Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN MIKROORGANISME MAKANAN

Oleh :
1. Andi Zsazsa R.M (153112620120043)
2. SULASTRI (153112620120044)
3. Danang Catur A. (153112620120078)
4. Daniel Dauw (153112620120080)
5. M.kartono (153112620120092)
6. Devi Luginda Ibrahim (153112620120109

JURUSAN S1 BIOLOGI MEDIK


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2017
I. Judul Praktikum
Pemeriksaan Mikroorganisme Makanan.
II. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui kualitas pangan secara mikrobiologi, yakni untuk menentukan
apakah suatu bahan makanan/minuman layak atau tidak dikonsumsi.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan kualitas makanan secara kualitati dan kuantitatif.

III. Teori Dasar


Mikroorganisme dapat hidup di berbagai lingkungan dan dapat pula
mengkontaminasi makanan yang terdapat nutrisi untuk kelangsungan hidup
mikroorganisme tersebut. Makanan dan minuman akan sangat mudah tercemar dengan
mikroorganisme dari lingkungan sekitar maupun dari orang yang membuat makanan
tersebut. Pemeriksaan mikroorganisme pada makanan dan minuman perlu untuk
mengetahui makanan tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi. Mikroorganisme yang
mengkontaminasi makanan akan dapat mengurangi nutrisi dari makanan dan dapat bersifat
pathogen bagi konsumen. Bahan pangan dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme sejak
dari bahan baku, saat proses pengolahan sampai siap disajikan
Bahan pangan yang terkontaminasi ini dapat menjadi sebagai perantara atau substrat
untuk mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia. Beberapa penyakit
menular seperti tipes, kolera, disentri, TBC, poliomilitis yang dengan mudah penularannya
melalui makanan. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah
Samonella sp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Vibrio sp, Yersina sp, kapang,
khamir, serta mikroba pathogen lainnya. Mikroba mempunyai batasan tertentu dalam
bahan pangan yang berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan. Kondisi lingkungan
juga mempengaruhi mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat. Pengujian
mikroorganisme ini meliputi uji kualitatif bakteri pathogen dan uji kuantitatif mikroba. Uji
kualitatif bakteri pathogen untuk menentukan tingkat keamanan, sedangkan uji kuantitatif
bakteri pathogen untuk menetukan daya tahan suatu makanan. Pengujian makanan
terhadap mikroorganisme

Uji Kualitatif
Uji kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk pemeriksaan jennies mikroorganisme
pathogen tertentu dalam bahan pangan. Bakteri enteropatogenik (bakteri pathogen dalam
saluran pencernaan) umumnya terdapat dalam jumlah sangat sedikit, namun sudah dapat
untu menimbulkan suatu penyakit, contohnya antara lain : Vibrio cholera, Listeria
monocytgenes, Salmonella typhi, Shigella disentriae, Yersina enterocolitica, pemeriksaan
bakteri secarra kualitatif meliputi beberapa tahap antara lain:

Tahapan uji kualitatif mikroba pangan, antara lain:


1. Tahap perbanyakan yaitu tahap memperbanyak jumlah bakteri ke dalam medium
enrichment untuk memperbesar pendetekdian, contoh medium:
Vibrio cholera : alkalin pepton water (APW)
Vibrio parahaemolyticus : APW + 4% NaCl
Salmonella sp : Selenite Broth atau Tetrathione Broth
2. Tahap seleksi yaitu menumbuhkan bakteri dalam medium selektif untuk memudahkan
isolasi dari koloni yang akan diuji, contoj medium:
a. Thiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose (TCBS) agar:
V. cholera : koloni kuning
V. parahaemolyticus : koloni hijau kebiruan
b. Salmonella Shigella Agar (SSA):
Salmonella sp : koloni keruh atau bening tidak berwarna
Shigella sp : koloni keruh atau bening tidak berwarna
Yersinia sp : koloni keruh atau bening tidak berwarna
3. Tahap isolasi yaitu memisahkan bakteri dari medium selektif dengan cara
menginokulasikan koloni bakteri spesifik ke dalam agar miring NA atau NA + 4%
NaCl.
4. Tahap identifikasi primer merupakan tahap untuk membedakan bakteri yang diuji dari
mikroorganisme lain dengan sifat-sifat dari bakteri tersebut, tahap ini dilakukan tes
reaksi biokimia, seperti TSIA, Indol, Lisin, produksi H2S, motilitas, dsb.

Medium TSIA Medium LIM/SIM


Bakteri
Miring Tegak Gas H2S Lisin Indol H2S Motilitas

V. Cholerae + + - - + +

V. parahaemolyticus - + - + + +

S. typhi - + - + + - + +

S. para typhi - + + - - - - +

Shigella - + - - - - -

Y. enterocolitica + + - - - - -

5. Tahap identifikasi sekunder merupakan tahap untuk membedakan bakteri yang diuji
dengan bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama, contohnya
membedakan antara V. cholerae O1 dengan V. cholera non O. dengan menggunakan tes
serologi.
Jika bahan pangan tidak diuji secara langsung, maka dilakukan uji ke dalam medium
transport dan diperiksa dalam waktu kurang dari 24 jam kesuali disimpan pada suhu 10 oC
dalam medium APW untuk Vibrio sp, larutan Salin Gliserol atau medium Cary-Blair untuk
Salmonella dan Shigella.

Hal yang perlu diperhatikan dalam inkubasi mikroorganisme dalam medium


enrichment adalah tidak boleh waktu yang ditetapkan, karena akan terjadi pertumbuhan
bakteri koliform akan mengalahkan pertumbuhan bakteri yang diuji, sehingga akan
memperkecil peluang bakteri yang akan diuji.

Uji Kuantitatif

Pada umumnya dilakukan pemeriksaaan jumlah mikroorganisme yang berkaitan


dengan sanitasi pengolahan pangan, seperti E. coli, S. aureus ataupun total mikroba yang
ada dalam bahan pangan. E. coli digunakan sebagai indikator sanitasi pengolahan pangan,
sedangkan S. aureus digunakan sebagai indikator pekerja atau penjual yang
mengkontaminasi makanan yang telah masak, sebagai indikator pasca pengolahan.

Untuk mengetahui total mikroba dalam bahan pangan, digunakan medium yang
bersifat umum seperti NA atau Plate Count Agar (PCA). Khusus untuk E. coli dan A.
aureus digunakan medium Violet Red Bile Agar (VRBA). Jika ingin menghitung jumlah S.
aureus digunakan medium Manitol Salt Agar (MSA).

1. Medium VRBA:
Merupakan medium enumerasi coliform dalam makanan.
Bersifat selektif karena mengandung bile salt dan cristal violet. Selektivitas
meningkat pada suhu inkubasi 42-440C.
Pertumbuhan E. coli (peragi laktosa) pada VRBA akan membentuk koloni
merah/ungu dengan zona di sekitar koloni. Sedangkan bakteri yang tidak meragi
laktosa akan membntuk koloni buram.
2. Medium MSA:
Merupakan medium selektif, karena mengandung 7,5% garam.
Medium ini juga bersifat diferensial karen mengandung manitol dan indicator pH
phenol red. Bakteri peragi manitol akan menghasilkan asam yang menueunkan pH
sehingga warna maedium berubah dari merah menjadi kuning.
S. epidermidis dan S. aureus bersifat toleran pada kadar garam tinggi,namun S.
aureus yang dapat meragikan manit.
Untuk uji kuantitatif, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahan pangan yang diperkirakan mengandung .300 sel/mL atau per gram atau per cm
permukaan, perlu dilakukan pengenceran.
2. Setiap pengenceran perlu pengocokan 25 kali untuk memisahkan sel
mikroorganisme yang tergabung.
3. Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang terkandung di luar bahan pangan
seperti daging, ikan perlu pengambilan contoh dengan cara diswab.

IV. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrotika, pada hari selasa, tanggal 25


April 2017 sampai dengan 28 April 2017.

V. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:


Sampel makanan (serabi) yang akan diperiksa
Medium tanam
Medium selektif (SS agar/TCBS agar)
Medium pemeliharaan isolat (NA)
Medium identifikasi atau reaksi biokimia (TSIA)
Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
Cawan petri steril
Plastik steril
Mortar
Sendok kecil
Tabung reaksi steril
Lampu spirtus
Jarum ose
Timbangan

VI. Cara Kerja.


Uji Kuantitatif :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai, termasuk memberi identitas pada cawan
petri dan tabung reaksi.
2. Memasukkan semua komposisi bubur ayam (bubur, kacang, santan, seledri, bawang
goreng, ayam, kecap, sambal) ke dalam plastik steril.
3. Menghaluskan semua komposisi serabi (serabi, santan, gula merah cair) dengan
menggunakan mortar secara aseptik.
4. Menimbang 1 gr sample yang telah dihaluskan sebelumnya.
5. Membuat pengenceran bertingkat 10-1, 10-2, 10-3, 10-4.
6. Mengambil 1 mL sample yang telah diencerkan dan memasukkannya ke dalam cawan
petri steril secara asaeptik, dan dilakukan secara duplo.
7. Mencairkan medium VRBA (E. coli) dan MSA (S. aureus).
8. Menuangkan medium VRBA dan MSA (dengan suhu 370C) ke dalam cawan petri
yang telah ditetesi sample yang telah diencerkan sebelumnya.
9. Menginkubasi sample pada suhu 370C selama 24 jam.
10. Mengamati dan menghitung jumlah koloni dalam 1 gr sampel yang terbentuk pada
medium VRBA maupum MSA.
Uji kualitatif:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai, termasuk memberi identitas pada cawan
petri dan tabung reaksi.
2. Menyiapkan sampel sesuai dengan langkah kerja di atas (langkah 2 s/d 4).
3. Memasukkan 1 gr sampel kedalam medium tetrahionate broth.
4. Menginkubasi sampel pada suhu 370C selama 16 jam.
5. Menginokulasi sampel ke dalam medium SSA secara penipisan Koch dengan
menggunakan jarum ose steril.
6. Menginkubasi medium SSA pada suhu 370C selama 24 jam.
7. Mengamati koloni yang terbentuk, kemudian menginokulasi koloni ke dalam medium
TSIA dan SIM untuk menguji aktifitas biokimia mikroba yang terbentuk.
8. Menginkubasi medium pada suhu 370C selama 24 jam.
9. Meneteskan larutan Kovacks sebanyak 3 tetes ke dalam medium SIM, dan mengamati
hasil reaksi.
10. Mencatat hasil reaksi pada medium SIM dan koloni yang terbentuk pada medium
TSIA.

VII. Hasil dan Pembahasan


Hasil pengamatan :
Uji Kuantitatif

1 Proses menghancurkan sampel dengan


menggunakan mortar.

2 Proses pengenceran 1 gr sampel dengan NaCl


untuk uji kuantitatif.
3 Meteskan 1 mL sampel yang telah diencerkan
kedalam cawan petri secara duplo, dengan rincian:
Uji E. coli (VRBA):
10-1 : pada cawan petri Ia dan Ib
10-2 : pada cawan petri IIa dan IIb
10-3 : pada cawn petri IIIa dan IIIb
Uji S. aureus (MSA):

10-2 : pada cawan petri IIa dan IIb


10-3 : pada cawan petri IIIa dan IIIb
10-4 : pada cawan petri IVa dan IVb

4 Koloni E. coli yang terbentuk pada medium


VRBA setelah diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 370C untuk uji.
Hasil:
10-1 : tidak ada koloni yang terbentuk.
Jumlah koloni : 0 TSUD
10-2 : tidak ada koloni yang terbentuk.
Jumlah koloni : 0 TSUD
10-3 : tidak ada koloni yang terbentuk.
Jumlah koloni : 0 TSUD

5 Koloni S. aureus yang terbentuk pada medium


MSA setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu
370C untuk uji.
Hasil:
10-1 : koloni pigmen berwarna kuning,banyak,
bentuk bulat.
Jumlah koloni pada Ia : 744 dan pada IIb : 748.
Total koloni :

= 746 koloni
10-2 : koloni pigmen berwarna kuning, bentuk
bulat.
Jumlah koloni IIa : 11 dan IIb : 5.
Total koloni :

= 13 koloni
10-3 : tidak ada pertumbuhan bakteri.
Jumlah koloni IIIa : 0 dan IIIb : 0.
Total koloni :

= 0 koloni

Uji Kualitatif

6 Medium Salmonella Shigela Agar SSA yang


digunakan untuk uji kualitatif.

7 Koloni yag terbentuk pada medium SSA setelah


diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Hasil:
Tidak ditemukan bakteri Salmonella Shigela
8 Medium Sulphide Indol Motility (SIM) untuk uji
motilitas dan hidrolisis asam amino mikroba.

9 Medium Triple Sugar Iron Agar (TSIA), untuk uji


fermentasi gula dan produksi gas H 2S oleh
mikroba.

10 Koloni yang terbentuk pada medim SIM setelah


diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.
Hasil:
Tidak ditemukan bakteri Salmonella Shigela
11 Koloni bakteri yang terbentuk pada medium TSIA
setelah inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.

Hasil:

Tidak ditemukan bakteri Salmonella Shigela


Pada praktikum kali ini melakukan pemeriksaan makanan. Pemeriksaan makanan dilakukan
untuk mengetahui apakah makanan tersebut layak dikonsumsi oleh tubuh sehari-hari. Pengujian
mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan
uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau
indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kualitatif untuk menetukan mutu dan
daya tahan suatu makanan, uji kuantitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya,
dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut. Mikroba mempunyai batasan tertentu
dalam bahan pangan yang berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi
mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat (Sukarta, 2008). Perlakuan aseptik dilakukan bertujuan agar
terbebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (kontaminan) (Dwijoseputro 2003).

Uji Kuantitatif
Pada percobaan kali ini, dilakukan uji mirkobiologis pada sampel serabi.
Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Patogen terhadap bakteri Escherichia coli, dan
Staphylococcus aureus.Uji mikrobiologis adalah salah satu pengujian yang menggunakan
perubahan sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya. Pengujian ini
dilakukan karena pada umumnya makanan.Uji mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji
kualitatif dan uji kuantitatif. uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan tersebut. Pada penyiapan sampel kita
melakukan pengenceran. Pada uji kuantitatif, kita melakukan pengenceran. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi dari mikroorganisme. Karena tanpa
dilakukannya pengenceran maka akan menyulitkan dalam penghitungan jumlah
mikroorganisme.

Pada percobaan ini diperoleh data uji kuantitatif untuk pengujian bakteri pada
makanan serabi yaitu jumlah Koloni E. coli yang terbentuk pada medium VRBA setelah
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 0C ialah pengenceran 10-1 , pengenceran 10-2 dan
pengenceran 10-3 tidak ditemukan bakteri E.coli pada medium sehingga makanan serabi ini
layak dikonsumsi dan aman dari bakteri E.coli
Jumlah Koloni S. aureus yang terbentuk pada medium MSA setelah diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C ialah pengenceran 10-1 : koloni pigmen berwarna kuning,
banyak dan bentu bulat dengan Jumlah koloni pada Ia : 744 dan pada Ib : 748 sehingga

Total koloni : = 746 koloni koloni, pengenceran 10-2 : koloni pigmen berwarna

kuning, dan bentu bulat dengan Jumlah koloni pada IIa : 11 dan pada IIb : 5 sehingga Total

koloni : = 13 koloni dan pengenceran 10-3 : tidak ada koloni yang terbentuk, tidak

terjadi perubahan warna medium. Berdasarkan hasil pemeriksaan uji kuantitatif pada
makanan serabi ditemukan bakteri S.aureus dengan pengenceran 10-1. Penemuan bakteri
diperkirakan berasal dari orang yang membuat makanan serabi yang terkontaminasi bakteri
S.aureus. nilai aman bakteri S.aureus pada jenis makanan kudapan basah seperti serabi
menurut Direktorat Standarisasi Produk Pangan ialah 1 X 10 2 koloni/gram. Sedangkan
makanan yang diuji nilainya ialah 7,46 X 104 koloni/gram, nilai tersebut melebihi batas
maksimum untuk bahan pangan yang aman.

Uji Kualitatif

Uji ini dilakukan untuk jenis mikroorganisme tertentu di dalam bahan pangan. Teknik yang digunakan
berupa metode penipisan Koch dengan menggunakan medium Salmonella Shigela Agar (SSA). Makanan
yang digunakan dalam percobaan ini ialah serabi dan air santan, makanan tersebut terlebih dahulu dihaluskan
menggunakan mortar dan dilakukan secara aseptik untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikroba lain.
Pemeriksaan bakteri secara kualitatif terdiri dari beberapa tahap. Tahap Perbanyakan dilakukan dengan
mengambil sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1 gr kemudian diencerkan dengan medium enrichment
Tetrathionate Broth dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam. Tahap ini dimaksudkan untuk
menyembuhkan/ menguatkan sel bakteri yang sangat lemah atau sakit disebabkan oleh proses pengolahan
makanan. Tahap enrichment (perbanyakan) ini dilakukan untuk memperbanyak jumlah bakteri yang diuji
dalam medium encrichment (diperkaya), agar peluang deteksi bakteri lebih besar.
Selanjutnya dilakukan tahap seleski, pada tahap ini bakteri pada medium pengkayaan akan ditumbuhkan
dalam medium selektif Salmonella Shigella Agar (SSA), sehingga koloni yang akan diuji lebih mudah
diisolasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella
sp yang tumbuh pada medium selektif SSA dapat diamati dengan dengan terbetuknya koloni keruh atau
bening tidak berwarna dan terbentuknya warna hitam di tengah koloni.

Dari hasil pengamatan pada tahap selektif yang dilakukan secara duplo tidak ditemukan adanya pertumbuhan
koloni bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella sp pada medium selektif SSA, sehingga
tidak dilakukan pemeriksaan pada tahap identifikasi primer.

Tidak adanya pertumbuhan bakteri mengindikasikan bahwa makanan yang diuji tidak mengandung bakteri
patogen yang kemungkinan dapat menimbulkan penyakit pada konsumen.

VIII. Kesimpulan

ANDI ZSAZSA R M 153112620120043

Pada uji kualitatif tidak ditemukan adanya bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella sp
pada makanan yang dilihat dari tidak adanya pertumbuhan koloni pada medium SSA
Pada uji kuantitatif tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri E.coli pada semua medium pengenceran,
tetapi ditemukan adanya bakteri S.aureus sebanyak 7.46 x 104 koloni/g yang nilainya melebihi batas
maksimum untuk bahan pangan yang aman menurut Direktorat SPP.

Sulastri (153112620120044)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan:

Pengujian mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Pada uji kuantitatif makanan serabi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada
media Voilet Red Bile Agar (VRBA). Hal ini menunjukan tidak adanya kontaminasi bakteri
E.coli pada makanan serabi.
Pada uji kuantitatif makanan serabi ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada media
Monitol Salt Agar (MSA). Hal ini menunjukan terjadi kontaminasi bakteri S. aureus pada
makanan serabi.
Pada uji kualitatif, tidak ditemukannya Salmonella sp dan Shigella sp . Hal ini
menunjukkan tidak terjadi kontaminasi bakteri Salmonella sp dan Shigella sp
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.

Danang Catur Atmaja (153112620120074)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan:

Pada uji kualitatif, tidak ditemukannya Salmonella sp dan Shigella sp, hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya titik hitam yang terbentuk di tengah koloni.
Pada uji kuantitaif, Serabi yang diuji bebas dari bakteri E. coli, namun terdapat bakteri S.
aureus.
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.

Daniel Dau ( 153112620122080)

Pemeriksaan mikroorganisme pada makanan merupakan tindakan untuk memastikan bahan


pangan terkontaminasi mikroorganisme atau tidak.
Pemeriksaan untuk mikroorganisme pada makanan dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Uji kualitatif pada makanan kue serabi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri.
Hal ini menunjukan bahwa pada makanan serabi tidak terkontaminasi jenis bakteri yang
bersifat enteropatogenik.
Pada uji kuantitatif makanan kue serabi ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada
media Monitol Salt Agar (MSA). Hal ini menunjukan adanya kontaminasi bakteri S. aureus
pada makanan kue serabi. Dengan total 746 X 10-2/gram. Nilai normal bakteri S. aureus
pada kue serabi yaitu 1 x 10-2 koloni/gram.
Pada uji kuantitatif makanan kue serabi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri
pada media Voilet Red Bile Agar (VRBA). Hal ini menunjukan tidak adanya kontaminasi
bakteri E.coli pada makanan kue serabi.
Sumber utama bakteri S. aureus yaitu dari pekerja atau penjual yang mengkontaminasi
makanan setelah dimasak, hal ini menunjukan bahwa sanitasi setelah pengolahan makanan
kurang diperhatikan.

M.Kartono.WK ( 153112620120092)

Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan maka di dapatkan kesimpulan sbb:


Pengujian mikrobiologis di lakukan dengan 2 cara yaitu uji kuantitatif dan kualitatif
Pada uji kuantitaif, serabi yang diuji bebas dari bakteri E. coli, namun terdapat bakteri S.
aureus
Pada uji kualitatif, tidak ditemukannya Salmonella sp dan Shigella sp, hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya titik hitam yang terbentuk di tengah koloni pada cawan tersebut.
Tidak ditemukannya bakteri Salmonella sp dan Shigella sp pada uji kualitatif , dan bebas
dari bakteri E. Coli pada uji kuantitatif, apakah memang tidak adanya bakteri tersebut, atau
ada kesalahan dalam pengenceran paraktikum.

Devi Luginda Ibrahim (153112620120109)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan:

Pengujian mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Pada uji kuantitaif, serabi yang diuji bebas dari bakteri E. coli, namun terdapat bakteri S.
aureus.
Pada uji kualitatif, tidak terdapat Salmonella sp dan Shigella sp.
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.
Daftar Pustaka.
Merdhiaz, Ridho. Uji Mikrobiologi Pangan. https://www.academia.edu [1Mei2017]
Yulianti, Eka. Analisis Mikrobiologi Produk Pangan. https://www.academia.edu
[1Mei2017]
Adzqiyah, Risna. Laporan Praktikum Mikrobiologi Uji Kuantitatif Mikroba.
https://www.academia.edu [1Mei2017]
Wibowo. Mikrobiologi Analisis. https ://www.download.fa.itb.ac.i {1 Mei 2017}
Irma, Jayanti. Uji Mikrobiologi. https://www.academia.edu {1 Mei 2017}

Anda mungkin juga menyukai