Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sintesis Protein


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein di dalam sel, yang mana proses ini tidak
terlepas dari peran serta dan cara kerja DNA. Informasi genetik yang terdapat pada struktur DNA
diturunkan kepada sel anak melalui proses replikasi DNA, dan diekspresikan oleh proses
transkripsi DNA menjadi RNA, yang kemudian dilanjutkan dengan proses translasi dimana RNA
dikonversi menjadi protein. Ekspresi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di
dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Selama ekspresi gen,
informasi genetik ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida
dari urutan asam amino yang spesifik. Ekspresi gen berupa sintesis protein mencakup proses dua
tahap, yaitu transkripsi dan translasi (Rahmanda, 2012).
Ada beberapa hal yang harus dipahami dan dimengerti terlebih dahulu sebelum
mempelajari proses sintesis protein. Hal-hal yang harus dipahami terlebih dahulu tersebut adalah
senagai berikut:
1. Ribosom Tempat berlangsungnya sintesis protein.
2. Transkrip Salah satu langkah sintesis protein.
3. Translasi Langkah lain dari sintesis protein selain transkrip.
4. ARN Polimerase Diperlukan ketika transkripsi di dalam sintesis protein.
Singkatan dari Adenosin Tri Phospat dan merupakan sumber
5. ATP energi di dalam sintesis protein dan sebagai bahan baku sintesis
protein.
6. Asam amino Enzim-enzim yang diperlukan di dalam sintesis protein.
7. ADN Perancang jenis protein.
ARNd, ARNt, dan
8. Merupakan pelaksana sintesis protein.
Arnr
2.2 Tempat Terjadinya Sintesis Protein
Sintesis protein terjadi di dalam ribosom, oleh karena itulah setiap sel hidup mempunyai
ribosom. Ribosom mempunyai ukuran yang sangat kecil dan dapat dilihat dengan bantuan
rnikroskop. Ribosom dapat ditemukan di sitosol, bagian cairan seperti sitoplasma, atau melekat
pada retikulum endoplasma kasar (Rough Endoplasmic Reticulum) sementara retikulum
endoplasma yang tidak mengandung ribosom disebut retikulum endoplasma halus (Smooth
Endopiasinic Reticulum). Sebuah ribosom tidak mampu menerjemahkan DNA langsung ke
protein, sehingga diperlukan langkah transkripsi dan translasi (Elisa, 2006).
Pada ribosom akan terjadi proses penerjamahan kode-kode genetik, kodon yang dibawa oleh
mRNA. Selama proses penerjemahan ribosom menempel dan bergeser sepanjang molekul mRNA
dari ujung 5’-3’. Dalam penerjemahan tersebut akan terlibat tRNA yang membawa anti kodon,
tRNA tersebut menggandeng asam amino. Jumlah ribosom sendiri sangat banyak, tetapi
jumlahnya bervariasi tergantung pada macam organismenya (Azmi, 2015).
Ribosom terdiri dari rantai kimia panjang yang disebut asam ribonukleat (RNA), dan
protein. Setiap ribosom memiliki dua subunit saling terkait, satu besar dan satu kecil, yang
berperilaku sebagai mesin molekuler tunggal. Pada ribosom diketahui terdapat 3 bagian yang
memiliki fungsi tersendiri, yaitu bagian E (exit site), bagian P (peptidil site), dan bagian A
(aminoacyl site). Bagian/situs P merupakan tempat pengikatan tRNA yang membawa rantai
polipeptida yangsedang tumbuh, situs A merupakan tempat pengikatan tRNA yang membawa
asamamino yang akan ditambahkan pada rantai polipeptida, sedangkan situs E merupakan tempat
keluarnya tRNA yang sudah terdeasilisasi.Terdapat dua macam persebaran butiran nucleoprotein
pada permukaan ribosom. Butiran nukleoprotein yang tersebar bebas pada sitoplasma disebut
ribosom bebas, sedangkan butiran nukeloprotein yang menempel pada permukaan
retikulumendoplasma disebut ribosom terikat. Ribosom bebas berperan dalam proses
sintesisenzim, sedangkan ribosom terikat berfungsi dalam sintesis protein (Asikin, 2017).
Gambar 1. Bagian-Bagian Ribosom

2.3 Proses Sintesis Protein


Ketepatan terbentuknya protein-protein baru memegang peranan yang sangat penting
selama berlangsungnya proses seluler. Asam amino terbentuk sesuai dengan instruksi genetik dan
ribosom memfasilitasi proses translasi dimana messenger RNA (mRNA) diterjemahkan sesuai
dengan informasi genetik yang dikodenya. Perlu diketahui bahwa gen adalah informasi genetik
dan DNA adalah substansi di dalam kromosom dimana gen dibuat. Gen didistribusikan ke dalam
anak sel ketika sel membelah. Molekul DNA terdiri dari dua rantai panjang yang saling berlekatan
satu sama lain oleh pasangan basa yang saling berkomplementer. Terdapat empat macam sub unit
penyusun DNA yaitu deoxyribonucleotides yang mengandung basa adenin (A), cytosin (C),
guanin (G) dan thymin (T). Nukleotid satu dengan yang lain dihubungkan dengan ikatan
fosfodiester yang menggabungkan karbon 5’ dan deoxyribose yang satu dengan karbon 3’ dan
deoxyribose berikutnya. Bukti menunjukkan bahwa basa A berpasangan dengan T dan basa G
berpasangan dengan basa C yang disebut pasangan basa Watson-Crick. Aksi dari suatu gen atau
yang lebih sering dikenal sebagai ekspresi gen adalah serangkaian proses dimana informasi genetik
diterjemahkan sehingga terbentuk produk yaitu protein atau RNA. Proses ini melibatkan
serangkaian proses yang disebut transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah proses membuat
copy/salinan suatu RNA dari suatu gen yang diatur oleh gen-gen tertentu yang disebut operon.
Translasi adalah proses penerjemahan RNA menjadi protein yang secara aktif dikoordinasi oleh
ribosom (Asikin, 2017).
2.3.1 Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu
rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan
DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA untuk
sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim
polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida
RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5’ ? 3’, saat terjadi
perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan
DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen
dimulai dan diakhiri. Transkripsi terdiri dari 3 tahap, yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi
(pemanjangan) dan terminasi (pengakhiran) rantai m-RNA.
a) Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
b) Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA,
sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya. RNA
polymerase mengarahkan pembacaan nukleotida dengan arah 5’ ke 3’ pada proses
elongasi. Produk akhir proses elongasi adalah salinan dari untai DNA.
c) Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik
terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase
terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik
yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas
dari enzim tersebut.
2.3.2 Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk protein
yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA, interpreternya
adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan
asam amino tertentu. Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada
salah satu ujungnya. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon, yang
berdasarkan aturan pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRNA.
tRNA mentransfer asam amino-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului oleh pelekatan yang benar antara tRNA
dengan asam amino. tRNA yang mengikatkan diri pada kodon mRNA yang menentukan asam
amino tertentu, harus membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino
digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-ARNt
sintetase (aminoacyl-tRNA synthetase). Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara
antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh
protein-protein dan molekul-molekul RNA yang disebut RNA ribosomal.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi,
dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.
a) Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat
asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Pertama, sub unit
ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus (lihat gambar).
Sub unit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung 5` dari mRNA. Pada arah
ke bawah dari tempat pelekatan ribosom sub unit kecil pada mRNA terdapat kodon
inisiasi AUG, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi.
b) Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu
pada asam amino pertama (metionin). Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam
amino yang tepat. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim,
yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang
memanjang ke asam amino yang baru tiba.
c) Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai
ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak
mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan
translasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, N. 2017. Ribosom dan Sintesis Protein. Tanjungpinang: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Azmi, S. 2015. Ribosom dan Sintesis Protein. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
Elisa. 2006. Ribosom dan Sintesis Protein. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada.
Rahmanda, A. 2012. Ribosom dan Sintesis Protein. Malang: Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai