Oleh :
1. Andi Zsazsa R.M (153112620120043)
2. SULASTRI (153112620120044)
3. Danang Catur A. (153112620120078)
4. Daniel Dauw (153112620120080)
5. M.kartono (153112620120092)
6. Devi Luginda Ibrahim (153112620120109
Uji Kualitatif
Uji kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk pemeriksaan jennies mikroorganisme
pathogen tertentu dalam bahan pangan. Bakteri enteropatogenik (bakteri pathogen dalam
saluran pencernaan) umumnya terdapat dalam jumlah sangat sedikit, namun sudah dapat
untu menimbulkan suatu penyakit, contohnya antara lain : Vibrio cholera, Listeria
monocytgenes, Salmonella typhi, Shigella disentriae, Yersina enterocolitica, pemeriksaan
bakteri secarra kualitatif meliputi beberapa tahap antara lain:
V. Cholerae + + - - + +
V. parahaemolyticus - + - + + +
S. typhi - + - + + - + +
S. para typhi - + + - - - - +
Shigella - + - - - - -
Y. enterocolitica + + - - - - -
5. Tahap identifikasi sekunder merupakan tahap untuk membedakan bakteri yang diuji
dengan bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama, contohnya
membedakan antara V. cholerae O1 dengan V. cholera non O. dengan menggunakan tes
serologi.
Jika bahan pangan tidak diuji secara langsung, maka dilakukan uji ke dalam medium
transport dan diperiksa dalam waktu kurang dari 24 jam kesuali disimpan pada suhu 10 oC
dalam medium APW untuk Vibrio sp, larutan Salin Gliserol atau medium Cary-Blair untuk
Salmonella dan Shigella.
Uji Kuantitatif
Untuk mengetahui total mikroba dalam bahan pangan, digunakan medium yang
bersifat umum seperti NA atau Plate Count Agar (PCA). Khusus untuk E. coli dan A.
aureus digunakan medium Violet Red Bile Agar (VRBA). Jika ingin menghitung jumlah S.
aureus digunakan medium Manitol Salt Agar (MSA).
1. Medium VRBA:
Merupakan medium enumerasi coliform dalam makanan.
Bersifat selektif karena mengandung bile salt dan cristal violet. Selektivitas
meningkat pada suhu inkubasi 42-440C.
Pertumbuhan E. coli (peragi laktosa) pada VRBA akan membentuk koloni
merah/ungu dengan zona di sekitar koloni. Sedangkan bakteri yang tidak meragi
laktosa akan membntuk koloni buram.
2. Medium MSA:
Merupakan medium selektif, karena mengandung 7,5% garam.
Medium ini juga bersifat diferensial karen mengandung manitol dan indicator pH
phenol red. Bakteri peragi manitol akan menghasilkan asam yang menueunkan pH
sehingga warna maedium berubah dari merah menjadi kuning.
S. epidermidis dan S. aureus bersifat toleran pada kadar garam tinggi,namun S.
aureus yang dapat meragikan manit.
Untuk uji kuantitatif, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahan pangan yang diperkirakan mengandung .300 sel/mL atau per gram atau per cm
permukaan, perlu dilakukan pengenceran.
2. Setiap pengenceran perlu pengocokan 25 kali untuk memisahkan sel
mikroorganisme yang tergabung.
3. Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang terkandung di luar bahan pangan
seperti daging, ikan perlu pengambilan contoh dengan cara diswab.
= 746 koloni
10-2 : koloni pigmen berwarna kuning, bentuk
bulat.
Jumlah koloni IIa : 11 dan IIb : 5.
Total koloni :
= 13 koloni
10-3 : tidak ada pertumbuhan bakteri.
Jumlah koloni IIIa : 0 dan IIIb : 0.
Total koloni :
= 0 koloni
Uji Kualitatif
Hasil:
Uji Kuantitatif
Pada percobaan kali ini, dilakukan uji mirkobiologis pada sampel serabi.
Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Patogen terhadap bakteri Escherichia coli, dan
Staphylococcus aureus.Uji mikrobiologis adalah salah satu pengujian yang menggunakan
perubahan sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya. Pengujian ini
dilakukan karena pada umumnya makanan.Uji mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji
kualitatif dan uji kuantitatif. uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan tersebut. Pada penyiapan sampel kita
melakukan pengenceran. Pada uji kuantitatif, kita melakukan pengenceran. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi jumlah populasi dari mikroorganisme. Karena tanpa
dilakukannya pengenceran maka akan menyulitkan dalam penghitungan jumlah
mikroorganisme.
Pada percobaan ini diperoleh data uji kuantitatif untuk pengujian bakteri pada
makanan serabi yaitu jumlah Koloni E. coli yang terbentuk pada medium VRBA setelah
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 0C ialah pengenceran 10-1 , pengenceran 10-2 dan
pengenceran 10-3 tidak ditemukan bakteri E.coli pada medium sehingga makanan serabi ini
layak dikonsumsi dan aman dari bakteri E.coli
Jumlah Koloni S. aureus yang terbentuk pada medium MSA setelah diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C ialah pengenceran 10-1 : koloni pigmen berwarna kuning,
banyak dan bentu bulat dengan Jumlah koloni pada Ia : 744 dan pada Ib : 748 sehingga
Total koloni : = 746 koloni koloni, pengenceran 10-2 : koloni pigmen berwarna
kuning, dan bentu bulat dengan Jumlah koloni pada IIa : 11 dan pada IIb : 5 sehingga Total
koloni : = 13 koloni dan pengenceran 10-3 : tidak ada koloni yang terbentuk, tidak
terjadi perubahan warna medium. Berdasarkan hasil pemeriksaan uji kuantitatif pada
makanan serabi ditemukan bakteri S.aureus dengan pengenceran 10-1. Penemuan bakteri
diperkirakan berasal dari orang yang membuat makanan serabi yang terkontaminasi bakteri
S.aureus. nilai aman bakteri S.aureus pada jenis makanan kudapan basah seperti serabi
menurut Direktorat Standarisasi Produk Pangan ialah 1 X 10 2 koloni/gram. Sedangkan
makanan yang diuji nilainya ialah 7,46 X 104 koloni/gram, nilai tersebut melebihi batas
maksimum untuk bahan pangan yang aman.
Uji Kualitatif
Uji ini dilakukan untuk jenis mikroorganisme tertentu di dalam bahan pangan. Teknik yang digunakan
berupa metode penipisan Koch dengan menggunakan medium Salmonella Shigela Agar (SSA). Makanan
yang digunakan dalam percobaan ini ialah serabi dan air santan, makanan tersebut terlebih dahulu dihaluskan
menggunakan mortar dan dilakukan secara aseptik untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikroba lain.
Pemeriksaan bakteri secara kualitatif terdiri dari beberapa tahap. Tahap Perbanyakan dilakukan dengan
mengambil sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1 gr kemudian diencerkan dengan medium enrichment
Tetrathionate Broth dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam. Tahap ini dimaksudkan untuk
menyembuhkan/ menguatkan sel bakteri yang sangat lemah atau sakit disebabkan oleh proses pengolahan
makanan. Tahap enrichment (perbanyakan) ini dilakukan untuk memperbanyak jumlah bakteri yang diuji
dalam medium encrichment (diperkaya), agar peluang deteksi bakteri lebih besar.
Selanjutnya dilakukan tahap seleski, pada tahap ini bakteri pada medium pengkayaan akan ditumbuhkan
dalam medium selektif Salmonella Shigella Agar (SSA), sehingga koloni yang akan diuji lebih mudah
diisolasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella
sp yang tumbuh pada medium selektif SSA dapat diamati dengan dengan terbetuknya koloni keruh atau
bening tidak berwarna dan terbentuknya warna hitam di tengah koloni.
Dari hasil pengamatan pada tahap selektif yang dilakukan secara duplo tidak ditemukan adanya pertumbuhan
koloni bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella sp pada medium selektif SSA, sehingga
tidak dilakukan pemeriksaan pada tahap identifikasi primer.
Tidak adanya pertumbuhan bakteri mengindikasikan bahwa makanan yang diuji tidak mengandung bakteri
patogen yang kemungkinan dapat menimbulkan penyakit pada konsumen.
VIII. Kesimpulan
Pada uji kualitatif tidak ditemukan adanya bakteri Salmonella thypi, Salmonella para thypi dan Shigella sp
pada makanan yang dilihat dari tidak adanya pertumbuhan koloni pada medium SSA
Pada uji kuantitatif tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri E.coli pada semua medium pengenceran,
tetapi ditemukan adanya bakteri S.aureus sebanyak 7.46 x 104 koloni/g yang nilainya melebihi batas
maksimum untuk bahan pangan yang aman menurut Direktorat SPP.
Sulastri (153112620120044)
Pengujian mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Pada uji kuantitatif makanan serabi tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada
media Voilet Red Bile Agar (VRBA). Hal ini menunjukan tidak adanya kontaminasi bakteri
E.coli pada makanan serabi.
Pada uji kuantitatif makanan serabi ditemukan adanya pertumbuhan bakteri pada media
Monitol Salt Agar (MSA). Hal ini menunjukan terjadi kontaminasi bakteri S. aureus pada
makanan serabi.
Pada uji kualitatif, tidak ditemukannya Salmonella sp dan Shigella sp . Hal ini
menunjukkan tidak terjadi kontaminasi bakteri Salmonella sp dan Shigella sp
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.
Pada uji kualitatif, tidak ditemukannya Salmonella sp dan Shigella sp, hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya titik hitam yang terbentuk di tengah koloni.
Pada uji kuantitaif, Serabi yang diuji bebas dari bakteri E. coli, namun terdapat bakteri S.
aureus.
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.
M.Kartono.WK ( 153112620120092)
Pengujian mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Pada uji kuantitaif, serabi yang diuji bebas dari bakteri E. coli, namun terdapat bakteri S.
aureus.
Pada uji kualitatif, tidak terdapat Salmonella sp dan Shigella sp.
Serabi yang diuji layak konsumsi karena bebas dari semua parameter yang diuji.
Daftar Pustaka.
Merdhiaz, Ridho. Uji Mikrobiologi Pangan. https://www.academia.edu [1Mei2017]
Yulianti, Eka. Analisis Mikrobiologi Produk Pangan. https://www.academia.edu
[1Mei2017]
Adzqiyah, Risna. Laporan Praktikum Mikrobiologi Uji Kuantitatif Mikroba.
https://www.academia.edu [1Mei2017]
Wibowo. Mikrobiologi Analisis. https ://www.download.fa.itb.ac.i {1 Mei 2017}
Irma, Jayanti. Uji Mikrobiologi. https://www.academia.edu {1 Mei 2017}