Abstrak
Lahan marginal menjadi salah satu tumpuan harapan pengembangan pertanian masa
depan karena merosotnya areal lahan irigasi dan ketersediaan air irigasi. Salah satu cara
pengairan yang kini dinilai cukup hemat air, namun efektif dan efisien untuk meningkatkan
produktivitas lahan kering ialah teknologi irigasi mikro. Kebun mini dengan paket irigasi
mikro merupakan suatu ungkapan dalam menafsirkan sebuah masalah. Dari ungkapan
tersebut lahir sebuah gagasan atau ide, yakni sebuah teknologi tepat guna, yang mana dalam
teknis pelaksanaannya mengkombinasikan sistem irigasi mikro ke dalam kebun mini dan
dirancang menggunakan sistem gravitasi dengan maksud untuk memasok kebutuhan air dan
nutrisi tanaman di lahan sempit dengan hemat guna mendukung proses perawatan tanaman
secara praktis. Diajukan sistem pengairan otomatis pada kebun mini dengan prinsip
mikroirigasi. Selain untuk menghemat air, sistem pengairan otomatis tersebut dapat
menghemat energi. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengendalian khusus. Dalam hal
tersebut diterapkan suatu metode berbasis fuzzy logic tipe mamdani yang mempunyai dua
parameter utama, yaitu temperatur dan kelembaban tanah. Diharapkan dengan metode
tersebut dapat diatur lama penyiraman yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.
Pengkontrolan pompa air tersebut nantinya akan diimplementasikan untuk pengairan
yang berdasarkan kelembaban tanah dan temperatur tanah menggunakan metode Fuzzy
Inference System ke dalam hardware Open Source Arduino uno. Sistem tersebut diharapkan
mampu mengairi tanah sesuai dengan karakteristik tumbuhan sawi daging (pokchoy).
Kata kunci : Kebun mini, mikroirigasi, fuzzy, otomatis, arduino.
Pengontrolan pompa air nantinya akan 2.3. Uji coba irigasi mikro
diimplementasikan untuk pengairan yang berdasarkan Pengujian kinerja terhadap sistem irigasi tetes
kelembaban tanah dan temperatur tanah menggunakan diperoleh bahwa tingkat keseragaman untuk tanaman
metode Fuzzy Inference System ke dalam hardware cabai mencapai 82,82 % (SU) dan 88,74 % (DU)
Open Source Arduino uno. Sistem tersebut diharapkan sedangkan untuk tanaman jagung 83,46 % (SU) dan
mampu mengairi tanah sesuai dengan karakteristik 88,21 (DU). Dengan hasil uji tersebut dapat dikatakan
tumbuhan. bahwa sistem irigasi tetes yang digunakan untuk
tanaman cabai dan jagung termasuk dalam kategori
2. Tinjauan Pustaka baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
2.1 Sistem irigasi sprinkler keseragaman tersebut antara lain adalah: kondisi filter
Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu air, kondisi lubang Emmiter yang tersumbat oleh
alternatif metode pemberian air dengan efisiensi tanah, perubahan koefisien gesek pada pipa lateral
pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi karena tumbuhnya lumut dan sebagainya. Sedangkan
permukaan (surface irrigation). Pada metode irigasi untuk sistem irigasi curah diperoleh hasil tingkat
curah, air irigasi diberikan dengan cara keseragamannya 89,91 % (CU). Dengan demikian
menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sistem irigasi curah yang digunakan untuk tanaman
sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat kacang tanah termasuk dalam kategori baik (Wiyono,
dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice 2006).
kecil atau nozzie. Tekanan biasanya didapatkan
dengan pemompaan. 2.4 Sistem Fuzzy
Hansen et al. (1986) menyebutkan ada tiga a. Sejarah Fuzzy Logic
jenis penyiraman yang umum digunakan dalam irigasi Konsep Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof.
sprinkler yaitu Nozel tetap yang dipasang pada pipa, Lotfi Zadeh dari Universitas California di Berkeley
pipa yang dilubangi (Perforated sprinkler) dan pada 1965, dan dipresentasikan bukan sebagai suatu
penyiraman berputar. metodologi kontrol, tetapi sebagai suatu cara
Penetes tipe compensating dapat mengalirkan pemrosesan data dengan memperkenankan
air pada selang tekanan yang cukup besar pada saluran penggunaan partial set membership dibanding crisp
lateral, sedangkan penetes tipe multi outlet dapat set membership atau non-membership. Pendekatan
memberikan air pada dua atau lebih titik dengan pada set teori tersebut tidak diaplikasikan pada system
penambahan selang kecil. Hubungan antara debit control sampai tahun 70an karena kemampuan
pengeluaran dengan tekanan operasi pada sebuah computer yang tidak cukup pada saat itu. Profesor
penetes dinyatakan dengan persamaan (Rusmayadi, Zadeh berpikir bahwa orang tidak membutuhkan
2003) sebagai berikut: kepastian, masukan informasi numeric, dan belum
Q = Kd x Hx (1) mampu terhadap control adaptif yang tinggi.
dengan:
Q: Debit keluaran penetes (l/jam) b. Fungsi Implikasi Fuzzy
Kd: Koefisien debit Tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan
H: Head tekanan operasi (m) fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy.
X: Exponen debit. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam
fungsi inplikasi adalah:
2.2 Rekayasa Peralatan Irigasi Untuk Menunjang IF x is A THEN y is B
Produksi Tanaman Pangan Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B
Pengembangan air tanah untuk irigasi tanaman adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang mengikuti IF
dan hortikultura perlu dukungan peralatan distribusi disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang
seperti pompa, perpipaan dan alat pemberiannya. mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen.
Peralatan distribusi yang dibuat harus mempunyai Proposisi tersebut dapat diperluas dengan
efisiensi > 75%. Tujuan rekayasa adalah diperolehnya menggunakan operator fuzzy, seperti:
prototype alat pemberi air dari perpipaan beserta IF (x1 is A1) (x2 is A2) (x3 is A3) …
system jaringan perpipaannya untuk tanaman yang ( xN is AN) THEN y is B Dengan adalah operator
mempunyai nilai ekonomi tinggi semisal hortikultura (misal: OR atau AND).
dan jagung parent stock. Peralatan irigasi yang Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang
dirancang adalah tipe curah-timbang, pancar dan dapat digunakan, yaitu :a. MIN (minimum). Fungsi
bocoran pipa. Tipe bocoran dan curah timbang tersebut akan memotong keluaran himpunan fuzzy.
dipergunakan untuk mengairi jeruk dan cabai, tipe Gambar 1 menunjukkan satu contoh penggunaan
pancar untuk mengairi bibit tanaman jeruk. Tekanan fuzzy min.
pompa yang diperlukan untuk masing-masing
prototipe alat antara 0.5-0,8 kg/m dengan debit antara
1,7-15 m/s (Firmansyah, 1999).
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 63
e. Defuzzifikasi
Merupakan penentuan output crips menggunakan rata-
rata berbobot, yaitu:
Gambar 3. Blok diagram sistem penyiraman otomatis
(2)
f. Fuzzy Inference System (Mamdani) a. Arduino
Menurut Naba (2009), biasanya seorang Arduino merupakan sistem mikrokontroler
operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara yang berbasis open source. Mikrontroler adalah
kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam komputer kecil yang bisa melakukan pekerjaan
sekumpulan IF-THEN rule. Dengan melakukan fuzzy tertentu secara khusus seperti mengambil masukan
inference, pengetahuan tersebut bisa ditransfer ke dari switch dan sensordan kemudian memuutuskan
dalam perangkat lunak yang selanjutnya memetakan pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan oleh
suatu masukan menjadi keluaran berdasarkan IF- arduino.
THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang
dihasilkan disebut Fuzzy Inference System (FIS).
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 64
b. Pengendali logika fuzzy dapat diaplikasikan ke Kusumadewi, Hari Purnomo (2010): Aplikasi Logika
dalam sistem keseluruhan dengan menggunakan Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Graha
hardware arduino. Ilmu,Yogyakarta.
Naba, Agus (2009) Belajar Cepat Fuzzy Logic
Daftar Pustaka menggunakan MATLAB, Malang: Andi.
Anonim (2013): Properti, http://properti.kompas.com, Rusmayadi, Gusti. (2003): Irigasi Curah dan
18 Mei 2013. Tetes, Buku Ajar (program Semi-que),
Firmansyah, Imam Uddin (1999): Rekayasa Peralatan Jurusan Budidaya Pertanian Universitas
Irigasi untuk Menunjang Produksi Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Tanaman Pangan Wiyono, Joko (2006): Musim Kemarau tiba sistem
Kartasapoetra, A. G dan M. M. Sutedjo. (1994): irigasi mikro jadi pilihan, BBP Mektan,
Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi, Serpong.
Jakarta: Bumi Aksara.