Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSA

LABORATORIUM
BAKTERIOLOGI

drh.Cicilia Setyo Rini P, MSc

BALAI BESAR VETERINER


WATES YOGYAKARTA
PENDAHULUAN

Kondisi lingkungan dapat memacu pertumbuhan


bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara
lain suhu, kelembaban dan cahaya.

Pada umumnya bakteri memerlukan


kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira 85%.

Infeksi bakteri dapat menurunkan produksi


ternak & dapat menyebabkan tingkat kematian
yg cukup tinggi pada hewan. Beberapa
diantaranya bersifat zoonosis yg berbahaya
bagi kesehatan manusia.
Mis: Anthrax, Brucellosis, Salmonellosis, dll.
PENDAHULUAN (2)…

Kontaminasi bakteri pada bahan pangan asal


hewan juga dapat menurunkan kualitas dan
keamanan bahan pangan asal hewan.
Maka perlu diadakan diagnosa bakteriologi
pada hewan dan bahan pangan asal hewan.
Diagnosa bakteriologi dapat dilakukan
dengan pengujian laboratorium.
Penentuan jenis spesimen dan cara pengam-
bilan spesimen yang tepat dapat mempenga-
ruhi hasil pengujian laboratorium.
TUJUAN

Tujuan diagnosa bakteriologi ini antara lain :

Mengambil & menyimpan spesimen yang


tepat untuk pengujian laboratorium
bakteriologi.
Mengetahui kausa penyakit dengan cara
mengisolasi & mengidentifikasi bakteri.
Mengetahui resistensi bakteri terhadap
antibiotika. Hal ini dapat diaplikasikan
dalam membantu pengobatan.
PENGUJIAN LAB BAKTERIOLOGI

A. Serologi
Contoh : RBT & CFT → Brucellosis,
Pullorum test → Salmonellosis
ELISA → Paratuberkulosis

B. Isolasi & identifikasi bakteri :


1. Kultur bakteri pada media selektif
2. Pewarnaan & pemeriksaan mikroskopis
3. Uji-uji biokimia
4. Uji sensitifitas terhadap antibiotika
PENGAMBILAN SPESIMEN

Spesimen dapat diambil dari kelompok/


tempat yg menjadi target pemeriksaan.
Jumlah spesimen disesuaikan dengan
target pemeriksaan.
Berat / ukuran spesimen diusahakan
tidak terlalu kecil.
Mis : uji TPC & residu antibiotik
membutuhkan spesimen daging dengan
berat >50 g.
Alat & bahan yang digunakan harus steril.
Mis : wadah, swab, media transport, dll.
PENGAMBILAN SPESIMEN (2)…

Pengambilan spesimen seaseptis mungkin.


Setiap spesimen harus dikemas terpisah &
tertutup rapat agar tidak tumpah dan tidak
terkontaminasi.
Untuk pemeriksaan bakteriologi, spesimen
dikirim & disimpan dalam keadaan segar
dingin ( ± 4oC & tidak memakai pengawet ).
Spesimen dapat disimpan dalam freezer
sampai tiba saatnya diuji.
Setiap spesimen harus diberi nomor / kode
yang jelas sesuai catatan & tanggal
pengambilan spesimen.
PENGAMBILAN SPESIMEN (3)…

Pengambilan spesimen serum untuk uji


serologis (RBT, CFT, ELISA, pullorum
test, dll) menggunakan alat steril tanpa
antikoagulan agar serum dapat keluar.
Pengambilan spesimen darah untuk isolasi
bakteri menggunakan alat steril dengan
antikoagulan agar darah tidak menggumpal.

Jenis spesimen yg diambil disesuaikan


tujuan pemeriksaan.
Uji Jenis Spesimen
Laboratorium
Isolasi & B.anthracis : tanah, kulit, tulang, swab darah
identifikasi dari lubang kumlah, darah, organ (limpa).
bakteri Nekropsi sebaiknya tidak dilakukan karena dapat
menyebabkan pembentukan spora.
Salmonella sp. : swab kloaka, organ, daging
Campylobacter sp. : swab kloaka /feses, organ,
daging (disimpan dlm keadaan vakum)
E.coli : feses, organ, daging.
Acid fast Mycobacterium paratuberculosis : feses
TPC Daging, susu, bahan pangan asal hewan
RBT & CFT Serum
Pullorum test Serum
ELISA Serum
PEMBAGIAN RUANG LAB

Laboratorium bakteriologi BBV Wates dibagi


menjadi 5 bagian terpisah :
1. Ruang pembuatan media & sterilisasi
2. Ruang isolasi & identifikasi
3. Ruang isolasi & identifikasi penyakit zoonosis
4. Ruang pencucian
5. Ruang administrasi
Peralatan di tiap ruangan diusahakan tidak digu-
nakan di ruangan lain agar tidak terkontaminasi.
PERSIAPAN BAHAN & ALAT

Persiapan sebelum isolasi & pengujian bakteriologi :

1. Sterilisasi alat yg akan digunakan, mis: cawan petri,


tabung reaksi, dll.
2. Pembuatan media/bahan yg akan digunakan dalam
pengujian → dilakukan di ruang terpisah dgn ruang
isolasi untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi.
3. Pengujian sterilitas media/bahan sebelum digunakan
dalam pengujian. Media/bahan yg terkontaminasi
tidak dapat digunakan dalam pengujian.
Media/bahan yg tidak terkontaminasi dapat disimpan
dalam kulkas (4oC).
4. Bahan/media harus dicatat tanggal pembuatannya
karena bahan/media yg sudah terlalu lama disimpan
dapat rusak & mempengaruhi hasil pengujian.
ISOLASI BAKTERI

 Metode isolasi bakteri bermacam2 tergantung


jenis bakteri & tujuan pengujian (isolasi, identifi-
kasi atau penghitungan).
Mis:  Kultur Salmonella sp. melalui tahap preenrich-
ment, enrichment & kultur pd media selektif.
 Kultur Campylobacter sp. membutuhkan metode
& peralatan untuk mendapatkan kondisi mikro-
aerofilik pd masa inkubasi.
 Kultur bakteri menggunakan bahan & media selek-
tif yg sesuai dengan tujuan pengujian.
Mis : E. coli → Mac Conkey Agar, EMB;
Salmonella sp. → XLD, DCA, BSA;
B.anthracis → Blood Agar, dll.
IDENTIFIKASI BAKTERI

A. Pemeriksaan makroskopis
Mengamati pertumbuhan koloni bakteri di media:
bentuk, warna, ukuran & sifat bakteri (hemolitik,dll)
B. Pewarnaan & pemeriksaan mikroskopis
Hasil isolasi bakteri dapat diwarnai &
diperiksa menggunakan mikroskop untuk
mengetahui morfologi & sifat bakteri.
Metode pewarnaan yg digunakan tergantung
pada tujuan pemeriksaan.
Mis : Untuk mengetahui morfologi bakteri serta
membedakan bakteri gram positif & negatif dapat
menggunakan metode pewarnaan Gram.
IDENTIFIKASI BAKTERI (2)…

C. Uji – uji biokimia

Selain pewarnaan & pemeriksaan


mikroskopis, uji biokimia juga dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi
bakteri.
Sifat bakteri dan hasil/reaksi yang berbeda
pada uji-uji biokimia dapat membantu dalam
identifikasi bakteri.
Mis: uji oxidase, katalase, Micro ID, dll.
PEMUSNAHAN SPESIMEN,
BAHAN & HASIL PENGUJIAN

1. Sisa spesimen yg telah diuji tidak langsung dibuang


tapi disimpan dalam kulkas selama ± 1 bulan.
2. Bila tidak ada komplain terhadap hasil pengujian
(setelah masa penyimpanan), spesimen dapat di-
musnahkan dgn cara diautoclave /dibakar di
incenerator. Pemusnahan spesimen perlu dicatat.
3. Bahan sisa pengujian (mis: media, sisa kultur)
diautoclave dahulu sebelum dibakar di incenerator.
4. Peralatan tahan panas yang telah dipakai dalam
pengujian diautoclave dahulu sebelum dicuci.
5. Meja/biohazard dibersihkan dengan desinfektan/
alkohol sebelum & setelah digunakan. Sterilisasi
biohazard dapat menggunakan sinar UV.

Anda mungkin juga menyukai