Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan


lingkungan hidupnya. Anda masih ingat bahwa ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari lingkungan termasuk organisme di dalamnya dan hubungan antara
organisme dengan organisme lain serta organisme dengan lingkungannya.
Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks,
bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara
biotik dengan abiotik membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.

Dalam suatu ekosistem selalu terjadi adanya saling ketergantungan antara


organisme dengan organisme serta organisme dengan lingkungannya, hal itu
menyebabkan adanya aliran energi di dalam ekologi, siklus materi dan siklus
biogeokimia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Aliran Energi dalam Ekosistem?


2. Bagaimana Siklus Materi dalam Ekosistem?
3. Bagaimana Siklus Biogeokimia dalam Ekosistem?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Aliran Energi dalam Ekosistem.


2. Untuk mengetahui Siklus Materi dalam Ekosistem.
3. Untuk mengetahui Siklus Biogeokimia dalam Ekosistem.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aliran Energi

Menurut Odum (1996) energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk


mengerjakan suatu pekerjaan. Perilaku energi dapat dinyatakan dalam hukum-
hukum termodinamika berikut:
a. Hukum termodinamika pertama : menyatakan bahwa “energi dapat diubah
dari satu tipe ke tipe yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan”.
b. Hukum termodinamika kedua : menyatakan bahwa “setiap terjadi
perubahan bentuk energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi
yang terpusat menjadi bentuk energi yang terpencar, dan di dalam proses
perubahan energi selalu melepaskan panas dalam bentuk energi yang tidak
dapat digunakan”.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan kita telah
mengenal energi yang masuk ke dalam jaring - jaring kehidupan melalui
produsen. Pada umumnya produsen adalah organisme yang berfotosintesis.
Organisme lainnya merupakan aneka ragam konsumen. Rumput sewaktu tumbuh
menimbun energi dalam tubuhnya; rumput dimakan sapi; sapi kita makan. Jadi
energi telah dipindahkan dari rumput ke sapi dan dari sapi ke manusia. Tetapi
tidak seluruh energi yang semula ditangkap oleh rumput dipindahkan ke dalam
tubuh kita, melainkan hanya sebagian saja. Rumput itu sendiri, karena tumbuh dan
mempunyai kegiatan - kegiatan lain, menggunakan sebagian energi yang
ditangkapnya dari matahari sebelum energi itu sampai ke sapi. Demikian pula sapi
sendiri mengadakan kegiatan yang menggunakan energi, umpamanya untuk
berjalan, mengusir lalat dengan ekornya dan lain - lain. Jadi jelaslah bahwa kita
hanya mendapat sebagian kecil dari cahaya matahari yang telah ditangkap oleh
rumput.

Dengan melihat bagaimana organisme memperoleh makanannya sebagai


sumber energi, maka organisme dibedakan menjadi dua golongan. Yaitu

2
organisme yang mampu mengolah atau membuat makanannya sendiri dan
golongan yang tidak mampu mengolah makanannya sendiri.

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan.


Energi dapat berada dalam berbagai bentuk, seperti energi mekanik, energi listrik,
energi cahaya. Energi kimia, energi panas, energi kinetik, energi inti, tetapi bentuk
energi yang erat hubungannya dengan kehidupan organisme adalah energy
mekanik, energi kimia, energi radiasi dan energi panas.

Energi mekanik memiliki dua bentuk yaitu energi kinetik dan energi
potensial. Energi kinetik dapat dijelaskan sebagai energi yang berguna bila tubuh
yang memilikinya melakukan gerakan dan diukur oleh jumlah kerja yang
dlakukan sampai tubuh istirahat. Energi potensial merupakan energi cadangan dan
berguna bila diubah ke dalam bentuk energi kinetik untuk melakukan kerja.
Perubahan bentuk energi potensial ke bentuk energi kin melibatkan kerja atau
gerakan.

Semua organisme untuk dapat hidup harus melakukan kerja, oleh karena
itu memerlukan sumber energi potensial yang dapat digunakan. Sumber energi
untuk organisme ialah energi kimia yang terdapat di dalam makanannya.

Atom - atom yang terdapat dalam makananya dapat disusun kembali ke


dalam gugusan yang berbeda dengan pergerakan atom - atom itu, maka energi
kimia dalam bahan makanan dilepaskan. Oksidasi bahan makanan di dalam proses
pernafasan (respirasi) dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk
melakukan kerja. Perubahan bentuk energi di atas adalah perubahan dari bentuk
energi kimia ke bentuk energi mekanik.

Sekarang masalahnya dari mana organisme di alam memperoleh energi,


tidak lain tentu dari makanannya. Di alam ada yang kita kenal dengan istilah
tingkat trofik, yaitu urutan tingkat makan - memakan. Dalam tingkat trofik ini ada
urutan organisme apa memakan organisme mana dan dimakan oleh organisme
lain mana.

Organisme dilihat dari segi memperoleh makanannya sebagai sumber


energi, maka organisme dibagi menjadi dua golongan, yaitu yang pertama

3
organisme yang mampu mengolah atau membuat makanannya sendiri dari bahan
organic dengan bantuan energi dari lingkungannya. Organisme seperti golongan
ini disebut organisme autotrof. Dilihat dari sumber energi yang digunakan
organisme autotrof dibagi menjadi dua, yaitu autotrof yang berfotosintesis jika
sumber energinya cahaya matahari dan autotrof berkemosintesis jika sumber
energinya diperoleh dengan mensintesis bahan organik yang berasal dari reaksi
kimia. Yang kedua adalah organisme yang menggunakan organisme autotrof
sebagai sumber makanan penting. Organisme golongan kedua ini disebut
organisme heterotrof.

Sampai sekarang kita telah menunjukkan bahwa energi diteruskan dari


satu organisme lain. Dan ke mana akhirnya energi pergi? Anda perhatikan gambar
2.1 bahwa energi secara tetap, sedikit demi sedikit hilang dari sistem kehidupan.
Akhirnya semua energi yang ditangkap oleh produsen akan kembali ke alam tak
hidup. Tetapi energi ini tidak lagi dalam bentuk cahaya seperti waktu diterimanya.
Suatu perkecualian adalah cahaya pada kunang - kunang. Pada umumya energy
meninggalkan sistem kehidupan dalam bentuk panas. Karena panas ini tidak dapat
digunakan dalam fotosintesis, maka energi mengalir ke luar melalui jaring – jaring
kehidupan dalam satu jurusan.

Setiap organisma hidup melakukan kegiatan - kegiatan yang


mengakibatkan pelepasan energi. Oleh karena itu setiap tingkat konsumen bagian
yang lebih kecil dari energi semula yang ditangkap oleh produsen. Ini membentuk
Piramida energi.

4
Gambar 2.1 Aliran Energi

2.2 Siklus Materi

Energi yang menjadi penggerak sistem kehidupan dari hampir semua


makhluk hidup berasal dari matahari, sedangkan materi untuk membangun tubuh.
Organisme berasal dari bumi. Oleh karena itu setiap organisme terdiri dari materi
yang juga menjadi bagian dari bumi.

Kita semua tentu sudah mengetahui sedikit banyak tentang unsur - unsur
dan senyawa - senyawa kimia. Biasanya beberapa unsur terdapat (terpaut)
bersama dalam suatu senyawa kimia. Para ahli kimia telah membuat suatu daftar
dimana unsur - unsur itu sudah disusun sedemikian sehingga memudahkan bagi
mereka yang akan mempelajarinya. Unsur - unsur ini merupakan materi dasar
baik dari jasad hidup (manusia, tikus, rumput dan sebagainya) maupun dari benda
mati.

Sebagian besar dari unsur - unsur kimia yang telah kita ketahui,
mempunyai peranan kecil dalam penyusunan jasad hidup. Selanjutnya
perbandingan unsur -unsur dalam jasad hidup berbeda dengan perbandingan unsur
- unsur dalam benda mati. Dengan kata lain, untuk pembangunan tubuhnya
organisma hanya mengambil materi tertentu dari benda mati.

Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari


sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan
pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenic yang dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro
(Odum, 1996).

1. Nutrisi Makro

5
Nutrisi ini diperlukan relative dalam jumlah yang banyak, mempunyai
peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk hidup. Nutrisi-nutrisi
penting yang termasuk kelompok ini adalah hydrogen, karbon, oksigen dan
nitrogen. Mereka sama-sama membentuk sekitar 95% dari berat kering materi
hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfer. Nutrisi lainnya
yang termasuk nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relative
lebih sedikit diantaranya adalah kalium, fosfor dan sulfur.

2. Nutrisi Mikro

Nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, tetapi sangat
penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh
tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi, tembaga, seng, karbon, dan boron.
Bersal dari batuan yang terlepas akibat proses penghawaan.

2.3 Siklus Biogeokimia

Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-


anorganik adalah siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur- unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebagai
siklus biogeokimia.

Biogeokimia adalah jalan-jalan yang bentuknya melingkar dari unsur-


unsur kimia yang melewati unsure-unsur organisme dan lingkungannya. Bio
merujuk kepada organisme hidup, geo kepada bebatuan, tanah udara dan air dari
bumi, sedangkan kimia adalah komposisi kimia dari bumi dan pertukaran unsure-
unsur diantara bhan-bahan dari kerak bumi.

Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang


mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang
ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.

6
1. Siklus Hidrologi

Air (H2O) merupakan sumber daya terbatas, padahal air diperlukan mutlak
untuk mendukung keterlanjutan kehidupan di bumi dan juga sangat penting bagi
semua sector sosio-ekonomi. Dari seluruh jumlah air yang ada di bumi sebanyak
1360 juta km3, hanya 0.3251%v yang bersifat tawar berupa air sungai, air danau,
air tanah, dan air bumi sampai jeluk 800 m, sedangkan 97,2%v berupa air laut dan
sisanya 2,15%v berada dalam bentuk selubung es dan gletser.

Salah satu fenomena yang berkaitan dengan air di seluruh bumi dan
dipelajari dalam kajian ilmu pengetahuan adalah siklus hidrologi siklus hidrologi.
Siklus hidrologi merupakan perputaran air di atmosfer dengan perubahan berbagai
bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di
permukaan bumi sifatnya tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan
cuaca mengakibatkan volume air dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara
keseluruhan volume air adalah tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup
panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air
menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis,
pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.

Siklus air atau siklus hidrologi melewati beberapa proses secara umum,
yakni evaporasi, transpirasi, kondensasi dan presipitasi.

a. Evaporasi
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air
memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan
kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di
atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap
tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya
15.000 mil kubik berasal dari daratan, seperti: danau, sungai, dan lahan
yang basah lainnya.
b. Transpirasi (penguapan dari tumbuhan)
Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tumbuhan melalui sebuah proses
yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif

7
melepaskan uap air 5 sampai 10 kali dari banyak air yang dapat
ditahannya.
c. Kondensasi
Ketika uap air menguap, melalui arus udara/angin awan-awan itu
berkumpul di suatu tempat, lalu kemudian akibat tekanan udara terjadi
peubahan suhu yang mengakibatkan awan tersebut berkondensasi atau
menjadi jenuh air dan dapat turun sebagai hujan (Presipitasi)
d. Presipitasi
Presipitasi merupakan pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail),
yang bergantung pada suhu di sekitarnya.

Gambar 2.2 Siklus Hidrologi

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi


kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

1) Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di


tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan)
itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
2) Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat

8
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3) Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat
dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin
sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar.
Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai.

2. Siklus Karbon

Di atmosfer terdapat kandungan Karbon (C) sebanyak 0.03% dalam


bentuk gas Karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair
pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di
bawah -78°C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es
kering.

Dalam biosfer terdapat sekitar 1900 GtC gas karbon dioksida dan oksigen.
Karbon adalah bagian yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena
karbon berperan dalam strutur biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk
hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses
perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di atmosfer
harus melalui biosfer terlebih dahulu.

Siklus karbon terjadi dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer,


hidrosfer, dan atmosfer bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus
karbon yang hamper sama meskipun hingga kini belum diketahui).

9
Gambar 2.3 Siklus Nitrogen

Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:

a. Melalui proses fotosintesis


Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk
mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen
ke atmosfer. Karbon pada proses ini akan banyak di serap oleh tumbuhan
yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada hutan yang sedang di
reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan yang cepat.
12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
b. Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan
karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut
tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air
di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas,
pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang
karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini
menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
c. Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk
kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan
silikat tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada
atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh
air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.

Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara
lain:

a. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang


Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian
glukosa menjadi karbohidrat dan air.

10
b. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan
binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika
tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
c. Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung
pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar
fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan
karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga menyebabkan kadar
karbon dioksida di atmosfer semakin bertambah.

d. Melalui produksi semen


Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan
dengan cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan karbon
dioksida dalam jumlah banyak.
e. Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke
atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan
belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama
dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat
pelapukan batuan silikat.
f. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida
yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.

Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi,


namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang
lambat dengan atmosfer. Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang
merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa
ikatan karbon-karbon atau karbonhidrogen, adalah penting dalam reaksi yang
terjadi pada air. Di ekosistem air, pertukaran CO 2 dengan atmosfer berjalan secara
tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat

11
yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi
alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme
heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang
dengan jumlah CO2 di air.

Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan


pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian
atas), kemudian pada daerah downwelling (laut bagian bawah), karbon berpindah
dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat
terbentuk dengan reaksi kimia:

CO2 + H2O → H2CO3

Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu


kesetimbangan kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan
adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan
perubahan yang besar pada pH, yaitu:

H2CO3 H+ + HCO3-

Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada


persenyawaan unsur lain kecuali hidrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat
kimia organik. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara
alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak
hanya dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C
atau C≡C.

3. Siklus Oksigen

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,


seperti protein, karbohidrat dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula
senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi dan tulang hewan. Oksigen
dalam bentuk O2 digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup.

Gas oksigen menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015
ton) atmosfer. Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan

12
planet-planet lainnya dalam sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas
oksigen yang tinggi di atmosfernya. Namun, O2 yang berada di planet-planet
selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-
molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida. Konsentrasi gas oksigen di
Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen. Siklus
biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga
reservoir utama bumi: atmosfer, biosfer dan litosfer.

Gambar 2.4 Siklus Oksigen

Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis.


Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses
pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan,
laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen
yang ada di atmosfer setiap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan


kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada
kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut
yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang
terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan
menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah
O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.

Oksigen secara cepat bersenyawa, membentuk oksida-oksida, seperti


dengan karbon dalam respirasi aerobik atau dengan karbon dan hidrogen dalam
perubahan bahan bakar fosil seperti dengan metana.

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2

13
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer yaitu proses
pembentukan ozon, O3. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang
berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian dapat menjaga
kehidupan di bumi dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi tersebut.

Siklus Oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur Oksigen masuk


kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya ada satu cara yang signifikan
dimana hal tersebut terjadi, yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan.

4. Siklus Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur terbesar yang terdapat di atmosfer, yaitu ±78%


dari udara. Nitrogen di alam umumnya berupa gas terutama dalam bentuk sebagai
dinitrogen (N2) dan dalam jaringan tubuh organisme dalam bentuk asam amino
dan asam nukleat. Dalam proses kehidupan, tumbuhan sebagai produsen hanya
mampu menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrit (NO 3-) dan amonium (NH4+)
dari tanah. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh bakteri (contoh:
Marsiella crenatta) yang terdapat pada akar tumbuhan legum, selain itu dapat juga
dilakukan oleh beberapa jenis bakteri (Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan
Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang
biru) juga mampu menambat nitrogen).

Nitrogen yang diikat biasanya akan dirubah ke dalam bentuk amonia.


Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia
ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus
sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya
oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia
diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

Nitrogen bebas di udara dalam bentuk N2 dapat dioksidasi oleh karena


pengaruh suhu saat terjadinya proses presipitasi menjadi nitrit (NO3-) ataupun
amonium (NH4+) dan kemudian turun sebagai air hujan.

14
2.5 Siklus Nitrogen

5. Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan

mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang
dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara
yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh
karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam
jumlah besar dalam mineralmineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit,
garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut:

2.6 Siklus Fosfor

15
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya,
diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material
genetik dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya
yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari
mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food
additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat
toksik, terutama insektisida organofosfat.

6. Siklus Belerang

Secara alami, belerang/sulfur terkandung dalam tanah dalam bentuk


mineral tanah. Ada juga yang berasal dari gunung berapi dan sisa pembakaran
minyak bumi dan batubara. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan
kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Dan
melalui proses aerobik tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk
sulfat (SO4). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur
berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H 2S
atau menjadi sulfat lagi.

Gambar 2.7 Siklus Belerang

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semua organisme untuk dapat hidup harus melakukan kerja, oleh karena
itu memerlukan sumber energi potensial yang dapat digunakan. Sumber energi
untuk organisme ialah energi kimia yang terdapat di dalam makanannya. Energi
yang menjadi penggerak sistem kehidupan dari hampir semua makhluk hidup
berasal dari matahari, sedangkan materi untuk membangun tubuh. Organisme
berasal dari bumi. Oleh karena itu setiap organisme terdiri dari materi yang juga
menjadi bagian dari bumi. Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan
siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi
ke komponen abiotik. Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi
yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua
yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar akan kodrat manusia yang
tak pernah luput dari kesalahan, maka dari itu untuk lebih menyempurnakan
penyusunan makalah kedepan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Delvian, 2006. Siklus hara factor penting bagi pertumbuhan pohon dalam
pengembangan hutan tanaman industry medan : Universitas Sumatra Utara.
Emmanuel, A.P.,1997. Biologi. Jakarta : PT Galaxy Puspa Mega.
Indriyanto, 2005. Ekologi Hutan. Bandar lamoung: Penerbit Bumi Aksara.
Kilham, K. 1996. Soil Ecology. United kingdom : Cambridge Universitas.
Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Odum, Eugene P. 1996. Dasar-dasar Ekologi; Edisi Ketiga.Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, Penerjemah Samingan, Tjahjono
Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :
Djambatan.

18

Anda mungkin juga menyukai