Oleh :
Sulastri
153112620120044
A. Judul :
Pengukuran Suhu Tubuh (Termoregulasi)
C. Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang
Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es
pada suhu mulut seseorang.
Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh
binatang poikilotermik.
D. Dasar Teori :
Poikiloterm.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu
tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar.
Hewan yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh
hewan berfluktuasi sesuai dengan suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu
tubuh tidak betul-betul sama dengan suhu lingkungan, sebab kalau diukur
teliti, suhu selnya sedikit diatas suhu lingkungannya. Menghadapi fluktuasi
suhu lingkungan, hewan poikilotermik melakukan konformitas suhu. Laju
kehilangan panas pada hewan poikilotermik lebih tinggi dari pada laju
produksi panas, sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu
lingkungan eksternalnya dari pada suhu metabolisme internalnya.
2. Homoiterm.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena mampu
menjaga panas suhu tubuhnya. Pada hewan homoiterm suhunya lebih
stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada
suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu
tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang
dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor
panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan
faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu
tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi
dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui
proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi
berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan
berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia. Hewan yang
berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan
suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca
keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan
panas yang hilang.
3. Heterotermik
Yaitu kelompok hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat
poikilotermik dan pada saat lain bersifat homeotermik, dan kelompok
hewan yang mengatur suhu tubuh secara parsial, yaitu regulasinya
terbatas pada bagian tubuh tertentu. Disebut juga endotermik fakultatif ,
mampu melakukan regulasi fisiologik tetapi tidak mengatur secara tepat
sepanjang waktu. Heterotermik dapat di buktikan pada insekta tertentu,
yang ektotermik pada saat istirahat dan tetapi bersifat endotermik pada
saat aktif.
a. Usia
c. Kadar hormon
d. Stres
e. Lingkungan
a. Sistem saraf
b. Sistem endokrin
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam test/percobaan ini yaitu sebagai
berikut :
NO Nama Bahan Jumlah
Orang percobaan
1 (mahasiswa biomedik) 1 orang
2 Kodok 1 ekor
3 Alkohol 70% Secukupnya
4 Kapas Secukupnya
5 Air Es Secukupnya
6 Air Hangat Secukupnya
3. Cara Kerja
1) Pengukuran suhu mulut.
1. Bersihkan termometer klinik dengan alkohol.
2. Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala dengan
mengayun sentakkan termometer tersebut beberapa kali.
3. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah dan OP menutup
mulutnya rapat-rapat.
4. Setelah 5 – 10 menit baca dan catat suhu mulut OP.
2) Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada
suhu mulut.
1. Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala.
2. Letakkan termometer di bawah lidah OP.
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
4. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakkan kembali
termometer di bawah lidah OP.
5. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
6. OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil
menutup lubang hidup.
7. Segera setelah ini, turunkan miniskus air raksa sampai di bawah
skala.
8. Letakkan termometer di bawah lidah OP.
9. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
10. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakkan kembali
termometer di bawah lidah OP.
11. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
12. OP berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit.
13. Segera setelah ini, turunkan miniskus air raksa sampai di bawah
skala.
14. Letakkan termometer di bawah lidah OP.
15. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
16. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakkan kembali
termometer di bawah lidah OP.
17. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
3) Pengukuran suhu axilla
1. Keringkan ketiak OP, dan OP berbaring terlentang.
2. Bersihkan termometer klinik dengan alkohol.
3. Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala dengan
mengayun sentakkan termometer tersebut beberapa kali.
4. Letakkan termometer di bawah ketiak dan jepit dengan baik.
5. Setelah 10 menit baca dan catat suhu ketiak OP.
4) Pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh binatang
Poikilotermik
1. Tetapkan suhu ruang dengan termometer kimia.
2. Ikat dengan tali seekor kodok telentang di atas papan fiksasi.
3. Masukkan termometer kimia ke dalam esofagusnya.
4. Baca dan catat suhu kodok setelah 5 menit.
5. Dengan termometer masih tetap di dalam esofagusnya,
benamkan kodok itu ke dalam air es selama 5 menit.
6. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
7. Keluarkan termometer dari esofagus kodok dan tetapkan suhu
air es.
8. Keluarkan kodok dari air es dan biarkan beberapa menit dalam
suhu ruang, sementara itu siapkan air hangat.
9. Masukkan kembali termometer ke dalam esofagus kodok.
Benamkan kodok itu sekarang ke dalam air hangat setinggi
lehernya.
10. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
H. Daftar Pustaka
Bima, 2006. Pengaturan Suhu Tubuh. http://bima.ipb .ac.id/~tpb/
materi/bio100/ Materi/ suhu_ tubuh .html. Diakses tanggal 8 oktober 2016
https://www.academia.edu/6640140/Termoregulasi_pada_Manusia .
diakses tanggal 8 oktober 2016
http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2015/01/21/laporan-praktikum-fisiologi-
ternak-acara-thermoregulasi/ . diakses tanggal 9Oktober 2016