sel adalah pembelahan binari
Agar sel prokariotik dapat bertahan hidup, molekul yang dibutuhkan untuk energi dan
biosintesis harus berdifusi masuk ke dalam sel dan produk limbahnya harus berdifusi keluar
dari sel melewati membran plasma. Kecepatan difusi bergantung pada luas permukaan
membran.
Jika diameter sel meningkat:
volume sel meningkat menjadi besaran kubik linear
permukaan sel hanya akan meningkat sebesar kuadrat linear
sehingga, sel yang kecil akan memiliki rasio luas permukaan/volume yang lebih besar
dibandingkan dengan sel yang besar.
Sel prokariotik mengandalkan difusi sederhana untuk membawa nutrien ke pusat sel, oleh
sebab itu jika sel prokariotik berekspansi sampai beberapa kali ukuran semula maka
kecepatan difusi nutrien melewati membran plasma tidak akan memadai untuk
mempertahankan peningkatan yang dibutuhkan oleh volume sel yang lebih besar. Oleh
sebab itu sel prokariotik: kecil.
Sel Eukariotik
Semua organisme yang memiliki sel dengan nukleus-yang-bermembran diklasifikasikan ke
dalam eukariotik.
Kingdom Animalia, Plantae, Protista dan Fungi adalah anggota kelompok ini. Gambar berikut
ini memperlihatkan:
seri membran internal yang kompleks yang memisahkan sel menjadi kompartemen-
kompartemen yang berbeda yang memiliki fungsi tertentu
pembelahan sel secara mitosis
memiliki organel khusus seperti sentriol, spindel mitotik, mitokondria dan mikrotubula.
Gambar 2. Struktur sel Eukariotik
Tidak seperti prokariotik, sel-sel eukariotik mampu melakukan endositosis. Yang dengan
cara tersebut, potongan-potongan membran plasma akan terpetik membentuk vesikel
bermembran yang membawa nutrien dari lingkungan eksternal ke kompartemen yang
berada jauh di dalam sel. Oleh sebab itu endositosis dapat membebaskan sel eukariotik dari
keharusan difusi sederhana, sehingga sel eukariotik dapat mempertahankan rasio luas
permukaan/volume yang tetap kecil.
Oleh sebab itu rata-rata sel eukariotik sedikit lebih besar daripada sel prokariotik. Pada sel
animalia tertentu, berbagai organel khusus menempati kira-kira setengah dari volume sel.

Tabel 1. Gambaran dasar sel prokariotik dan eukariotik


Prokariotik dibandingkan eukariotik
SEL PROKARIOTIK SEL EUKARIOTIK
Meliputi bakteri dan alga blue-green Empat kelompok utama: Animalia,
Plantae, Protista dan Fungi
Bukan nukleus sejati Nukleus sejati
DNA sirkuler dan bebas DNA linear dan terdapat di dalam
nukleus
Tidak memiliki organel-organel Kompartementalisasi internal antar
bermembran organel, yang memungkinkan pembagian
kerja
Reproduksi binari sederhana Reproduksi mitotis (dan meiosis)
Tidak ada perkembangan jaringan Sistem jaringan dan organ
Ukuran 1- Ukuran: 10-
Sel merupakan unit terkecil dari penyusun suatu sistem yang lebih besar pengertian ini
diperutukkan untuk definisi sel secara umum. sedangkan untuk definisi sel dalam ilmu
biologi, sel merupakan unit terkecil penyusun kehidupan. Menurut fungsinya definisi sel
adalah unit fungsional terkecil yang mendasari terbentuknya suatu organisme mahluk
hidup. Struktur sel secara umum terbagi menjadi 2, yaitu struktur sel prokariotik dan
struktur sel eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu tipe struktur sel tersebut,
yaitu prokariotik atau eukariotik. Sel prokariotik hanya terdapat pada kingdom Monera,
Archaebacteria (Archae), dan Eubacteria (Bacteria). Sedangkan sel eukariotik merupakan
struktur sel dari kongdom Animalia, Plantae, Fungi, dan Protista.
1. Struktur Sel Prokariotik
Struktur Sel prokariotik adalah susunan sel yang hanya memiliki membram plasma,
sedangkan inti sel dan organel tidak di batasi oleh membran sehingga materi inti tersebar
dalam sitoplasma. Struktur sel prokaritik meliputi:
Dinding sel Ribosom
Membran Plasma DNA
Sitoplasma RNA
Mesosom
Contoh organisme yang memiliki struktur sel prokariotik adalah bakteri, Alga biru, dan masih
banyak lagi mikroorganisme yang terklasifikasi dalam kingdom Monera, Archaebacteria, dan
Eubacteria.
2. Struktur Sel Eukariotik
Struktur sel Eukariotik adalah struktur sel yang memiliki membran inti, endomembran dan
sentriol serta memiliki ukuran yang lebih besar dari struktur sel prokariotik. Struktur sel
Eukariotik meliputi:
Membran Sel (membran Lisosom
Plasma) Badan Mikro
Sitoplasma Mitokondria
Sitoskeleton Kloroplas (hanya pada
Nukleus tumbuhan)
Retikulum Endoplasma Sentriol
Kompleks Golgi
A. Membran Sel (Membran Plasma)
Membran sel merupakan bagian terluar dari sel. Fungsinya antara lain sebagai berikut.
1. Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan
lingkungannya.
2. Menjadi tempat reaksi, seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksida
dalam respirasi.
3. Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia
lainnya, baik zat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari
dalam sel itu sendiri.
4. Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
5. Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar meninggalkan
sitoplasma.
Membran sel tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. Lipidnya terutama berupa
fospolipid yang merupakan molekul-molekul amfifilik artinya setiap molekul mengandung
kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik. Membran sel dapat berfungsi sebagai pelindung sel
dengan membentuk lapisan ganda fosfolipid dimana kepala hidrpfilik menghadap ke arah air
pada setiap sisi, sedangkan ekor hidrofobik terlindung dari sentuhan air.
Membran memiliki dua jenis protein, yaitu protein integral dan periferal. Protein integral
yang menembus di antara lapisan fosfolipid, berfungsi sebagai transpor yang membawa zat-
zat terlarut yang dibutuhkan sel. Sementara, protein poriferal menempel di lapisan fosfolipid.
Pada bagian sel yang menghadap keluar sel, terdapat karbohidrat yang melekat pada
protein atau bagian kepala fosfolipid. Karbohidrat yang berikatan dengan protein disebut
glikoprotein, sedangkan yang berikatan dengan fosfolipid disebut glikopid. Membran sel
secara aktif menentukan zat-zat mana yang dapat dilaluinya dan sekaligus menahan zat
mana yang tidak dapat dilaluinya. Berdasarkan kenyataan ini, para ilmuwan menyebutnya
sebagai membran yang bersifat diferensial semipermeabel atau selektif permeable. Dengan
cara inilah membran sel berusaha mempertahankan bentuk dan reaksi-reaksi kimia dalam
sel agar dapat berjalan terus.
B. Sitplasma
Sitplasma adalah cairan beserta zat-zat terlarut yang mengisi ruangan di dalam sel dan
dibatasi oleh membran sel. Sitoplasma merupakan sistem koloid yang amat dinamis dan
senantiasa bergerak. Cairan yang mengisi organel dikenal dengan sitosol.
Di dalam sitoplasma maupun sitosol terlalu senyawa organik yang utama untuk
kehidupan, ion-ion gas, molekul-molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, gula
nukleotida, vitamin, serta protein dan RNA yang membetuk larutan koloid. Larutan koloid
tersebut mengakibatkan sitoplasma senantiasa bergerak secara acak, yang dikenal
dengan Gerak Brown. Gerak acak ini dipengaruhi oleh muatan listrik ion-ion (elektroforesis).
Larutan koloid dapat mengalami perubahan dari fase sol ke fase gel dan sebaliknya.
Sitosol juga merupakan tempat berlangsungnya metabolisme tertentu, seperti glikolisis atau
pemecahan glukosa, sintesis protein, sintesis asam lemak, dan lain-lain. Berbagi proses
tersebut dilakukan oleh berbagai organel yang membentuk suspensi di dalam sitoplasma.
C. Organel
Untuk melaksanakan berbagai fungsi hidup, sel dilengkapi berbagai organel, seperti
nukleus, mitokondria, ribosom, lisosom, plastida, retikulum endoplasma, badan golgi, dan
badan mikro.
1. Nukleus

Nukleus merupakan organel sel terbesar yang mengandung informasi genetik berupa
DNA, dan berbentuk bulat hingga oval bergantung jenis selnya. Nukles adalah organel yang
amat vital bagi kehidupan, yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa bagian
penting dari nukleus, yaitu:
Membran Inti, membran inti terdiri atas dua lapis yang berfungsi sebagai
pembungkus sekaligus sebagai pelindung inti. Membran luarnya mempunyai
hubungan langsung dengan Retikulum Endoplasma. Pada membran inti terdapat
pori-pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara membran inti dengan
sitoplasma. Pada organisme eukariotik, kecuali sel darah merah mamalia dewasa
dan sel floem, nukleusnya terlindung oleh membran inti.
Nukleoplasma, nukleoplasma merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan
ion-ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin. Benang-benang
kromatin yang memendek, menebal, dan mudah menyerap zat warna
disebut kromosom. Di dalam kromosom tersimpan untaian DNA yang terikat pada
protein dasar yang dikenal dengan histon.
Nukleolus, bagian ini tersusun atas kumpulan gen-gen yang memberikan kode RNA
ribosom. Sebagai penkode RNA ribosom, struktur ini berfungsi untuk merangkai
subunit-subunit penyusun ribosom.
2. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem membran kompleks yang tersusun tidak
beraturan membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel
eukariotik. Organel ini bertindak sebagi saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan
nukleus.
Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua, yakni RE kasar dan RE halus. RE kasar
memiliki ribosom pada permukaannya sehingga berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Sementara, RE halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid. Selain itu, keduanya juga
berperan dalam transportasi senyawa kimia yang diperlukan untuk metabolisme sel.
3. Ribosom
Ribosom merupakan organel kecil di dalam sel dengan diameter lebih kurang 20nm.
Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma maupun melekat pada membran RE ketika
proses sintesis protein sedang berlangsung. Jika proses sintesis protein tidak sedang
berlangsung ribosom dalam bentuk subunit kecil dan besar.
4. Sentriol
Organel ini terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan suatu
kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol mengandung mikrotubul yang terdiri atas
sembilan triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan dalam proses pembelahan
sel dengan membentu benang spindel.
5. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Jumlahnya menonjol pada
sel kelenjar. Badan Golgi berfungsi untuk:
Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya.
Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat lengket.
Kadang-kadang untuk transpor lemak.
Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
Membentuk Lisosom.
Membentuk enzim-enzim pencernaan yang belum aktif (zimogen, koenzim, dan lain-
lain).
Di dalam badan golgi, protein dari RE diikatkan dengan karbohidrat rantai pendek
membentuk glikoprotein. Struktur badan golgi bervariasi, yaitu mulai dari yang bentuknya
tidak jelas hingga berbentuk jaring-jaring atau jala. Pada sel tumbuhan, badan golgi sering
disebut diktiosom.
6. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berbentuk kantong agak bulat dan dibatasi oleh sistem
membran tunggal. Organel ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama pada
sel-sel hewan yang memiliki kegiatan fagositik.Lisosom mengandung banyak enzim
pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, Lipase, dan fosfatase yang dibentuk oleh RE
kasar. Selanjutnya enzim-enzim tersebut dikirim ke dalam badan golgi. Lisosom berfungsi
untuk:
mencerna materi yang diambil secara endositosis.
autofagi, yaitu penghancuran struktur-struktur yang tidak dikehendaki dalam sel.
eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel.
autolisis, yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom
dalam sel.
7. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berbentu seperti sosis dan strukturnya sangat
kompleks, terdapat pada semua sel eukariotik aerobik. Organel ini merupakan tempat
berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel. Mitokondria terlindung oleh membran ganda.
Membran dalamnya berlekuk-lekuk disebut krista, berfungsi untuk memperluas permukaan.
8. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau, kuning, atau merah.
Fungsinya sebagai penyelenggara fotosintesis. Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen
fotosintetik yang terletak pada sistem membran dan bertebaran pada seluruh bahan dasar
yang disebut stroma. Peran pigmen fotosintetik pada tumbuhan tinggi adalah untuk
menyerap energi cahaya dan kemudian mengubahnya menjadi energi kimia.
9. Badan Mikro (Peroksisom dan Glioksisom)
Badan mikro diselubungi oleh membran tunggal yang berisi enzim katalase dan oksidase.
Organel ini berukuran sebesar lisosom dan memiliki dua tipe, yaitu peroksisom dan
glioksisom.
Peroksisom senantiasa berasosiasi dengan organel lain serta banyak mengandung
enzim katalase dan oksidase. Pada hewan, peroksisom terkurung di dalam sel-sel
hati dan ginjal. Sementara pada tumbuhan terdapat dalam berbagai tipe sel.
Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat, metabolisme lemak menjadi
karbohidrat, dan perubahan purin dalam sel.
Glioksisom terdapat pada sel tumbuhan. Fungsinya adalah untuk mengoksidasi asam
lemak menjadi gula yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
A. Difusi

Difusi adalah pergerakan atom atau molekul berupa gas atau cairan (larutan).
Atom atau molekul tersebut bergerak dari larutan berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah hingga keadaan larutan menjadi seimbang. Pergerakan tersebut
terjadi melalui membran semipermiabel.

Difusi didorong oleh energi kinetik yang dimillki oleh molekul. Ketika seseorang
menyemprotkan obat anti nyamuk atau minyak wangi, maka molekul-molekul yang
disemprotkan akan bergerak memenuh seluruh ruangan. Meskipun kita berada agak
jauh dari ruangan, kita masih dapat menciumnya.

Kecepatan difusi bergantung pada suhu, ukuran, dan tipe molekul yang berdifusi.
Moleku-molekul menyebar lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi dibanding pada
suhu yang rendah. Molekul-molekul yang kecil berdifusi lebih cepat daripada molekul
yang besar.

Pengambilan oksigen oleh sel melalui respirasi seluler merupakan salah satu contoh
difusi. Gradien konsentrasi mendukung terjadinya pergerakan dengan arah tersebut
sehingga oksigen yang terlarut dapat menembus membran sel.

Dikenal dua macam difusi, yaitu difusi sederhana dan difusi berfasilitas.

1) Difusi sederhana melalui membran atau difusi sederhana.

Difusi ini identik dengan pengertian difusi yang telah dijelaskan sebelumnya.

2) Difusi berfasilitas atau difusi dipermudah



Difusi berfasilitas dapat diartikan sebagai transportasi zat yang dibantu oleh molekul
pembawa yang mirip pori-pori, dan bagian dari membran plasma. Molekul pembawa
ini (carrier) berupa protein integral yang membentuk saluran, sehinga dapat
mempercepat transport zat. Contoh difusi berfasilitas adalah transportasi ion kalium
dari luar sel ke dalam sel. Konsentrasi ion kalium di sel lebih tinggi daripada di dalam
sel.

B. Osmosis

Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran


semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah (pelarut lebih banyak
dibandingkan terlarutnya) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (pelarut lebih sedikit
dibandingkan terlarutnya). Dengan kata lain, osmosis merupakan peristiwa
perpindahan molekul pelarut dari larutan dengan kepekatan rendah menuju larutan
yang memiliki kepekatan tinggi.

Peristiwa osmosis terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan
konsentrasi larutan yang terdapat di dalam dan di luar sel.

Jika konsentrasi larutan di luar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti
sel berada dalam larutan hipotonik. Sementara itu, jika konsentrasi larutan di luar sel
lebih tinggi daripada larutan di dalamsel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.

Bagaimana kondisi sel hewan dan sel tmbuhan ketika berada dalam suatu larutan
dengan konsentrasi yang berbeda? Pelajari tabel berikut.
Tabel Perbandingan Kondisi Sel dalam Konsentrasi Larutan yang Berbeda
Larutan Larutan Larutan
Hipertonik Isotonik Hipertonik

Sel Hewan Sel akan Sel tetap seperti Sel akan


mengerut semula membengkak dan
(krenasi) akhirnya pecah
karena air masuk
secara berlebihan
(hemolisis)
Sel Tumbuhan Sitoplasma akan Sel tetap seperti Sel membengkak,
mengkerut semula tetapi tidak pecah
(plasmolisis) karena ada
dinding sel (sel
turgid)


c. Transpor Aktif

Transpor aktif adalah pergerakan zat atau molekul yang menyeberangi membran
semipermeabel dengan melawan gradien konsentrasi. Transportasi zat atau molekul
pada transpor aktif memerlukan energi.



Transpor aktif juga dipengaruhi oleh muatan listrik yang ditentukan oleh ion natrium
(Na+), ion kalium (K+). Di lingkungan ekstraseluler dan intraseluler, keluar masuknya
ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa ion Na+ dan K+. ATP memberi sumber energi
untuk mengubah bentuk protein membran agar membuka, kemudian pompa
mengeluarkan tiga ion Na+ dari intraseluler dan memasukan dua ion K+ ke
lingkungan sel.

Pada prosesnya, transpor aktif dibantu olah protein membran sebagai pembawa zat
(carrier) dan molekul tersebut. Protein membran memiliki konsentrasi yang
berlawanan dengan derajat atau gradien konsentrasi.

Transpor aktif terdiri atas dua tahap, yaitu transpor akti primer dan transpor aktif
sekunder. Pada transpor aktif primer, dilibatkan suatu pompa yang secara aktif
menghasilkan ion H+ untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sekunder
memanfaatkan kegunaan gradien yang telah ada sebelumnya untuk mengendalikan
transpor aktif suatu larutan.

d. Eksositosis dan Endositosis

Sel eukariot mempunyai dua mekanisme pengangkutan lainnya, yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua mekanisme ini berguna mentransportasikan molekul dan partikel
yang berukuran besar. Eksositosis adalah suatu proses pengangkutan bahan yang
terdapat di dalam sel melalui proses pembentukan vesikula. Kemudian, vesikula
tersebut diekskresikan ke lingkungan ekstraseluler.

Pada endositosis, membran plasma melipat ke bagian dalam (invaginasi) untuk


membentuk vesikula yang membawa zat tertentu ke dalam sel. Beberapa bentuk
endositosis, diantaranya pinositosis, fagositosis, dan endositosis reseptor termediasi.

Pinositosis (proses sel untuk minum) melibatkan pembentukan vesikula membran


dari membran plasma sebagai suatu cara sel untuk menggunakan cairan
ekstraseluler. Pinositosis penting bagi sel yang aktif menyerap nutrisi, seperti pada
sel di sepanjang usus hewan.

Fagositosis (proses sel untuk makan) melibatkan pembentukan vesikula membran


yang berlimpah yang disebut fagosom atau vakuola fagositik. Fagosom dapat
memakan partikel besar seperti bakteri. Sel memakan sebuah partikel dengan
menggunakan kaki semu (pseudopodia) yang dibelitkan ke sekeliling partikel dan
masuk ke dalam vesikula yang dibentuk oleh membran.
Selain dari itu akan diterangkan tentang fungsi membran sel / membran plasma.
Membran Sel
Membran sel atau membran plasma adalah struktur selaput tipis yang
menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus juga
memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya.
Namun membran sel tersebut tidak sekedar merupakan sebuah penyekat pasif,
melainkan juga sebuah filter yang memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang
melintasi dengan tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel.
Bahan bahan yang diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang
merupakan limbah sel dapat melintas ke luar sel.
(Membran Sel) Perkembangan pembentukan membran sel merupakan tahap
sangat penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa
membran sel, sebuah sel mungkin melangsungkan kehidupannya.
Semua membran organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel
eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan
molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.
Struktur Membran Sel / Membran Plasma
Sebelum berhasil diisolasinya membran sel, sebagian besar teori tentang struktur
membran sel didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak langsung.
Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton diajukan teori bahwa membran sel
merupakan lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-zat yang larut dalam lipid dapat
menembus membran sel.
Sedang dari beberapa sifat membran sel yang lain, oleh Danielli diusulkan bahwa
membran sel terdiri atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan protein pada
kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran sel oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972,
teori-teori tentang struktur membran sel dapat disimpulkan dalam 3 kelompok.
a. Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa
membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein
berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat berbentuk
lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan
dan kebutuhan.
Penyusun Membran Sel
(Membran Sel) Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel dalam
tubuh organisme hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua lapisan berasal
dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925.
Lipid yang diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah merah yang ditempati
oleh selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah.
Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel pada saat
itu, sehingga sebagian besar model struktur membran sel berdasarkan asumsi
tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan dapat diterima jauh sebelum struktur
sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.
(Membran Sel) Selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada berbagai
membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul lipid tersusun
dalam dua lapisan.
Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan bahwa membran sel tersebut dapat
dibelah secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan
tunggal, apabila membran sel tersebut dibekukan lebih dahulu.
(Membran Sel) Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain
disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid
terdiri atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang
menjauhi air.
Untuk melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan,
sehingga bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut
dalam air, melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik.
Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer,
dapat diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat
6 molekul apabila diambil dari seluruh permukaan sel.
Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:
1. Fosfolipid, yang terbanyak
2. Kolesterol
3. Glikolipid
(Membran Sel) Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya
memiliki ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar
(menyenangi air).
Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar)
dan dua ekor (ujung nonpolar).
(Membran Sel) Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat
pada molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul
dengan asam fosfat.
Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya berasal
dari gugus asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak
tidak jenuh.
Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai
gugus asam lemak.

Membran sel 1

Membran Sel
(Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari
oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa
sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan
ekornya mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang
mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.
(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah
membran sel yang dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal
adanya kemungkinan gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan
flip-flop ini sangat jarang terjadi.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah
merupakan struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang
mempunyai sifat fluiditas seperti cairan.
Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak
jenuh), makin besar sifat fluiditasnya.
(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian
hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul
fosfolipid.
Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul
fosfolipid adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin
kurang cair.
Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam
mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya
endositosis, eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang
bersentuhan.
Protein Membran Sel
(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah
kerangka dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul
lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein.
Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan
molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa molekul protein
dalam membran sel seakan-akan terendam dalam molekul lipid-lipid yang berada
dalam ukuran 2 dimensional.
(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat
molekul dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi
dari masing masing sel.
Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana
transportasi melalui membran dan lain-lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling
sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan band III.
Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling
menonjol karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin
sebenarnya bukan protein yang ada dalam membran sel.
Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar membran sel.
Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke
samping, maka molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas
dalam membran sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan.
(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan
hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung
molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian dua
lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran sel.
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid sebagian
ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan
perantaraan molekul protein lain.
(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada
struktur molekul proteinnya sendiri.
Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan air di
lingkungannya akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka
kedudukan molekul protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan
daerah daerah tersebut.
Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat
hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada
permukaan membran.
Seperti dikemukakan di depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan
mikroskop elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara
mekanik sehingga terbelah.
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada
struktur membran sel adalah:
1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan
molekul lipid.
2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan
struktur dasar membran sel / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.
(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel
dan sifat fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel berdasarkan
model mosaik cair (fluid mosaic model).
Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga
semua pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model mosaik
cair membran sel.
Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat
menerangkan bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak
dapat dijelaskan dengan model model lain yang telah ada sebelumnya.
Molekul Karbohidrat Membran Sel
(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya
yang sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan
protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid).
Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada permukaan membran
sel diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan
luar dari lipid mengikat karbohidrat.
Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai
cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki
sebuah rantai cabang.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara
2%-10% terhadap berat membran.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada
pada permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah
salah satu penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari
dua lapisan lipid.
(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel
eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau
glikokaliks.
Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop
cahaya dengan pewarnaan khusus.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran sel)? Dari
lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang ditemukan
pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran.
Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin,
glukosamin, glukose, dan asam sialik.
(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein
membran sel belum begitu jelas.
Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu agar molekul
protein dapat terpancang kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan
struktur protein.
(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan
glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk
bahwa mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi
antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat pada sel sel yang terlibat dalam sistem
imunitas.
Selubung Sel (Cell coat)
(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhan selalu
diselubungi oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang
juga merupakan molekul karbohidrat.
Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan
terletak pada ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya.
Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar membran
sel hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat,
tetapi bukan dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.
Membran sel 2
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas
membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi
penting.
Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur
dinidng sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang
bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam
proses respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul,
khususnya pada kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi
menghambat difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.
Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction
yang merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan.
Pengertian DNA (Asam Deoksiribonukleat) merupakan asam nukelat yang didalamnya
terdapat sel makhluk hidup. DNA ialah biomolekul primer semua makhluk hidup yang
membentuk dan menyusun berat kering. DNA dalam bahasa inggris disebut
deoxyribonucleic acid. DNA terdiri dari materi yang membentuk kromosom-kromosom dan
informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup.
Pengertian RNA (Asam Ribonukleat) Merupakan suatu rangkaian nukleotida yang saling
berhubungan seperti rantai. RNA ialah hasil dari transkripsi dari suatu fragmen DNA,
sehingga RNA sebagai polimer yang jauh lebih pendek jika dibandingkan DNA. Berbeda
dengan DNA yang umumnya dijumpai dalam inti sel, Kebanyak dari RNA terdapat dalam
sitoplasma, khususnya di ribosom.

Istilah kata DNA berasal dari dua kata yakni deoxyribosa yang berarti gula pentosa dan
nucleic yang berarti nukleat. DNA juga dapat diartikan sebagai senyawa kimia pembentuk
keterangan genetik suatu sel makhluk hidup, yang berlaku sebagai generasi ke generasi
berikutnya. DNA sebagai cetak biru atau blue print dimana kode kehidupan setiap makhluk
hidup yang tercatat dalam sel.

Struktur DNA
Struktur DNA pertama kali ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick. Struktur DNA
disebut struktur rantai berganda Watson-Crick.
DNA merupakan makro molekul atau molekul yang besar dan berisi 2 rantai polinukleoitida
yang saling berkaitan. Setiap nukelotida terbentuk tiga susunan komponen yakni nitrogen,
gula pentosa, dan gugus fosfat. Di dalam basa nitrogen terdapat basa primidin dan basa
purin. Basa primidin terdapat timin dan sitosin sedangkan dalam basa puring terdapat
adenin dan guanin.

Struktur RNA

Gula D-Ribosa
Fosfat
Basa Nitrogen

RNA terdiri dari rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenin, guanin,
urasil, dan citosin. RNA berada dalam nukelus maupun sitoplasma sel. Bergam bentuk dari
RNA lebih banyak dari pada DNA. RNA mempunyai berat molekul antara 25.000 sampai
dengan beberapa juta. Umumnya RNA berisi rantai polinukleotida tunggal, tetapi rantai yang
biasa terlipat membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A:U dan
G:C.

Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA. RNA mempunyai bentuk pita
tunggal dan tidak berpilin. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun dari
banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribosa, basa nitrogen dan
asam fosfat. Basa dari nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin dan basa pirimidin.
Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
pada basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yakni tersusun dari sitosin (C) dan urasil (U).

Tulang Panggung RNA tersusun dari deretan ribosa dan fosfat. Ribonuleotida RNA terdapat
secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat, misalnya adenosin
trifosfat (ATP), Guanosin Trifosfat (GTP), Sistidin Trifosfat (CTP), dan Uridin Trifosfat (UTP).
RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan menggunakan DNA sebagai
cetakannya.
Jenis-Jenis RNA

Replikasi DNA
Replikasi DNA dilakukan sebelum sel membelah diri. Arti replikasi DNA adalah terjadinya
penggandaan rantai ganda dari DNA itu sendiri. Pada prokariota atau makhul hidup tidak
mempunyai membran inti selnya replikasi DNA dilakukan secara terus menerus. lain halnya
dengan Eukariota atau organism yang dengan sel yang sangat komples yang dimana disini
terjadi replikasi sangat teratur dengan proses mitosis atau miosis.

Penggandaan DNA biasanya menggunakan ensim DNA polimerase. Ensim mini mengikat
nukleotida-nukleotida dalam membentuk susunan polimer DNA. Semua proses yang
dilakukan secara in vitro dengan menggunakan suatu proses yang disebut PCR atau reaksi
berantai polymerase.

Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetic. Namun demikian fungsi DNA
sangat luas yaitu sebagai berikut:

1. Membawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya


2. Mengontrol kehidupan secara langsung maupun tidak
3. Sebagai auto katalis atau penggandaan diri
4. Sebagai heterokatalis atau melakukan sintetis terhadap senyawa lain.

Fungsi RNA

1. Sebagai penyimpan informasi


2. Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena
berlaku untuk organisme hidup.
JARINGAN TUMBUHAN
Ketika kami membuat preparat sederhana dari lapisan epidermis bawang merah yang
kemudian dilihat dibawah mikroskop di Laboratorium Biologi , muncul ide kenapa tidak
sekalian saja materi jaringan tumbuhan ini dipostingkan lewat penjelasan obyek yang
memperlihatkan sel sel yang sama yang membentuk jaringan ini , sehingga dari sini bisa
nantinya diposting jaringan lain yang menyusun organ organ tanaman, Kata anak anak
materi ini bikin boring pak namun kalau kita bisa bikin dalam awetannya jadi OK juga ya
haha semoga berguna postingan ini
JARINGAN EPIDERMIS BAWANG MERAH
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang mempunyai
kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan atau manusia pada
bagian organnya yang muda
Artinya Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah ,
memanjang ( elongasi) dan defrensiasinya tak terbatas
Sehingga dari kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat
diperbanyak dengan Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu
Vegetatif dimaksudkan adalah dikembangkan secara tidak kawin , dicangkok , di stek
ataupun dengan lewat Kultur Jaringan .atau cara lain yang intinya diperbanyak
hingga menghasilkan keturunan yang sama
Kemampuan Totipotensi yaitu kemampuan sel meristem /jaringan muda melakukan
pembelahan (Cleavage) Elongasi Defrensiasi dan Specialisasi sehingga mampu
membentuk Jaringan yang berbeda beda dengan tujuan agar bisa membentuk Organ
dan akhirnya bisa membentuk individu baru
Dengan terbentuk Jaringan yang berbeda dipastikan bisa menyusun Organ organ
yang berbeda sehinggga bisa menyusun sistem Organ dan berakhir dengan
terbentuknya Organisme OK
Pada Hewan dan Manusia kemampuan Totipotensi ada pada Ovum yang telah
dibuahi sehingga membentuk sel sel PUNCA yang bisa membentuk berbagai organ

Contoh mudah kemampuan Totipotensi misalnya pada stek batang singkong setelah
dimasukkan ke tanah pada ujung batangnya bisa tumbuh membelah sel sel
baru dan hebatnya sel selnya bisa menjadi berbeda ( defrensiasi) dari sebelumnya
menyusun sel batang karena di dalam tanah menjadi pemyusun sel akar , adanya
penyusunan sel akar ini menjadikan punya peran baru ( specialisasi ) menjadi
bertugas sebagai akar , Begitu Organ yang lain Akar menjadi batang , daun menjadi
akar , batang menjbentuk daun dan lainnya yang Semua itu setelah tahu hanyalah
pola magic :"Meristem"
OK
Tubuh tumbuhan yang tergolong Kingdom Plantae terdiri dari sel-sel karena kingdom
ini anggota dari kelompok mahkluk hidup multicelluler
Sel awal tunbuhan diawali oleh zygot hasil pertemuan sperma dan ovum , yang
kemudian membentuk lembaga pada biji
lembaga ini bersifat Meristematis yaitu Pro Meristem
Arti meristematis mempunyai kemampuan membelah dan mampu Totipotensi
Totipotensi awal dimulai dengan terbentuknya jaringan jaringan yang berbeda
membentuk jaringan permanen (epidermis , parenkim , penyokong , pengangkut)
Jaringan permanen / dewasa itu akan berkumpul membentuk organ
Karena keberadaannya berbeda maka membentuk organ yang berbeda pula
Organ yang terbentuk akar , batang , daun membentuk System organ Nutritivum
Sedang Organ Bunga , Buah dan Biji membentuk System organ Reproduktivum
dan seterusnya system system organ yang berbeda itu membentuk satu tubuh
Mahkluk hidup tumbuhan.
OK

Postingan kali ini akan membahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk
tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem/muda/embryonal
2. Jaringan dewasa / permanen
JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif
sangat muda
1. sitoplasmanya penuh
2. mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk
jaringan yang lain berupa jaringan dewasa.
Jaringan meristem dapat dibagi

Jaringan Meristem Primer


Jaringan meristem ini pada tumbuhan terdapat pada bagian organ yang paling muda
( pada tunas , ujung organ)
Mrupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional / tunas / lembaga
mempunyai kemampuan untuk membelah , memanjang dan berdefrensiasi serta
specialisasi membentuk jaringan yang dewasa.
jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya
pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.
letak Jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan
meristem apikal yang mengarah je dominansi apikal
Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer.
jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan
melebar. OK
Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi
merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi
jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan
jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya
Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhannya kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar
tubuh tumbuhan.
Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium.
Kambium
kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang sebenarnya merupakan jaringan
dewasa seperti ( epidermis , parenkim , kolenkim , sklerenkim ) namun sel selnya
mempunyai kemampuan totipotensi
karena kambium bisa mersifat meristem lagi sehingga terjadi pembentukan meristem
yang ke dua yang kemudian disebut jaringan meristem sekunder.
Aktivitas kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder ini membelah terus
menerus , membesar dan berdefrensiasi membentuk xilem dan floem sebagai
jaringan pengangkut .
membelah keluar membentuk Floem ( jaringan pembuluh tapis / kulit ) dan
membelah kedalam membentuk Xylem ( pembuluh kayu) sehingga bayang tanaman
membesar
pembentukan Xylem / Floem ditujukan untuk proses transportasi zat
Xylem yaitu pembuluh untuk sarana mengangkut air dan mineral sedang Floem
pembuluh untuk sarana pengangkutan hasil Fotosintesis
Perlu diketahui pembentukan Xylem dan Floem oleh kambium itu ditentukan oleh
faktor lingkungan misalnya air dan mineral , maka kambium membentuk X/F pada
musim penghujan dan kemarau juga pasti berbeda maka terbentuklah lingkaran
tahun
musim kemarau X/F hanya terbentuk garis karena sulitnya mendapatkan air
sehingga pembelahannya terhambat sedang di musim hujan kebutuhan terpenuhi
maka pembentukan X/F menjadi lebih cepat pembelahan selnya akibatnya menjadi
lebih tebal , tentu hitungan batang dengan melihat garis garis itulah bisa diukur
umurnya OK
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder, sehingga batang
tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif
dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit
batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan kemampuan pembentukan jaringan Kambium daibagi menjadi Kambium
vaskuler (intravaskuler): kambium yang terdapat di dalam berkas pengangkutan (di
antara phloem dan xylem). Fungsi : ke arah luar membentuk floem sekunder fan ke
arah dalam membentuk xilem sekunder.
Kambium intervaskuler : kambium yang terdapat di antara dua berkas
pengangkutan/ di luar berkas pengangkutan.
Fungsi : membentuk jari-jari empulur.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal,
meristem interkalar dan meristem lateral.
1. Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung
batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan
primer.
2. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara
jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki
meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel
meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum
tumbuhnya bunga.
3. Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang
yang sejajar dengan akar dan batang.
Jadi jaringan Meristem itu jaringan yang sel-selnya selalu membelah (mitosis) serta
belum berdifferensiasi.
Ada beberapa macam jaringan meristem, antara lain :
Titik tumbuh, terdapat pada ujung batang
Meristem ini menyebabkan tumbuh memanjang atau disebut juga tumbuh primer.
Terdapat dua teori yang menjelaskan pertumbuhan ini.
1. Theori Histogen dari Hanstein
2. Theori Tunica-Corpus dari Schmidt
Teori histogen dari Hanstein yang menyatakan titik tumbuh terdiri dari
1. Dermatogens yang menjadi Epidermis
2. Periblem yang menjadi Corteks
3. Plerom yang akan menjadi Silinder pusat.
Teori kedua adalah teori Tunica-Corpus dari Schmidt yang menyatakan
bahwa titik tumbuh terdiri atas
1. Tunica yang fungsinya memperluas Titik tumbuh
2. Corpus yang berdifferensiasi menjadi jaringan-jaringan.
Perisikel (perikambium)
merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang akar.
Letaknya antara korteks dan silinder pusat.
Kambium fasikuler (kambium primer).
Kambium ini terdapat di antara Xilem dan floem pada tumbuhan Dikotil dan
tumbuhan Gymnospermae.
Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan
Agave dan Pleomele.
Kambium fasikuler kearah dalam membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk
Floem
Sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi
memperluas kambium.
Kambium inilah yang nanti akan membentuk lingkaran tahun (lihat gambar)

Pertumbuhan oleh kambium ini disebut pertumbuhan sekunder


Agar Cepet Jelas masalah ini " Kambium berada diantara Kayu dan Kulit "
Kayu itu isinya Xylem (Pembuluh kayu) dan Kulit itu berisi Floem (pembuluh kulit)
Kambium berupa getah seperti agar dengan sel sel yang meristemmatis kedalam
menjadi sel Xylem yang membentuk lingkaran tahun dan keluar karena tekanan dari
luar lebih besar menjadi tidak teratur dan tidak membentuk lingkaran tahun seperti
terlihat pada gambar
Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen)
kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat
pertumbuhan sekunder.
Kambium gabus (felogen) membelah kearah luar membentuk sel gabus pengganti
epidermis disebut Felem
Dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup.
Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya lenti sel pada tumbuhan.

JARINGAN DEWASA

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukakan totipotensi


Jaringan ini hanya membelah tetapi tidak melakukan defrensiasi membentuk jaringan
lain
OK

Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :

1 Jaringan Epidermis

Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar
Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet
rapat tanpa ruang antar sel.
Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan
Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata
Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok
Mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan fungsinya
Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya
sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis antara lain :
Pelindung / Proteksi jaringan didalamnya
Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air
karena osmosis
Peresap air dan mineral pada akar yang muda.
Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-
tonjolan yang disebut bulu akar.
Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabus
Epidermis memiliki beberapa struktur khas sebagai berikut :
MODIFIKASI EPIDERMISEp[dermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan
perannya di Organ tempat keberadaan epidermis
1. Stomata (mulut daun)
2. Trichoma
3. Bulu-bulu akar
1. Stomata (mulut daun),
Stoma yaitu lubang pada lapisan epidermis daun.
Sekitar stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup.
Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu
berfotosintesis.
Selain itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata
paling banyak pada daun.
Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan
ruang udara dalam
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah
Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau
lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan
epidermis (menonjol)
Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari
atas.
Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam
dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-
masing di samping sebuah sel penutup.
Untuk memahami struktur stomata,
Lihat Gambar
2. Trichoma,
Trikoma yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis
daun dan batang.
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel.
Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan
epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia,
sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
Menyerap air serta garam-garam mineral.
Mengurangi gangguan hewan.

3. Bulu-bulu akar

, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang dapat diresapi oleh larutan
garam-garam tanah.
ini ada tambahan catatan Epidermis jika masih pingin tahu lebih dalam KLIK aja

2. Jaringan Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi.
Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan
ini.
Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan
protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim.

Nama lainnya adalah jaringan dasar.


Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah
dan endosperm.
Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air
oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Parenkim asimilasi (klorenkim).
2. Parenkim penimbun.
3. Parenkim air
4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
Parenkim asimilasi (klorenkim)
adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun
adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai
larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
Parenkim air
adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
Parenkim udara (aerenkim)
adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang
antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan
hidrofit.
3. Jaringan Penguat/Penyokong

Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu


1. Jaringan kolenkim
2. Jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan
pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh .
Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun.
Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup
untuk sel sel tetangganya.
Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak
sebagai sel sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif

Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana
kedua jaringan ini terletak bersebelahan.
Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan,
karena sel sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang
berbeda ini.
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak.
2. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim
adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman.
Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi
sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
(gambar jaringan sklerenkim).
Sel sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat
(fibre) atau sklereid yang keras .
Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada
penampang membujur (longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu
pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.
Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah dan biji.
Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel sel batu (stone cell, sklereid) ,
biji jambu biji kuga tersusun atas sklereid .
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vaskular
Disebut jaringan vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa
pembuluh pembuluh (vasculer)
Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan larutan ke seluruh tanaman.
Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk membawa air
sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu membawa hasil fotosintesis
berupa larutan organik.
Baik xylem maupun floem terdiri dari beberapa tipe sel.
Pada batang primer jaringan ini terletak pada berkas pengangkut dimana floem di
bagian luar dan xylem di bagian dalam.
Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang
disebut cambium.

Xylem
Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid
yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air.
Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar.
Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada
jaringan xylem.
Jado fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari
akar ke bagian daun.
Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas
berbagai bentuk sel.
Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup,
tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya
yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan
penguat.
Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
1. Trakeid
2. Trakea (Komponen Pembuluh)
3. Parenkim Xilem
1. Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-
penebalan pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika dibandingkan
dengan yang telah terjadi pada trakea.
Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak
mengandung protoplas lagi.
Dinding sel sering bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur
penopang dan penghantar air.
2. Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya
saling bersatu membentuk sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut
pembuluh.
Dindingnya berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel ke sel lain
sehingga berbentuk suatu tabung yang strukturnya mirip sebuah talang.
Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya lebih besar daripada sel-sel trakeid
dan membentuk untaian sel-sel longitudinal yang panjang, penebalan-penebalannya
terdiri atas zat lignin yang tipis dibandingkan trakeid.
3. Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup.
Dapat dijumpai pada xilem primer dan sekunder.
Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan
parenkim jari-jari empulur.
Parenkim kayu sel-selya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea
yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya.
Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua
bentuk dasar, yakni yang bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel bersumbu
panjang ke arah vertikal.
Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat
tepung. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan
kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.

FLOEM
Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagian-bagian lain yang ada di bawahnya.
Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas
beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap
hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
Sel yang menyusun floem antara lain sel pembuluh tapis, sel penyerta/pengiring , sel
serabut, sel parenkim kulit kayu.
Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
Mengapa demikian?
Hal ini dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada bagian tersebut sehingga
dapat terbentuk akar-akar pada media cangkoknya.
Struktur floem
Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
1. Unsur-Unsur Tapis
2. Sel Pengantar / Sel pengiring
3. Sel Albumin
4. Parenkim Floem
5. Serat-Serat Floem
1) Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya
hilang dari protoplas.
Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai
daerah cekung di dinding yang berpori-pori.
Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis
yang berdampingan.
Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial
dan membulat di bidang radial.
Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori.
Pada komponen buluh tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang
yang disebut pembuluh tapis.

2) Sel Pengantar/Sel pengiring


Sel pengantar merupakan sel muda yang bersifat meristematis.
Sel-sel pengantar di duga mempunyai peran dalam keluar masuknya zat-zat
makanan melalui pembuluh tapis.

3) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman Conifer, yang merupakan sel-sel empulur dan
parenkim floem,
Sel albumin mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel
tapis.
Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.

4) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat
tepung, lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi
beberapa zat seperti zat tannin dan resin.

5) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu yang berupa
sklerenkim sehingga kuat
Di dalam berkas pengangkut, unsur-unsur xilem dan floem selalu terdapat
berdampingan atau salah satu di antaranya terletak mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan bahwa floem selalu terdapat berpasangan dengan
xilem untuk membentuk berkas pengangkut pada tumbuhan.
Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan mudah
dibedakan dengan jaringan parenkim di sekitarnya karena relatif kecil dan tanpa
ruang antarsel.
Hanya trakea yang sel-selnya lebih besar dibandingkan sel-sel di sekitarnya.

Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu


1. sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang
2. buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino
serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

Tipe-tipe berkas pengankut


Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :
1. Tipe kolateral
2. Tipe konsentrisanaman dikotil
3. Tipe radial
Tipe kolateral
Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium pada anggota
yanaman dkotil
Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium pada
tanaman monokotil

Tipe konsentris
Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem

Tipe radial
Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
5, Jaringan Gabus

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak
air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk
oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-
sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

ORGAN TUMBUHAN
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni:
1. Akar ( Radix)
2. Batang ( Caulis0
3. Daun. ( Follium)
1 sampai 3 membentuk sistem organ nutritivum
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh:
1. umbi modifikasi akar
2. bunga modifikasi dari ranting dan daun.
3. buah (bunga yang diserbuki)
4. biji ada di buah
2 - 4 membentuk organ reproduktivum

Berikut akan dibahas Organ organ itu OK


AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix)


Pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang
Pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh
akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang
fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar
1. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
2. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
3. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Silinder Pusat/Stele
Epidermis
Susunan sel-selnya rapat
Setebal satu lapis sel
Dinding selnya mudah dilewati air (semi permeable)
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar
Bulu akar bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut
Bulu akar hanya satu sel hasil modifikasi epidermis untuk memperluas permukaan
akar.
Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis
sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel
Kortex adalah jaringan dasar ( parenkin) yang nantinya akan berperan sesuai jenis
tanamannya.
Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim yang belum menebal
Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan
memben tuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang
menghadap silinder pusat,
Bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U,
Sel U mengalami penebalan dan impemeable sehingga memungkinkan air dapat
masuk ke silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele.
Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari.
Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim.
Perhatikan gambarnya ya ............OK

BATANG
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
Terlihat berkas pengangkut pada Dikotil melingkar teratur karena berkambium
bertipe kolateral terbuka , sedang pada monokotil tersebar karena tidak berkambium
dan tipe berkas pengangkutnya Kolateral tertutup

Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1. Epidermis
2. Kortex
3. Penyolkong ( kolenkim - Sklerenkim)
4. Pembuluh angkut ( Xylem - Floem)
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan
oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat
dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun
atas jaringan parenkim.
Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang.
Lapisan terluar dari stele disebut kambium.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan
bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus
Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering
tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnyae
Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun,
Perapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas.
Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat
tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang
(Agave sp).
DAUN

Keterangan
1. Epidermis atas - Epidermismis bawah (dengan stomata)
2. Parenkim Palisade ( jaringan tiang / pagar)
3. parenkim spons ( Jaringan bunga karang)
4. berkas pengangkut
5. kambium
6. Floem
7. Xylem
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,
untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh
lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk
tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Parenkim/Mesofil

Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel,


1. parenkim palisade
2. parenkim spons
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast.
Khusus palisade memang yang digunakan dalam fotosintesis
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak
renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih
banyak daripada jaringan bunga karang.

Anda mungkin juga menyukai