Anda di halaman 1dari 2

• Mikroteknik hewan :

• Metode Paraffin (Irisan)  tebal tipisnya bisa diatur (tangan, mikrotom) (Sliding mikrotom, Freezing mikrotom, Rotary
mikrotom )

• Metode Whole Mount/preparat keseluruhan (telur ayam yang dibuahi)

• Metode supravital (zat warna: supravital) Untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan hidup (zat warna supravital:
Neutral Red, Yanus Green, Bismark Brown,Metylen blue)

• Metode Squash :Dengan cara memencet suatu potongan jaringan atau organisme secara keseluruhan shg mendapatkan
sediaan yang tipis (mempermudah pengamatan)

• Metode Gosok/Asahan  tulang, gigi (CS/LS)

• Cara membuat: - Dekalsifikasi , Dipotong dengan mikrotom, Fiksasi:

• Fiksasi :usaha untuk mengeraskan dan mempertahankan elemen sel/jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak
mengalami perubahan bentuk dan ukuran.Mengawetkan semua struktur sel sehingga sedapat mungkin berada dalam
keadaan sama/hampir sama pada waktu masih hidup Diasah dengan batu asahan.

• Tujuan fiksasi : mencegah proses autolysis dan serangan bakteri, mencegah perubahan bentuk dan volume jaringan yg
difiksasi selama tahapan proses selanjutnya, membuat jar lebih baik dlm menyerap zat warna, mengubah indeks bias bagian*
sel yg lbh mudah dilihat mikroskop, mempertahankan jairngan dlm kondisi mendekati kedaan waktu hidup.

• Hasil yg diharapkan : setiap molekul jaringan berada pd tempatnya dan tdk ada molekul baru yg terbentuk, dapat
mengawetkan serta mengeraskan material sel dan bentuknya mendekati bentuk semula, dapat mengawetkan nucleus dan
sitoplasma, jaringan lebih baik menyerap zar warna.

• Faktor yg terlibat ialah buffer dan konsentrasi ion hydrogen, suhu, penetrasi fiksatif, perubahan volume, zat tambahan,
konsentrasi fiksatif, lama fiksasi.

• Sifat fiksasi : Dapat membunuh dengan cepat :Dapat menembus jaringan dengan cepat, Dapat mengagulasikan
(mengendapkan isi sel dengan cepat sehingga tak dapat larut), Dapat menghentikan metabolism dengan cepat, Mengawetkan
proses sitologis/histologis, Memperbaiki indeks refraksi sehingga membantu deferensiasi optis, Dapat mencegah terjadinya
perubahan-perubahan di dalam sel, misalnya tahan terhadap larutan hypotonis/hypertonis.

Macam fiksatif :

 Fiksatif sederhana: Suatu larutan yang di dalamnya hanya mengandung satu macam zat saja.. Mis: - Formalin
10% (formaldehyde)
 Fiksatif majemuk : Suatu larutan di dalamnya mengandung lebih dari satu macam zat (campuran). Misalnya: Bouin,
Carnoy, Zenker, Helly, Fleming
 Fungsi air bagi tanaman :
 Melarutkan mineral makanan didalam tanah sehingga siap untk dihisap oleh akar tanaman
 Bagian penting dari Proses fotosintesis, hidrolisis dan reaksi kimia dlm tumbuhan
 Sebagai pelarut dan medium untuk reaksi kimia
 Medium untuk transport zat terlarut organic dan anorganik
 Medium yg memberikan turgor pada sel tanaman
 Untuk hidrasi dan netralisasi muatan pada mol koloid
 Teori vital adalah naiknya iar yg disebabkan adanya sel-sel hidup yg berupa sel parenkim kayu dan sel jarijari empulur yg ada
disekeliling jar silem . air naik ke atas melalui pipa kapiler pada jaringan silem tsb.
 Teori tekanan kohesi : apabila air telah mencapai bagian sel yg terbuka maka sel akan mendapatkan tekanan dan air akan
mengisi sel tsb.
 Rute masuknya air kedalam akar :
 Jalur intraseluler ialah air berdifusi ke dalam sel melalui plasmodesmata
 Jalur ekstraseluler ialah air berdifusi diantara sel endodermis akibat adanya pita caspary.
 Pewarnaan : untuk mewarnai jaringan sel sehingga dapat ditelaah jenis dan sifatnya dg mikroskop.
 Pewarnaan non vital dilakukan setelah jaringan difiksasi
 Vita dilakukan terhadap jar hidup, sehingga diharapkan mampu menyerap warna
 Supravital ialah pewarnaan vital yg sifatnya lbh khusus .
 Zat warna adalah senyawa organic kompleks yg mempunyai kemampuan khusus untk mewarnai bagian-bagian sel dan dapat
dipertahankan didalam jar/sel.
 Zat warna menurut sifatnya : 1. Zat warna asam (garam dari asam pembawa warna dg radikal basa yg tdk
berwarna.garamnya dari K atau Na contoh acid fuchsin)2. Zat warna basah (garam dari basa pembawa warna dg radikal
asam tdk berwarna . garamnya dari klorida dan frostat mis haematoxylen
 Zat warna menurut asalnya : 1. Zat warna alam (dari tumbuhan atau hewan), zat warna sintesis (dibuat dari sintesis bahan-
bahan kimia secara buatan.
 Zat warna menurut kemampuan mewarnai jaringan : 1. Subtantif ( yg dapat langsung mewarnai jaringan dg baik) 2. Ajektif ( yg
dapat mewarnai jaringan dg baik jika diberi mordan) 3. Metachromatis (zat warna tunggal yg dapat memberi variasi warna pd
jaringan yg berbeda)4. Polikromatis (bebrapa zat wrna yg bekerja sbagai 1 unit dlm pewarnaan.
 Zat warna menurut pelarunya :1. Zat warna aqousa (yg dilarutkan dg aquades) 2. Spirituosa (yg dilarutkan dlm etanol.
 Cara pewarnaan :1.berdasarkan jumlah zat warna yg diberikan : pewarnaan tunggal , rangkap 2, rangkap 3, rangkap 4. 2.
Berdasarkan pengaruh zat warna terhadap bahan yg diwarnai : pewarnaan efektif ( yg diberikan hanya mempengaruhi 1
/bebrapa jaringan .) pewarnaa difus ( yg diberikan akan mewarnai seluruh jaringan ) 3. Berdasarkan cara pemberian zat warna
: Simultan ( 2macam zat warna / lebih diberikan secara bersama dlm 1 waktu) suksedan (diberikan pada jaringan secara
bergantian dan dg pencucian sendiri*) 4. Berdasarkan ketebalan zat warna yg diberikan : progresif (sangat tipis, diperlukan
waktu lama ) regresif ( sangat tebal
 Pengolhana zat warna : mordannya, komposisi mordan dg zat warna, asam yg ditambahkan untk preservaisi, cara oksidasi
hematoksilin menjadi hematin
 Metode paraffin pada tumbuhan yaitu : persiapan, fiksasi, dehidrasi, delakoholisasi, infiltrasi, embedding, sectioning, affixing,
staining, mounting, labeling
 Yg perlu diperhatikan dlm penanaman : paraffin harus bersih dan murni, peralatan bersih dri kotoran, dilakukan deket oven
dan lampu spritus, pemberian label untk material yg ditanam
 Faktor keberhasilan penyayatan blok farifin : kualitas, proses infitrasi, posisi material didalam blok, penempelan blok pada
holder, pisau dan blok parifiin, kekerasan material
 Penyebab paraffin melengkung : mata pisau tumpul, sisi atas bawah tdk rata, tdk sejajar dg mata pisau, posisi material tdk
tepat, pemasangan pisau tdk benar.
 Embedding adalah proses pennaman material ked lm cetakan yg ebrisi paraffin cair. Infiltrasi ialah penyusupan paraffin ked m
jaringan.
 Maserasi adalah metode yg digunakan untk memisahkan sel-sel dg cara menghancurkan lamella tengah yg menghubungkan
sel* tsb. Metodenya :1. Schultze (kayu dipotong kecil, masukkan kedalam asam nitrat dan Kristal kallium, lalu dipanaskan )2.
Jeffrey ( potongan kayu diamsukkan ked lm larutan asam nitrat 10% dan asam kromat 10% selama 1-2hari suhu 30-40 drjt.
Cuci dg air ) 3. Harlow ( potongan bahan didihkan dlm air klorin selama 2jam, cuci, rebus dlm larutan natrium sulfit , cuci dg air
bersih. )4. Franklin (potongan kayu dimasukkan ke dlm larutan asam asetat glasila + hydrogen peroksida slm 1jam , cuci dg
air )
 Pengamatan mitosis ( bahan yg digunakan akar muda yg sdg aktif tumbuh), pengamatan meiosis (bahan tanaman yg
digunakan anther lilium )
 Whole mount : metode yg digunakan untuk melihat material yg kecil secara keseluruhan.
 Sediaan material ada 3 : 1. Sediaan kering (specimen herbarium dan besar), 2. Sediaan basah ( specimen mesuem dlm
wadah botol), 3. Sediaan utuh dan maserasi
 Larutan pengawet yg palig umum : alcohol 70%, formalin 5%, modifikasi larutan formalin, formalin FAA, formula hessler,
formula keefe,
 Material sediaan utuh ebrupa fungi, algae, lumut, protalia, kuncup bunga, sayatan epidermis, daun dg stomata.
 Metode dlm pembuatan sediaan utuh permanen ialah hygrobutanol , dioksan, creosote, gliserin-Xylol, venetian terentin.

Anda mungkin juga menyukai