Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM VII FISIOLOGI MANUSIA

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Oleh :
RIZKA AMALIA IDRIS
153112620120069

JURUSAN S1 BIOLOGI MEDIK


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2015
LAPORAN PRAKTIKUM VII FISIOLOGI MANUSIA

A. Judul : Pemeriksaan Kehamilan

B. Tanggal : 2 Desember 2015

C. Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat menyebutkan tanda-
tanda katak jantan, harus dapat melakukan pemeriksaan kehamilan cara
Galli Mainini dan cara imunologi, harus dapat menarik kesimpulan
mengenai hasil pemeriksaan dan harus dapat menerangkan dasar-dasar
pemeriksaan tersebut.

D. Dasar Teori :

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein


yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta
belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah
umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh
plasenta.
Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum,
yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon
progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses
kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh
HCG. Ada dua cara . Pertama dengan menggunakan uji kehamilan home
pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan test pack. Pengecekan
kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat ke dalam
urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupaduabuahgaris.
Waktu yang tepat untuk melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari
atau 1 minggu setelah terlambat haid, karena sebagian besar test pack
sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Kedua dengan
pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya
karena biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-
hCG). Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah ini lebih cepat
dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG sudah ada
dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada
hari ke 8 sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah.
Hanya saja pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena
harganya relatif mahal.
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda
tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak
terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak
ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah
kadar HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta HCG ang bisa terdeteksi
pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya
rendah bisa menyebabkan keguguran.
Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai
karena bisa menyebabkan hamil anggur. Tidak dapat dipungkiri, stres
pasti berpengaruh terhadap normalitas metabolisme dalam tubuh
manusia, dan bisa mengganggu proses2 tersebut. Apalagi pada orang
hamil. Seyogyanya, pada orang hamil menghindari stres baik fisik maupun
psikis karena berdampak pada kehamilannya itu. Banyak mengkonsumsi
makanan bergizi dan kontrol ke dokter untuk antenatal care karena pada
minggu2 awal sering terjadi "morning sickness" (mual, muntah, lemas).
Pada minggu2 awal bisa terjadi perdarahan (abortus). Abortus
adalah ancaman/pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan berat
badan janin <500 gram atau kehamilan kurang dari 20 minggu.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon peptida


yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera
setelah pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari
plasenta).
HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum
pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang
penting pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi
tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi
imunitas pada kehamilan. HCG merupakan hormon yang bersifat
luteotrofik pada beberapa spesies , termasuk manusia. HCG disekresi
oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh endometrium
uterus. HCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea
selama tahap–tahap permulaan kehamilan. Segera setelah ovulasi,
korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor
luteotrofik hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum
tersebut secara fisiologis tetap aktif sampai HCG mulai dibentuk dalam
jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah HCG
yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16
setelah ovulasi, tetapi titer HCG tidak mencapai puncaknya sampai hari
kehamilan yang ke-35 sampai 50 . HCG merupakan glikoprotein yang jauh
lebih besar dengan berat molekul kira-kira 45.000 Dalton, tetapi lebih
banyak mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein
pituitary. Sifat-sifat khusus HCG yang diisolasi cenderung kurang seragam
dibandingkan dengan sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal
dari pituitary, karena degradasi terutama rantai samping karbohidratnya
dapat terjadi selama pembentukan urin. Hormon kehamilan ini hanya
ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio
segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta.
Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan
menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat
hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai
contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada
kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal
sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang
tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).
Human Chorionic Gonadatrophin (HCG) adalah hormon yang bekerja
mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh
kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga HCG memberitahu testis
untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone). Pada anak
perempuan, HCG memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron
tetapi hal ini terjadi hanya pada masa kehamilan. sehingga HCG lebih
bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak perempuan

Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda


tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak
terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak
ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah
kadar HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi
pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya
rendah bisa keguguran. Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu tinggi
harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur atau bisa juga
menyebabkan kanker kariokarsinoma.

Jika HCG orang hamil rendah:

 Kesalahan perhitungan umur kahamilan

 Keguguran

 Kehamilan etropik (di luar rahim )

Jika hCG orang hamil tinggi:

 Kesalahan perhitungan umur kehamilan

 Kehamilan molar ( hamil anggur )

 Multiple pregnancy

Angka yang termasuk dalam range normal

 Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L


 Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L

 Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L

 Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L

 Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L

Dimulai pada tahun 1952, Carlos Galli Mainini adalah kepala


kedokteran internal di Lanús rumah sakit di Buenos Aires, selama waktu
itu dia menerbitkan sejumlah artikel dalam jurnal ilmiah dalam dan luar
negeri. Prestasinya yang paling penting adalah mengembangkan tes
kehamilan biologis. Disebut Uji Galli Mainini, dengan cepat mulai dipakai
di seluruh dunia, karena itu murah, handal dan relatif cepat.

Dalam tes ini, sejumlah kecil urin dari pasien disuntikkan ke


kantung bening punggung seekor kodok jantan dewasa. Urin Seorang
wanita hamil mengandung hormon kehamilan, human chorionic
gonadotropin atau hCG. Hormon ini menyebabkan kodok untuk
memproduksi sperma dalam waktu tiga jam, dan sel-sel sperma dapat
dengan jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok akan merasakan sakit
selama tes ini, dan setelah dua minggu hewan dapat digunakan untuk tes
lain.

Prestasi nyata Galli Mainini yang telah menemukan bahwa katak


jantan dan kodok yang cocok untuk tes ini. Sebelumnya, tikus betina,
tikus, kelinci dan kodok yang digunakan, dan mereka bereaksi jauh lebih
lambat. Selanjutnya, hal itu perlu untuk membunuh dan membedah
mereka untuk melihat reaksi.

Secara prinsip pemeriksaan ini adalah mencari sperma yang keluar


karena dirangsang oleh hormon HCG. Gambaran cara kerjanya adalah
seekor katak jantan dari jenis Bufo Vulgaris disuntik dengan urin wanita
yang diduga hamil muda kemudian didiamkan selama 30 menit. Urin yang
mengandung HCG akan merangsang sperma katak jantan keluar dari
bagian kloaka-nya. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat adakah
katak yang disuntik tersebut mengeluarkan sperma atau tidak. Jika
terdapat sperma maka kesimpulannya urin mengandung HCG dan wanita
tersebut dinyatakan hamil begitupun sebaliknya. Sebagai kontrol maka
digunakan katak yang hanya disuntik dengan air suling. Bisa dibayangkan
betapa repotnya cara memeriksa kehamilan sebelum ditemukannya test
pack.

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan
biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek,
Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini
menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik
dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara
tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara
Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).

Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara


imunologis, HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena
hormon yang diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar
melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan
produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga
digunakan pada wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi
infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian


disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan.
Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan.
Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel
tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi
gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).

Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur


(ovarium). FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam
siklus ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang pada
mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis
untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH
diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang
disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ;
Sumarmin, 2008).

Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel


praovulasi dan diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada
lapisan theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih responsif
terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar
estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus
untuk menekan pelepasan FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan
LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez, 2000). Uji
kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin.
Kadar minimal beta-hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang
positif, sepanjang pengetahuan saya, berkisar antara 20-100 mIU/mL
(meskipun tespek tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi minimal
5 mIU/mL).

Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon


glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum
immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–uji kehamilan
menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan
katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang
menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes
imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004).

Ada beberapa cara yang di gunakan untuk uji kehamilan pada


zaman dahulu, berbagai macam reaksi antara lain, yaitu :

a) Reaksi dari Hogben Untuk reaksi ini diperlukan kodok dari Afrika
Selatan, yaitu Xenopus laevis.
b) Reaksi dari Consulof Untuk reaksi ini digunakan kodok berwarna
yang disebu Rana exculenta.
c) Reaksi dari Friedman Friedman adalah dokter gynacologi dari
Jerman. Binatang yang digunakan adalah kelinci betina yang telah
diasingkan 3 minggu supaya tidak kawin, karena kelinci tidak akan
ovulasi bila tidak berhubungan dengan jantan.
d) Reaksi Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris
disuntikan 5 c air kemih wanita yang sedang hamil pada bagian
bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif
maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah
didiamkan selama 3 jam.

Ada beberapa cara atau metode pengujian kehamilan yang


digunakan pada saat ini, yaitu :

a) Reaksi Hogben Menggunakan kodok xenopus laevis, disuntikan


dengan 2 cc urin wanita yang sedang hamil. Bila reaksi positif maa
kodok akan mengadakan ovlasi dengan tanda mengeluarka telur
dalam waktu 12 – 24 jam.
b) Reaksi dari Consulof Menggunakan kodok rana exculenta, sebelum
di gunakan kodok ini di ambil kelenjar hypohysenya lebih dahulu
hingga warna kodok menjadi pucat. Kemudian kodok ini disuntikan
dengan 2,5 cc urin wnta yang sedang hamil, bila setelah disuntik
warna kodok tersebut menjai cokelat, maka reaksi kehamilan
positif.
c) Reaksi dari Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris
disuntikan 5 c air kemih wanita yang sedang hamil pada bagian
bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif
maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah
didiamkan selama 3 jam.
d) Reaksi Friedman Menggunakan kelinci betina yang telah 2 minggu
diasingkan dari jantan. Disuntikan 5 cc air kencing wanita yang
sedang hamil intravena pad vena telinga kelinci selama 2 hari
berturut – turut. Setelah 24 jam laludilakukan laparotomi, diambil
ovarium, diperiksa, bila ada korpus rubra dan lutea maka hasil
tersebut adalah positif.
e) Reaksi Aschiem Zondek Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur,
pada hari kelima di dakan operasi pada tikus – tikus betina yang
telah di suntik itu. Operasi di titik beratkan pada perubahan ovarium
tikus putih, apakah ada korpus rubrum. Jika ada maka hasilnya
adalah positif, yang menandakan adanya prognandiol dalam air
kemih menyebabkan adanya ovulasi pada tikus yang belum
dewasa

Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya


adalah dengan metode strip. Metode strip berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks antigen-antibody (immunoassay). Metode strip
lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim
dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih praktis.

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG


sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi
akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi
poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan
dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-
beda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen
pada satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan.

Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama (kita


sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga
antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda
pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area
Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1
merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal.
Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau
tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut
mengalir/berpindah tempat. Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi
enzim aktif bila ada ikatan antara anti HCG-1, HCG dan Anti HCG-2 di
area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG di area C. Enzim
aktif di area T dan atau C akan mengubah substansi tak berwarna menjadi
substansi berwarna merah.

HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya


kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju
daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG yang
telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop yang berbeda.
Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim menjadi
aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang
belum berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan
dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan mengaktifkan enzin sehingga
daerah T berwarna merah. Pada akhirnya, akan terlihat dua strip merah
yaitu pada daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai hasil
positif hamil.

Gambar 1. Positive/negative test imunologi

Urin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks anti


HCG-1 dengan HCG. anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T
tempat anti HCG-2. Karena tidak ada HCG maka tidak akan terjadi
interaksi antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui perlekatan dengan
HCG pada epitop berbeda.Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif dan reaksi
enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan
terus ikut gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks
antigen antibodi yaitu anti HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-
1 (sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1). Kompleks ini membuat enzim
aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya pada area C
sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif
hamil (tidak hamil).

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja


1. Alat
Alat yang digunakan dalam test/percobaan ini adalah sebagai
berikut :
NO Nama Alat Jumlah
1 Kaca Objek 1 Unit
Kaca penutup 1 Unit
4 Mikroskop cahaya 1 Unit
5 Gelas beker 600 cc dan penutupnya 1 Unit
6 Alat suntik 1 Unit

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam test/percobaan ini yaitu sebagai
berikut :
NO Nama Bahan Jumlah
1 katak 1 ekor
2 Urine wanita diduga hamil Secukupnya

3. Cara Kerja
1) Percobaan Galli Mainini
a. Suntikkan urine yang diperiksa sebanyak 3 – 5 ml ke dalam
kantong getah bening katak jantan di bawah kulit.
b. Masukkan katak itu ke dalam gelas yang sedikit berisi air lalu
tutuplah.
c. Sesudah kurang lebih 2 – 3 jam, ambil katak itu dan
usahakanlah mengeluarkan urinenya di atas pelat kaca yang
kering.
d. Teteskanlah 1 – 2 tetes urine itu dengan pipet di atas kaca
objek.
e. Tutuplah dengan kaca penutup.
f. Periksa di bawah mikroskop.

2) Test Imunologi
a. Masukkan urine wanita yang diduga hamil ke dalam gelas
beaker kecil volume 5 – 10 ml.
b. Celupkan strip test pack ke dala urine tersebut selama 5 detik.
c. Angkat strip dan amati garis merah yang muncul.
d. Jika dua garis merah yang muncul yaitu pada garis C dan T,
maka test dinyatakan positif.
e. Jika satu garis merah yang muncul yaitu pada garis C, maka
test dinyatakan negatif, dan test pack masih valid.
f. Jika satu garis merah pada garis C tidak muncul, maka test
pack dinyatakan tidak valid/invalid.

F. Hasil Percobaan (Terlampir)

G. Pembahasan
Pada tanggal 2 Desember 2015 dilakukan beberapa percobaan
yakni percobaan Galli Mainini dan Pemeriksaan urine dengan cara
imunologi.
Pada percobaan Galli mainini, didapatkan sperma katak yang
jumlahnya cukup besar. Sperma yang keluar karena dirangsang oleh
hormon HCG. Urin Seorang wanita hamil mengandung hormon
kehamilan, human chorionic gonadotropin atau HCG. Hormon ini
menyebabkan kodok untuk memproduksi sperma dalam waktu tiga jam,
dan sel-sel sperma dapat dengan jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok
akan merasakan sakit selama tes ini, dan setelah dua minggu hewan
dapat digunakan untuk tes lain.

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG


sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi
akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi
poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan
dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-
beda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik mengenali antigen
pada satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan.

Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama (kita


sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga
antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda
pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area
Test (T) dan Control (C) melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1
merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat poliklonal.
Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau
tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga tidak ikut
mengalir/berpindah tempat. Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi
enzim aktif bila ada ikatan antara anti HCG-1, HCG dan Anti HCG-2 di
area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG di area C. Enzim
aktif di area T dan atau C akan mengubah substansi tak berwarna menjadi
substansi berwarna merah.

HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya


kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju
daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG yang
telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop yang berbeda.
Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim menjadi
aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang
belum berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan
dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan mengaktifkan enzin sehingga
daerah T berwarna merah.

H. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Dari pemeriksaan kehamilan reaksi Galli Mainini, didapatkan
kesimpulan bahwa, urine wanita hamil bereaksi positif, ditandai dengan
adanya sel sperma pada urine katak yang diperiksa dan positif pula pada
strip test pack.

Saran
 Saat hendak melakukan percobaan diperhatikan peralatan dan kondisi
OP (katak) sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.
 Praktikan harus teliti dan cermat saat menghitung jumlah jenis sel
leukosit dengan mempertimbangkan dengan tegas daerah count yang
baik dan efisien.
 Perhatikan tanggal kadaluarsa strip sebelum digunakan.

I. Daftar Pustaka

Anonim, 2011. (Source: http://kepacitan.wordpress.com/2011/02/17/uji-


kehamilan-galli-mainini/) . Diakses pada tanggal 10 Desember
2015.
Miyora, Veronica Nina. 2013. PRAKTIKUM IMUNOLOGI (Pemeriksaan
Test kehamilan dengan metode strip). http://veronica-nina-miyora-
situmorang.blogspot.co.id/2013/04/praktikum-imunologi.html .
Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg:
Germany.
Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah:
B. Srigandono dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta.
Sacher, Ronald A. Richard, A.Mc Pherson.2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. Jakarta : EGC.
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI:
Jakarta.
Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat, Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai