Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KIMIA DASAR

“Sintesis Protein pada Sel Eukariotik”

Oleh :

KELOMPOK 4

1. LA RIAMA GUNTU LUMELE (L1A122037)


2. IRMAWATI (L1A122035)
3. MUHAMMAD FATHAN (L1A122040)
4. MUHAMMAD ZULFAKRI ABDILAH (L1A122042)
5.AIKEN BRYAN AKBAR (L1A122064)
6.ANANDA SUKMA LESTARI (L1A122068)
7.RIFAN SAPUTRA (L1A122052)
8.MUHAMAD KURNIAWAN (L1A122045)
9.MUHAMAD DENIS (L1A122043)

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi kini diketahui sel memiliki sistem
hidup yang sangat kompleks. Semua bekerja sebagaimana tugas-tugasnya. Sel
sebagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar kehidupan terus berlangsung.
Ada bagian-bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, ada yang bertanggung
jawab terhadap perbanyakan sel. Dan ada bagian sel yang menyeleksi lalulintas zat
masuk dan keluar sel. Dengan mempelajari komponen sel, fungsi sel sebagai
kehidupan dapat dipahami.
Sel pertama kali ditentukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 mengamati sel
gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata, sel gabus tersebut
tampak seperti ruangan-ruangan kecil maka dipilihlah kata dari bahasa latin, yaitu
cellula yang berarti rongga/ruangan.
Sel merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan
merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan. Atau dengan kata lain, sel
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Sebagai unit
struktural terkecil dari makhluk hidup yang merupakan penyusun yang mendasar
bagi tubuh makhluk hidup, setiap sel tersusun dari berbagai bagian, yaitu membrane
plasma, inti sel (nukleus), sitoplasma dan organel sel. Sel sebagai unit fungsional
bermakna bahwa sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup melakukan suatu fungsi
atau kegiatan proses hidup. Fungsi yang dilakukan oleh sel adalah respirasi,
ekskresi, transportasi, sintesis, reproduksi, sekresi dan respon (tanggapan) terhadap
rangsangan. Sel juga merupakan unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat
genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagian besar sel memiliki ukuran yang sangat kecil. Umumnya sel
berdiameter 1-100µm. Dengan ukuran yang sangat kecil tersebut, sel tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Maka dapat digunakan alat bantu yaitu mikroskop.
Seiring dengan perkembangan teknologi mikroskop, ditemukan dua tipe struktur
sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Eukariot merupakan kelompok yang memiliki sel dengan kompartemen yang
dikelilingi membrane termasuk nukleus, organel-organel seperti mitokondria,
kloroplas, dan lain-lain. Sedangkan prokariot merupakan kelompok yang selnya
tidak memiliki kompartemen internal.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu sel eukariotik?
b. Apa perbedaan antara prokariotik dan eukariotik?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sel Eukariot


Sel eukariot adalah sel yang memiliki membrane inti sehingga terjadi
pemisahan antara inti sel dan sitoplasma, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sel eukariotik berukuran 10-100µm
2. Memiliki materi genetic berupa DNA yang dibungkus membrane inti
3. Memiliki protoplasma (kesatuan inti sel dan sitoplasma)
4. Memiliki sejumlah organel yang masing-masing memiliki fungsi spesifik
Selaput membran sel bersifat selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol dan berbagai ion.
Berfungsi memisahkan isi sel dengan lingkungan luarnya dan menyaring masuknya
zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat dapat menembus membran sel, serta
merespon sinyal dari luar. Memiliki ketebalan antara 5-10 nm.
Pada sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan
kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel
lah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi
(perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses
di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti
dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan
nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat
kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Disamping air di dalamnya
terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel terlarut
antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat berubah dari
sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi, sedang gel saat
konsentrasi air rendah.

2.2.Sintesis protein
Sintesis protein dimulai dari proses replikasi DNA yang kemudian salah
satu rantainya yang lebih dikenal dengan DNA Sense atau DNA Template yang
kemudian diterjemahkan oleh RNA. Lebih Rinci proses tersebut diurai dalam
rangkaian proses sebagai berikut :
Rantai double heliks DNA diputus oleh struktur yang disebut RNA
Polimerase, proses tersebut membagi struktur rantai DNA menjadi 2 bagian yaitu :
DNA Sense atau DNA Template dan DNA Anti sense. Bagian dari rantai DNA
yang digunakan pada proses sintesa polipeptida adalah DNA Sense atau DNA
Template yang kemudian diterjemahkan oleh kodon-kodon yang terdapat pada
RNA messenger. Proses ini terjadi di sitoplasma, proses yang mengkode ulang
urutan basa pada rantai DNA sesuai dengan pasangan basanya yang terdapat pada
rantai RNA messenger. Secara detail proses tersebut dapat dilihat dari ilustrasi
contoh sebagai berikut :
Rantai double helix DNA diputus oleh RNA polymerase. Proses ini
membagi DNA menjadi 2 yaitu DNA Sense (Template) dan DNA Anti Sense. DNA
Sense diterjemahkan oleh kodon-kodon yang terdapat pada RNA messenger. Proses
ini terjadi di sitoplasma. Polaritas dari rantai DNA ditunjukkan dengan sebutan
ujung 5` dan ujung 3`. Arah pembacaan basa nukleotida dari ujung 5` menuju ujung
3`.

Secara garis besar, mekanisme sintesis protein ada 2 tahapan. Yaitu


transkripsi dan translasi.
a. Transkripsi
Seperti namanya, transkripsi merupakan proses pencetakan atau penulisan
ulang DNA ke dalam mRNA. Transkripsi ini terjadi di dalam nucleus, setelah
proses penterjemahan selesai maka serangkaian M RNA akan keluar menuju
sitoplasma. Dalam sitoplasma M RNA akan segera ditangkap oleh ribosom, yang
kemudian akan melaksanakan proses selanjutnya yaitu Translasi.
Pada tahapan ini, setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa nitrogen
RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adalah ACC AAA CCG AGT,
maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGG UUU GGC UCA.
b. Translasi

Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam


urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai
polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP
(guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Proses translasi dalam sintesis protein ini sendiri mencakup serangkaian
penerjemahan mRNA atau kondon menjadi senyawa asam amino. Termasuk pula
penyambungan setiap asam amino yang cocok dengan mRNA dengan gugus
peptide yang kemudian menjadi protein. Organ sel atau organel yang bertugas
secara aktif melakukan proses penerjemahan tersebut adalah ribosom. Apabila
ribosom telah melekat pada triplet mRNA atau kondon maka t-RNA yang ada di
bagian sitoplasma selanjutnya membawa asam amino yang cocok atau sesuai
dengan mRNA atau kondon.
Tiga tahap translasi :
a. Inisiasi (Permulaan)
Inisiasi diawali dengan melekatnya enzim RNA polimerase pada pita DNA di titik
awal. Pita DNA akan terbuka, sehingga basa nitrogen pada pita tersebut menjadi
bebas. Basa nitrogen pada salah satu pita tersebut akan menjadi cetakan mRNA.
Enzim RNA polimerase mulai menyintesis RNA dari titik awal pita.
b. Elongasi (Pemanjangan)
Enzim RNA polimerase akan terus membentuk mRNA hingga terbentuk pita
mRNA. Pita mRNA ini akan terus memanjang. Oleh karena itu, tahap ini disebut
tahap elongasi atau tahap pemanjangan.
c. Terminasi (Pengakhiran)
Proses transkripsi akan berhenti setelah sampai pada terminator. Fungsi dari
terminator sendiri adalah menghentikan transkripsi (kodon stop). Setelah proses
penterjemahan selesai, maka serangkaian mRNA akan keluar menuju sitoplasma.
Di dalam sitoplasma, mRNA akan segera ditangkap oleh ribosom, yang kemudian
akan berlanjut pada proses translasi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa Sel eukariotik
merupakan sel yang memiliki membrane inti sehingga sel ini memiliki inti sel dan
pada sel eukariot terdapat organel-organel sel yang memiliki fungsinya masing-
masing. Proses sintesis protein merupakan proses pembuatan protein dengan
penyusunan asam- asam amino pada rantai polinukleotida. Selama proses sintesis
protein terdapat komponen komponen genatik yang terlibat yaitu DNA sebagai
perancang jenis protein atau kodon pada DNA menjadi penentu jenis protein yang
akan terbentuk, RNA yang terdiri dari rRNA (ribosoma RNA), tRNA (transfer
RNA) dan mRNA (mesangger RNA), dimana ketiga jenis RNA tersebut menjadi
pelaksana proses sintesis protein yang sebenarnya. Proses sintesis protein sendiri
dibagi menjadi dua tahap yaitu Transkripsi dan Translasi, masing- masing tahapan
ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan)
dan terminasi (pengakhiran).
Proses trankripsi merupakan tahap awal berupa pencetakan mRNA dari pita
sense DNA, pada sel eukariotik terjadi si inti sel sedangkan pada sel prokariotik
terjadi di sitoplasma. mRNA yang telah terbentuk akan keluar dari intisel menuju
sitoplasma. Pada sitoplasma ini akan terjadi tahapan selanjutnya yaitu translasi
dimana mRNA menempel pada ribosom unit kecil, yang selanjutnya akan ditutup
oleh ribosom unit besar yang memiliki tiga situs yaitu situs A dimana sebagai
tempat tRNA yang membawa antikodon dari mRNA, antikodon tersebut akan
ditranslasi, selanjutnya tRNA akan begeser menuju situs P dimana asam amino
akan dilepaskan, kemudian menuju sitis E, dan tRNA dilepaskan kemabali, ribosom
akan bergeser ke kodon berikutnya untuk mentranlasi dengan runtutan tahap yang
sama hingga sampai pada kodon stop.

3.2. Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan sampaikan
kepada penulis. Dan jika makalah ini dirasakan dapat memberi manfaat kepada
khalayak ramai, mohon berkenan untuk menyebarluaskannya.
DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular
Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York Farabee.

Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga


M.J Cells . 2007. II: Cellular Organization. Wikibook.

Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biology. 6th Ed. Brooks/Cole
Thompson Learning. . USA Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed.

W.H. Freeman and Company. New York White J. M. 2007. Cell Structure and
Function. University of Virginia Health System.

Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing


Company. California.

Anda mungkin juga menyukai