Anda di halaman 1dari 2

Nama :Sulastri

NIM :153112620120044

TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasi permanganometri adalah suatu proses titrasi redoks untuk menentukan konsentrasi
reduktor dengan menggunakan oksidator kalium permanganat sebagai larutan standar. Reaksi redoks ini
dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. Prinsip titrasi permanganometri
ialah reaksi redoks pada suasana asam melibatkan elektron dengan jumlah tertentu, dibutuhkan suasana
asam(H2SO4) untuk mencapai tingkat oksidasi dari KMnO 4 yang paling tinggi dan bilangan oksidasinya
dari +7 menjadi +2. Dalam Suasana asam , kalium permanganat akan tereduksi menjadi Mn 2+ dengan
persamaan reaksi:

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Dalam suasana penetapan asam atau basa lemah akan terbentuk endapan coklat MnO yang akan
menganggu,sesuai dengan persamaan reaksi :

MnO4- + 4H+ + 3e MnO3+ + 2H2O

Persamaan reaksi dalam larutan netral atau suasana basa :

MnO4- + 2H2O +3e MnO2 + 4OH-

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator dan umunya titrasi dilakukan dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengenai titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya, hidrasin, sulfit, sulfida dan tiosulfat. Beberapa ion
logam yang tidak dioksidasi sehingga dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri
seperti : ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn dan Hg yang dapat diendapkan sebagai oksalat.

Kalium permanganat secara luas digunakan sebagai larutan standar oksidimetri yang dapat berlaku
sebagai indikatornya sendiri. Kalium permanganat sebelum digunakan dalam proses titrasi
permanganometri harus distandarisasi dengan zat reduktor seperti asam oksalat, natrium oksalat dan lain-
lain.

Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat , maka ada dua
kemungkinan bagian reaksi , yaitu reaksi yang berjalan relatif cepat dengan persamaan reaksi :

MnO4- + e MnO2-

Persamaan reaksi yang berjalan lambat :

MnO4- + 2H2O + 2e MnO2 + 4OH-

Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna maka tidak
memerlukan indikator, namun jika larutan permanganat yang digunakan encer, maka perlu dilakukan
penambahan indikator. Beberapa indikator yang dapat digunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat
.titik akhir permanganat tidak permanen dan warna nya dapat hilang . permanganat bereaksi secara cepat
dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan
pemanasan atau menggunakan katalis untuk memeprcepat reaksi. Permanganat adalah agen unsur
pengoksida yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO 2, sesuai dengan persamaan reaksi :

2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO + 4H+


(Ungu) (tidak berwarna)

Kelebihan sedikit dari pemanganat pada titik akhir titrasi akan mengakibatkan terjadi pengendapan
sejumlah MnO2.

Dalam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat. Untuk pengasaman sebaiknya
dipakai asam sulfat karena asam sulfat tidak bereaksi dengan permanganat. Jika dipakai asam klorida
dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini akan mengakibatkan
pemakaian permanganat dalam jumlah berlebih.

Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan salam larutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalis
dekomposisi larutan permanganat.tindakan ini biasanya berupa pemanasan larutan Kristal-kristalnya
untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan menyaringan melalui asbestos untuk
menghilangkan MnO2, larutan kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam tempat gelap dan tidak
diasamkan maka konsentrasinya akan tetap selama beberapa bulan.

Penentuan besi dalam biji besi adalah salah satu aplikasi titrasi permanganometri. Sebelum
dititrasi dengan permanganat , setiap besi (III) harus direduksi menjadi besi (II), reduksi ini dapat
dilakukan dengan reduktor jones. Reduktor jones dilakukan jika asam yang tersedia asam sulfat supaya
tidak ada asam klorida yang masuk.

Kelebihan titrasi permanganometri

Titrasi permanganometri lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi nya tidak memerlukan
indikator. Hal ini dikarenakan larutan KMnO 4 berfungsi sebagai indikator yaitu ion MnO 4 berwarna ungu,
setelah direduksi menjadi ion Mn tidak berwarna.

Kekurangan titrasi Permanganometri

Sumber-sumber kesalahan pada titarasi permanganometri antara lain:

1. Larutan pentiter KMnO4- pada buret

Apabila percobaan dilakukan dalam waktu lama, larutan KMnO 4 pada buret yang terkena sinar akan
terurai menjadi MnO sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya larutannya berwarna ungu

2. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4

Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah dtambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO 4- dengan Mn2+, persamaan reaksinya :

MnO4- + 3Mn+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+

3. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4


Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan asam
sulfat dan telah dipanaskan mengakibatkan kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang
kemudian menjadi air, persamaan reaksinya :
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2

Anda mungkin juga menyukai