Anda di halaman 1dari 10

Pneumonia Pneumokistik

(Pneumokistosis/ Pneumocystitis Carinii


Pneumonia ( PCP ))
Oleh :
Arysthia. A / 440 EKH, Amrizal.J / 441 EKH, Lucy Vanessa / 462 EKH, Arif Sastrawan / 436
EKH, Dedi Hadi Saputra / 438 EKH

Pneumonia Pneumokistik (Pneumokistosis/ Pneumocystitis Carinii Pneumonia ( PCP ))

adalah suatu infeksi paru-paru akibat jamur yang bernama Pneumocystis carinii yang

menyebabkan paru-paru meradang.

Pada awalnya kedudukan mikroba ini dalam taksonomi masih belum dapat dipastikan

sejak ditemukan pada tahun 1909, dan pada saat itu masih dianggap bahwa mikroba ini

merupakan tahap perkembangan dari jenis Trypanosoma. Sejak saat itu, belum ada kesepakatan

universal mengenai apakah mikroba ini termasuk dalam golongan protista atau jamur. Analisis

RNA lebih lanjut dilakukan dan beberapa strukturnya tertentu menunjukkan relasi yang lebih

dekat dengan cendawan (diklasifikasikan ke dalam kelas Deuteromycetes).


Pneumocystis carinii adalah organisme yang biasa hidup di paru-paru normal

dan tidak menimbulkan gejala. Tetapi pada orang-orang yang mengalami gangguan

sistem kekebalan akibat kanker, HIV/AIDS, pencangkokan sumsum tulang maupun

organ padat dan pada orang-orang yang menggunakan kortikosteroid dalam jangka

panjang atau obat-obatan lainnya yang mempengaruhi sistem kekebalan, jamur

tersebut bisa menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru. Kantung-kantung udara dalam

paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap

oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja.

Karena inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa

meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa

bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri,

virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel. PCP biasanya

menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. Kebanyakan

penderita akan merasakan demam, sesak nafas dan batuk kering. Paru-paru tidak

dapat menyalurkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke dalam darah sehingga

timbul sesak nafas yang berat. Sesak terutama timbul setelah penderita melakukan

aktivitas.

Pengidap AIDS sangat mudah terinfeksi oleh cendawan ini. Sebelum penyakit AIDS

menyebar luas, Pneumonia Pneumokistik bukanlah penyakit yang luar biasa, kemungkinan

terjadi 100 kasus per tahun. Tetapi pada saat ini, penyakit ini menempati urutan ketiga penyakit

yang diderita oleh masyarakat Indonesia.


fungi yang termasuk dalam kelas Deuteromycetes tingkat reproduksi perfek atau

seksualnya belum ditemukan. Dalam paru-paru P.carinii sering ditemukan pada lapisan alveoli.

Berada dalam suatu rongga yang dilapisi epitel (disebut cyst) berisi intracystic bodies. Cyst yang

sudah dewasa mengandung 6-8 intracystic bodies. Akhirnya cyst ini akan robek kemudian

intracystic bodies akan keluar dan berkembang menjadi sel vegetatif yang disebut trophozoites.

Sel vegetatif ini kemudian akan dapat bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan (fission)

atau berkecambah (budding).

DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, Michael. J. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press.

Tortora, Gerrard. J. 1997. Microbiology an Introduction 6th Edition. California: Addison Wealey Longman, Inc.

Pneumonia - Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

http://www_pathologyimagesinc_com/emhandbook-opport-infections-section-images-pneumocy-2b

http://www_CyberMQ_com/Forum Diskus

http://pathology_class_kmu_edu

http://www_medicastore_com/Sabtu 23 Februari 2008 103151

http://spiritia.or.id/li/pdf/LI512.pdf

http://www.indonesiaindonesia.com/Pneumonia_ Pneumokistik

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files_pneumonia

https://www.academia.edu/12452416/PNEUMOCYSTIS_CARINII_PNEUMONIA
Pneumocystis jirovecii adalah salah satu jenis jamur yang menyebabkan pneumocystis
pneumonia pada pasien yang mempunyai sistem imun yang lemah.

A. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Sub kingdom : Dikarya
Filum : Ascomycota
Sub filum : Taphiromycotina
Kelas : Pneumocystidomycetes
Ordo : Pneumocystidales
Famili : Pneumocystidaceae
Genus : Pneumocystis
Species : Pneumocystis jirovecii

Pneumocystis jirovecii merupakan jamur dengan genus Pneumocystis yang ditemukan dalam
tubuh manusia terutama paru-paru, yang memiliki rangkaian RNA ribosomal 18s. International
Code of Botaical Nomenclature (ICBN) mencantumkan nama Pneumocystis jirovecii sebagai
jamur yang menyebabkan pneumocystis pneumonia pada manusia.

B. Morfologi
Pneumocystis jirovecii merupakan salah satu jamur yang termasuk dalam golongan yeast
(khamir) karena mempunyai dinding sel yang ultrastrukturnya mirip dengan jamur, mempunyai
mitokondria dengan krista berbentuk lamelar dan bentuk kistanya mempunyai badan intrakista
yang menyerupai askospora yang dibentuk oleh ascomycetes. Pneumocystis jirovecii merupakan
obligat parasit yang mempunyai spora yang dapat bertahan lama hingga menginfeksi inang yang
baru. Pneumocystis jirovecii dapat ditemukan alam bentuk tropozoit maupun kista.
Tropozoit Pneumocystic jirovecii mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan biasanya
bergabung dengan tropozoit-tropozoit lain membentuk suatu koloni. Dalam koloni ini kadang
sulit untuk membedakan tiap tropozoit. Ukuran diameter tropozoit antara 1,55 m Sitoplasma
tropozoit mempunyai organela-organela dengan jumlah yang sedikit, contoh : ribosom yang
bebas, partikel-partikel glikogen, struktur seperti pipa dan bercabang-cabang yang menyerupai
retikulum endoplasma. Tropozoit mempunyai nukleus kecil (0,5-1,0 m) yang bentuknya
bervariasi yang tampak jelas berada di tengah nukleolus. Vakuola, mikrotubulus dan kompleks
golgi ditemukan, walaupun sering tidak terlihat. Mitokondria dengan krista yang pendek juga
ditemukan. Membran sel tipis, ukurannya berkisar antara 2030 nm dan fleksibel.

Kista berbentuk bulat sampai elips dengan diameter 58 m. Kista berisi 8 badan intrakista
dengan diameter 1,2 m. Kista mempunyai dua dinding yaitu dinding luar yang mempunyai tebal
15 nm, dan dinding dalam dengan ketebalan 35 nm. Dalam kista terdapat matriks dan badan
intrakista. Dalam matriks terdapat mitokondria, ribosom, vakuola dan badan intrakista. Badan
intrakista mempunyai bentuk bulat sampai oval, dengan nukleus yang berada di tengah. Dalam
badan intrakista juga terdapat retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria dan partikel
glikogen.
kista Pneumocystis jirovecii dalam jaringan.

Kista yang sudah pecah dan mengeluarkan badan intrakistanya berbentuk seperti pisang yang
hanya berisi matriks.

C. Daur Hidup
Pneumocystis jirovecii ditemukan dalam 3 bentuk, yaitu : tropozoit, sporozoit, dan kista.
Tropozoit adalah sel haploid yang dapat membelah diri dengan binary fission dan dapat
bergabung dengan sel-sel yang lain membentuk precyst. Tropozoit merupakan fase vegetatif dari
Pneumonia jirovecii. Kista merupakan fase yang mempunyai peran dalam proses meiosis dengan
membentuk 8 nukleus dalam badan intrakista kemudian mengalami delimitasi sel diikuti
lepasnya badan intrakista yang kemudian berubah menjadi tropozoit.
Daur hidup Pneumocystis pneumonia

Penjelasan gambar :
Tropozoit akan mengalami pembelahan dengan binary fission membentuk dua tropozoit,
kemudian membelah lagi. Kemudian tropozoit akan mengalami proses meiosis I yang
membentuk precyst dengan 2 nukleus, kemudian precyst ini akan mengalami proses meiosis II
menghasilkan precyst dengan 8 nukleus, kemudian terjadi delimitasi sel membentuk 8 badan
intrakista yang masing-masing mengandung 1 nukleus sehingga terbentuk kista. Kemudian kista
akan pecah dan membebaskan badan intrakista tadi. Setiap badan intrakista akan menjai satu
tropozoit.

D. Pneumocystis Pneumonia
Pneumocystis pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh Pneumocystis
jirovecii. Jamur ini dapat menginfeksi paru-paru menyebabkan pneumonia akut, subakut, bahkan
dapat berakibat fatal. Jamur ini menyerang manusia yang mempunyai imun (kekebalan tubuh)
rendah. Jamur ini dapat menginfeksi anak-anak dan bayi prematur, terkena malnutrisi, dan yang
berumur 2-5 tahun, orang yang mengikuti terapi kortikoteroid, terapi cytotoxic, terapi
immunosuppresive, orang yang menerima trasplantasi organ yang sudah terinfeksi jamur ini,
orang yang terkena tumor, dan orang yang terserang virus HIV (AIDS).

E. Gejala
Gejala-gejala yang ditunjukkan bila terinfeksi jamur ini adalah melemahnya kondisi tubuh, berat
badan berkurang, demam yang kadang-kadang muncul dan kadang-kadang hilang, batuk kering
(batuk yang tidak berdahak), dypsnea yang progresif (pernapasan semakin cepat dan pendek-
pendek), tachipnea, dan cyanosis. Selain itu, produksi sputum yang terdapat darahnya, dan jamur
ini dapat keluar dari paru-paru dan menyebar ke limpa, hati maupun sumsum tulang (walaupun
kemungkinannya sedikit).

F. Penyebaran
Penyakit ini menyebar di seluruh dunia. Dari data menunjukkan adanya penurunan manusia yang
terjangkit penyakit ini. Akan tetapi, di Afrika terdapat kenaikan penderita yang terkena penyakit
ini, yaitu sebesar 80% dari orang yang terkena HIV.

G. Penularan
Penularan penyakit ini adalah dengan transmisi lewat udara. Tropozoit maupun spora akan
bertaan di udara hingga dapat menginfeksi inang baru. Tropozoit yang terhirup akan mencapai
alveolus dan di alveolus akan menempel pada pneumocyte. Tropozoit akan membelah diri secara
perlahan tetapi meluas dalam paru-paru dan secara progresif mengisi alveolus dan akhirnya
alveolus ini iisi oleh eksudat yang berbuih. Tropozoit juga akan membentuk kista yang nantinya
disebarkan ke udara. Penularan dari manusia ke manusia belum terlihat selama beberapa tahun
terakhir. Namun, penularan antar manusia dapat terjadi melalui transplantasi organ.

H. Pengobatan
Pneumocystis pneumonia tidak dapat disembuhkan dengan antifungal. Pneumocystis pneumonia
dapat diobati dengan trimethoprim yang disertai sulphamethoxazole (co-trimoxazole). Alternatif
lain adalah dengan pemberian pentamidine, primaquine disertai clindamycin, trimetrexate dan
leucovorin dan atovaquone. Pengobatan ini dapat disertai dengan pemberian glukokortikoid,
prednisolone dan methylprednisolone.

Co-trimoxazole dapat menghambat sintesis asam hidrofolik dengan inhibisi kompetitif dengan
asam para aminobenzoat sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pentamidine
menghambat pertumbuhan dengan cara menghalangi fosforilasi oksidatif dan menghambat
penggabungan asam nukleat pada RNA dan DNA yang berakibat pada penghambatan
pembentukan protein dan sintesis fosfolipid. Trimetrexate dan leucovorin menghambat reduktase
dehidrofolate dan melemahkan tekanan pada sumsum tulang. Clindamycin menghambat
pertumbuhan jamur dengan menghalangi disosiasi peptidyl tRNA dari ribosom sehingga
menahan sintesis protein. Atovaquone menghambat rantai transport elektron dalam mitokondria
dengan menggunakan ubiquinon dalam ubiquinon-sitokrom-c reduktase, penghambatan ini
menyebabkan sintesis asam nukleat dan ATP terhambat.

Anda mungkin juga menyukai