Oleh :
201851291
Jakarta
2019
0
BAB I
PENDAHULUAN
sedatif yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf pusat. Obat ini
yang digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat
aktifitas di otak.1,11
Sifat diazepam tidak larut dalam air dan harus berdisosiasi pada pelarut
organik (propylene, glycol, sodium benzoat), rasa sakit mungkin muncul pada
harus mendapat perhatian terutama pada pasien yang memiliki masalah pada
1
penyakit pernapasan, kelemahan otot/ mystenia gravis, riwayat
sampai berat, interaksi obat perlu perhatian bagi kalangan medis dan
penggunanya.
mekanisme kerja, dosis dan cara pemberian, bentuk sediaan dan nama
pembaca.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI
dengan berat molekul 284,7 g/mol yang bersifat basa. Merupakan senyawa kristal
tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air.Benzodiazepin
adalah sedative yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf pusat.
otot.1,5
3
3. Benzodiazepin intermediate-acting, dengan waktu paruh 6 hingga 24 jam.
neuron postsinaptik GABA pada beberapa sisi di dalam sistem syaraf pusat
(SSP).1,4
ion klorida. Perubahan ini mengakibatkan ion klorida berada dalam bentuk
stabil. 4
peroral dan puncak konsentrasi dalam plasmanya dicapai pada menit ke 15-90
pada dewasa dan menit ke-30 pada anak-anak. Bioavailabilitas obat dalam bentuk
sediaan tablet adalah 100%. Range waktu paruh diazepam antara 20-100 jam
4
karena itu, antikonvulsan dengan lama kerja lebih panjang seperti fenitoin atau
diberikan secara iv adalah 1-5 menit dan jika secara im 15-30 menit, sedangkan
salah satu metabolit yang memiliki efek farmakologis yang sama dengan
diazepam, dimana t 1/2-nya lebih panjang yaitu antara 30-200 jam. Ketika
Pada fase eliminasi baik pada terapi dosis tunggal maupun multi dosis,
suatu metabolit aktif yang dieliminasi dari tubuh melalui proses glukuronidasi.
Oxazepam memiliki estimasi t 1/2 antara 5-15 jam. Metabolit yang ketiga adalah
dengan bantuan enzim CYP3A4 dan CYP 3A5 serta mengalami konjugasi dengan
5
asam glukuronat sebelum dieliminasi dari tubuh. 1,2,7
respon terapi, hal ini berhubungan dengan metabolit aktif yang dimiliki.
Konsentrasi obat dalam plasma dalam kadar tertentu dapat menyebabkan efek
yang buruk pada respon terapinya. Sebab kadar yang terlalu tinggi yang melewati
kadar terapeutik, maka yang didapat bukanlah efek terapi yang diinginkan
melainkan efek toksik yang didapat. Hal tersebut disebabkan oleh : 1,4,7
1) adanya metabolit aktif yang sifatnya lebih toksik dibandingkan obat asalnya;
Farmakokinetik
Absorbsi
• Lama kerja : T1/2 = 24 jam dan diabsorbsi dengan baik di saluran cerna.
• Onset :
1. Oral : onsetnya 30 menit, dengan waktu puncak 1-2 jam dan durasi 2-3
jam.
2. Intravena : onsetnya 1-5 menit, waktu puncaknya 15 menit dan durasi 15-
60 menit.
6
3. Intramuskular : onsetnya 15 menit, waktu puncaknya 30-90 menit dengan
Distribusi
bergantung pada :
lambat.
Metabolisme
Eksresi
metabolit)
1. Neonatus
2. Geriatrik
7
C. INDIKASI
D. KONTRAINDIKASI
gravis, insufiensi paru akut, sindroma sleep apnea,gangguan hepar berat, tidak
boleh digunakan secara tunggal pada depresi atau pada kecemasan yang disertai
depresi.3,6
E. BENTUK SEDIAAN
mg), kapsul (15 mg), liquid solusi (1 mg / ml dalam 500 ml kontainer dan unit-
tube.1,3,6
F. NAMA DAGANG
8
Diazepam (generic) tablet 2 mg, 5 mg
o Tablet: 2 mg, 5 mg
Dosis dan cara pemberian ditujukan sesuai dengan terapi apa yang
tahun, 5-10mg
Sedasi, dengan infuse intravena lambat segera sebelum prosedur, dewasa dan
9
Status epileptikus atau kejang epilepsi berulang , dengan injeksi intravena
jika perlu setelah 30-60 menit; dapat diikuti dengan infuse intravena samapai
maksimal 3mg/kg dalam 24 jam; dengan injeksi intravena lambat, anak 200-
300 mikrogram/kg (atau 1 mg / tahun usia); melalui larutan per rectal, dewasa
dan anak lebih dari 10 kg, 500 mikrogram/kg, lansia 250 mikrogram/kg;
diulang jika perlu setiap 12 jam; jika kejang tidak terkontrol maka tindakan
Kejang demam (tindakan yang dianjurkan), per rectal, larutan (larutan injeksi
dapat digunakan), anak >10 kg, 500 mikrogram/kg (maksimal 10 mg), dengan
Reaksi putus obat atau putus alkohol, injeksi inravena lambat (rata-rata
dewasa 10-20 mg
menjadi 15-30 mg sehari dengan dosis terbagi; lansia (atau kondisi berat)
10
Untuk premedikasi, absorpsi setelah pemberian suntik intramuscular
lambat dan tidak konstan; intramuscular diberikan hanya jika pemberian per oral
dan intravena tidak mungkin dilakukan. Injeksi intravena lambat di dalam vena
besar mengurangi risiko tromboflebitis. Pemberian per rectal dengan dosis 0,5-1
mg/kgBB diazepam untuk bayi dan anak di bawah 11 tahun dapat menghasilkan
kadar 500 g/ml dalam waktu 2-6 menit. Bagi anak yang lebih besar dan orang
dewasa pemberian rectal tidak bermanfaat untuk mengatasi kejang akut ataupun
status epileptikus, karena kadar puncak lambat tercapai dan kadar plasmanya
lebih baik dan dianjurkan sebagai terapi status epilepticus daripada terapi
sama. Penggunaan monoterapi juga menurunkan efek samping yang kurang baik
bagi pasien.8
H. EFEK SAMPING
Efek pada sistem saraf pusat sering terjadi termasuk mengantuk, kepala
terasa ringan pada hari berikutnya, kebingungan dan ataksia (terutama pada lanjut
disartria, tremor, perubahan libido, inkotinensia, retensi urin; gangguan darah dan
I. PERINGATAN
11
Hal-hal yang harus diperhatikan dan menjadi peringatan diantaranya:1,3,9
hamil, menyusui.
menurunkan dosis pada lansia, ganguan hepar (hindari jika berat) dan
gangguan ginjal.
Apabila diberikan secara intravena, maka alat pencegah depresi napas dengan
plasenta, karena itu penggunaan untuk ibu hamil dan menyusui sebisa mungkin
embrio yang lambat. Dengan pH yang tinggi mengakibatkan sel tidak dapat
merupakan periode kritis maka bahan teratogen yang bersifat toksik akan
janin.1,2
12
Diazepam ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang panjang
(tidak boleh lebih dari 3 bulan), karena berakibat buruk bagi tubuh penderita. Hal
ini mungkin dapat disebabkan karena waktu paruh diazepam yang cukup panjang,
ditambah lagi waktu paruh N-Desmetildiazepam yang lebih panjang yaitu, 2 kali
waktu paruh Diazepam. Hal ini berarti setelah konsentrasi diazepam dalam tubuh
habis untuk menghasilkan efek, masih dapat dihasilkan efek bahkan sebesar 2
diazepam. Ditambah lagi persentase metabolit yang terikat protein dalam plasma
(97%), lebih sedikit daripada prosentase diazepam yang terikat protein plasma
(98%-99%). Oleh karena itu penggunaan diazepam dalam terapi pengobatan harus
K. INTERAKSI OBAT
Ada banyak sekali adendum yang terjadi antara diazepam dengan obat,
makanan atau zat lainnya yang efeknya harus menjadi perhatian bagi kalangan
medis dan penggunanya. Interaksi yang diuraikan dibawah adalah interaksi yang
ACE inhibitor dapat meningkatkan efek hipotensif saat ansiolitik dan hipnotik
Alkohol dapat meningkatkan efek sedasi saat ansiolitik dan hipnotik diberikan
dengan alcohol
Penyekat alfa dapatmeningkatkan efek hipotensi dan sedasi saat ansiolitik dan
14
Diazepam dapat meningkatkan atau menurunkan kadar fenitoin dalam darah
Antiviral dapat meningkatkan risiko sedasi lebih lama dan depresi napas (saat
Penyekat kanal kalsium dapat meningkatkan efek hipotensif saat ansiolitik dan
hipnotik
15
Estrogen bersama diazepam meningkatka kadar melatonin dalam darah
J. STABILITAS PENYIMPANAN
dilakukan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya. Untuk sediaan
parenteral lindungi dari cahaya. Khasiat obat bertahan sampai 3 bulan bila
disimpan dalam suhu kamar (20-250), stabil pada pH 4-8, terjadi hidrolisis jika
pH kurang dari 3 dan jangan campur sediaan i.v dengan obat lain. Untuk sediaan
rectal gel penyimpanan yang baik pada suhu 25°C (15°C - 30°C) dan sediaan
16
BAB III
PENUTUP
IV adalah 1-5 menit dan IM 15-30 menit, sedangkan durasinya mulai 15 menit
IV/IMinjeksi, solusi rectal, supositoria dan memiliki nama dagang yang banyak
dan hanya boleh diresepkan oleh dokter karena efek samping yang banyak, kadar
terapeutik yang harus dengan monitoring serta interaksinya yang juga harus
sangat di perhatikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Couper FJ, Logan BK. Diazepam in Drugs and Human Performance Fact
Sheets (electronic version). Washington DC, National Highway Traffic
Safety Administration (NHTSA), 2004.
11. Platt SR, Mc Donnell JJ. Status epilepticus: Patien Management and
Pharmacologic Therapy. Compendium, 2000; 22(8):1-7.
18