Anda di halaman 1dari 19

Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida.

Dalam proses tersebut


melibatkan DNA dan RNA . DNA berfungsi sebagai bahan genetic untuk sel baik prokariot
maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system internal,DNA tidak terpisahkan dari
inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung inti.
Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai
media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon.
Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan
suatu protein atau molekullain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan fungsilain di tingkat sel maupun jaringan.
Sebelum sintesis protein dilakukan, perlulah diadakan persiapan yang menyeluruh, salah
satunya pemasangan asam amino pada salah satu ujung tRNA. 1 asam amino harus diikatkan
pada salah satu ujung tRNA dengan antikodon yang benar, namun protein ini sesuai dengan
kodon bukan antikodon. Enzim yang melakukan proses ini adalah enzim tRNA aminoasil
sintetase. Enzim ini mengikatkan asam amino pada bagian sisi asam amino kemudian tRNA
dengan antikodon spesifik untuk asam aminonya. tRNA dan asam amino berikatan pada enzim
sebelum akhirnya dilepaskan.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan
ribosom.

SINTESIS PROTEIN PADA SEL EUKARIOTIK


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki selaput inti dengan panjang sel 10-100 m .
Sel eukariotik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu sitoplasma, nukleus, dan membran sel.
Nukleus merupakan inti sel yang berbentuk bulat dan terletak di tengah sel, yang mengandung
asam deoksiribosa nukleat (DNA) yang berfungsi untuk mengarahkan sintesis protein untuk
kemudian diolah menjadi hormon-hormon dan enzim-enzim, serta menyimpan cetak biru genetik
yang diwariskan antar generasi untuk menjaga agar sifat-sifat yang dimiliki oleh satu generasi
sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh generasi sebelumnya.
Pada Eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks, sedang pada Prokariot regulasi
sintesis protein lebih sederhana. Eukariot multi sel jauh lebih kompleks dari pada prokariot yang
ber sel tunggal. Walaupun sebagian besar sel dalam organisme eukariotik multisel memiliki
komplemen gen yang sama, namun kumpulan sel yang berbeda mengaktifkan jenis gen yang
berbeda.Sebagai akibatnya, sel diberbagai jaringan tubuh memperlihatkan morfologi yang
berlainan dan melakukan fungsi yang berbeda.
Manusia berkembang dari satu sel, yang terbentuk dari penyatuan sebuah sperma dan telur.
Telur yang dibuahi mengalami banyak pembelahan, menghasilkan banyak sel yang terus
membelah dan berdiferensiasi sampai terbentuknya organisme kompleks yang terdiri dari
bermacam-macam jaringan dan organ. Perubahan perkembangan yang terjadi adalah akibat dari
perubahan aktifitas gen. suatu embrio berkembang, kumpulan gen yang berbeda diaktifkan dan
dihasilkan gugus protein yang berbeda. Perubahan aktivitas gen ini telah terprogram; yaitu,
setiap embrio baru mangulangi pola perubahan yang sama dalam bingkai waktu yang serupa.
Antara masa anak dan masa remaja dan antara masa remaja dan masa dewasa, terjadi
perkembangan yang cepat lainnya. Setelah masa reproduktif, sel tertentu dalam suatu organisme
tetap mengalami diferensiasi, misalnya sel yang menghasilkan antibody sebagai respon terhadaf
infeksi. Pembaruan populasi sel darah merah dan penggantian sel pencernaan yang terlepas
kedalam lumen usus, semua perubahan fisiologis ini diperintah oleh perubahan aktivitas gen.
Karena kerumitan morfologi dan prilaku sel eukariotik mekanisme yang digunakan untuk
mengatur aktivitas gen, dan dengan demikian mekanisme yang digunakan untuk mengatur
sintesis protein, jauh lebih rumit dibandingkan dengan yang digunakan oleh sel prokariotik.
Di antara sel sel manusia yang tidak mempunyai kromosom homolog adalah sel
spermatozoa.

Sintesis protein mencakup proses dua tahap yaitu Transkripsi dan Translasi.
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau
sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang
ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis
protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim
polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida
RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5 ? 3, saat
terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang
cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu
gen dimulai dan diakhiri.
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi
(pengakhiran) rantai mRNA.
a) Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut sebagai
promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana
dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
b) Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga
terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
c) Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut
terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai
sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat
pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan
DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan
AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA
ini dipotong hingga terlepas dari enzim terse

2. Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk protein
yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA,
interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA
tertentu dengan asam amino tertentu. Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam
amino spesifik pada salah satu ujungnya. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang
disebut antikodon, yang berdasarkan aturan pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon
komplementer di mRNA. tRNA mentransfer asam amino-asam amino dari sitoplasma ke
ribosom.
Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului oleh pelekatan yang benar antara tRNA dengan
asam amino. tRNA yang mengikatkan diri pada kodon mRNA yang menentukan asam amino
tertentu, harus membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan
dengan tRNA yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-ARNt sintetase
(aminoacyl-tRNA synthetase).
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA,
dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan
sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang
mirip dengan ATP.
a.Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam
amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Pertama, sub unit ribosom kecil
mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus (lihat gambar). Sub unit ribosom kecil
melekat pada tempat tertentu di ujung 5` dari mRNA. Pada arah ke bawah dari tempat pelekatan
ribosom sub unit kecil pada mRNA terdapat kodon inisiasi AUG, yang membawa asam amino
metionin, melekat pada kodon inisiasi.

b. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino asam amino ditambahkan satu per satu pada
asam amino pertama (metionin). Lihat Gambar. Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang
tepat. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis
pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino
yang baru tiba.

c. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi (gambar). Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai
ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode
suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
2.7 SINTESIS PROTEIN PADA SEL PROKARIOTIK

Sintesis protein pada sel prokariotik berbeda dengan sel eukariotik. Sebab pada sintesis
protein sel prokariotik semua kode genetic akan ditranskripsi dan ditranslasi, sedangkan pada sel
eukariotik tidak.

Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA
dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik tersusun atas sub
unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses
transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga
terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam
sitoplasma.

Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur yang dinamakan nukleoid,
merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas
atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah kecil DNA dengan
total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 3000 protein.

BAB I
PENDAHULUAN
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu,
DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat
diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi
urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui
RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Suatu konsep dasar
hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran
informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan
dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi
mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik
pada RNA menjadi urutan asam amino.
Protein termasuk zat yang vital dalam tubuh manusia. Protein terdiri dari asam amino.
Ternyata protein dapat mempengaruhi sifat suatu organisme. Mempengaruhi juga proses proses
dalam tubuh. Sebagai contoh, enzim adalah zat yang tersusun atas protein. Jika terjadi kesalahan
pada pembentukan protein, tentu saja akan menyebabkan enzim yang disusun tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Protein dibuat dalam sel-sel tubuh melaluh beberapa tahapan yang cukup
kompleks. Dua hal yang sangat penting dalam sintesa protein. DNA (Deoxiribonucleo Acid) atau
biasa disebut asam nukleat terdapat dalam nucleus sel. DNA tersebut berada di dalam kromosom.
DNA terdiri dari rantai ganda double helix yang saling berpilin. DNA Terdiri dari pospat, gula
deoxiribosa, dan basa nitrogen. Basa nitrogen yang ada pada DNA terdiri dari basa purin yang
terdiri dari Adenin (A) dan Guanin (G) dan pirimidin yang terdiri dari Cytosin (C) dan Timin (T).
A selalu berpasangan dengan T dan G selalu berpasangan dengan C. Sedangkan RNA
(RibonucleoAcid) terdiri dari rantai tunggal. Sama halnya dengan DNA, RNA terdiri atas pospat,
gula, dan basa nitrogen. Namun perbedaannya, gula di RNA adalah gula Ribosa. Dan basa
nitrogennya purin sama dengan DNA, namun pirimidin pada RNA berbeda dengan DNA. Yaitu
pada RNA Cytosin (C) dan Urasil (U). RNA ada 3 macam yang nanti berperan dalam sintesa
protein.
Sebelum sintesis protein dilakukan, perlulah diadakan persiapan yang menyeluruh, salah
satunya pemasangan asam amino pada salah satu ujung tRNA. Satu asam amino harus diikatkan
pada salah satu ujung tRNA dengan antikodon yang benar, namun protein ini sesuai dengan
kodon bukan antikodon. Enzim yang melakukan proses ini adalah enzim tRNA aminoasil
sintetase. Enzim ini mengikatkan asam amino pada bagian sisi asam amino kemudian tRNA
dengan antikodon spesifik untuk asam aminonya. tRNA dan asam amino berikatan pada enzim
sebelum akhirnya dilepaskan. Aktivitas sintesis protein menurut ilmu biologi molekuler modern
adalah mekanisme yang dikodekan oleh informasi genetik dalam DNA yang dapat diekspresikan
dalam bentuk protein struktural dan protein katalitik yang akan memainkan peranan penting
dalam pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi dari seluruh sel hidup.
Protein adalah molekul makro yang berperan dalam hampir semua fungsi sel yaitu: sebagai
bahan pembangun struktur sel dan membentuk enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi
kimia di dalam sel; meregulasi ekspresi gen, memungkinkan sel untuk bergerak dan
berkomunikasi antar sel.
BAB II
PEMBAHASAN

Sintesis protein memerlukan tiga tahap reaksi yaitu inisiasi, elongasi (perpanjangan) dan
terminasi. Reaksi inisiasi menghasilkan pengikatan tRNA inisiasi ke situs inisiasi pada mRNA.
tRNA inisiasi itu mengisi situs peptidil pada ribosom. Elongasi dimulai dengan pengikatan suatu
aminoasil tRNA pada situs aminoasil, yaitu suatu tempat pengikatan khusus tRNA pada
ribosom. Terminasi terjadi bila sinyal untuk berhenti yang terdapat pada mRNA dibaca oleh
faktor pembebas protein yang akan mengakibatkan pembebasan rantai polipeptida yang sudah
selesai dari ribosom. Sebetulnya ribosom adalah suatu enzim yang mengkatalisis pembentukan
ikatan-ikatan peptida yang diatur oleh mRNA.
Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga setiap sel anak
memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk mengkode semua protein, setiap
asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu untai
DNA melalui proses yang disebut dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan mRNA yang akan
dibawa keluar dari inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan
karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut dengan poliribosom, atau dapat
dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum endoplasma.

Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut ribosom
yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA di mana mRNA akan
terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA transfer (tRNA).
Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan nuklotida yang sesuai pada
mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adenin-
adenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA yaitu UUU
(urasil, urasil, urasil).

2.1 Inisiasi
Proses inisiasi dimulai ketika ribosom subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator
tRNA yang membawa metionin berikatan pada daerah AUG yang mengkode asam amino
metionin. Selanjutnya ribosom sub unit besar akan menempel Pada ribosom subunit kecil.
Catatan, sisi A dan sisi P merupakan tempat pengikatan tRNA.
2.2 Elongasi
Pada gambar di di bawah terlihat bahwa kompoleh tRNA bergerak dari sisi A ke sisi P. Sisi
A merupakan tempat bagi tRNA berikitnya. Pada contoh ini adalah tRNA yang membawa prolin
yang dibawa oleh tRNA yang memiliki kode GGC. tRNA ini akan berpasangan dengan urutan
nukleotida CCG pada mRNA. Setelah menempel pada sisi A, metionin dan protein akan diikat
oleh ikatan peptida. Selanjutnya tRNA yang pertama (yang membawa metionin) akan
meninggalkan ribosom dan tRNA yang membawa prolin akan berpindah kesisi A. Ribosom
selanjunya akan bergerak ke triplet berikutnya dengan arah 5' - 3' (ditunjukkan oleh arah panah
pada mRNA). Sedangkan tRNA akan bergerak dari arah 3' 5.

Ribosom selanjutnya akan membaca kode dengan arah 5' - 3' dan menambahkan asam
amino pada rantai peptide. Pada gambar tRNA yang membawa glisin yang dikode oleh CCA,
berpasangan dengan basa GGU pada mRNA. Proses ini akan berjalan terus sampai mencapai
stop codon. Pada gambar di bawah diperlihatkan dengan tanda merah.

2.6 Tahapan Proses Sintesis Protein


Proses sintesis protein dengan menggunakan pola susunan urutan nukleotida DNA dalam
gena, secara berturut-turut langkah-langkah yang harus dilalui yaitu :

2.6.1 Transkripsi
Di satu pihak DNA sebagai sumber informasi terdapat dalam inti, sedangkan di lain pihak
sintesis protein yang membutuhkan informasi berlangsung dalam sitoplasma. DNA dalam bentuk
sandi perlu disalin (dikopi) dalam bentuk sandi lain yang dapat dibawa ke sitoplasma. Salinan
sandi berbentuk sebagai molekul messenger RNA (mRNA). mRNA berarti pembawa pesan atau
informasi. Peristiwa penyalinan molekul DNA menjadi mRNA dinamakan Transkripsi.
Transkripsi DNA dilakukan untuk setiap satuan 3 nukleotid (kodon). Transkripsi DNA
hanya dilakukan pada penggal yang merupakan pola tertentu sebagai informasi struktur protein
yang akan disintesis. Penggal DNA tersebut dinamakan Gena. Gena pada sel eukariot hewan
tingkat tinggi biasa mempunyai panjang 100.000 pasangan nukleotid, dan beberapa gena dapat
mencapai panjang 2 juta nukleotid. Untuk membuat protein berukuran sedang ( 300 400 asam
amino) dibutuhkan gena dengan sekitar 1000 nukleotid.
Mekanisme transkripsi dengan cara menyusun rangkaian nukleotida sesuai dengan jenis
basa yang dimiliki DNA yang disalin. Gugus bassa T disalin menjadi A pada RNA, G menjadi C,
C menjadi G, kecuali A tidak disalin menjadi T, karena RNA tidak memiliki gugus T (thimin),
dan diganti dengan gugus U ( uracil) maka urutan basa pada mRNA akan sedikit berbeda dengan
molekul DNA yang disalin. Sebagai contoh TAC CAA TTG GAC ATT maka akan
ditranskripsi menjadi mRNA dengan urutan : AUG GUU AAC CUG UAA, hasil
transkripsi ini akan ditransportasikan ke sitoplasma melalui lubang-lubang selubung inti.
Selanjutnya mRNA akan ditranslasikan menjadi polipeptid.
Secara ringkas bisa juga dijelaskan dengan tahap transkripsi DNA menjadi mRNA yang
disusul dengan tahap translasi mRNA menjadi polipeptida yang berlangsung di ribosom.
Perbedaan mendasar dari RNA terhadap DNA adalah :
1. Berbentuk satu untai
2. Gugus basa : Adenin, Cytosin, Guanin dan Uracil
3. Gugus gula ribose.
Mekanisme transkripsi mRNA dengan menggunakan molekul DNA sebagai pola yang
memerlukan enzim polimerase untuk merangkai setiap nukleotid sebagai berikut:
Basa T pada DNA dtranskripsi menjadi basa A pada mRNA
Basa A pada DNA dtranskripsi menjadi basa U pada mRNA
Basa C pada DNA dtranskripsi menjadi basa G pada mRNA
Basa G pada DNA dtranskripsi menjadi basa C pada mRNA
Transkripsi yang melibatkan enzim polimerase RNA untuk satu satuan gena bukan
berlangsung sekali, tetapi berlangsung berlanjut banyak kali susul menyusul.
2.6.2 Splicing
Jumlah asam amino yang menyusun polipeptida yang harus disintesis di ribosom tidak
sama dengan jumlah kodon yang akan ditranskripsikan. Pengurangan jumlah nukleotida yang
dibawa ke sitoplasma mengikuti suatu mekanisme tertentu. Tidak semua nukleotida
diterjemahkan menjadi polipeptida. Baik penggal molekul DNA maupun transkripsinya yang
berbentuk mRNA, terdiri atas penggal-penggal yang berbeda fungsinya dalam sintesis protein.
Jenis penggal DNA pertama disebut Ekson dan jenis penggal DNA kedua dinamakan intron.
Dalam satu penggal gena jumlah ekson yang dipisahkan oleh penggal intron tidak sama. Pada
satu gena dapat memiliki 4 atau lebih ekson yang dipisahkan oleh intron.
Sebelum mRNA dibawa keluar dari inti, dilakukan pemotongan penggal-penggal. Setelah
masing-masing penggal dipotong segera penggal-penggal ekson disambung kembali membentuk
mRNA baru yang dinamakan mRNA fungsional. mRNA fungsional inilah yang dapat dibawa
keluar inti menuju ribosom untuk translasi, inilah yang disebut tahap splicing dalam sintesis
protein.
Tahap splicing termasuk dalam pengaturan ekspresi gena, karena penggal intron tidak
diekspresikan sebagai protein. Splicing yang mencakup pemotongan intron dan penyambungan
ekson dilakukan oleh spliceosom yang menghasilkan mRNA fungsional. Spliceosom adalah
kumpulan SNURP dari jenis U1, U2, U5 dan U4/U5 yang bekerja pada ujung-ujung intron.
SNURP (snRNP) = small nuclear ribonucleoprotein adalah suatu kompleks protein dengan RNA
pendek ( < 250 nukleotida) yang masing-masing disebut U1, U2, U3 dan sebagainya.
Splicesom memotong dalam 2 tahap :
1. Pada ujung 3 intron
2. Pada ujung 5 intron

2.6.4 Translasi Menjadi Polipeptid


Kodon AUG ditranslasi menjadi asam amino methionin yang biasanya mengawali urutan
sebuah polipeptid, sehingga AUG dinamakan kodon pendahulu, sebaliknya kodon penutup yang
mengakhiri translasi dalam bentuk: UUA, UGA, dan AUG. Translasi dilaksanakan dalam
ribosom yang terdapat dalam sitoplasma. Untuk translasi tersebut akan dilibatkan 2 jenis RNA
lain, yaitu : transfer RNA (tRNA) dan ribosomal RNA (rRNA). Dengan demikian telah dikenal 3
jenis RNA, yaitu : (1) mRNA sebanyak 5%, (2) tRNA sebanyak 20%, (3) rRNA sebanyak 75%.

2.6.5 Pengakhiran Translasi (terminasi)


Ketika robosom mencapai stop kodon, dan tidak ada tRNA yang menempel maka
ribosom sub uni kecil dan besar akan terpisah dan meninggalkan mRNA. Pada mRNA terdapat 3
kodon untuk mengakhiri translasi, yaitu UAA, UAG, dan UGA. Protein dalam sitoplasma
disebut release factor (faktor pelepas) mengikat langsung pada salah satu kodon penutup ketika
ketika kodon telah sampai pada ribosom. Ikatan ini akan mengubah aktivitas peptidyl transferase
untuk tidak mengikat asam amino pada ujung peptidyl tRNA tetapi menambah molekul H 2O
pada ujung tersebut. Reaksi ini akan membebaskan ujung karboksil pada ujung rantai peptid
yang tumbuh dari ikatannya dengan molekul tRNA. Sehingga proses translasi informasi genetika
melalui mRNA telah diselesaikan dan peptid yang dihasilkan akan dilepaskan dalam sitoplasma
atau dalam ruangan rER.

Pada tahap pengendalian aktivitas protein berlangsung kegiatan selektif yaitu :


1. Aktivitasi protein yang telah dinilai benar
2. Inaktivasi protein yang telah dinilai tidak benar
3. Kompartimentalisasi secara spesifik molekul protein
Kompartimentalisasi molekul protein dimaksudkan pemilihan kelanjutan protein yang telah
dinilai benar seperti yang telah ditetapkan ekspresinya dari gena yang diinginkan. Beberapa
kemungkinan kelanjutan sintesis protein yaitu :
a. Protein terdapat bebas dalam sitoplasma karena diperlukan oleh sel.
b. Protein yang ditampung dalam ruang rER memerlukan penyelesaian dengan modifikasi dalam
ruang appartus golgi, dengan tetap berada dalam ruangan yang ada di dalam sel (lisosom),
gelembung-gelembung kecil yang berisi produk protein dibawa ke permukaan sel untuk
ditumpahkan dalam celah ekstraseluler, dan gelembung-gelembung kecil dengan membran yang
tertanam molekul protein dibawa ke permukaan sel, sehingga membran permukaan sel memiliki
molekul protein.

2.8 Sintesis Protein pada Prokariot


Sintesis protein pada prokariot pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sintesis protein
pada sel eukariotik. Jika adapun perbedaan, semata-mata disebabkan oleh adanya perbedaan
perangkat yang dimiliki sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik tidak memiliki
membran nuclearis seperti halnya sel eukariotik. Sel prokarioik hanya memiliki ribosom,
sedangkan sel eukariotik masih memiliki organela bermembran seperti endoplasmic reticulum
dan kompleks golgi.
Karena sel prokariotik tidak memiliki dinding pemisah yang akan membentuk inti, maka
seluruh proses sintesis protein sampai translasinya dilaksanakan dalam sitoplasma, sehingga
sangat mudah melakukan translasi di ribosom sementara transkripsi belum selesai. Sel
prokariotik hanya menggunakan satu jenis enzim polimerase RNA, yang berbeda dengan sel
eukariotik yang menggunakan 3 jenis enzim polimerase RNA.
Sintesis protein terjadi pada sel prokariotik dan sel eukariotik. Untuk lebih jelasnya, mari
simak uraian materi berikut ini.
1. Sintesis Protein pada Sel Prokariotik

Sintesis protein dibagi menjadi dua tahap yaitu transkripsi dan translasi, dimana masing-
masing tahap terdiri dari tiga langkah yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Tahapan sintesis protein pada sel prokariotik tidak terputus dan bersambung, artinya tahap
translasi dapat dilakukan meskipun tahap transkripsi belum selesai. Hal ini dikarenakan sel
prokariotik tidak memiliki inti sel sehingga tahap transkripsi dan translasi dilakukan di
sitoplasma.
a. Transkripsi
Transkripsi merupakan tahap pembentukan mRNA dari untai DNA template (sense). DNA yang
tidak ditranskripsi disebut antisense. Transkripsi pada sel prokariotik berlangsung di sitoplasma.
Sel prokariotik hanya memerlukan satu enzim RNA polimerase untuk melakukan transkripsi.
Pada tahap Inisiasi, RNA Polimerase menempel pada promotor. Tahap Elongasi, RNA
polimerase membuka untai double helix DNA dan bergerak di sepanjang DNA untuk membentuk
mRNA dari arah 3-5. Basa nukleotida yang dibawa mRNA komplementer dengan basa
nukeotida pada DNA template. Pada tahap Terminasi, Saat RNA Polimerase mencapai
terminator, proses transkripsi berhenti dan mRNA yang membawa kodon bergerak menuju
ribosom.
b.Translasi
Translasi merupakan tahap penerjemahan kode genetik yang dibawa mRNA untuk menjadi suatu
urutan asam amino. Translasi pada sel prokariotik juga terjadi di sitoplasma. Dalam tahap
translasi melibatkan rRNA dan tRNA. Pada tahap Inisiasi, Proses inisiasi dimulai ketika ribosom
subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA berikatan pada daerah AUG yang
mengkode asam amino metionin. Selanjutnya ribosom sub unit kecil akan menempel pada
ribosom subunit besar dan tRNA menempati sisi P. Tahap elongasi, Ribosom bergerak sepanjang
mRNA mencocokan kode genetik yang dibawa mRNA (kodon) dengan antikodon yang dibawa
oleh tRNA untuk menjadi suatu urutan asam amino. Sederhananya, tRNA menerjemahkan
bahasa yang dibawa mRNA menjadi bahasa asam amino. Tahap terminasi, Terjadi ketika tRNA
mencapai kodon stop sehingga proses translasi berhenti dan dihasilkan rangkaian asam amino
yang yang disebut polipeptida.
2. Sintesis Protein pada Sel Eukariotik

Tahapan sintesis protein pada sel eukariotik sama dengan sel prokariotik yaitu terdiri dari tahap
transkripsi dan tahap translasi. Perbedaanya pada sel eukariotik, transkripsi terjadi di inti sel dan
translasi terjadi di sitoplasma tepatnya di ribosom. Selain itu, dalam tahap transkripsi terdapat
pemrosesan mRNA sebelum keluar ke sitoplasma.
a. Transkripsi
Transkripsi merupakan tahap pembentukan mRNA berdasatkan kode genetik ada DNA template.
Transkripsi pada sel eukariotik melibatkan tiga enzim RNA Polimerase. Pada tahap Inisiasi,
RNA Polimerase dan faktor transkripsi (TFs) menempel pada promotor. TFs berperan membuka
rantai DNA. . Tahap Elongasi, RNA polimerase membuka untai double helix DNA dan bergerak
di sepanjang DNA untuk membentuk mRNA dari arah 3-5. Basa nukleotida yang dibawa
mRNA komplementer dengan basa nukeotida pada DNA template. Pada tahap Terminasi, Saat
RNA Polimerase mencapai terminator, proses transkripsi berhenti dan mRNA yang membawa
kodon bergerak menuju ribosom.
b. Translasi
Translasi merupakan tahap penerjemahan kode genetik yang dibawa mRNA untuk menjadi suatu
urutan asam amino. Translasi pada sel prokariotik juga terjadi di sitoplasma. Dalam tahap
translasi melibatkan rRNA dan tRNA. Pada tahap Inisiasi, Proses inisiasi dimulai ketika ribosom
subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA berikatan pada daerah AUG yang
mengkode asam amino metionin. Selanjutnya ribosom sub unit kecil akan menempel pada
ribosom subunit besar dan tRNA menempati sisi P. Tahap elongasi, Ribosom bergerak sepanjang
mRNA mencocokan kode genetik yang dibawa mRNA (kodon) dengan antikodon yang dibawa
oleh tRNA untuk menjadi suatu urutan asam amino. Sederhananya, tRNA menerjemahkan
bahasa yang dibawa mRNA menjadi bahasa asam amino. Tahap terminasi, Terjadi ketika tRNA
mencapai kodon stop sehingga proses translasi berhenti dan dihasilkan rangkaian asam amino
yang yang disebut polipeptida.

Perbedaan proses sintesis protein pada prokariotik dan eukariotik :


Transkripsi dan translasi pada prokariot
Translasi molekul mRNA dimulai sebelum proses transkripsi yang komplet. alasannya dapat
karena molekul mrna pada transkripsi dan translasi dari arah 5 kearah 3, dan dapat juga
dikarenakan tidak adanya membrane nuclear yang memisahkan transkripsi dan translasi seperti
halnya pada eukariot. yang memfasilitasi proses transkripsi dan translasi sangat efisien untuk
menghidupkan dan mematikan ekspresi gen pada prokariot.
Transkripsi dan translasi pada eukariotik
Proses transkripsi dan translasi pada eukariot lebih kompleks daripada prokariot, termasuk
beberapa intermediet tingkat prosesing mRNA. Pada eukariot tidak dapat terjadi proses
transkripsi dan translasi secara bersamaan. Transkripsi terjadi di dalam nucleus dan translasi
terjadi dalam sitoplasma.

Enzim RNA polimerase atau RNA transcriptase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi
polimerisasi nukleotida pada RNA. Pada E. coli, (prokariotik) gennya ditranskripsi
menggunakan satu tipe RNA polimerase sedangkan pada eukariot, terdapat tiga tipe RNA
polimerase, yaitu RNA polimerase I, RNA polimerase II dan RNA polimerase III.
Transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan inisiasi, elongasi, dan terminasi

Inisiasi
Tahap inisiasi berupa pengenalan holoenzyme (RNA polimerase) pada tapak awal inisiasi
atau yang disebut sebagai promoter. Pengenalan promoter ini berlangsung melalui
pelekatan/pengikatan holoenzyme (RNA polimerase) pada posisi promoter. Bagian RNA
polimerase yang mengenali promoter adalah subunit (sigma).
Semua promoter mempunyai urut-urutan nukleotida yang sama atau sangat mirip. Pada E. coli
diketahui ada dua macam urut-urutan promoter yaitu 5'-TTGACA-3' (-35box) dan 5'-TATAAT-3'
(-10 box atau Pribnow box). -10 menunjuk pada lokasi box tersebut terdapat berkaitan dengan
posisi awal transkripsi.Pada awal proses pengikatan RNA polimerase (holoenzime) dengan
promoter disebut sebagai "kompleks promoter yang tertutup" atau Closed promoter
complex.Dalam bentuk closed promoter complex, enzim polimerase menutupi atau "melindungi"
sekitar 60 bp (base pairs) dari heliks ganda, bermula dari posisi di depan (upstream) -35 box
menuju ke arah -10 box. Diduga holoenzyme RNA polimerase secara khusus mengenali -35 box
sebagai tapak pengikatan DNA,
Setelah RNA polimerase berlekatan dengan bagian promoter, selanjutnya akan membentuk
formasi open promoter complex, yakni struktur yang terbentuk akibat pemutusan ikatan hidrogen
maupun terbukanya lilitan heliks. Dengan terbentuknya open promoter complex tersebut
memungkinkan terjadinya proses polimerisasi RNA, setelah terlebih dahulu berlangsung
polimerisasi pertama yang menghadirkan dua nukleotida yang pertama.
Elongasi

Selama tahap elongasi, RNA polimerase (core enzyme) memutuskan ikatan hidrogen,
serta membuka lilitan heliks ganda. RNA polimerase bergerak sepanjang molekul DNA dan
menghubungkan ribonukleotida-ribonukleotida ke ujung 3 pada molekul RNA yang sedang
tumbuh, sesuai dengan macam basa pada DNA yang menjadi cetakannya. Proses ini berlangsung
dengan arah polimerisasi dari ujung 5 ke ujung 3. Selama berlangsungnya polimerisasi, bagian
molekul RNA yang telah terbentuk, secara bertahap terlepas ikatannya dari untaian DNA
pengkode, sehingga memungkinkan segera terbentuknya kembali heliks ganda seperti semula.
Dalam hubungan ini bagian DNA yang terbuka, atau yang disebut "gelembung transkripsi" hanya
mengandung pasangan basa RNA-DNA sejumlah antara 12 sampai 17.
Terminasi (Pengakhiran)

Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter berakhir di
daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali seperti semula dan
RNA polymerase segera terlepas dari DNA.
Akhirnya, RNA terlepas dan terbentuklah mRNA yang baru. Pada sel prokariotik, RNA hasil
transkripsi dari DNA, langsung berperan sebagai mRNA. Sementara itu, RNA hasil transkripsi
gen pengkode protein pada sel eukariotik, akan menjadi mRNA yang fungsional (aktif) setelah
melalui proses tertentu terlebih dahulu. Dengan demikian, pada rantai tunggal mRNA terdapat
beberapa urut-urutan basa nitrogen yang merupakan komplemen (pasangan) dari pesan genetik
(urutan basa nitrogen) DNA. Setiap tiga macam urutan basa nitrogen pada nukleotida mRNA
hasil transkripsi ini disebut sebagai triplet atau kodon. Hasil dari transkripsi, yakni
mRNA selanjutnya akan keluar dari inti sel melalui membran inti menuju
sitoplasma.

Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang
terdapat pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini
disebut pula dengan kodon.Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA
akan segera bergerak meninggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk
melakukan proses selanjutnya (translasi).

Transkripsi pada Eukariot


Mekanisme transkripsi secara umum pada organisme eukariot sama dengan pada prokariot, yaitu
melalui tahapan inisiasi, elongasi dan terminasi. Perbedaan antara transkripsi pada eukariot
dengan prokariotik adalah RNA polimerase tidak melekat pada DNA selama proses inisiasi.
Inisiasi transkripsi pada eukariot diperantarai oleh faktor-faktor transkripsi yang bersifat spesifik
untuk tiap macam RNA polimerase. Setelah inisiasi, RNA polimerase langsung berikatan pada
DNA. Ketiga macam RNA polimerase pada eukariot membutuhkan prakondisi yang berbeda
untuk terlibat dalam transkripsi . Tiga macam RNA polimerase mengenali urutan promoter yang
berbeda dan membutuhkan perangkat protein yang berbeda (disebut faktor transkripsi atau
transcription factor). Berikut penjelasan dari ketiga RNA polimerase yang bekerja pada
eukariot.
RNA Polimerase I
RNA polimerase I terletak pada nukleolus dan mengkatalis pembentukan rRNA
RNA Polimerase II
RNA polimerasi II mentranskripsikan sebagian besar gen-gen struktural inti. RNA polimerase II
ini bertanggungjawab pada pembentukan pra-mRNA.

RNA Polimerase III


RNA polmerase III, sebagaimana RNA polimerase II, tidak berada di nukleolus, melainkan di
nukleoplasma. RNA polimerase III ini mentranskripsikan gen-gen untuk inti kecil RNAs dan
tRNAs. Tempt pelekatannya berada di antara gen-gen tersebut.
3.Tahap tahap Translasi
Setelah replikasi DNA dan transkripsi mRNA di dalam nukleus, mRNA dari nukleus
dipindahkan ke sitoplasma sel. Langkah selanjutnya adalah proses translasi RNA untuk
membentuk protein. Translasi merupakan proses penerjemahan beberapa triplet atau kodon dari
RNA menjadi asam amino-asam amino yang akhirnya membentuk protein. Urutan basa nitrogen
yang berbeda pada setiap triplet, akan diterjemahkan menjadi asam amino yang berbeda. Pada
proses translasi hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi.Selama tahap ini terjadi perubahan bahasa. Sel harus menstranslasikan sekuens basa
molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida. Tempat terjadinya translasi adalah
ribosom, partikel-partikel kompleks yang memfasilitasi penautan teratur asam amino menjadi
rantai polipetida. Urutan basa nitrogen yang berbeda pada setiap triplet, akan diterjemahkan
menjadi asam amino yang berbeda. Misalnya, asam amino fenilalanin diterjemahkan dari triplet
UUU (terdiri dari 3 basa urasil), asam amino triptofan (UGG), asam amino glisin (GGC), dan
asam amino serin UCA. Sebanyak 20 macam asam amino yang diperlukan untuk pembentukan
protein merupakan hasil terjemahan triplet dari mRNA. Selanjutnya, dari beberapa asam amino
(puluhan, ratusan, atau ribuan) tersebut dihasilkan rantai polipeptida spesifik dan akan
membentuk protein spesifik pula.

Kodon awal atau start kodon merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat
translasi atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon
inisiasi, untuk memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut Shine-Dalgarno
untuk pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor inisiasi (berupa tiga jenis protein).
Kodon akhir atau stop kodon merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA.
Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino. Kodon akhir
menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk melepas ribosom.

Translasi dapat berlangsung memerlukan 3 komponen:


1. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen
dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka), didalamnya terdapat
rangkaian kodon-kodon yang akan diterjemahkan.

2. Molekul tRNA merupakan pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan


menjadi rantai polipeptida, tRNA sebagai penterjemah, yang membawa antikodon.

3. Ribosom merupakan tempat penterjemahan berlangsung/proses translasi, disusun oleh


molekul rRNA dan beberapa macam protein, ribosom tersebar diseluruh bagian sel.

Tahap-tahap Translasi :
Inisiasi

Ribosom sub unit kecil mengikatkan diri pada mRNA yang telah membawa sandi bagi
asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada bagian inisiator tRNA. Selanjutnya, molekul
besar ribosom juga ikut terikat bersama ketiga molekul tersebut membentuk kompleks inisiasi.
Molekul-molekul tRNA mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma menuju
ribosom dengan menggunakan energi GTP dan enzim. Bagian ujung tRNA yang satu membawa
antikodon, berupa triplet basa nitrogen. Sementara, ujung yang lain membawa satu jenis asam
amino dari sitoplasma. Kemudian, asam amino tertentu tersebut diaktifkan oleh tRNA tertentu
pula dengan menghubungkan antikodon dan kodon (pengkode asam amino) pada mRNA. Kodon
pemula pada proses translasi adalah AUG, yang akan mengkode pembentukan asam amino
metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang akan berpasangan dengan kodon pemula adalah
UAC. tRNA tersebut membawa asam amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya.

Elongasi

Proses elongasi

1.kehadiran aminoasit RNAt mengikat kodon pada ribosom.

2.ribosom mengkatalis pembentukan ikatan peptide antara asam amino yang baru dengan ujung rantai
polipeptida yang sebelumnya terbentuk.

3.kedua RNAt bergeser ke arah ujung ribosom, bersama-sama dengan rantai RNAd

4.peristiwa ini berlangsung hingga terbentuknya asam amino pada polipeptida.

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu
pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna
membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti
kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera
diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk
ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga
membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di
dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi
polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul
tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah
melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan
asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu
mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang
ke asam amino yang baru tiba. Pemanjangan atau elongasi rantai polipeptida akan terus
berlangsung hingga suatu tripet kodon yang menyandi terminasi memasuki tapak A.
Sebelum suatu rantai polipeptida selesai disintesis terlebih dahulu terjadi deformilisasi
pada f-metionin menjadi metionin. Terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P,
dan rantai polipeptida dari ribosom. Selain itu, kedua subunit ribosom pun memisah. Pada
terminasi diperlukan aktivitas dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau releasing
factors, yaitu RF-1 dan RF-2.

Terminasi

Proses Terminasi

1.Ribosom mencapai kodon terminasi pada untai RNAd (ribosom sampai pada kodon stop)

2.Polipeptida lepas dari ribosom

3.Dua sub unit ribosom dan komponen lainnya terpisah-pisah(komponen ribosom lepas).

Elongasi akan berhenti setelah ribososm mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop
yaitu UAA, UAG, atau UGA. Kodon stop bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
Selanjutnya, polipeptida yang terbentuk lepas dari ribosom sehingga dua sub unit ribosom dan
komponen lainnya terpisah(komponen ribosom lepas).

Anda mungkin juga menyukai