Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 61

DESAIN SISTEM MIKROIRIGASI PERCIK OTOMATIS BERBASIS


LOGIKA FUZZY

Diana Rahmawati1, Heri Setiawan2, Kunto Aji3


1,3
Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura
2
Departemen Elektronika, Lembaga Pengkajian Teknologi Angkatan Darat
1
diana_rahmawti@yahoo.com 2 h_setiawan@ymail.com 3 kuntoaji90@gmail.com

Abstrak

Lahan marginal menjadi salah satu tumpuan harapan pengembangan pertanian masa
depan karena merosotnya areal lahan irigasi dan ketersediaan air irigasi. Salah satu cara
pengairan yang kini dinilai cukup hemat air, namun efektif dan efisien untuk meningkatkan
produktivitas lahan kering ialah teknologi irigasi mikro. Kebun mini dengan paket irigasi
mikro merupakan suatu ungkapan dalam menafsirkan sebuah masalah. Dari ungkapan
tersebut lahir sebuah gagasan atau ide, yakni sebuah teknologi tepat guna, yang mana dalam
teknis pelaksanaannya mengkombinasikan sistem irigasi mikro ke dalam kebun mini dan
dirancang menggunakan sistem gravitasi dengan maksud untuk memasok kebutuhan air dan
nutrisi tanaman di lahan sempit dengan hemat guna mendukung proses perawatan tanaman
secara praktis. Diajukan sistem pengairan otomatis pada kebun mini dengan prinsip
mikroirigasi. Selain untuk menghemat air, sistem pengairan otomatis tersebut dapat
menghemat energi. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengendalian khusus. Dalam hal
tersebut diterapkan suatu metode berbasis fuzzy logic tipe mamdani yang mempunyai dua
parameter utama, yaitu temperatur dan kelembaban tanah. Diharapkan dengan metode
tersebut dapat diatur lama penyiraman yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.
Pengkontrolan pompa air tersebut nantinya akan diimplementasikan untuk pengairan
yang berdasarkan kelembaban tanah dan temperatur tanah menggunakan metode Fuzzy
Inference System ke dalam hardware Open Source Arduino uno. Sistem tersebut diharapkan
mampu mengairi tanah sesuai dengan karakteristik tumbuhan sawi daging (pokchoy).
Kata kunci : Kebun mini, mikroirigasi, fuzzy, otomatis, arduino.

1. Pendahuluan kaca. Selain itu, penerapannya juga sangat fleksibel.


Dalam Sidang Kolokium Pusat Penelitian dan Sistem irigasi mikro tersebut dapat dikombinasikan
Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) dengan pengunaan aeroponik dan hidroponik. Irigasi
Kementerian Pekerjaan Umum 2013 di Bandung, mikro juga dapat menanggulangi masalah kekeringah
Kamis (16/5/2013), Utaminingsing menyampaikan lahan, lokasi lahan yang sulit, serta sulitnya distribusi
bahwa penerapan irigasi mikro di Indonesia belum air menuju lokasi lahan.
berkembang secara luas. Praktik tersebut masih Sistem pengairan otomatis diajukan pada kebun
terbatas pada usaha tani komersial. Padahal, semakin mini dengan prinsip mikroirigasi. Selain untuk
langkanya ketersediaan air, nilai ekonomi air semakin menghemat air, sistem pengairan otomatis tersebut
tinggi, Anonim (2013). dapat menghemat energi. Untuk itu diperlukan suatu
Sejauh ini, praktik irigasi mikro di seluruh sistem pengendalian khusus. Dalam hal tersebut akan
dunia tidak hanya diterapkan pada daerah kering, diterapkan suatu metode berbasis fuzzy logic yang
namun juga di daerah perkotaan dan daerah-daerah mempunyai dua parameter utama, yaitu temperatur
dengan tingginya harga air. Terdapat beberapa jenis dan kelembaban tanah. Diharapkan dengan metode
irigasi mikro, yaitu irigasi tetes (drip irrigation), tersebut dapat diatur debit air yang dibutuhkan oleh
irigasi percik (spray irrigation), bubbler irriogation, tanaman tersebut. Tanaman uji dalam penelitian
irigasi bawah permukaan (sub-surface irrigation), adalah tanaman sawi daging (pokchoy). Masukan
dan mini sprinkler. Tiap jenis irigasi tersebut dapat berupa kelembaban tanah dan temperatur yang
dibedakan dari cara pengeluaran air. Cara irigasi diberikan, disesuaikan dengan karakteristik
tersebut dapat dilakukan di lahan terbuka dan rumah pertumbuhan yang diperlukan sawi daging.
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 62

Pengontrolan pompa air nantinya akan 2.3. Uji coba irigasi mikro
diimplementasikan untuk pengairan yang berdasarkan Pengujian kinerja terhadap sistem irigasi tetes
kelembaban tanah dan temperatur tanah menggunakan diperoleh bahwa tingkat keseragaman untuk tanaman
metode Fuzzy Inference System ke dalam hardware cabai mencapai 82,82 % (SU) dan 88,74 % (DU)
Open Source Arduino uno. Sistem tersebut diharapkan sedangkan untuk tanaman jagung 83,46 % (SU) dan
mampu mengairi tanah sesuai dengan karakteristik 88,21 (DU). Dengan hasil uji tersebut dapat dikatakan
tumbuhan. bahwa sistem irigasi tetes yang digunakan untuk
tanaman cabai dan jagung termasuk dalam kategori
2. Tinjauan Pustaka baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
2.1 Sistem irigasi sprinkler keseragaman tersebut antara lain adalah: kondisi filter
Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu air, kondisi lubang Emmiter yang tersumbat oleh
alternatif metode pemberian air dengan efisiensi tanah, perubahan koefisien gesek pada pipa lateral
pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi karena tumbuhnya lumut dan sebagainya. Sedangkan
permukaan (surface irrigation). Pada metode irigasi untuk sistem irigasi curah diperoleh hasil tingkat
curah, air irigasi diberikan dengan cara keseragamannya 89,91 % (CU). Dengan demikian
menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sistem irigasi curah yang digunakan untuk tanaman
sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat kacang tanah termasuk dalam kategori baik (Wiyono,
dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice 2006).
kecil atau nozzie. Tekanan biasanya didapatkan
dengan pemompaan. 2.4 Sistem Fuzzy
Hansen et al. (1986) menyebutkan ada tiga a. Sejarah Fuzzy Logic
jenis penyiraman yang umum digunakan dalam irigasi Konsep Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof.
sprinkler yaitu Nozel tetap yang dipasang pada pipa, Lotfi Zadeh dari Universitas California di Berkeley
pipa yang dilubangi (Perforated sprinkler) dan pada 1965, dan dipresentasikan bukan sebagai suatu
penyiraman berputar. metodologi kontrol, tetapi sebagai suatu cara
Penetes tipe compensating dapat mengalirkan pemrosesan data dengan memperkenankan
air pada selang tekanan yang cukup besar pada saluran penggunaan partial set membership dibanding crisp
lateral, sedangkan penetes tipe multi outlet dapat set membership atau non-membership. Pendekatan
memberikan air pada dua atau lebih titik dengan pada set teori tersebut tidak diaplikasikan pada system
penambahan selang kecil. Hubungan antara debit control sampai tahun 70an karena kemampuan
pengeluaran dengan tekanan operasi pada sebuah computer yang tidak cukup pada saat itu. Profesor
penetes dinyatakan dengan persamaan (Rusmayadi, Zadeh berpikir bahwa orang tidak membutuhkan
2003) sebagai berikut: kepastian, masukan informasi numeric, dan belum
Q = Kd x Hx (1) mampu terhadap control adaptif yang tinggi.
dengan:
Q: Debit keluaran penetes (l/jam) b. Fungsi Implikasi Fuzzy
Kd: Koefisien debit Tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan
H: Head tekanan operasi (m) fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy.
X: Exponen debit. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam
fungsi inplikasi adalah:
2.2 Rekayasa Peralatan Irigasi Untuk Menunjang IF x is A THEN y is B
Produksi Tanaman Pangan Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B
Pengembangan air tanah untuk irigasi tanaman adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang mengikuti IF
dan hortikultura perlu dukungan peralatan distribusi disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang
seperti pompa, perpipaan dan alat pemberiannya. mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen.
Peralatan distribusi yang dibuat harus mempunyai Proposisi tersebut dapat diperluas dengan
efisiensi > 75%. Tujuan rekayasa adalah diperolehnya menggunakan operator fuzzy, seperti:
prototype alat pemberi air dari perpipaan beserta IF (x1 is A1) (x2 is A2) (x3 is A3) …
system jaringan perpipaannya untuk tanaman yang ( xN is AN) THEN y is B Dengan adalah operator
mempunyai nilai ekonomi tinggi semisal hortikultura (misal: OR atau AND).
dan jagung parent stock. Peralatan irigasi yang Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang
dirancang adalah tipe curah-timbang, pancar dan dapat digunakan, yaitu :a. MIN (minimum). Fungsi
bocoran pipa. Tipe bocoran dan curah timbang tersebut akan memotong keluaran himpunan fuzzy.
dipergunakan untuk mengairi jeruk dan cabai, tipe Gambar 1 menunjukkan satu contoh penggunaan
pancar untuk mengairi bibit tanaman jeruk. Tekanan fuzzy min.
pompa yang diperlukan untuk masing-masing
prototipe alat antara 0.5-0,8 kg/m dengan debit antara
1,7-15 m/s (Firmansyah, 1999).
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 63

Menurut Kusumadewi (2009), untuk mendapatkan


keluaran dengan menggunakan metode mamdani atau
lebih dikenal dengan Max-Min, diperlukan 4 tahapan:
1. Pembentukan himpunan Fuzzy. Pada Metode
Mamdani, baik variabel masukan maupun variabel
keluaran dibagi menjadi satu atau lebih himpunan
fuzzy.
Gambar 1. Penggunaan Fuzzy min 2. Aplikasi Fungsi Implikasi. Pada Metode Mamdani,
fungsi implikasi yang digunakan adalah min.
IF permintaan Tinggi AND biaya produksi 3. Komposisi Aturan. Pada tahapan tersebut terdiri
barang Sedang THEN produksi barang Normal DOT dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari
(product). Fungsi tersebut akan menskala keluaran kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode
himpunan fuzzy. Gambar 2 menunjukkan salah satu yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem
contoh penggunaan fuzzy dot. fuzzy, yaitu : max, additive dan probabilistik OR
(probor).
4. Penegasan (Defuzzifikasi). Masukan dari proses
defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang
diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy,
sedangkan keluaran yang dihasilkan merupakan
suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy
tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan
fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat
Gambar 2. Penggunaan fungsi dot diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai keluaran.
IF permintaan Tinggi AND biaya produksi
barang Sedang THEN produksi barang Normal. 3. Perancangan Sistem
3.1 Dasar Perancangan Sistem Pengairan
c. Fungsi Keanggotaan Pada dasarnya Sistem Pengairan Otomatis
Fungsi keanggotaan dalam fuzzy adalah suatu tersebut merupakan sistem yang dapat mengkontrol
kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik masukan pompa air untuk digunakan mengairi lahan
data ke dalam nilai derajat keanggotaannya yang pertanaman secara otomatis. Adapun sistem otomatis
memiliki interval antara 0 sampai 1, yang atau kontrol pada pompa air menggunakan arduino
digambarkan kedalam grafik fungsi, sehingga berdasarkan sensor kelembaban tanah dan sensor
didapatkan suatu fungsi. Fungsi tersebut disebut temperatur. Diharapkan dengan adanya sistem tersebut
sebagai fungsi keanggotaan dalam himpunan fuzzy. maka pengairan akan lebih efektif dan efisien. Sistem
pengairan otomatis tersebut menggunakan metode
d. Aturan If-Then Sprinkle Irrigation System, yaitu pengairan dengan
Aturan If-Then merupakan aturan yang dipakai pancaran dengan menggunakan pipa-pipa yang
dalam pembuatan aplikasi tersebut. Rule- rule tersebut dilubangi (Kartasapoetra,1994).
yang nantinya dihitung untuk mencari sebuah
keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy
Mamdani.

e. Defuzzifikasi
Merupakan penentuan output crips menggunakan rata-
rata berbobot, yaitu:
Gambar 3. Blok diagram sistem penyiraman otomatis
(2)
f. Fuzzy Inference System (Mamdani) a. Arduino
Menurut Naba (2009), biasanya seorang Arduino merupakan sistem mikrokontroler
operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara yang berbasis open source. Mikrontroler adalah
kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam komputer kecil yang bisa melakukan pekerjaan
sekumpulan IF-THEN rule. Dengan melakukan fuzzy tertentu secara khusus seperti mengambil masukan
inference, pengetahuan tersebut bisa ditransfer ke dari switch dan sensordan kemudian memuutuskan
dalam perangkat lunak yang selanjutnya memetakan pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan oleh
suatu masukan menjadi keluaran berdasarkan IF- arduino.
THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang
dihasilkan disebut Fuzzy Inference System (FIS).
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 64

menjelaskan pembuatan fungsi keanggotaan fuzzy


untuk sensor temperatur tanah dan kelembaban tanah
pada fuzzifikasi. Kemudian dilakukan pembuatan
rule-rule dan Fuzzy Associative Memory pada
knowledge base. Pada penelitian tersebut, masukan
diberikan berupa masukan dari sensor temperatur dan
sensor kelembaban tanah. Keluaran berupa lama
penyiraman. Rule-rule yang dibuat, dirancang
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tumbuh
kembang tanaman sawi daging yang maksimal.
Sistem kemudian disimulasikan dengan
Matlab, sehingga ditemukan besaran keluaran lama
Gambar 4. Arduino penyiraman sesuai dengan kondisi masukan.
Dasar dari terciptanya arduino adalah uno. 4. Implementasi dan Simulasi hasil
Arduino mendukung panjang 13 digit masukan dan Pada proses tersebut dilakukan simulasi fuzzifikasi,
keluaran dan mendukung 6 digit masukan analog. pembuatan rule, dan proses defuzzifikasi.
Arduino bisa dijalankan dengan menggunakan power a. Fuzzifikasi
dari usb atau power supply. Mikrokontroler pada Pada sistem pengairan otomatis tersebut terdapat
board mendukung 32 K kode program dengan memori dua masukan yang akan difuzzifikasikan ke
atau RAM 2 K. himpunan fuzzy dan menjadi fungsi keanggotaan
fuzzy. Fuzzifikasi dari masukan yang akan
b. Sensor Temperature dikeluarkan rangkaian sensor temperatur dan
Sensor merupakan perangkat yang bisa kelembaban tanah.
menkonversi kejadian nyata kedalam sinyal elekronik.
Sensor merupakan bagian yang mewakili antarmuka
(interface) antara dunia nyata dan perangkat
elektronik seperti komputer sedangkan dibagian lain
interface tersebut diwakili aktuator yaitu dimana bisa
mengkonversi signal elektronik ke dalam fenomena
secara fisik [Kenny, 2013]. Temperatur adalah
merupakan menetukan derajat dari panas atau dingin.
Temperatur bisa juga ditentukan sebagai jumlah dari Gambar 5. Fungsi keanggotaan masukan
energi panas pada sebuah objek atau sistem. Sensor temperatur
temperatur mendeteksi perubahan parameter pisik
seperti tahanan atau output voltage yang berhubungan Dipilih 7 buah nilai linguistik untuk masukan
dengan perubahan temperatur [John Fontes, 2013]. variabel temperatur 0-50 o:
Ada dua tipe dasar dari merasakan temperatur yaitu: NB (sangat dingin) : 0-15o
1. Contact (bersentuhan) untuk merasakan temperatur NM (agak dingin) : 0-21o
membutuhkan sensor untuk menjadi persentuhan NS (dingin) : 16-28o
langsung secara pisik dengan media atau objek ZO (agak hangat) : 23-35o
yang akan di rasakan. Contact bisa digunakan PS (hangat) : 30-43o
untuk mengawasi temperatur padat dan cair. PM (panas) : 36-49o
2. Non-Contact menasirkan pengukuran radiasai PB (panas sekali) : 44-50o.
energi dari sumber energi panas yang di pancarkan

c. Sensor Kelembaban Tanah


Sensor Kelembaban Tanah menggunakan dua
probe yang terbuat dari tembaga untuk melewatkan
arus yang melalui tanah dan kemudian membaca
resistansi untuk mendapatkan tingkat kelembaban,
lebih banyak air (basah) membuat tanah
menghantarkan listrik lebih mudah (resistansi
berkurang), sedangkan tanah kering (tidak basah)
maka sangat sangat buruk untuk menghantarkan listrik Gambar 6. Fungsi keanggotaan masukan
(resistansi meningkat). kelembaban tanah
Dipilih 5 buah nilai linguistik untuk masukan
3.2 Analisis dengan Fuzzy Inference System tipe variabel kelembaban tanah 0-950:
NB (sangat kering) : 0-230
Mamdani
Dibahas tentang perancangan pada sistem fuzzy NS (kering) : 0-480
logic control dengan Fuzzy Inference System yang ZO (lembab) : 230-710
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 65

PS (agak basah) : 480-950


PB (basah) : 710-250 d. Defuzzifikasi
Defuzzifikasi yang digunakan dalam
menentukan lama durasi pengairan dengan metode
centroid. Pada metode tersebut, solusi crisp diperoleh
dengan cara mengambil titik pusat (Z0) daerah fuzzy
secara umum dirumuskan :

Gambar 7. Fungsi keanggotaan keluaran durasi


penyiraman (3)
Keluaran dari fuzzy berupa durasi Untuk domain kontinyu, dengan (Z0) adalah
pengairan yang mengatur berapa lama pompa air itu nilai hasil defuzzifikasi dengan µ(z) adalah derajat
bekerja mengalirkan air. Lama atau tidaknya keanggotaan titik tersebut, sedangkan Z adalah nilai
berdasarkan area tanah yang diairi kemudian juga dominan ke-i.
jenis tanaman. Untuk hal tersebut, hanya melakukan
simulasi dengan ketentuan variabel linguistik sebagai
berikut:
NB (sangat cepat) : 0-5 menit
NM (Cepat) : 0-8 menit
NS (agak cepat) : 2-12 menit
ZO (Sebentar) : 5-15 menit
PS (Sedang) : 9-19 menit
PM (agak lama) : 12-20 menit
PB (Lama) : 15-20 menit

b. Aplikasi fungsi Implikasi


Setelah dilakukan proses fuzifikasi, maka
dilakukan pembuatan aturan fuzzy (fuzzy rule).
Aturan- aturan dibentuk untuk menyatakan relasi
antara masukan atau keluaran. Aturan dibuat Gambar 9. Rule Viewer
berdasarkan pengalaman, tumbuh kembang sawi
daging yang baik, untuk hasil yang optimal. Tiap
aturan merupakan suatu implikasi. Operator yang
digunakan untuk menghubungkan antara dua masukan
adalah operator AND, dan yang memetakan antara
masukan-keluaran adalah IF-THEN.

Gambar 10. Surface viewer hasil simulasi

Dari hasil simulasi diperoleh contoh hasil jika


masukan temperatur 29o, dan kelembaban tanah 475,
Gambar 8. Simulasi rule base maka durasi penyiraman 6,67 menit.
c. Komposisi Aturan
Simulasi menggunakan metode mamdani. 5. Simpulan dan Saran
Komposisi antar fungsi implikasi menggunakan fungsi Simpulan atas hasil analisis:
min, yaitu dengan cara mengambil nilai minimum dari a. Hasil perancangan sistem kendali logika fuzzy
keluaran aturan, kemudian menggabungkan daerah sudah memenuhi kriteria pertumbuhan tanaman
fuzzy dari tiap aturan dengan operator AND. sawi daging yang optimal, dan
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 66

b. Pengendali logika fuzzy dapat diaplikasikan ke Kusumadewi, Hari Purnomo (2010): Aplikasi Logika
dalam sistem keseluruhan dengan menggunakan Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Graha
hardware arduino. Ilmu,Yogyakarta.
Naba, Agus (2009) Belajar Cepat Fuzzy Logic
Daftar Pustaka menggunakan MATLAB, Malang: Andi.
Anonim (2013): Properti, http://properti.kompas.com, Rusmayadi, Gusti. (2003): Irigasi Curah dan
18 Mei 2013. Tetes, Buku Ajar (program Semi-que),
Firmansyah, Imam Uddin (1999): Rekayasa Peralatan Jurusan Budidaya Pertanian Universitas
Irigasi untuk Menunjang Produksi Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Tanaman Pangan Wiyono, Joko (2006): Musim Kemarau tiba sistem
Kartasapoetra, A. G dan M. M. Sutedjo. (1994): irigasi mikro jadi pilihan, BBP Mektan,
Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi, Serpong.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai