Anda di halaman 1dari 44

Mengenal Langkah Langkah Proses Sistesis

Protein dalam Biologi

Sebelum kita memasuki pembahasan mengenai proses sistesis protein, mari


kita lihat mengenai penemuan awal protein. Protein telah diyakini sebagai
molekul pengatur metabolisme pada suatu sel jauh sebelum DNA dinyatakan
sebagai materi genetik yang berperan dalam unit pewarisan sifat.

Ketika itu, protein dikenal sebagai molekul organik penting yang berperan
dalam proses perubahan suatu molekul kecil menjadi molekul kompleks.
Tahun 1878, teminologi enzim digunakan untuk menyebut katalis biologi
yang berperan untuk mempercepat proses biokimia pada sel.

Kemudian di tahun 1900, seorang ahli biokimia dari Jerman, Emil Fischer,
menyebut enzim sebagai protein atau bagian dari protein. Berikutnya,
penemuan struktur komponen asam nukleat sebagai materi genetik oleh
Watson dan Crick pun semakin memudahkan penelitian tentang molekul-
molekul materi genetik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Weisman dan DeVries menunjukkan


konsep awal mengenai proses pengatur aktifitas di dalam sel yang terletak
pada sitoplasma. Awal 1900-an, Driesch, Verwon, dan Wilson juga berhasil
menunjukkan bahwa inti sel merupakan tempat berkumpulnya enzim dan
menjadi pusat aktifitas protein.

Apa itu Protein?


Baiklah, mari kita berlanjut untuk menjawab apa itu protein. Protein adalah
senyawa organik penting yang hadir dalam setiap organisme hidup. Protein
ini memiliki peran (berikut ini kebutuhan protein bagi makhluk hidup) yang
sangat penting di hampir semua fungsi sel. Ya, ada pula protein spesifik
yang terlibat dalam fungsi tertentu dalam setiap sel.

Protein terdiri dari rantai panjang asam amino, baik yang diatur dalam pola
linear atau dilipat dalam bentuk struktur yang kompleks. Berdasarkan
kompleksitas struktural, struktur protein dapat diklasifikasikan ke dalam
empat jenis, yakni primer, sekunder, tersier dan kuaterner. Protein yang di
dalamnya termasuk jenis asam amino ini juga memainkan peran penting
dalam menentukan ekspresi gen.
Sintesis protein
Sintesis protein terkadang juga disebut sebagai sintesa protein. Jadi, sintesa
protein maupun sistesis protein pada dasarnya sama yang dimaksudkan.
Dalam bahasa Inggris, hal ini disebut protein synthesis. Sistesis protein ini
dalam ilmu biologi terkadang juga disebut sebagai biosintesis protein.

Jadi, apa itu sistesis protein? Sistesis protein adalah prosedur biologis
sebagai proses pembentukan partikel protein yang dilakukan oleh sel-sel
hidup untuk membuat protein dengan melibatkan sistesis RNA yang
dipengaruhi oleh DNA (ADN).

Proses sintesis protein ini secara rinci memang sangat kompleks. Proses
sistesa protein ini dimulai dari produksi asam amino yang berbeda, dari yang
beberapa berasal dari sumber makanan.

Dalam proses sintesa protein, molekul ADN adalah sumber pengkodean


asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein. Namun,
ADN tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya tersebut.

Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. Nah,
molekul RNA inilah yang kemudian ditranslasi menjadi asam amino sebagai
penyusun protein. Jadi, dapat dikatakan bahwa sebenarnya, molekul RNA
lah yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis protein.

Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses
pembentukan protein dikenal pula dengan istilah "Dogma sentral biologi”.
Dogma sentral biologi ini merupkana rangkaian proses DNA membuat DNA
dan RNA dan RNA membuat protein, yang dinyatakan dalam persamaan
DNA >> RNA >> Protein.
Dogma ini memang tidak berlaku mutlak karena terdapat pula pengecualian
pada proses pembentukan protein. Dogma ini akhirnya disebut sebagai
aturan.

Baca juga: Proses Glikolisis sebagai Metabolisme Karbohidrat

Pengaruh DNA terhadap Sifat Genetis


Secara garis besar, DNA sebagai bahan genetis mengendalikan sifat individu
melalui proses sintesis protein.

Terdapat dua kelompok protein yang dibuat DNA, yaitu protein struktural
dan protein katalis.
Protein struktural membentuk sel, jaringan, dan organ hingga
penampakan fisik suatu individu. Protein struktural inilah yang menyebabkan
ciri fisik tiap orang berbeda satu sama lain.
Protein katalis membentuk enzim dan hormon yang berpengaruh besar
terhadap proses metabolisme. Pada akhirnya, hal ini berpengaruh terhadap
sifat psikis, emosi, kepribadian, atau kecerdasan seseorang.

Proses sintesis protein


Ada tiga hal penting untuk diketahui dalam mekasnisme sintesis protein.
Ketiga hal tersebut adalah:
(1) lokasi berlangsungnya sintesis protein pada sel;
(2) mekanisme berpindahnya informasi atau hasil transformasi dari DNA ke
tempat terjadinya sintesis protein;
(3) mekanisme asam amino penyusun protein pada suatu sel berpisah
membentuk protein-protein yang spesifik.

Proses ini melibatkan tiga hal. Zat yang terlibat dalam proses sintesa protein
yakni :
(1) asam ribonukleat (RNA),
a. asam ribonukleat messenger (mRNA),
b. asam ribonukleat ribosom (rRNA)
c. transfer asam ribonukleat (tRNA)
(2) asam deoksiribonukleat (DNA)
(3) satu set enzim.

Semua jenis asam ribonukleat, mRNA, rRNA, dan tRNA diperlukan untuk
sintesis protein.

Sintesis protein berlangsung di dalam ribosom dengan menghasilkan protein


yang non-spesifik atau sesuai dari m-RNA yang di translasi. Jadi, ada dua
bagian utama dalam proses sistesa protein ini, yakni transkripsi dan
translasi.
Tahap pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan ARNd oleh ADN yang
berlangsung di dalam inti sel. ARNd inilah yang kemudian membawa kode
genetik dari ADN. Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode
genetik yang dibawa ARNd oleh ARNt.

Okay, sebelum lanjut ke pembahasan proses sistesa protein yang cukup


rumit ini, ada baiknya kamu memahami beberapa poin penting terkait
langkah sistesa protein berikut ini :

Tempat berlangsung : Ribosom


Perancang jenis : ADN
protein
Pelaksana proses : ARNd, ARNt, dan ARNr
sintesis
Sumber energi : Adenosin Tri Phosphat
(ATP)
Bahan sintesis protein : asam amino
Enzim yang : ARN polimerase
diperlukan untuk
transkripsi

Transkripsi
Transkripsi adalah bagian pertama dalam proses sintesis protein. Transkripsi
berlangsung di dalam inti sel, di mana asam deoksiribonukleat (DNA)
bertempat di kromosom. Perlu diketahui bahwa DNA adalah struktur heliks
ganda, yang mana masing-masing untaiannya berperan terpisah.

Transkripsi DNA mencakup tiga langkah yakni :


(1) inisiasi,
(2) elongasi
(3) terminasi.
mRNA Yang baru ditranskripsi dilepaskan oleh enzim polimerase, yang
kemudian bermigrasi ke sitoplasma untuk menyelesaikan proses sintesis
protein.

Untuk lebih jelasnya, berikut langkah transkripsi yang berlangsung :

(1) Sebagian rantai ADN membuka,


(2) kemudian disusul oleh pembentukan rantai ARNd. (Rantai ADN yang
mencetak ARNd disebut rantai sense/template, dan pasangan rantai sense
yang tidak mencetak ARNd disebut rantai antisense)
(3) Pada rantai sense ADN didapati pasangan tiga basa nitrogen (triplet) yang
disebut kodogen.
(4) Triplet ini kemudian mencetak triplet pada rantai ARNd yang disebut
kodon.
(5) Kodon inilah yang disebut kode genetika yang berfungsi untuk
mengkodekan jenis asam amino tertentu yang diperlukan dalam sintesis
protein.
(6) Selanjutnya ARNd atau kodon itulah yang merupakan kode genetika.
(7) Setelah terbentuk, ARNd keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti
menuju ke ribosom dalam sitoplasma.

Untuk setiap satu molekul protein yang dibentuk akan selalu dimulai dengan
kodon inisiasi atau kodon start yaitu AUG. Kodon inilah yang mengkodekan
asam amino metionin atau berupa kode asam amino.

Jika satu molekul protein telah terbentuk akan selalu diakhiri dengan tanda
berupa kodon stop atau kodon terminasi, yaitu UGA, UAA, atau UAG.

Ada beberapa konsep penting dalam transkripsi yang perlu kamu pahami,
yakni :
(1) pasangan tiga basa nitrogen disebut triplet.
(2) triplet yang terdapat pada rantai sense ADN yang mencetak ARNd disebut
kodogen.
(3) triplet yang terdapat pada ARNd disebut kodon.
(4) triplet yang terdapat pada ARNt disebut antikodon.

Baca juga: Peranan Karbohidrat untuk Tubuh

Translasi
Bagian utama kedua dari proses sintesa protein ini adalah terjemahan.
Berbeda dengan transkripsi yang terjadi di dalam inti, terjemahan
berlangsung di dalam sitoplasma sel. Bagian ini dimulai segera setelah
mRNA ditranskripsi memasuki sitoplasma.

Berikut tiga fase utama dalam Translansi :

(1) fase inisiasi


Ribosom yang hadir dalam sitoplasma segera melekat pada mRNA pada
situs tertentu, yang disebut kodon start. Hasil tRNA amino juga mengikat
pada untai mRNA.

(2) Fase elongasi


Ketika ribosom bergerak sepanjang untai mRNA, amino asil tRNA membawa
asam amino satu per satu.

(3) Fase terminasi


ribosom membaca kodon terakhir dari untai mRNA.

Bagian terjemahan ini pun selesai dan rantai polipeptida dilepaskan. Dalam
fase terjemahan, ribosom dan tRNA menempel pada mRNA, yang membaca
informasi kode dalam rantai tersebut. Dengan demikian sintesis protein dari
urutan asam amino tertentu terjadi.

Secara keseluruhan, proses sintesis protein melibatkan transkripsi DNA


untuk mRNA, yang kemudian diterjemahkan menjadi protein. Dengan
demikian, kita telah melihat proses sintesis protein memerlukan koordinasi
yang tepat dari RNA, DNA, enzim dan ribosom.

Masih bingung? Mari kita lihat lagi prosesnya secara menyeluruh :


(1) Setelah ARNd keluar dari dalam inti, ia bergabung dengan ribosom dalam
sitoplasma.
(2) Berikutnya terjadi penerjemahan kode genetik (kodon) yang dilakukan oleh
ARNt.
(3) Caranya, ARNt mengikat asam amino tertentu sesuai yang dikodekan oleh
kodon,
(4) membawa asam amino tersebut lalu dibawa untuk bergabung dengan
ARNd yang telah ada di ribosom.
(5) Langkah tersebut dilakukan secara bergantian oleh banyak ARNt yang
masing-masing mengikat satu jenis asam amino yang lain.
(6) Setelah asam amino dibawa, ARNt bergabung dengan ARNd di ribosom
(7) Selanjutnya akan terjadi ikatan antar asam amino membentuk polipeptida.
(8) Protein akan terbentuk setelah berlangsung proses polimerisasi.

Pertanyaannya, apakah mungkin ARNt keliru membawakan jenis asam


amino sehingga tidak sesuai dengan kodon? Kemungkinan hal ini terjadi
sangatlah kecil, kecuali terjadi mutasi.

Hal ini karena setiap ARNt yang membawa asam amino akan berpasangan
tepat sama dengan ARNd membentuk pasangan kodon – antikodon. Dengan
cara ini, sangat kecil kemungkinan ARNt ‘salah membawa’ asam amino.

Ada beberapa konsep penting yang perlu kamu pahami dalam translasi
sistesa protein ini, yakni :

(1) ARNt memiliki triplet yang merupakan pasangan kodon dan disebut
antikodon.
(2) setiap ARNt hanya dapat mengikat satu jenis asam amino sesuai yang
dikodekan oleh kodon.
(3) Dalam translasi terjadi penerjemahan kode genetik yang dibawa ARNd
(kodon) oleh ARNt (antikodon) dengan cara ARNt mengikat satu asam amino
yang sesuai.

Kesimpulan langkah sintesis protein


Okay, agar lebih jelas, mari kita simpulkan langkah sistesa protein ini secara
lebih ringkas :
(1) ADN mencetak ARNd dalam proses transkripsi yang berlangsung di dalam
inti.
(2) ARNd keluar dari dalam inti dan bergabung dengan ribosom di sitoplasma.
(3) datang ARNt membawa asam amino yang sesuai dengan kodon.
(4) terjadi ikatan antar asam amino sehingga terbentuk protein.
Sintesis Protein : Pengertian dan Prosesnya

Dalam setiap harinya masing-masing makhluk hidup membutuhkan makanan demi kelangsungan
hidupnya. Makanan yang mereka makan nantinya akan dicerna dalam sistem pencernaan mereka
yang nantinya akan diolah menjadi energi dalam tubuh. Dalam proses pencernaan makanan ada
istilah yang disebut dengan sintesis protein.

Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat dalam linear menjadi
protein dalam tubuh. Pada proses ini memerlukan peran dari DNA & RNA serta enzim. Hasil
dari proses ini adalah sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan kimiawi yang
terdapat di dalam sel makhluk hidup. ( baca : Peran DNA dan RNA Dalam Sintesa Protein )

Proses Sintesis Protein

Tahap atau proses sintesis protein pertama kali dipraktekkan oleh Paul Zamecnik pada tahun
1950 silam. Awal mulanya Paul menggunakan tikus sebagai bahan percobaan untuk mengamati
proses tersebut, caranya adalah dengan memasukkan asam amino radioaktif ke dalam tubuh
tikus. Hasil dari percobaan tersebut adalah ditemukannya tempat terjadinya proses sintesis
protein. ( baca : Organel Sel )

Setelah melakukan percobaan diatas, Paul kemudian melakukan penelitian kembali bersama
Mahlon dan mendapatkan kesimpulan bahwa molekul RNA pemindah (RNA t) berperan dalam
proses sintesis tersebut. Namun, pada akhirnya Francis Crick menemukan sesuatu yang penting,
yaitu RNA pemindah terlebih dahulu harus mengenal urutan dari nukleotida untuk dapat disusun
sebagai asam amino, dimana kemudian akan dibawa oleh RNA pembawa.

Artikel terkait : Perbedaan DNA dan RNA – Fungsi DNA dan RNA

Secara umum, proses sintesis protein terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Replikasi DNA

Pada tiap sel yang terdapat pada


makhluk hidup tentunya akan mengalami pembelahan sel, dimana biasanya pembelahan sel ini
dapat terbagi berdasarkan kelipatannya, contohnya disini adalah pembelahan 4 sel menjadi 8 sel.
Akan tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan, terdapat proses penggandaan
komponen yang terdapat dalam sel, salah satunya adalah DNA. Penggandaan DNA inilah yang
kemudian disebut sebagai replikasi.

Jadi, pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang terjadi di dalam nukleus sel.
Pada proses replikasi DNA ini membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang bertugas untuk
melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian DNA. Pada saat proses
replikasi berlangsung, induk DNA akan membentuk anak DNA yang memiliki bentuk yang sama
dengan induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa induk DNA memiliki tugas untuk
membentuk DNA baru. Artikel terkait : Jenis-jenis Enzim

Baltimore, Muzushima dan Temin (1970) berpendapat bahwa dari sekian banyak virus, terdapat
beberapa virus yang ternyata dapat mensintesis DNA yang berasal dari RNA dengan hasil rantai
tunggal. Enzim yang bertugas dalam proses sintesis tersebut dinamakan DNA polimerase.

2. Tahap Transkripsi

Tahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA


akan membentuk RNA dengan menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA. Pada tahap ini
akan menghasilkan 3 jenis RNA, yaitu:

 mRNA
 tRNA

 rRNA

Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses pembukaan rantai ganda
yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase.

Pata tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense, sedangkan rantai lain
yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi sendiri terbagi
atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
Artikel terkait : Metabolisme Protein – Metabolisme Asam Amino

 Tahap Inisiasi (Permulaan)

Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal replikasi, lalu pada
proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan wilayah DNA yang digunakan
sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan transkripsi. Terdapat proses
dimana RNA kemudian akan melekat dengan promoter, kemudian promoter akan mengikat
kumpulan protein yang kemudian proses ini disebut sebagai faktor transkripsi. Dari sini, RNA
polimerase, promoter dan faktor transkripsi akan disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi.
Dimana selanjutnya RNA polimerase akan bertugas membuka rantai ganda yang dimiliki oleh
DNA.

Artikel terkait : Fungsi Membran Sel

 Tahap Pemanjangan

Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA tersebut akan menyusun
uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′ ke 3′. Pada tahap ini, RNA akan
mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses pembentukan pasangan DNA dengan basa
nitrogen.

Artikel terkait : Sistem Pencernaan pada Manusia

Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa pirimidin timin (T), akan tetapi memiliki urasil
(U). Maka dari itu, RNA kemudian akan membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan
adenin yang terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin,
sitosin dan adenin, dimana nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa komplemen yang
sudah ditetapkan sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada tahap ini, adenin nantinya akan
berpasangan dengan urasil, sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.

 Tahap Akhir

Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti semula, lalu RNA
polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA tersebut kemudian akan
membentuk RNA m yang baru.

Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA m. Akan
tetapi, RNA yang dihasilkan dari transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan aktif setelah
melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada rantai tunggal RNA m memiliki
beberapa urutan basa nitrogen. Tiap 3 jenis urutan dari basa nitrogen yang terdapat pada
nukleotida RNA m hasil dari transkripsi akan disebut sebagai kodon atau triplet. ( baca : Teori
Abiogenesis )

3. Tahap Translasi
Translasi adalah proses menerjemahkan kode
kodon yang berasal dari RNA m untuk menjadi asam amino yang nantinya akan membentuk
protein. Masing-masing urutan dari basa nitrogen yang berbeda nantinya akan diterjemahkan
menjadi asam amino yang berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin yang
merupakan terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino glisin (CGC), asam amino
serin (UCA) dan asam amino triptofan (UGG).

Artikel terkait : Enzim Pencernaan Manusia

Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk dapat
membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya, beberapa dari asam
amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan nantinya akan
membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi atas 3 tahap :

 Tahap Awal

Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada mRNA yang sudah
membawa kode genetik untuk asam amino yang akan dibuat, juga akan mengikat bagian inisiator
dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat bersama 3 molekul tersebut dan
membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya adalah molekul dari tRNA tersebut akan
mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma ke ribosom dengan bantuan enzim dan
energi GTP. ( baca : Fungsi Ribosom )

Masing-masing ujung tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino. Langkah
selanjutnya adalah asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon
dan antikodon pada mRNA.

 Tahap Pemanjangan

Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan peptida yang
membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam amino. Contohnya adalah tRNA
membawa sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian antikodonnya akan AAA yang
kemudian akan berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Pada proses ini, rantai polipeptida
akan memanjang, hal ini disebabkan oleh adanya menambahan dari asam amino.

Artikel terkait : Fungsi Insulin dalam Tubuh

 Tahap Terminasi

Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu dengan kodon UAA, UGA
dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai polipeptida yang sudah terbentuk akan dilepaskan dari
ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang fungsional.

Artikel terkait : Kebutuhan Makhluk Hidup

Itulah sintesis protein beserta detail tahap-tahap dalam siklus pembentukan protein dalam tubuh
mahkluk hidup. Semoga materi ini menambah wawasan Anda.

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

DNA, enzim, fungsi, materi, membran sel, nukleus sel, organel sel, pengertian, proses, RNA, sel, tahap

Latar Belakang
Semua aktivitas sel dikendalikan oleh aktivitas nukleus. Cara pengendalian ini berkaitan
dengan aktivitas nukleus memproduksi protein, dimana protein ini merupakan penyusun utama
dari semua organel sel maupun penggandaan kromosom. Contoh protein yang dapat dihasilkan
seperti protein struktural yang digunakan sebagai penyusun membran sel dan protein fungsional
(misalnya enzim) yang digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis dalam
sel.
Protein merupakan polipeptida ( gabungan dari beberapa asam amino). Maka untuk.
membentuk suatu protein diperlukan bahan dasar berupa asam amino. Polipeptida dikatakan
protein jika paling tidak memiliki berat molekul kira-kira 10.000. Di dalam ribosom, asam
amino-asam amino dirangkai menjadi polipeptida dengan bantuan enzim tertentu. Polipeptida
dapat terdiri atas 51 asam amino (seperti pada insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino
(seperti pada fibroin, protein sutera). Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino
penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida. Seperti yang telah kita pelajari
sebelumnya bahwa ada 20 macam asam amino penting yang dapat dirangkai membentuk jutaan
macam kemungkinan polipeptida.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA
tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan
dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan
asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA
untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam aminoyang spesifik. Protein yang dibentuk
melalui sintesis protein akan mengalami banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur,
proteksi, dan enzim (biokatalisator). Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita
hampir tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya enzim dalam
tubuh kita, dan proses dasar atau awal pembuatan enzim yang berasal dari proses sintesis protein.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Sintesis Protein ?
2. Bagaimana proses-proses sintesis protein ?
3. Apakah tujuan dari proses sintesis protein?
4. Apa sajakah perbedaan antar proses-proses dalam sintesis protein
5. Bagaimana hubungan antara proses-proses dalam sintesis protein dengan
kandungan Al-Quran/nilai-nilai religius?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah agar mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian sintesis protein
2. Mengidentifikasi proses-proses sintesis protein
3. Mengidentifikasi tujuan sel melakukan sintesis protein.
4. Mengidentifikasi perbedaan proses-proses dalam sintesis protein.
5. Mendeskripsikan hubungan antara proses-proses dalam sintesis protein dengan kandungan Al
Qur’an/nilai-nilai keIslaman yang relevan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistesis Protein


Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel.
Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti
kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hampir
semua kegiatan metabolisme, biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari
sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu
yang bersel banyak.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai
polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida
karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan
informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di
dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi
ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan
asam amino yang spesifik. DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang
terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam
pospat, dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin
(T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G).
Proses sintesis protein sangat rumit dan mempergunakan molekul-molekul serta organel sel
seperti asam amino, DNA, RNA, Ribosom dan enzim-enzim.
a) Asam Amino
Protein adalah polimer dari asam amino, sehingga pembentukan protein membutuhkan bahan
asam amino. Asam amino umumnya dapat dijumpai pada sitoplasma berjumlah 20. Selama
sintesis protein terjadi, asam amino terangkai oleh peptida yang dihasilkan oleh hidrolisa dari
gugus amino dan karboksil. Polipeptida merupakan deretan asam amino yang dapat terdiri dari
51-1000 asam-asam amino.
Gambar 1. Ikatan Peptida dari Asam Amino

b) DNA
DNA merupakan materi genetik di dalam kromosom yang berperan penting dalam proses
sintesis protein di dalam sel.

Gambar 2. Struktur DNA

c) Asam Ribonukleat non-genetik (RNA)


RNA non-genetik terdiri dari ARNd/mRNA, tRNA/ARNp, ARNr. Ketiga RNA non-genetik
tersebut berperan dalam sintesis protein. ARNd/mRNA setelah menerima informasi genetik dari
DNA akan meninggalkan nukleus untuk menempel pada ribosom. tRNA/ARNp mengikat asam
amino yang terdapat pada sitoplasma untuk di bawa ke ARNd/mRNA yang sudah menempel
pada ribosom. Dan ARNr walaupun belum diketahui fungsinya tetapi memiliki fungsi umum
pada sintesis protein.
d) Ribosom dan Enzim
Ribosom adalah struktur makromolekuler yang memimpin berbagai interaksi yang ada
hubungannya dengan sintesa protein. Oleh karena itu, mengandung faktor-faktor yang berfungsi
sebagai enzim. Dalam menjalankan fungsinya, ribosom-ribosom berderet membentuk kelompok
yang disebut Poliribosom atau Polisom, banyaknya ribosom dalam suatu polisom tergantung
panjang protein yang akan dibuat. Beberapa enzim yang berperan dalam proses sintesis protein
diantaranya adalah DNA helikase, berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.

B. MEKANISME SINTESIS PROTEIN

Proses sintesis protein melibatkan dua peristiwa penting yaitu proses transkripsi (pemindahan
informasi genetik dari DNA ke RNA ) dan translasi (pemindahan informasi genetik dari RNA ke
protein ) (Suryo: 109).

1) Transkripsi
Transkipsi adalah sintesis RNA di bawah arahan DNA. Kedua asam nukleat
menggunakan bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskipsi, atau disalin, dari satu
molekul menjadi molekul lain. Selain menjadi cetakan untuk sintesis untai komplementer baru
saat replikasi DNA, untai DNA juga dapat berperan sebagai cetakan untuk merakit sekuens
nukleotida RNA komplementer. Untuk gen pengode protein, molekul RNA yang dihasilkan
merupakan transkip akurat dari intruksi pembangun protein yang dikandung oleh gen. Molekul
RNA transkrip bisa dikirimkan dalam banyak salinan. Tipe molekul RNA ini disebut RNA duta
(mesengger RNA, mRNA) karena mengandung pesan genetik dari DNA ke mekanisme
penyintesis protein sel.

Tiga macam RNA yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA:


a. mRNA (messenger RNA) fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesan-
pesan ini berupa triplet basa yang ada pada mRNA yang disebut kodon. Kodon pada mRNA
merupakan komplemen dari kodogen (agen pengode), yaitu urutan basa-basa nitrogen pada DNA
yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan mRNA oleh DNA di dalam inti sel,
disebut transkripsi.
b. tRNA (RNA transfer) fungsinya mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di
ribosom. Peran tRNA ini dikenal dengan nama translasi (penerjemahan). Urutan basa nitrogen
pada tRNA disebut antikodon. Bentuk tRNA seperti daun semanggi dengan 4 ujung yang
penting, yaitu: 1) Ujung pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebut antikodon. 2)
Ujung perangkai asam amino yang berfungsi mengikat asam amino. 3) Ujung pengenal enzim
yang membantu mengikat asam amino. 4) Ujung pengenal ribosom.
c. rRNA (RNA Ribosom) fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. rRNA terdiri dari 2 sub
unit, yaitu: 1) Sub unit kecil yang berperan dalam mengikat mRNA. 2) Sub unit besar yang
berperan untuk mengikat tRNA yang sesuai.

Tahap - Tahap transkripsi


a. Inisiasi
Inisiasi adalah tahap mulai dimana RNA polimerase berikatan ke promoter, untai-untai DNA
membuka, dan polimerase menginisiasi sintesis RNA di titik mulai pada untai cetakan.

Gambar 1. Tahap Inisiasi

b. Elongasi
Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian menyusun
untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´. Pada tahap elongasi ini, RNA
mengalami pertumbuhan memanjang seiring dengan pembentukan pasangan basa nitrogen DNA.
Pembentukan RNA analog dengan pembentukan pasangan basa nitrogen pada replikasi. Pada
RNA tidak terdapat basa pirimidin timin (T), melainkan urasil (U), oleh karena itu RNA akan
membentuk pasangan basa urasil dengan adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain,
yaitu adenin, guanin, dan sitosin dari DNA akan berpasangan dengan basa komplemennya
masing-masing sesuai dengan pengaturan pemasangan basa. Adenin berpasangan dengan urasil
dan guanin dengan sitosin.
Gambar 2. Tahap Elongasi

c. Terminasi
Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter berakhir di daerah
terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali seperti semula dan RNA
polymerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA terlepas dan terbentuklah mRNA yang
baru. Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, langsung berperan sebagai mRNA.

Gambar 3. Tahap Terminasi

2) Translasi
Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk
protein yang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang berupa
serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino. Setiap
molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. tRNA akan
terus datang membawa asam amino ke ribosom dan menyatukan asam aminonya sehingga
terbentuk polipeptida yang makin panjang. Setiap molekul tRNA akan dilepaskan dari ribosom
setelah memberikan asam aminonya. Peristiwa ini berlanjut hingga kodon “stop” mencapai
ribosom. Kodon “stop” berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
Translasi berlangsung di dalam ribosom. Ribosom disusun oleh molekul-molekul rRNA dan
beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit
besar. Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koofisien sedimentasi sebesar 30S (unit
Svedberg) sedangkan subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut
bergabung, koofisien sedimentasinya adalah 70S.pada jasad eukaryote, subunit kecil berukuran
40S, sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukaryote
mempinyai koofisien sedimentasi sebesar 80S.

Tahap – Tahap Translasi


a. Inisiasi
Tahap inisiasi translasi menyatukan mRNA, tRNA yang membawa asam amino pertama dari
polipeptida, dan kedua subunit ribosom. Pertama, suatu sub unit ribosom kecil berikatan dengan
mRNA sekaligus tRNA inisiator spesifik, yang mengangkat
asam amino. Kedua, kedatangan sub unit besar melengkapi komplek inisiasi. Protein-protein
yang disebut faktor inisiasi diperlukan untuk menyatukan semua komponen translasi. GTP
adalah energi yang digunakan untuk perakitan subunit kecil dan sub unit besar ribosom. tRNA
inisiator berada pada situs P. Situs A tersedia untuk tRNA yang membawa asam amino
berikutnya.

Gambar 4. Inisiasi Tranlasi

b. Elongasi
Elongasi pemanjangan polipeptida terjadi tiga tahap. Pertama pengelanan kodon, antikodon
dari tRNA yang datang akan berpasangan basa dengan kodon mRNA komplementer di situs A.
Hidrolisi GTP meingkatkan akurasi dan efisiensi dari langkah ini. Kedua pembentukan ikatan
peptida, molekul rRNA subunit ribosom besar menganalisis pembentukan sebuah ikatan peptida
di antara asam amino baru di situs A dan ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh di
situs P. Langkah ini menyingkirkan polipeptida dari tRNA di situp P dan melekatkannya ke asam
amino pada tRNA di situs A. Ketiga translokasi. Ribosom mentranslokasikan tRNA kosong di
situs P. tRNA kosong di situp P bergerak ke situs E, dan dilepaskan. mRNA bergerak terus
bersama tRNA yang berikatan dengannya, membawa kodon berikutnya untuk ditransfer ke
dalam situs A.

Gambar 5. Elongasi Translasi

c. Terminasi
Terminasi translasi terjadi melalui tiga tahapan. Pertama, ketika ribosom mencapai kodon
stop di mRNA, situs A ribosom menerima sebuah faktor pelepas yaitu protein yang berbentuk
seperti tRNA, sebagai ganti tRNA yang membawa asam amino. Kedua, faktor pelepas
menghidrolisis ikatan antara tRNA di situs P dan asam amino terakhir pada rantai polipeptida.
Polipeptida pun terlepas dari ribosom. Ketiga, kedua subunit ribosom dan komponen rakitan lain
memisahkan diri.
Gambar 6. Terminasi Translasi
Selama translasi, urutan kodon di sepanjang molekul mRNA dikode, atau ditranslasi menjadi
urutan asam amino yang menyusun suatu rantai polipeptida. Setiap kodon di sepanjang mRNA
menentukan yang mana dari ke-20 asam amino itu yang akan dimasukkan pada posisi yang
sesuai di sepanjang polipeptida.
Tabel 1. Kamus Genetik

C. Tujuan Sintesis Protein


Tujuan dari proses sintesis protein adalah untuk menghasilkan protein yang akan digunakan
untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun
jaringan. Proses sintesis protein perlu dilaksanakan dalam sel karena protein memiliki peranan
penting dalam sebuah sel, bagi sel protein digunakan dalam penyusunan membran sel, proses
sintesis protein biasanya karena adanya signal dari luar akan kebutuhan sebuah protein. Protein
yang dihasilkan dalam proses sintesis protein ini akan digunakan sebagai penyusun hormon,
enzim serta antibodi, selain itu protein juga memiliki fungsi sebagai sumber energi dan
merupakan kunci utama dalam pembentukan dan perbaikan jaringan dan sel di dalam tubuh.
Selain itu, protein yang dihasilkan juga berguna untuk mengatur kadar asam basa di dalam sel-sel
yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup.

D. Perbedaan antar proses-proses sintesis protein


Dalam proses sintesis protein disetiap tahapan memiliki perbedaan, di bawah ini adalah
perbedaan proses transkripsi dan translasi:
Sub Tahap Transkripsi Translasi
Inisiasi RNA polimerase di t-RNA di start kodon
promoter
Elongasi Pembentukan m-RNA Penerjemahan kodon m-RNA
oleh DNA sense oleh t-RNA
Terminasi RNA polimerase di t-RNA di stop kodon
terminator

Perbedaan proses sintesis protein pada prokariotik dan eukariotik :


Transkripsi dan translasi pada prokariot
Translasi molekul mRNA dimulai sebelum proses transkripsi yang komplet. alasannya dapat
karena molekul mrna pada transkripsi dan translasi dari arah 5’ kearah 3’, dan dapat juga
dikarenakan tidak adanya membrane nuclear yang memisahkan transkripsi dan translasi seperti
halnya pada eukariot. yang memfasilitasi proses transkripsi dan translasi sangat efisien untuk
menghidupkan dan mematikan ekspresi gen pada prokariot.
Transkripsi dan translasi pada eukariotik
Proses transkripsi dan translasi pada eukariot lebih kompleks daripada prokariot, termasuk
beberapa intermediet tingkat prosesing mRNA. Pada eukariot tidak dapat terjadi proses
transkripsi dan translasi secara bersamaan. Transkripsi terjadi di dalam nucleus dan translasi
terjadi dalam sitoplasma.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan :


1. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom
2. Sintesis protein bertujuan untuk membentuk protein yang akan dimanfaatkan dalam sel
maupun tubuh makhluk hidup.
3. Proses sintesis protein yaitu transkripsi dan trasnlasi
4. Mekanisme dasar transkripsi dan translasi mirip pada prokariotik dan eukariotik, namun ada
perbedaan penting diantaranya dalam prokariotik proses transkripsi da translasi dapat
dilaksanakan secara bersamaan, namun pada eukariotik proses transkripsi dan translasi dilakukan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sintesis protein terjadi di dalam sel, yaitu di dalam ribosom. Struktur dan aktivitas
protein ditentukan oleh urutan asam amino yang menyusunnya. Setiap macam protein
mempunyai urutan asam-asam amino yang spesifik.
Emil Fisher merupakan orang yang pertama berhasil menyusun molekul protein dengan
cara menggandeng-gandengkan 15 molekul glisin dengan molekul leusin sehingga diperoleh
suatu polipeptida. Asam amino yang satu dengan asam amino yang lain dihubungkan dengan
suatu ikatan yang disebut ikatan peptida.
Potein adalah bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada dalam otot, seperlima ada
dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit, selebihnya ada di dalam
cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat –zat gizi dan darah,
matriks intraselular dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk
protein bertindak sebagai prekursor (senyawa yang mendahului senyawa laindalam jalur
metabolisme) sebagian besar koenzim hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Potein merupakan satu-satunya makronutrien yang mengandung unsur nitrogen (N).
Selain itu apabila dibandingkan dengan makronutrien lain seperti lemak dan karbohidrat, protein
jauh lebih kompleks karena selain mengandung karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
adapula sebagian protein yang mengandung S. Bahkan terkadang ada pula yang mengandung
P,Fe, dan Cu.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Apa pengertian sintesa protein dan tahap-tahap sintesa protein
2. Apa maksud dari Replikasi DNA dan proses replikasi DNA
3. Apa pengertian transkripsi, tahap-tahap transkripsi dan proses transkripsi
4. Apa pengertian Translasi, tahap-tahap translasi dan proses translasi
C. T ujuan Penulisan
Tujuan makalah ini adalah :
1. Mengethui pengertian sintesa protein dan tahap-tahap sintesa protein
2. Mengetahui maksud dari Replikasi DNA dan proses replikasi DNA
3. Mengetahui pengertian transkripsi, tahap-tahap transkripsi dan proses transkripsi.
4. Mengetahui pengertian Translasi, tahap-tahap translasi dan proses translasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sintesis protein

Sebagian besar pada akhirnya diekspresikan sebagai protein. Proses pengerjaannya


disebut ekspresi gen. pertama-tama sekuens deoksinukleotida ditranskripsi dari DNA kedalam
sekuens ribonukleotida (RNA kurir atau mRNA). Kemudian sekuens ini ditranslasi kedalam
sekuens asam amino untuk membentuk polipeptida. Sekuens asam amino menentukan
bagaimana cara molekul melipat untuk menghasilkan protein yang aktif secara biologis.
Dalam sel bakteri,tidak ada membrane yang mengelililngi DNA dan proses
transkripsimaupun proses translasi berlangsung pada kompartemen sel tunggal. Dalam
eukariot,inti sel diselungi dengan membrane. Proses transkripsi berlangsung dalam inti sel, dan
mRNA harus masuk kedalam sitoplasma untuk ditraslantasikan. Seringkali,hasil polipeptida
yang terbentuk segera termodifikasi setelah proses translasi.
1. Transkripsi
Sebagian besar DNA yang ditranskripsi menghasilkan mRNA,yang kemudian ditranslasi
menjadi protein. Namun demikian ,spesi RNA yang paling melimpah adalah RNA
ribosom(rRNA)dan RNA transfer(tRNA),yang tidakmengkode protein,tetapi berfungsi dalam
proses translasi. Transkripsi semua gen dilakukan oleh RNA polymerase,yang menggunakan
keempat ribonukleosida trifosfat (ATP,GTP,UTP,dan CTP)untuk membentuk rantai RNA,yaitu
sekuens yang ditentukan oleh untai cetakan pada DNA. Penambahan nukleotida menjadi
bertahap,ikatan fosfodiester terbentuk melalui mekanisme yang sama seperti dijelaskan untuk
DNA polymerase. Pertumbuhan rantai RNA terjadi pada arah 5’ à 3’. Untuk mentranskripsikan
bagian sekuens tertentu ,RNA polymerase terikat pada tapak DNA yang disebut promoter ,tepat
dihulu (misalnya,pada sisi 5’) pada tapak awal transkripsi.
Pada eukariot,RNA polymerase memerlukan factor-faktor tambahan untuk
melangsungkan transkripsi secara aktif. Beberapa diantara factor-faktor ini diperlukan oleh
semua promoter dan disebut factor transkripsi dasar,dan factor lainnya bersifat spesifik untuk gen
tertentu atau beberapa jenis sel dan terlibat dalam pengaturan yang tepat dari promoter-promoter
itu. Factor-faktor transkripsi harus mengenal dan mengikat sekuens-sekuens DNA target yang
spesifik dan juga mengaktifkan proses transkripsi.
2. Perjuangan Hasil Transkripsi
Pada prokariot,hasil trankripsi (transkrip)primer memberikan mRNA fungsional,yang
siap untuk melakukan proses translasi. Pada eukariot,hasil transkripsi dimodifikasi secara
kimiawi sebelum terbentuk sebagai mRNA fungsional. Hal ini dikarenakan gen eukariotik yang
akan diekspresikan sebagai protein mengandung sekuens-sekuens penghalang yang tidak
ditranslasi yang disebut intron. Intron tersebut dieksisi,atau dipotong,sehingga tersisa sekuen-
sekuen yang berhubungan dengan segmen-segmen yang akan ditranslasi,atau ekson, mRNA.
Selain pemotongan,ujung 5’ pada hasil transkripsi harus diberi tudung dengan nukleotida
guanine termetilasi. Poliadenilasi akan menghasilkan penambahan ekor poli(A) yang terdiri dari
40 -200 residu pada ujung 3’ hasil transkripsi.
3. Perlengkapan Translasi
Sekuens nukleotida dalam mRNA diubah melalui perlengkapan translasi menjadi
sekuens asam amino yang menyusun suatu polipeptida. Perlengkapan ini antar lain tRNA dari
ribosom(yang mengandung tRNA dan kumpulan protein yang unik). Fungsi tRNA adalah
sebagai pengadaptasi antara kodon dan asam amino. RNA transfer mengandung kira-kira 80
nukleotida dan mempunyai jenis struktur sekunder yang umum (daun semanggi)dimana
rantainya melipat kebelakang untuk menghasilkan jumlah perpasangan basa intramolekularyang
maksimal.
Walaupun sedikitnya terdapat satu tRA untuk setiap asam amino,tidak ada pemisahan
satu untuk setiap kodon. Hipotensi goyangan (wobble hypothesis) penyebabkan pembentukan
pasangan basa yang tidak biasa antara basa pada posisi ketiga kodon (ujung 3’ triplet) dengan
posisi pertama antikodon. Kemungkinan terbentuknya lebih dari satu jenis pasangan pada posisi
ini menjelaskan fakta bahwa bila terdapat lebih dari satu kodon untuk suatu asam amino
tunggal,maka pebedaannya biasanya pada posisi ketiga. Perekatan asam amino ke tRNA yang
tepat dikerjakan dengan bantuan aminoasil-tRNA sintetase dan hidrolisis ATP. Setiap asam
amino mempunyai enzim yang spesifik yang berbeda dengan enzim untuk asam amino
lainnya,dan enzim ini akan mengenali semua tRNA untuk asam amino tersebut. Tahap
pertama,yaitu aktivasi asam amino,menghasilkan pembentukan antara zat aminoasil-AMP-
enzim. Pada tahap kedua,gugus aminoasil dipindahkan ke tRNAnya yang sesuai,asam amino
dihubungkan dengan tRNA ini melalui ikatan ester. RNA kurir dan tRNA teraminoasilasi
(bermuatan) berinteraksi dalam ribosom. Ribosom terdiri dari subunit kecil dan besar. Subunit
kecilnya mempunyai peranan khusus dalam menginisiasi sintesis polipeptida.
Proses translasi suatu pesan RNA kedalam rantai polipeptida terjadi melalui tiga tahap:
inisiasi,elongasi,dan terminasi. Inisiasi melibatkan interaksi dari subunit 30S didaerah terdepan
(leader) pada mRNA,yaitu sekitar 20 atau lebih nukleutida sebelum kodon inisiasi,AUG.tRNA
inisiator khusus dimuati dengan metionin menempati tapak peptidil (tapak p) pada ribosom. GTP
yang terikat kedalam kompleks inisiasi 30S terhidrolisis menjadi terlepas ketika berikatan
dengan subunit 50S . pada tahap ini,tapak aminoasil-tRNA (tapak A),yang mampu menampung
aminoasil-tRNA,menjadi kosong.
Tahap berikutnya melibatkan elongasi (pemanjangan)rantai polipeptida salah satu
komponen dari subunit 50S adalah peptidiltransferase,yang mengirimkan Met pertama (dan pada
reaksi selanjutnya,mengirimkan peptide) dari tapak P ke tapak A. untuk melakukan hal ini,ikatan
ester menghubungkan Met dengan tRNA –nya terputus dan aminoasil – tRNA yang berdekatan
(AA2 –taRNA).
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino. Suatu protein biasanya
mengandung sampai 20 asam amino yang berbeda-beda.asam. asam amino kecuali glycin
mengandung satu atom yang tidak simetris yang dihubungkan dengan empat gugusan yang
berbeda. Biasanya protein mengandung 100-1000molekul asam amino dan mempunyai berat
molekul 16000-1000000,yang masing-masing berikatan kovalen yang disebut peptide. Masing –
masing ikatan peptide mengandung gugusan karbosil bebas diujung yang satu dan gugus asam
amino d ujung lainnya, sedangkan yang lebih dari dua asam amino di sebut polipeptida. Dalam
sintesisis protein pada prinsipnya dapat dibuat suatu diagram yang sederhana sbb:
Replication transcription translation
DNA RNA protein

B. Hubungan antara Kromosom, Gen, dn DNA dengan Sintesis

Dalam setiap tubuh makhluk hidup terdapat berjuta – juta sel. Sel merupakan komponen
terkecil penyusun makhluk hidup.Dalam setiap sel terdapat nukleus.Dalam nukleus terdapat
benda – benda yang mengatur seluruh kegiatan metabolisme tubuh.Benda – benda tersebut
disebut kromosom. Kromosom adlah struktur padat yang terdiri atas dua kompenen molekul ,
yaitu protein dan asam nukleat. Asam nukleat terdiri atas DNA dan RNA .pada DNA terdapat
gen yang mengatur metabolisme dalam tubuh.
1. Kromosom
Kromosom terdiri dari benang – benang kromatin yang mudah menyerap warna.
Kromosom mudah diamati menggunakan mikroskop saat sel mengalami pembelahan pad tahap
metafase.
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom.Kromonema
merupakan benang – benang spiral kromatid yang terlihat selama profase atau kadang – kadang
terlihat pada tahap metafase.Kromer adalah struktur berbentuk manik – manik yang merupakan
akumulasi mteri kromatin yang kadang – kadang terlihat saat interfase.
Sentromer adalah bagian yang menyempit atau daerah pelekukan pada kromosom.Pada
sentromer terdapat kinetokor.Kinetokor adalah bagian kromosom yang merupakan tempat
melekatnya benang – benang spindel selama pembelahan inti.Satelit adalah bagian ujung
kromosom yang berbentuk bulat.Tidak semua kromosom memiliki satelit.Telomer adalah bagian
terujung kromosom yang berfungsi untuk menjaga agar DNA didaerah tersebut tidak terurai.
Dalam setiap sel tubuh , kromosom selalu berpasangan. Pasangan kromosom itu disebut
kromosom homolog. Kromosom homolog bersifat diploid karen terdiri atas dua sel kromosom.
Kromosom dalam sel kelamin tidak berpasangan sehingga bersifat haploid ( 1 set kromosom ).
Ada dua tipe kromosom dalam setiap sel tubuh, yaitu autosom dan gonosom.
1. Autosom (kromosom tubuh) : tidak menentukan jenis kelamin dan umumnya disingkat A
2. Gonosom (kromosom kelamin) : menentukan jenis kelamin dan terdiri atas kromosom X dan
Y.Gonosom ini berfungsi untuk menentukan jenis kelamin individu yang bersangkutan.
Setiap nukleus manusia mempunyai kromosom berjumlah 46 yang terdiri atas 44
autosom dan 2 gonosom. Penulisan simbol kromosom pada laki – laki = 22 AA + XY, sedangkan
pada perempuan = 22 AA + XX atau 44 A + XX, Jumlah kromosom pada sel telur yaitu 22 A + X
dan jumlah kromosom pada sperma yaitu 22 A + X atau 22 A + Y. penyusun kromosom
berdasarkan panjang , jumlah , dan bentuk kromosom disebut kariotipe.
2. Gen dan Alel
Apabila diamati menggunakan mikroskop elektron kromosom terdiri atas substansi
genetik yang dapat menentukan sifat individu.Substansi tersebut terdiri atas DNA dan
RNA.DNA dan RNA membawa informasi genetik berupa basa – basa nitrogen. Segmen DNA
tertentu akan mengkode sifat – sifat tertentu. Segmen – segmen DNA tersebut dinamakan gen.
Gen merupakan satuan terkecil substansi genetik. Gen terletak pada kromosom secara
teratur dalam satu deretan , Gen berfungsi :
a. Mengatur proses metabolisme individu
b. Menyampaikan informasi genetik dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Gen terletak dalam lokus kromosom yang tersusun berderet secara linear. Gen – gen yang
terletak pada lokus yang bersesuaian pada pasangan kromosom homolog disebut alel. Setiap gen
bertanggung jawab mengontrol satu sifat khusus. Suatu gen biasanya dituiskan dengan simbol
huruf. Huruf kapital untuk gen pembawa sifat dominan dan huruf kecil untuk pembawa sifat
resesif. Susunan gen dalam suatu individu disebut genotip, sedangkan sifat yang tampak disebut
fenotip.
3. Asam Nukleat
Kromosom terdiri atas asam nukleat dan protein.Ada dua macam asam nukleat, yaitu DNA
dan RNA.
a. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA terdiri dari banyak nukleotida (polinukleotida).Setiap nukleotida terdiri atas tida
bagian.
1) Gugusan gula ( gula pentosa yang dikenal sebagai deoksiribosa).
2) Asam fosfat (penghubung dua gugusan gula)
3) Basa nitrogen (adenin dan guanin dari golongan purin serta sitosin dan timin dari olongan
pirimidin).
DNA merupakan dua rantai polinukleotida yang saling terpilin membentuk double helix.
Dalam rantai DNA tersebut, sitosis (C ) selalu dihubungkan dengan guanin (G) oleh tiga ikatan
hidrogen. Adenin (A)selalu dihubungkan dengan tmin (T) oleh dua ikatan hidrogen.
Basa nitrogen membentuk rangkaian persenyawaan kimia dengan deoksiribosa menjadi
suatu molekul yang disebut nukleosida atau deoksiribonukleusosida.Nukleosida ini berperan
sebagai prekursor elementer untuk sintesis DNA.Akan tetapi, sebelum nukleosida membentuk
suatu molekul DNA, nukleosida harus bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk suatu
nukleotida atau deoksiribonukleotida.
DNA dapat bersifat heterokatalitik.DNA bersifat heterokatalitik karena mampu
membentuk RNA melalui sintesis protein.DNA bersifat autokatalitik karena dapat melakukan
replikasi mengasilkan DNA baru.
Beberapa enzim yang berperan dalam replikasi DNA , sebagai berikut :
1. Helikase berfungsi untuk menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai tunggal
mononukleotida.
2. Polimerase berfungsi untuk merangkai rantai – rantai mononukleotida untuk membentuk DNA
baru.
3. Ligase berfungsi untuk menymbung ulir tunggal DNA yang terbentuk.
b. RNA ( Ribonucleic Acid )
RNA merupakan rantai tunggal yang terdiri dari molekul gula D-ribosa (pentosa), gugus
fosfat, dan basa nitrogen.Basa nitrogen dalam RNA terdiri atas basa purin yang meliputi adenin
(A) dan guanin (G) serta basa primidin yang meliputi urasil (U) dan sintosin (C). Ada tiga tipe
RNA sebagai berikut :
1. rRNA (Ribosoma RNA) atau RNA Ribosom rRNA terdapat dalam sitoplasma dan berfungsi
dalam sintesin protein. rRNA dapat mencapai 80% dari jumlh RNA sel. rRNA berfungsi untuk
mempermudah perkataan yang spesifik antara antikodon trna dengan kodom Mrna selama sitesis
protein.
2. mRNA (Messenger RNA) atau RNA Duta mRNA berupa rantai tunggal yang reatif panjang.
mRNA dibentuk dalam nukleus dan berfugsi membawa kode genetik (kodon) dari DNA ke
ribosom.
3. tRNA (Transfer RNA ) atau Rantai Terpendek tRNA terdapat dalam sitoplasma dan berfungsi
menerjemahkan kodon dari mRNA menjadi asam amino. Asam amino dibawa oleh tRNA ke
ribosom.Pada salah satu ujung tRNA terdpat tiga rangkaian basa pendek disebut antikodon. Salah
satu asam amino tertentu akan melekat pada ujung tRNA yang berseberangan dengan ujung
antikkodon. Pelekatan ini merupakan cara agar tRNA berfungsi. Pengurutan asam amino sesuai
dengan urutan kodon pada mRNA.
4. Kode Genetik Kode genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA
untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Informasi pada kode genetik
ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan menentukan sususan asam amino.
Namun, para ahli Genetika memandang bahwa komponen – komponen kode genetiks berupa
molekul – molekul mRNA. Kode genetika bersifat degeneratif karena 18 dari 20 macam asam
amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon yang disebut kodon sinonimus.Hanya metionin dan
triptofan saja yang memiliki kodon tunggal.
Ekspresi gen merupakan proses penerjemahan en menjadi urutan asam amino. Peristiwa
ini terjadi pada saat sintesis protein.Ada dua tahap dalam sintesis protein.Tahap pertama, kode
genetika dalam DNA disalin dan menghasilkan satu rantai molekul RNA. Proses ini disebut
transkripsi. Transkripsi berlangsung di dalam inti sel. Tahap kedua merupakan sintesis
polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang dibuat pada tahap pertama,
proses ini disebut translasi.

a. Transkripsi
Sintesis RNA dari salah satu rantai DNA yang disebut sense (rantai cetakan). Adapun
rantai DNA komplomennya disebut rantai antisense.Rentangan DNA yang di transkripsi menjadi
molekul RNA disebut unit transkripsi.Transkripsi terdiri atas tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi,
dan terminasi.
1) Inisiasi (Permulaan)
Inisiasi dimulai dari prometer yaitu daerah DNA yang merupakan tempatmelekatnya RNA
polimerase. Promoter mencakup titik awal (start point) transkripsi yaitu adanya nukleotida yang
menunjukkan dimulainya sintesis protein (kodon start). Promoter berfungsi untuk menentukan
tempat dimulainya transkripsi dan menentukan satu rantai DNA yang akan digunakan sebagai
cetakan.
2) Elongasi (Pemanjangan)
Elongasi terjadi saat RNA bergerak di sepanjang DNA ,pilinan ganda Dnterbuka secara
berurutan. Enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida dari molekul RNA yang seddang
tumbuh disepanjang rantai DNA, Setelah sintesis RNA selesai, rantai DNA terbentuk kembali
dan molekul RNA bru terlepas dari cetakkannya.
3) Terminasi (Pengakhiran)
Proses transkripsi akan berhenti setelah sampai pada terminator. Terminator adalah urutan
DNA yang berfungsi menghentikan transkripsi (kodom terminasi)

b. Translasi
Dalam translasi, terjadi pamelekatan antara Trna dengan asam amino. Tiap asam amino
digbungnkan dengan trna yang sesuai oleh enzim aminoasl-Trna sintetase. Ribosom
memudahkan pelekatan yang spesifik antara anti kodon trna dengan kodon mrna selama sintesi
protein .ada tiga tahap dalam translasi sebagai berikut :
1) Inisiasi
Ribosom kecil mengikatkan diri pada mrna dan trna inisiator. Ribosom melekat pada
salah satu ujung mrna. Di dekat pelekatan tersebut terdapat kodon start AUG (yang membawa
kode untuk membentuk asam amino metionin). Kodon ini memberikan sinyal dimulainya proses
tanslasi.
2) Elongasi
Selanjutnya terbentuk asam – asam amino yang berikatan dengan metionin. Molekul rrna
dari ribosom subunit besar berfungsi sebagai ezim. Enzim itu mengkatalis pembentukkan ikatan
pepida yang menghubungkan polipeptida ke asam amino yang dibawa trna. Setelah itu, trna
keluar dari ribosom. Ribosom dan mrna bergerak dengan arah yang sama, kodon demi kodon.
Peristiwa ini belangsung sampai terbentuk polipeptida.
3) Terminasi
Elongasi akan berhenti setelah ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop yaitu
UAA, UAG, atau UGA. Kodon stop bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
Selanjutnya , polipeptida yang terbentuk lepas ribosom.
C. Pengertian Kode Genetik

genetik ialah kode yang dibawa oleh ARN duta (ARNd) untuk disampaikan kepada ARN
transfer (ARNt). Kode genetik di bentuk sesuai dengan urutan basa dalam rantai ADN.
Peran ADN selain sebagai pengendali faktor-faktor keturunan, juga mengatur penyusunan
protein yang kegiatannya di atur oleh enzim-enzim tertentu. Enzim itu sendiri adalah protein
yang bekerjanya sangat khas.
Sebagai tempat membangun protein-protein itu dalah didalam ribosom. Selanjutnya ADN
menyampaikan informasi kepada ribosom untuk sintesis protein yang di perlukan.
Adapun kode-kode perintah atau informasi yang tercermin pada urutan dan pengulangan
basa-basa nitrogen yang teratur dalam ADN dibawa oleh ARN. ARN yang menerima perintah
dari ADN segera meninggalkan inti pergi ke ribosom, tempat penyusunan protein.

D. Penemu Kode Genetik

Penemu kode genetik yang pertama adalah Marshall Warren Nirenberg (pakar
biokimia Amerika Serikat)dan Heinrich Matthaei pada tahun 1960. Eksperimentnya adalah
mengamati proses sintesis protein pada bakteri Escherichia colli. Berdasarkan eksperimen di atas
serta diperkuat oleh pendapat G.H. Khorara, diketahui bahwa kode genetik merupakan urutan 3
basa nitrogen yang membentuk suatu triple dan disebut kodogen aau kodon.
Nirenberg dan Matthaei (1960) orang yang pertama kali telah berhasil mengemukakan
hubungan antara ADN dengan ARN dan kemudian memberi arah kepada pengkodean dengan
sistem 3 huruf, dengan mengadakan percobaan-percobaan.
Caranya adalah sebagai berikut : mereka mencampurkan urasil (salah satu basa nitrogen
pada ARN) dengan enzim pembentuk ARN.
Dari percampuran ini dihasilkan ARN yang terdiri dari urasil yang disebut poli-U.
Selanjutnya bila poli-U dimasukkan ke dalam campuran berbagai asam amino, akan terbentuklah
fenilalanin (sejenis asam amino). Dari kejadian ini dapatah ditarik kesimpulan, bahwa kode
Urasil-Urasil-Urasil (UUU) yang dibawa oleh ARN itu berarti; “bentuklah protein dari asam
amino fenilalanin.” UUU ini kemudian disebut kodon untuk fenilalanin.

E. Mekanisme Penyampain Kode Genetik

Setiap kode (satu kodon) terdiri atas 3 basa N yang letaknya berurutan pada ARNd.
Kodon-kodon pada ARNd tersebut harus diterjemahkan oleh ARNt, agar dapat diketahui macam
asam amino yang harus diangkutnya.
Contoh : bila kodon pada ARNd berbunyi Urasil-Urasil-Urasil (UUU) maka ARNt harus
mengangkut asam amino fenalalanin.
Apabila ADN membentuk kode genetik AUU-CCU-GAC-AGA maka polipeptida yang
dapat dibentuk tersusun dari asam-asam amino isoleusin-prolin-aspartik-arginin. Kode genetik
untuk seluruh organisme bersifat universal, artinya kode genetik suatu organisme dapat
diterjemahkan oeh organisme lain dan membentuk asam amino yang sama.
Contoh : kodon AAA pada sel tubuh manusi pada sel bakteri sama menghasilkan lisin.
F. Macam Asam Amino
Di dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode genetik yang
berbeda-beda. Didalam ARN tidak dijumpai timin, tetapi berdasarkan pola ADN, asam amino
tersebut disusun dan dirangkaikan menjadi protein.

G. Tinjuan Umum Sintesis Protein


Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel.
Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti
kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper
semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari
sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu
yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida
yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma
dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu,
DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat
diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi
urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui
RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Menurut (Suryo,
2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang terdiri dari
tiga macam molekul yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan
Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan
purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk
menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep
tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses
transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau
penerjemahan kode genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat
digambarkan secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA translasi Protein
 Mekanisme Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap
transkripsi dan tahap translasi.
b. Transkripsi
Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense (3′–>5″) DNA.
Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase.
Setelah itu penempelan enzim polimerase pada daerah promotor sekuen gen dan barulah enzim
polimerase mulai aktif menyalin kode genetik pada rantai sense DNA hingga bagian triplet basa
nitrogen yang mengandung informasi untuk mengehentikan proses menyalin.
Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat pada
rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula dengan kodon. Jadi
mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan segera bergerak
meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan proses selanjutnya(translasi).
Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus
dari DNA template dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana
mRNA keluar dari inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang terdiri dari
sub unit besar dan sub unit kecil. Sekarang kita akan membahas satu persatu proses luar biasa itu
yang ada didalam setiap sel tubuh kita.Ada dua langkah utama dalam sintesis protein :
Transkripsi dan Translasi. Langkah pertama dalam produksi protein adalah transkripsi DNA
menjadi molekul mRNA. Proses tersebut dilaksanakan oleh enzim RNA polimerasi. Enzim itu
melekat ke DNA pada sekuens nukleotida spesifik yang disebut promotor. Promotor terletak di
depan gen yang hendak ditranslasasikan. Sejumlah enzim menstimulasi penbukaan puntiran
DNA lokal, dan hal itu memungkinkan RNA polimerisasi memulai transkripsi dari salah satu
untai DNA. Dalam sebuah gen, hanya satu untai DNA yang ditranskripsi menjadi mRNA. Untai
DNA tersebut dinamakan untai anticoding atau antisense; untai DNA yang tidak ditranskripsikan
disebut untai pengkode atau untai sense. Sejumlah gen lain pada molekul DNA yang sama
mungkin menggunakan untai lain sebagai cetakan bagi sintesis RNA. Akan tetapi, dalam sebuah
gen, RNA polimerase tidak melompat-lompat dari satu untai DNA ke untai lainnya untuk
mentranskripsi molekul RNA. Terminasi atau pengakhiran proses transkripsi trjadi ketika RNA
polimerase bertemu dengan “sekuens nukleotida terminator” di ujung sebuah gen struktural.
Pada sjumlah gen bakteri, suatu protein ksesoris berikatan dengan sekuens terminator dan
karenanya membantu dalam hal melepaskan RNA polimerase dari DNA. Mekanisme terminasi
transkripsi pada eukariota masih belum diketahui.
Pada sel-sel eukariotik, transkrip mRNA primer di proses
sebelum dilepaskan dari nukleus sebagai molekul-molekul mRNA matang. Pada awalnya
kebanyakan transkrip primer eukariotik (pre-mRNA) adalah mosaik dari daerah daerah pengkode
(ekson) dan daerah-daerah bukan pengkode ( intron). Sebelum mRNA meninggalkan nukleus
untuk menjadi mRNA sitoplasmik yang matang, daerah-daerah bukan pengkode harus
disingkirkan secara tepat, dan ekson-ekson harus disambungkan. Sebagai tambahan, sebuah
nukleotida guain yang tidak bisa ( disebut cap atau topi/tudung) dilekatkan ke ujung 5’,
sedangkan serangkaian nukleotida adenin ( disebut ekor poli-A) dilekatkan keujung 3’ mRNA.
Akan tetapi, pada sel-sek prokariotik, tidak ada membran nukelus, dan tidak terjadi pemrosesan
mRNA. Kecuali pada arkaebakteria, gen-gen bakteri tidak mengandung intron. Dengan
demikian, bakteri dapat memulai translasi mRNA menjadi protein walaupun mRNA belum
selesai ditranskripsikan. ( Susan, 2006 )
Jadi pada intinya Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense
(3′–>5″) DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh
enzim ligase. Setelah itu penempelan enzim polimerase pada daerah promotor sekuen gen dan
barulah enzim polimerase mulai aktif menyalin kode genetik pada rantai sense DNA hingga
bagian triplet basa nitrogen yang mengandung informasi untuk mengehentikan proses menyalin.
Pemindahan kode dari 3′-5′-DNA ke m RNA
Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat pada
rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula dengan kodon. Jadi
mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan segera bergerak
meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan proses selanjutnya(translasi).

c. Translasi
Translasi adalah proses proses penerjemahan kodon menjadi asam amino dan
menyambungkan setiap asam amino yang sesuai kodon dengan ikatan peptida menjadi protein.
Organel yang aktif melakukan proses penerjemahan kodon adalah ribosom. Setelah ribosom
melekat pada triplet kodon maka t-RNA yang berada di sitoplasma akan membawakan asam
amino yang sesuai pada kodon.
Dalam langkah kedua pada sintesis protein, ribosom dan kompleks tRNA-metionin (disebut
metionil tRNA “bermuatan”) melekat didekat ujung 5’ molekul mRNA pada kodon start atau
kodon inisiasi (AUG) pertama dan mulai mentranslasikan sekuens ribonukleotidanya menjadi
sekuens asam amino protein. Ribosom terdiri atas tiga molekul rRNA berbeda dan sekitar 50
protein berbeda. Masing-masing asam amino dikodekan oleh setidaknya satu molekul tRNA.
Karena kode genetik berdegenerasi, sebenarnya dalam sintesis protein terlibat jauh lebih banyak
dari 20 tRNA. Masing-masing asam amino menjadi dilekatkan atau dimuatkan (pada ujung
karboksilnya) ke ujung 3’ jenis tRNA-nya sendiri oleh suatu enzim spesifik (amino-asil
sintetase). Dengan demikian, ada setidaknya 20 sintetase berbeda, dan tRNA yang “terisi”
disebut teraktivikasi atau bermuatan.
Lengkungan (loop) basa-basa yang tak berpasangan di dekat bagian tengah tRNA
mengangkut sebuah triplet basa-basa yang bersebelahan, disebut antikodon. Bagian-bagian lain
tRNA diduga membentuk pasangan-pasangan basa komplementer dengan rRNA ribosom selama
sintesis proein atau berperan sebagai situs-situs pengenala bagi amino-asil sintetase spesifik.
Translasi kebanyakan protein diawali oleh kodon start 5’ AUG 3’, yang menspesifikasikan
asam amino metionin. Terdapat dua situs di ribososm bagi rRNA teraktivasi: situs peptidil (situs
P) dan situs amino-asil (situs A). Situs P akan dimasuki oleh tRNA bermuatan metionin yang
menjadi penginiasi translasi (barangkali dengan melewati situs A). Antikodon 3’ UAC 5’ tRNA
berpasangan dengan kodon 5’ AUG 3’ komplementer pada mRNA. Ribosom memegang semua
reaktan dalam urutan yang sesuai selama translasi. Situs A dimasuki oleh tRNA bermuatan yang
kedua (misalnya, yang dimuati oleh treonin), lagi-lagi melalui perpasangan basa kodon-
antikodon yang spesifik. Sebuah ikatan peptida terbentuk di antara dua asama amino
bersebelahan melalui kerja suatu bagian enzimatik ribosom yang disebut peptidil transferase.
Pada bakteri, tampaknya RNA ribosomal-lah yang bertanggung jawab bagi pembentukan
ikatan peptida. Ini adalah sebuah contoh aktifitas ribozim. Ikatan amino-asil yang
menghubungkan metionin dengan tRNA-nya apatah ketika ikatan peptida terbentuk. Metionil-
tRNA yang kini “tak bermuatan” di situs P pun terlepas (biasanya akan teraktivasi lagi). Ribosom
bergeser (bertranslokasi) sejauh tiga nukleotida di sepanjang mRNA menuju posisi kodon
terbuka baru yang terletak di situs A yang kosong, seraya menggerakkan tRNA bermuatan-thr
(yang kini melekat ke sebuah dipeptida) dari situs A ke situs P. Situs A dimasuki oleh tRNA
ketiga (misalnya, yang dimuati oleh fenilalanin); terbentuk ikatan peptida di antara asam amino
kedua dan ketiga; tRNA kedua dari situs P; translokasi ribosom di sepanjang mRNA
menampakkan kodon berikutnya bagi arginin di situs A seraya menggeser tRNA bermuatan-phe
(yang kini membawa sebuah tripeptida) dari situs A ke situ P; dan demikian seterusnya. Pada
akhirnya, sistem tersebut mencapai satu atau lebih kodon nonsense atau kodon stop (UAA, UAG
atau UGA), sehingga rantai polipeptida dilepaskan dari tRNA terakhir, tRNA terakhir dilepaskan
dari ribosom, dan ribosom dilepaskan dari mRNA. Dengan demikian, ujung 5’ mRNA sama
dengan ujung amino rantai polipeptida; ujung 3’ mRNA sama dengan ujung karboksil rantai
polipeptida.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNAsebagai
media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon.
Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signaldari luar akan kebutuhan
suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan.
2. DNA terdiri dari dua sulur
- utas polinukleotida yang bersifat antiparalel. Antar sulur
- utas nukleotida berikatan pada basa N Ikatan H3.
3. Agar dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi, DNA harus melakukan replikasiatau
penggandaan DNA.
4. Gen merupakan fragmen DNA yang menyandikan protein
enzim. Ekspresi genmeliputi proses transkripsi dan translasi.5. Informasi dalam gen
dicetak ke dalam molekul messenger Rio Nucleic Acid (mRNA ) melalui proses trankripsi,
mRNA membawa cetakan informasi ke ribosom dalamsitoplasma, Ribosom kemudian
melakukan proses penerjemahan (translation) denganmenggunakan informasi cetakan tersebut untuk
mensintesis protein.
5. Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Replikasi adalah proses
duplikasi DNA secara akurat . Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua
DNA double helix. Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Translasi
merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang trejadi berdasarkan arahan mRNA.
Siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang meliputi reaksi konversi amonia
menjadi urea.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya . Namun , penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk
menjadikan tambahan ilmu bagi penulisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia

Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga

McGilvery,Robert W., 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya:


Airlangga University Press.

Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia

Stryyer Lubert ,2000.Biokimia Edisi 4.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai