Anda di halaman 1dari 16

Metabolisme dan Fotosintesis

Metabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri
dengan produk akhir. Metabolisme terjadi pada setiap makhluk hidup tak terkecuali pada
tumbuhan. Metabolisme pada tumbuhan lebih kita kenal sebagai fotosintesis. Untuk
melakukan metabolisme dengan lebih cepat, makhluk hidup memerlukan suatu protein yang
disebut enzim. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika kita membahas sedikit mengenai enzim
terlebih dahulu sebelum memasuki materi metabolisme.

Enzim

Enzim merupakan suatu protein yang bertindak sebagai katalis dalam makhluk hidup, oleh
karena itu enzim disebut juga sebagai biokatalisator. Molekul awal (substrat) yang bereaksi
dalam suatu reaksi nantinya akan dikatalis oleh enzim dan menghasilkan molekul baru
(produk).

Enzim Berdasarkan Lokasi Bekerjanya

Berdasarkan lokasi bekerjanya, enzim dibagi menjadi dua yaitu enzim intraseluler dan
enzim ekstraseluler. Enzim intraseluler merupakan enzim yang bekerja di dalam sel, seperti
enzim katalase yang memecah senyawa berbahaya H2O2 (hidrogen peroksida) di dalam hati.
Enzim ekstraseluler merupakan enzim yang dbiuat di dalam sel lalu dikeluarkan untuk
melakukan fungsinya seperti enzim-enzim pencernaan (amilase, lipase, dll.).

Komponen Enzim

Enzim tersusun dari komponen protein yang disebut apoenzim. Beberapa enzim juga
memiliki komponen non-protein berupa zat organik yang disebut kofaktor untuk melakukan
fungsinya. Enzim yang terikat dengan kofaktor disebut dengan holoenzim. Berikut adalah
beberapa jenis kofaktor.

 Ion organik terikat dengan suatu enzim atau substrat kompleks sehingga mampu
membuat fungsi enzim menjadi lebih efektif. Contohnya saja ion klorida dan kalsium
pada enzim amilase.
 Gugus prostetik terdiri dari molekul-molekul organik yang terikat rapat dengan
enzim. Contohnya adalah heme, yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang
mengandung besi. Heme adalah gugus prostetik pada beberapa enzim seperti katalase,
peroksidase, dan sitokrom oksidase (dalam respirasi seluler).
 Koenzim adalah kofaktor yang terdiri dari molekul organik non-protein kompleks
yang terikat renggang dengan enzim. Koenzim berperan untuk memindahkan gugus
kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain. Contohnya adalah vitamin
dan turunan vitamin seperti NAD+ (nicotinamide Adenine Dinukleotide) yang
berperan dalam respirasi seluler.
Cara Kerja Enzim

Enzim bekerja sebagai katalis di dalam tubuh kita. Enzim mempercepat reaksi dengan cara
menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu reaksi. Kerja enzim bisa dijelaskan melalui dua teori yaitu lock and key
theorydan induced fit theory.

 Lock and key theory menjelaskan bahwa enzim dan substrat bergabung menjadi
kompleks seperti kunci yang masuk ke dalam gembok. Hanya molekul tertentu saja
yang bisa menjadi substrat bagi enzim. Di sini enzim digambarkan sebagai gembok
dan substrat sebagai kuncinya.

 Induced fit theory menjelaskan bahwa sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel sehingga ia mampu menyesuaikan bentuk dengan berbagai substrat dan
membentuk kompleks.

Sifat Enzim

Berikut ini adalah beberapa sifat dari enzim sebagai biokatalisator.


 Enzim memiliki sifat protein karena pada dasarnya enzim addalah protein. Enzim
memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung untuk bekerja (pH, temperatur,
konsentrasi ion, dsb.).
 Enzim bekerja sebagai katalis yaitu mengubah kecepatan reaksi tanpa mengubah
hasil produk.
 Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit karena sedikit enzim mampu
meningkatkan kecepatan reaksi menjadi cukup tinggi.
 Enzim dapat bekerja bolak-balik sehingga ia dapat membentuk dan mengurai
senyawa.
 Enzim dipengaruhi faktor lingkungan seperti suhu, pH, aktivator, inhibitor, dan
konsentrasi substrat.

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

 Suhu yang tinggi mempermudah substrat terikat dengan enzim. Walau begitu, enzim
memiliki temperatur optimum untuk dapat bekerja yaitu 40oC. Di atas suhu tersebut
enzim akan mengalami denaturasi yaitu hilangnya kemampuan enzim untuk
mengikat substrat.
 pH optimum yang dimiliki tiap enzim berbeda-beda bergantung fungsi dan lokasinya.
Contohnya enzim pepsin dalam lambung bekerja optimum pada pH 2 (sangat asam)
sedangkan enzim amilase dalam mulut pada pH 7,5 (sedikit basa) bekerja optimum.
 Aktivator dan Inhibitor bekerja berlawanan. Aktivator berfungsi mempermudah
ikatan enzim dengan substrat, sebaliknya dengan inhibitor.
 Konsentrasi tinggi pada enzim akan mempercepat reaksi, sehingga bisa disimpulkan
bahwa konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

Metabolisme

Seperti yang sudah dijelaskan di awal tadi, metabolisme adalah rangkaian reaksi kimia dalam
tubuh kita. Reaksi ini tidak bersifat bolak-balik, melainkan satu arah dan akan menyebabkan
reaksi berantai.

Tujuan Metabolisme

Berdasarkan tujuannya, metabolisme dibagi menjadi dua yaitu katabolisme dan anabolisme.

 Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul
besar lalu produk akhirnya adalah molekul kecil.
 Anabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya molekul kecil lalu
produk akhirnya adalah molekul besar.

Baik katabolisme dan metabolisme tersebut pun masing-masing memiliki banyak contoh.
Beberapa proses katabolisme dan metabolisme yang akan dibahas di sini antara lain adalah
metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein. Namun, kita akan lebih memfokuskan
kepada yang paling penting yaitu metabolisme karbohidrat.
Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme karbohidrat meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida dan


pemakaian glukosa (monosakarida) dalam proses respirasi untuk menghasilkan energi dalam
bentuk ATP.

Pemecahan polisakarida menjadi disakarida seperti glukosa, galaktosa, dan fruktosa


terjadi di sepanjang saluran pencernaan dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Di
dalam mulut, enzim ptialin yang terdapat dalam air ludah akan menghidrolisis pati menjadi
maltosa yang merupakan disakarida glukosa. Di dalam usus dua belas jari, getah pankreas
yang mengandung enzim amilase juga akan menghidrolisis pati seperti enzim ptialin.
Kemudian, disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan polimer glukosa akan dipecah
menjadi monosakarida oleh empat enzim yaitu laktase, sukrase, maltase, dan destrinase.
Laktosa dipecah menjadi molekul glukosa dan galaktosa. Sukrosa dipecah menjadi molekul
glukosa dan fruktosa. Maltosa akan dipecah menjadi molekul-molekul glukosa.

Pemakaiana glukosa (monosakarida) dalam respirasi merupakan cara sel untuk


memperoleh energi dalam bentuk ATP. Respirasi dibagi menjadi dua yaitu respirasi aerob
dan respirasi anaerob.

Respirasi Aerob

Respirasi aerob merupakan peristiwa pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari
pernapasan. Oksigen akan digunakan sebagai penerima elektron terakhir dalam pembentukan
ATP. Respirasi pada tingkat organisme berupa pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di
dalam alveolus paru-paru. Sedangkan resprasi pada tingkat sel terjadi di dalam mitokondria.
Berikut ini adalah reaksi singkat yang terjadi selama respirasi aerob.

675 kalori = 36 ATP

Respirasi aerob terbagi menjadi tiga tahap yaitu glikolisis, siklus krebs, dan sistem transpor
elektron.

Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma. Di tahap ini terdapat dua langkah reaksi yaitu langkah
memerlukan energi dan melepaskan energi. Awalnya dibutuhkn 2 ATP untuk mentransfer
gugus fosfat ke glukosa, sehingga glukosa memiliki simpanan energi yang lebih tinggi untuk
reaksi pelepasan energi nantinya. Jadi, glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang
memecah 1 molekul glukosa atau monosakarida yang llain menjadi 2 molekul asam piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP.

Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Tahapnya adalah 2 molekul asam
piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria.
Siklus ini terjadi di dalam mitokondria. Reaksi ini akan melepaskan 2 molekul karbon
dioksida, 3 NADH, 1 FADH2, dan1 ATP.
Reaksi ini terjadi dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi 2 asam piruvat.
Jadi, reaksi siklus krebs pada tahap kedua akan menghasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2
ATP.
Sistem transpor elektron terjadi di bagian membran dalam mitokondria. NADH
dan FADH2 yang dihasilkan dari siklus krebs dan glikolisis memberikan elektron H+ ke
sistem transpor elektron. H+ akan dipompa ke luar dari membran dalam mitokondria.
Konsentrasi H+ di luar membran dalam mitokondria menimbulkan gradien elektron antara
bagian luar dan bagian dalam membran dalam mitokondria. Akibatnya, ion H+ kembali
menuju bagian dalam membran dalam mitokondria melalui ATP sintase. ATP sintase
merupakan protein yang menempel di membran dalam mitokondria. Aliran H+ melaluui
protein transpor ini memacu pembentukan ATP dari ADP dan fosfat. Oksigen bebas menjaga
pembentukan ATP terus berjalan, yaitu dengan menerima elektron yang dilepaskan pada
akhir sistem transpor elektron. Oksigen akan bergabung dengan H+ menjadi H2O. ATP yang
dihasilkan sebanyak 32 ATP.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merpakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima
elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Substrat yang digunakan di sini adalah glukosa.
Respirasi aerob siebut juga dengan reaksi fermentasi.

Fermentasi merupakan suatu reaksi yang menghasilkan 2 ATP, 2 NADH, dan 2 molekul
asam piruvat dari pemecahan glukosa. Pada reaksi fermentasi, pemecahan glukosa menjadi
karbon dioksida dan air tidak terjadi sempurna sehingga ATP yang dihasilkan lebih sedikit
dibanding ATP hasil dari glikolisis. Pada umumnya fermentasi disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme atau bisa juga terjadi secara alami seperti yang terjadi pada otot
manusia.

Anabolisme Karbohidrat

Anabolisme karbohidrat meliputi proses pembentukan glukosa dan glikogen dari


fosfogliseraldehid (PGAL) yang dihasilkan pada tahapan glikolisis respirasi aerob. Glukosa
kemudian akan diedarkan ke dalam aliran darah dan glikogen disimpan di dalam hati.

Hubungan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein

Berikut ini adalah hubungan antara beberapa jenis metabolisme yang disebutkan di atas.
Dibandingkan protein dan karbohidrat, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak
lebih memberikan rasa kenyang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak
untuk menghasilkan energi lebih besar. Lemak adalah senyawa karbon yang paling tereduksi,
sedangkan karbohdrat dan protein lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih
banyak menyimpan energi dan jika dibakar sempurna akan membebaskan energi lebih
banyak. Hal ini berhubungan dengan pembebasan elektron yang lebih banyak. Berdasrkan
perhitungan, ATP yang dihasilkan lemak akan berjumlah 44, lebih banyak 8 ATP dibanding
yang dihasilkan melalui metabolisme protein dan karbohidrat.

Teknologi Pengolahan Makanan

Makanan merupakan sumber energi dan materi yang dibutuhkan dalam melakukan
metabolisme tubuh. Perkembangan teknologi juga telah mempengaruhi proses pengolahan
makanan.

Berikut ini adalah beberapa penggunaannya.

 Teknologi makanan berkadar gula rendah - Untuk mencegah obesitas


 Teknologi pengawetan makanan berkualitas tinggi - Untuk mencegah pembusukkan

Yang harus diperhatikan di dalam pengawetan makanan adalah jenis bahan makanan yang
diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan
makanan (citra, rasa, warna, dan bau).

Bahan makanan yang diawetkan akan mempengaruhi cara pengawetannya. Pengawetan


protein, karbohidrat, dan lemak tentu saja berbeda-beda. Pengawetan protein menggunakan
cara pengeringan, dsb. Minyak diawetkan dengan teknik pembuatan yang bersih dan
pemberian bahan pengawet. Karbohidrat diawetkan dengan pembuatan tepung, pengeringan,
dan pemanasan. Zat-zat organik (buah dan susu) akan lebih cocok diawetkan dengan
pengeringan dingin.
Keadaan bahan makanan mempengaruhi cara pengawetan juga. Pengawetan bahan cari
akan lebih sulit dibandingkan bahan padat misalnya seperti sirup yang harus dilakukan
pengentalan.

Bahan pengawet dan pewarna pada umumnya banyak yang memiliki sifat racun bahkan
karsinogenik. Untuk bahan pengawet yang alami seperti garam dan sirup, sifat-sifat racun
tidak ditemukan.

Daya tarik produk memiliki tujuan agar setelah diawetkan pun, makanan akan tetap terlihat
menarik dan tentu saja mudah dikonsumsi.

Teknologi Substitusi Energi dari Produk Pengolahan Makanan

Terkadang makanan yang kita konsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi di dalam
tubuh kita. Oleh karena itu, kita perlu mengkombinasikan berbagai makanan sehingga dapat
memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan. Melalui makanan tambahan, kita bisa
memenuhi kebutuhan gizi. Beberapa makanan tambahan tersebut antara lain sebagai berikut.

 Garam beryodium untuk melengkapi unsur mineral mikro.


 Minyak ikan untuk melengkapi kebutuhan vitamin A dan D.
 Infus, yaitu makanan yang diberikan khusus melalui pembuluh vena yang berisi
karbohidrat.

Fotosintesis

Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan suatu proses metabolisme yang kita
kenal dengan fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari katabolisme
karbohidrat yaitu mengubah H2O dan CO2 menjadi karbohidrat. Fotosintesis merupakan
peristiwa penggunaan energi cahaya untuk membentuk senyawa dasar karbohidrat dari
karbon dioksida dan air.

Reaksi Fotosintesis

Di dalam fotosintesis, terdapat beberapa reaksi yang terjadi. Berikut ini adalah reaksi-
reaksinya.

 Reaksi terang adalah reaksi yang terjadi pada bagian grana (kumpulan tilakoid)
tumbuhan dan sering disebut juga sebagai reaksi Hill.
 Reaksi gelap adalah reaksi yang terjadi pada bagian stroma tumbuhan dan seing
disebut juga sebagai reaksi Calvin-benson.

Reaksi Terang

Pada reaksi terang terjadi 3 proses utama yaitu:

1. Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan
masuk ke sistem transpor elektron.
2. Molekul air pecah, ATP dan NADPH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide phospate
H) terbentuk, dan oksigen dilepaskan.
3. Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai
gantinya.

Reaksi teranng terjadi pada dua jenis fotosistem. Fotosistem adalah unit/kompleks
pengumpul cahaya dari membran tilakoid. Unit tersebut merupakan klorofil yang tersusun
bersama protein dan molekul organik yang lebih kecil lainnya. Fotosistem tersebut terbagi
menjadi dua jenis yaitu fotosistem I (P700 nm) dan fotosistem II (P680 nm) bergantung pada
panjang gelombang cahaya yang mampu diserap. Terdapat dua proses aliran elektron pada
reaksi terang baik yang terjadi pada fotosistem I maupun II.

 Aliran elektron siklik merupakan proses perpindahan elektron yang terjadi pada
fotosistem I dan menghasilkan ATP. Pada proses ini energi cahaya matahari (photon)
akan menyebabkan elektron berpindah dari klorofil yang satu ke yang lain. Klorofil
yang terdapat pada fotosistem ini adalah klorofil a. Elektron lalu akan berpindah
menuju akseptor elektron dan berpindah kembali ke dalam fotosistem sehingga
fotosistem tidak kehilangan elektron. Elektron yang terus menerus kembali inilah
yang menyebabkan aliran elektron ini disebut aliran elektron siklik.
 Aliran elektron non-siklik merupakan proses perpindahan elektron yang terjadi pada
fotosistem II dan I serta menghasilkan NADPH serta oksigen. Proses yang terjadi
pada fotosistem II ini lebih kompleks dibandingkan dengan yang terjadi pada
fotosistem I. Klorofil yang terlibat di sini adalah klorofil b. Berikut adalah prosesnya.
 Fotosistem II menyerap cahaya, Elektron dalam pusat reaksi (P680) tereksitasi,
“lubang” elektron yang ditinggalkan perlu diisi.
 Suatu enzim mengekstraksi elektron dari air untuk mengisi “lubang” yang
ditinggalkan. Reaksi ini disebut fotolisis air.
 Setiap elektron mengalir dari fotosistem II ke fotosistem I melalui rantai transpor
elektron Plastokinon (Pq), kompleks sitokrom dan Plastosianin (Pc)
 Elektron menuruni rantai dengan menghasilkan ATP. Sintesis ATP ini disebut
fotofosforilasi karena sintesis ini digerakkan oleh energi cahaya.
 Energi cahaya menggerakkan elektron dari P700 ke akseptor elektron primer fotosiste
m I sehingga menimbulkan “lubang” yang diisi elektron dari fotosistem I.
 Akseptor elektron primer fotosistem I melewatkan elektron terfotoeksitasi ke rantai
transpor elektron kedua, yang menyalurkannya ke feredoksin (Fd), kemudian
menyalurkan elektron ke NADP+ reduktase sehingga terbentuk NADPH. Oksigen
dilepaskan ke udara.

Berikut ini adalah perbedaan antara aliran elektron siklik dan non-siklik.

Reaksi Gelap

Reaksi gelap tidak membutuhkan bantuan cahaya seperti pada reaksi terang. Reaksi gelap
bergantung pada ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang. Jadi, reaksi terang
dan gelap merupakan suatu proses yang saling terkait, di mana tanpa reaksi terang, reaksi
gelap tidak bisa berlangsung, sehingga tidak terjadi fotosintesis.

Pada dasarnya, reaksi gelap memerlukan beberapa zat tertentu untuk melakukan kerjanya.

 ATP
 Hidrogen dari NADPH
 Elektron dari NADPH
 Karbon dan oksigen dari karbon dioksida
 Enzim
 RuBP (Ribulosa Bifosfat) / senyawa dengan 5 atom C
Berikut ini adalah proses yang terjadi selama reaksi gelap berlangsung.

1. RuBP mengikat C dari CO2 menjadi suatu senyawa yang terdiri dari 6
C labil. Senyawa ini memecah menjadi 12 PGA (Fosfogliserat).
2. PGA lalu akan berikatan dengan fosfat, hidrogen, serta elektron membentuk 12
PGAL (Fosfogliseraldehida).
3. 12 PGAL nantinya akan terpecah di mana 10 molekul akan kembali menjadi RuBP
dan 2 lagi berkondensasi menjadi Glukosa 6 Fosfat.

Glukosa 6 Fosfat merupakan bahan baku untuk membentuk sukrosa dan tepung pati.
Sukrosa merupakan karbohidrat yang berfungsi untuk pengangkutan menuju tempat
penimbunan. Tepung pati merupakan karbohidrat yang berfungsu sebagai cadangan
makanan.

Jadi secara garis besar, inilah yang terjadi di dalam fotosintesis.

Ini adalah perbedaan antara reaksi terang dan reaksi gelap


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara makhluk hidup, maka kita tidak terlepas dari yang namanya proses
metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup.Dalam proses metabolisme
terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu.
Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut
katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) adalah fotosintesis.
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk memproduksi
energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Fotosintesis juga dapat di
artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah
(tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalammakalah ini adalah :
1. Apa itu fotosintesis?

2. Bagaimana proses terjadinya fotosintesis?

3. Reaksi apa saja yang terjadi dalamproses fotosintesis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
 Mengetahui pengertian fotosintesis
 Mengetahui proses terjadinya fotosintesis
 Mengetahui reaksi – reaksi yang terlibat dalam proses fotosintesis
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
 Dapat mengetahui pengertian fotosintesis
 Dapat mengetahui proses terjadinya fotosintesis
 Dapat mengetahui reaksi – reaksi yang terlibat dalam proses fotosintesis

BAB II

ISI

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk


memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Fotosintesis juga
dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya
atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya
infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu.

Hasil dari Fotosintesis adalah glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan
di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon
adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Proses fotosintesis berlangsung dengan adanya spektrum cahaya tampak, dari ungu
sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.Fotosintesis
menghasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis,
volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis
adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.

1. Fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung


dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Reaksi penghasil glukosa :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler
yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa
lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi
kimia.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen


inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari
lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.

2. Proses fotosintesis

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan
fotosintesis. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma. Hasil fotosintesis disebut fotosintat, biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat
terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi ATP dan NADPH. Energi yang digunakan
dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan
cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom
karbon menjadi molekul gula.

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu
yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang
berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah
(610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).
Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada
sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada
membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang
berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung
beberapa pigmen.

3. Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksiNADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton
oleh pigmen sebagai antena.

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I
dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi
pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ)
membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran
lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah

2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2


Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan
mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan
terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f
kompleks adalah

2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)

Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, yang menerima elektron yang berasal dari H2O
melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I
berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S
larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah

Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)

Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan


elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam
stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Sehingga reaksinya adalah:

4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH

Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP
sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan
elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat
ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi
keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut

Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

4. Reaksi gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-
Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa
ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-
phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur
ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini
dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack
disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah
oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah
phosphoenolpyruvate carboxilase.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N A.,J.B. Reece, & L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj. dari: Biology.5th ed.
oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga.

Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Gramedia.


Kimbal,John W.1994. Biologi.Jillid 1, 2, dan3. Edisi kelima . Jakarta: Erlanga

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta

Lehninger, Albert . L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Erlangga

Salisbury, Frank. B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB.Bandung

Syamsuri. I. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai