BIOLOGI SEL
Dosen Pembimbing:
DI SUSUN OLEH
(433419010)
(433419022)
JURUSAN FISIKA
2021
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endoplasma
Banyak membran yang berbeda pada sel eukariotik merupakan bagian dari sistem
endomembran (endomembrane system), yang melaksanakan berbagaai tugas dalaam sel.
Tugas-tugas ini termasuk sintesis protein dan transpor protein tersebut ke dalam membran
dan organel atau keluar sel, metabolisme dan pergerakan lipid, serta detoksifikasi racun.
Membran-membran pada sistem ini ddihubungkan melalui ketersambungan (kontinuitas)
fisik lngsung maupun melalui transfer segmen-segmen membran sebagai vesikel (kantong
yang terbuat darimembran) yang berukuran mungil. Sistem endomembran mencakup
retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma
(Campbell, 2008).
A. Retikulum Endoplasma
Sitoplasma sel hewan dan tumbuh-tumbuhan ditembusi oleh sistem membran
yang kompleks dan membentuk suatu kesatuan fungsional yang erat. Organel ini
ditemukan untuk pertama kalinya oleh Proter dkk. Pada tahun 1945, organel tersebut
merupakan bangunan yang berbentuk ruangan-ruangan yang berdinding membran dan
saling berhubungan membentuk suatu anyaman. Masing-masing ruang mempunyai
bentuk dan ukuran yang berbeda, sehingga dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
sebagai berikut.
1. Sisterna, berbentuk ruangaan gepeng, yang kadang-kaadang tersusun berlapis-
lapis dan saling berhubungan.
2. Tubuler, berbentuk sebagai pipa-pipa kecil yang saling berhubungan
3. Vesikuler, berbentuk sebagai gelembung-gelembung yang berlapis.
1. Sebagian besar organel membran berisi enzim yang memodifikasi lipid yang
berada di dalam membran, merubah tipe fosfolipid ke tipe lainnya.
2. Saat vesikel mulai bertunas dari kompartemen, beberapa fosfolipid yang berbeda
komposisinya dari membran akan membentuk kuncup (tunas).
3. Sel tersusun dari fosfolipid protein transfer yang dapat mengikat fosfolipid
transport melalui cairan sitosol dari satu kompartemen membran ke lainnnya.
(langkah3). Enzim ini memfasilitasi pergerakan fosfolipid yang spesifik dari RE
ke organel lainnya. Hal Ini sangat penting dalam pengiriman lipid ke mitokondria
dan kloroplast, yang bukan merupakan bagian dari aliran membran yang normal
sepanjang jalur biosintesis (Karp, 2010).
f. Glikosilasi Pada RE Kasar
Gambar 6 Proses glikosilasi pada RE
Sumber: Karp, 2010
Sebagian besar protein di ribosom yang melekat pada RE kasar yang masuk ke
dalam sisterna atau lumen retikulum endoplasma mengalami glikosilasi sebelum
diangkut ke bagian lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan berlangsung di dalam
retikulum endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan ke protein dan menghasilkan
glikoprotein, yaitu suatu molekul yang memiliki rantai oligosakarida. Pada mulanya
oligosakarida tersebut terikat pada lipida membran dengan orientasi ke arah
sitoplasma. Melalui bantuan enzim pemindah yang disebut flipase, fosfatidilkolin
dipindahkan melalui gerakan flip-flop. Sehingga ia berada pada permukaan luminal
dari retikulum endoplasma. Rantai oligosakarida ini terdiri dari 14 buah monosakarida
yang terdiri atas dua molekul N-asetil glukosamin (Nag), 9 molekul mannosa (man),
dan 3 molekul glukosa.
Oligosakarida terikat secara kovalen pada gugus NH2 residu asparagin
(Oligosakarida berikatan N), kadang-kadang terikat pada gugus OH, suatu residu
serin, teronin atau hidroksilisin. Pemindahan oligosakarida ke molekul protein dibantu
oleh enzim transmembran, yaitu glukosil transferase. Pada waktu oligosakarida masih
berada di dalam lumen retikulum endoplasma, satu mannosa dan tiga unit glukosa
dihilangkan, dan selanjutnya glikoprotein dipindahkan ke permukaan kompleks golgi
(Karp, 2010).
g. Tahapan Transport Vesikel
Setelah terbentuk vesikel yang di dalamnya berisi protein, maka vesikel tersebut
akan ditransfer menuju badan golgi. Seperti halnya translokasi protein yang lain, di
dalam protein tersebut juga terdapat signal sequence yang secara umum tersusun dari
urutan asam amino dengan ciri khas berupa adanya dua asam amino asidisik (Asp-X-
Glu).
B. BADAN GOLGI
Badan golgi berasal dari nama penemunya yaitu Camillo golgi. Semua sel
eukariotik memiliki badan golgi. Organel penting ini dibutuhkan pada tahap akhir
sintesis sejumlah protein setelah dimulainya penyusunan rantai polipeptida dalam
ruang RE. Selain itu badan golgi juga dibutuhkan dalam proses penyisihan kelompok-
kelompok protein agar selanjutnya dapat diarahkan dalam sel yang diperlukan
misalnya dalam pembentukan lisosom (Subowo, 1995).
1. Glikosilasi pada Badan Golgi
Perjalanan transport vesikel yang membawa muatan dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan jaraknya, yaitu: dekat yang dilakukan dengan difusi sederhana (misalnya
dari RE ke Golgi) dan jauh yang dilakukan dengan bantuan motor protein (misalnya
dari Golgi pada sel saraf ke ujung sel bersangkutan). Dalam perjalanannya, vesikel
harus mengenali membran target sebelum vesikel berfusi untuk melepas muatannya dan
pada vesikel sendiri harus punya molekular marker pada permukaannya. Marker ini
spesifik dan harus dikenali oleh reseptor pada membran target. Marker ini merupakan
sekelompok protein dinamakan SNAREs . Setelah vesikel mengenali membran target,
maka selanjutnya akan berfusi dan melepas muatannya dan membran vesikel menyatu
dengan membran target. Untuk mempermudah fusi, diperlukan protein spesifik pada
area fusi yang berfungsi untuk mengkatalisis fusi vesikel dengan membran target.
Model transport vesikel. Vesikel dari membran membawa marker spesifik berupa
protein yang disebut vesicle SNAREs (v-SNAREs) pada permukaannya, yang akan
melekat pada target SNAREs (t-SNAREs) pada membran target. Transport vesikel
secara fusi. Setelah vesikel mencapai membran organela target, kompleks membran-
fusion proteins menyatu dan mengakatlisis fusi vesikel dengan membran target. Fusi
dua membran diikuti pelepasan isi vesikel ke dalam bagian dalam (lumen) organela
target dan menambah membran vesikel ke membran target.
Di dalam sel-sel eukariotik, ada aliran tetap vesikel yang bertunas dari Golgi
trans dan berfusi dengan membran plasma melalui dua mekanisme yaitu yang
dinamakan constitutive exocytosis pathway. Aliran ini terjadi secara kontinyu, dan
menyuplai lipid dan protein baru ke membran plasma. lni adalah jalur untuk membran
plasma tumbuh ketika sel membentang sebelum membelah. Vesikel ini juga
membawa protein ke permukaan sel dan dilepas ke luar sel, suatu proses yang
dinamakan sekresi. Sebagain protein yang dilepas akan menjadi bagian dari membran
plasma, dan sebagian lain akan membentuk matriks ekstraseluler, dan lainnya
berdifusi dengan cairan ekstraseluler sebagai signal ke sel lainnya.
a. Endositosis
Endocytic pathway Sel eukariotik secara terus menerus mengambil cairan
dan molekul dalam ukuran kecil maupun besar dengan proses endositosis. Sel-
sel tertentu bahkan mampu untuk menelan partikel yang besar, bahkan sel-sel
lainnya. Materi yang akan ditelan secara progresif diselubungi oleh sebagian
kecil dari membran plasma, yang mula-mula bertunas ke arah dalam sel dan
kemudian memisahkan diri untuk membentuk intracellular endocytic vesicle
(vesikel endositik intraseluler). Materi yang sudah tertelan akan ditransfer ke
lisosom, dimana materi tersebut akan dicerna. Materi yang sudah mengalami
metabolisme di dalam lisosoma akan ditransfer secara langsung oleh lisosoma
ke dalam sitosol, dimana materi tersebut dapat digunakan oleh sel.
Ada dua tipe utama endositosis berdasarkan ukuran vesikel endositik yang
terbentuk, yaitu :
a. Pinositosis (cellular drinking), meliputi mencerna cairan dan
molekul via vesikel kecil (<150 nm diameter). Proses ini dilakukan
oleh Clathrin-Coated vesicle vesikel endositik. Fluid/partikel
ditangkap oleh membran, partikel terselubung oleh membran
plasma dan membentuk vesikel. Vesikel melepaskan diri dari
membran, berjalan di dalam sitosol, mantel dilepas dan vesikel
berfusi dengan endosom. Pada sel-sel hewan, ada jalur khusus
dengan perantara receptor mediated endocytosis, yaitu
makromolekul melekat pada reseptor membran, masuk sel dengan
membentuk kompleks makromolekul-reseptor pada clathrin
coated vesicle. Proses ini lebih efisien dan bisa meningkatkan
efisiensi masuknya molekul menjadi 1000 x lipat dibanding
pinositosis biasa. Contoh proses ini adalah masuknya kolesterol
(LDL = Low Density Lipoproteins). Kolesterol merupakan partikel
tidak larut, sehingga ditransport dalam aliran darah terikat ke
protein dalam tentuk LDL. LDL terikat dengan reseptor yang
terletak pada permukaan sel dari kompleks LDL-reseptor ditelan
oleh receptor-mediated endocytosis dan dikirim - ke endosoma.
Receptor-mediated endocytosis juga digunakan untuk mengambil
metabolit penting lainnya, misalnya vitamin B dan besi, yang tidak
bisa diambil lewat proses transport membran biasa. Kedua
metabolit tersebut dibutuhkan untuk sintesa hemoglobin yang
merupakan protein utama sel darah merah. Namun begitu,
receptor-mediated endocytosis dapat diekploitasi oleh virus,
misalnya virus influenza dan HIV yang menyebabkan AIDS, yang
dapat masuk ke dalam sel lewat proses tersebut.
b. Fagositosis (cellular eating), adalah ingestion partikel besar,
seperti mikroorganisme dan debris sel, via partikel besar yang
dinamakan fagosoma (biasanya >250 nm diameter). Misalnya pada
Protozoa (makan bakteri). Semua sel eukariotik secara kontinyu
menelan fluid dan molekul dengan proses pinositosis, partikel
besar ditelan oleh sel-sel fagositik. Beberapa organisme
multiseluler mampu menelan partikel besar secara efisien,
misalnya pada usus hewan, dimana partikel besar dipecahkan oleh
enzim ekstraseluler sebelum diserap oleh sel-sel pada usus.
Fagositosis juga penting untuk sebagain besar hewan selain untuk
nutrisi, misalnya pada macrophage dalam sel darah putih (proteksi
diri dari infeksi dengan cara memakan mikroorganisme yang
masuk). Partikel yang dimakan oleh sel darah putih, harus
menempel pada permukaan sel fagositik dan mengaktifkan
reseptor pada permukaan tersebut. Beberapa reseptor tersebut
mengenali antibodi, protein yang melindungi kita dari infeksi
dengan cara binding dengan permukaan mikroorganisme. Ikatan
ini akan memacu sel fagositik untuk membentuk pseudopodia,
yang akan menelan bakteri tersebut dan berfusi membentuk
fagosoma.
Bruce, Albert. et al. 2014. Fourth edition Essential Cell Biology. New York: Garland science.
Campbell, Neil A. et al.2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
De Robertis. 1988. Biologia Celulary Molecular. Editorial El Ateneo
Judit, Donald and Judoth G, Voet. 2010. Biochemistry, 4th Edition. Canada: J. Wiley and Sons
Karp, Gerald. 2010. Cell Biology, 6th edition. Singapura : John Wiley & Sons, Inc.
Lehninger, Albert L. 2000. Principle of Biochemistry. New York: Worth Publisher
Lodish, Harvey. Et al. 2003. Molecular Cell Biology. New York: W.H Freeman Company
Murray, Robert K., 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Penerbit Angkasa
Sumadi dan Marianti Aditya. 2007. Biologi sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Weaver, Robert & Hendrick, Philip W. 1997. Genetics. W.C. Brown