Anda di halaman 1dari 13

Ekosistem Sungai

Apa Itu Ekosistem Sungai


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekosistem secara umum terdiri atas 2 yaitu alami dan
buatan. Sungai merupakan ekosistem alami. Ekosistem sungai memiliki sifat dari ekosistem
itu sendiri seperti memiliki komponen abiotik dan komponen biotik.

Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang mengalir. Ekosistem sungai
berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis ekosistem lentik (air yang tenang / tidak
mengalir).
Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka terdapat karakteristik dari ekosistem sungai itu
sendiri yaitu:

Ekosistem sungai

1. Variasi spesies dalam ekosistem ini cukup tinggi

2. Terjadi perubahan fisik terhadap ekosistem seperti mengendapan ataupun erosi.

3. Airnya mengalir tanpa arah, dapat keluar dari ekosistem sungai itu sendiri

4. Spesies makhluk hidup yang ada dalam ekosistem sungai beradaptasi dengan air yang
mengalir terus menerus (perubahan fisik, fisiologis, ataupun perilaku).

Telah dijelaskan sebelumnya di bagian ekosistem bahwa terdapat perbedaan dari ciri atau sifat atau
komponen yang ada pada ekosistem satu dan lainnya. Kali ini pada ekosistem sungai akan
diterangkan tentang 2 komponen utama yaitu abiotik dan biotik.

Komponen abiotik ekosistem sungai yaitu:


Aliran air

Ekosistem sungai memiliki ciri khas ini, yaitu aliran air. Kemampuan atau derasnya aliran sungai
mempengaruhi perubahan yang terjadi terhadap ekosistem itu sendiri dan diluar ekosistem itu.
Semakin keras aliran sungai akan meningkatkan erosi dan pengendapan pada ekosistem sungai. Hal
ini juga berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup lain yang mampu hidup di
ekosistem sungai tertentu.
Cahaya

Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi pula komunitas di dalamnya.
Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga sebagai sarana dalam menggunakan indera mata
makhluk hidup dalam ekosistem air. Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu ekosistem
sungai, maka produsen utama seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini secara langsung
akan meningkatkan produktivitas ekosistem sungai.

1
Temperatur Sungai

Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai menyebabkan perbedaan biotik di dalamnya. Akan
tetapi, kebanyakan ekosistem sungai yang merupakan aliran air, temperaturnya tidak mencapai titik
beku. Temperatur sangat brhubungan dengan cahaya serta kondisi geologis ekosistem sungai
tersebut.

Kandungan kimiawi Sungai

Kandungan kimiawi ekosistem sungai seperti kadar Oksigen dalam air, kandungan mineral yang ada
dan banyaknya bahan organik yang ada dalam ekosistem sungai. Hal itu mempengaruhi pembagian
penyebaran biotik yang ada. Di wilayah yang banyak mengandung oksigen tentuah terdapat banyak
alga dan tumbuhan fotosintesis dan hewan sangat aktif bergerak.
Substrat

Perbedaan kekuatan arus mempengaruhi substrat yang ada dan letaknya serta penimbunannya pada
ekosistem sungai. Substrat anorganik pada aliran sungai dapat mengendap ataupun berpindah dan
mengendap di tempat lain tergantung kerasnya arus dan ukuran partikel.

Komponen biotik dalam ekosistem sungai

Pada ekosistem sungai terdapat beberapa jenis makhluk hidup mulai dari mikrooganisme seperti
bakteri, arthropoda seperti serangga, mollusca contohnya siput, keong. Tentu saja terdapat banyak
jenis ikan dan amphibi serta reptil dalam ekosistem sungai. Mamalia dan Aves pun dapat berada
dalam ekosistem sungai. Semua jenis makhluk hidup tadi nantinya akan membentuk jaring-jaring
makanan.

Aliran Energi Dalam Ekosistem dan Contohnya


Ekosistem terbentuk dari interaksi dan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik.
Didalam ekosistem, ada sistem dan interaksi yang secara keseluruhan menjaga kondisi
lingkungan agar tetap stabil. Kondisi ini disebut juga dengan keseimbangan ekosistem. Demikian juga
dengan energi. Energi merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Sebagaimana kita tahu,
sumber energi manusia berasal dari makanan yang dikonsumsi, baik itu berasal dari tumbuhan
maupun hewan. Lalu darimana hewan dan tumbuhan mendapatkan energi? Pembahasan kali ini
akan menguraikan tentang sumber energi makhluk hidup, cara memperoleh energi, dan bagaimana
aliran energi dalam ekosistem dapat terjadi.

Sumber Energi, Bentuk dan Transformasinya

Salah satu ciri ciri makhluk hidup adalah memerlukan energi. Hewan mendapatkan energi dari hewan
atau tumbuhan lain. Begitu juga dengan manusia. Lalu bagaimana tumbuhan mendapatkan

2
energinya? Proses fotosintesis pada tumbuhanmemungkinkannya mengubah senyawa anorganik
menjadi senyawa organik dan energi kimia. Proses fotosintesis tidak akan berlangsung optimal tanpa
adanya energi radiasi matahari. Sehingga dapat dikatakan sumber energi makhluk hidup di Bumi
berasal dari radiasi matahari. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan selain mengganggu
jalannya energi dalam tumbuhan itu sendiri, energi di lingkungan juga berkurang.

1. Bentuk Energi

Secara umum energi dibedakan menjadi 2, yaitu energi potensial dan energi kinetik.

 Energi potensial – energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda berdasarkan
kedudukannya. Karena dipengaruhi oleh kedudukan, besarnya energi potensial ini ditentukan juga
oleh ketinggian tempat dan gaya gravitasi. Beberapa jenis energi potensial adalah: energi
kimia, energi elastis, energi nuklir, dan energi gravitasi
 Energi Kinetik – Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda yang bergerak.
Beberapa macam energi yang termasuk dalam energi kinetik adalah: energi panas, energi listrik,
dan energi magnet

Selain itu, ada juga jenis energi lain yaitu energi suara dan energi energi radiasi matahari.

2. Transformasi Energi

Menurut hukum pertama termodinamika, energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, hanya
dapat diubah bentuknya. Berdasarkan hukum tersebut, energi radiasi matahari yang diterima masih
tetap sama jumlahnya hanya diubah bentuknya menjadi energi kimia oleh tumbuhan. Energi kimia
inilah yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup yang lain.

Perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lain disebut dengan aliran energi (energy
flow). Dalam ekosistem, proses ini dapat terjadi melalui rantai makanan maupun jaring jaring
makanan. Contohnya dalam ekosistem sawah, padi merupakan organisme autotrof yang mengubah
energi radiasi matahari menjadi energi kimia. Energi ini akan berpindah saat terjadi peristiwa “makan
dan dimakan”. Lalu apakah energi ini menghilang? Energi kimia tidak menghilang namun diubah
menjadi energi lain seperti energi panas, energi gerak, dan sebagainya oleh makhluk hidup.

Aliran Energi

salah satu cara menjaga keseimbangan ekosistem yang dilakukan oleh ekosistem itu sendiri adalah
dengan menjaga perputaran energi dan nutrisi yang diterima dari sumber luar. Sumber energi luar
yang dimaksud adalah cahaya matahari. Cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan dan digunakan
untuk pertumbuhannya. peran cahaya dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah sebagai
salah satu syarat untuk terjadinya fotosintesis. Dalam proses ini energi dari matahari diubah dalam
bentuk energi kimia yang dapat digunakan oleh heterotrof melalui rantai makanan.

3
1. Rantai Makanan

Pada dasarnya, peristiwa aliran energi tidak sesederhana peristiwa makan dan dimakan. Namun
proses ini dapat lebih mudah dimengerti dan dijelaskan dengan rantai makanan dan jaring-jaring
makanan. Dalam ekosistem, hanya tumbuhan yang mampu menangkap energi dari matahari dan
mengubahnya ke energi kimia.

Oleh karena itu, efisiensi fotosintesis tumbuhan sangat penting dalam kelangsungan hidup makhluk
hidup. Tumbuhan biasanya menempati trofik pertama dalam rantai makanan, namun yang terjadi
tidak selalu demikian. Beberapa bentuk rantai makanan yaitu:

 Rantai makanan rerumputan – Rantai makanan ini adalah yang paling sering dikenal. Tumbuhan
menempati trofik pertama dan berperan sebagai autotrof. Misalnya adalah rumput. Sapi
adalah hewan mamalia yang makanan utamanya adalah rumput. Kemudian karnivora adalah
makhluk hidup yang memakan herbivora. Perbedaan ketiga jenis kategori ini dapat dibaca dalam
artikel hewan karnivora, herbivora dan omnivora.
 Rantai makanan parasit – ini terjadi apabila aliran energi terjadi tanpa peristiwa makan dan dimakan
namun terbentuk karena interaksi antar organisme dalam ekosistem dalam bentuk hubungan
parasitisme. Contohnya adalah jamur dan akar pohon.
 Rantai makanan pengurai – rantai makanan yang terbentuk dari organisme pengurai. Dalam rantai
makanan ini organisme yang mati bukan berarti energi didalamnya juga ikut menghilang. Namun
digunakan sebagai sumber energi bagi pengurai. Organisme pengurai termasuk organisme
uniseluler seperti algae, jamur, bakteri, dan sebagainya

2. Tingkatan Trofik dan Jaring – Jaring Makanan

Pada bahawan sebelumnya, dikatakan bahwa tumbuhan berada pada tingkatan trofik pertama. Apa
yang dimaksud dengan tingkatan trofik? Tingkatan trofik adalah pengelompokan organisme
berdasarkan posisinya dalam rantai makanan. Panjang atau banyaknya jumlah tingkatan trofik
ditentukan oleh banyaknya organisme yang berperan dalam rantai makanan. Sebagai contoh,
perhatikan dua contoh rantai makanan berikut:

 rumput – sapi – manusia ( contoh 1 )


 rumput – ulat – ayam – manusia ( contoh 2)

Pada contoh diatas, contoh 1 memiliki tiga tingkatan tropik sedangkan contoh 2 memiliki empat
tingkatan trofik. Setiap tingkatan memiliki sebutan tersendiri, yaitu:

 tingkatan pertama : organisme autotrof


 tingkatan kedua : herbivora
 tingkatan ketiga : karnivora primer
 tingkatan keempat : karnivora sekunder ( dan seterusnya)

4
Pada tingkatan kedua, dapat pula masuk hewan omnivora. Contohnya ayam. Untuk penjelasan lebih
lengkap tentang ciri – ciri hewan karnivora herbivora omnivora dapat dibaca dalam artikel
sebelumnya. Seperti contoh 1 dan 2 diatas, posisi organisme dalam tingkatan trofik dapat berubah.
Manusia dalam contoh 1 berperan sebagai karnivora primer sedangkan pada contoh 2 menempati
karnivora sekunder. Oleh karena itu dalam rantai makanan yang berbeda, organisme tertentu dapat
menempati beberapa tingkatan trofik. Inilah yang disebut dengan jaring jaring makanan. Baik rantai
makanan maupun jaring jaring makanan digambarkan dengan tanda panah, yang menunjukkan arah
aliran energi.

Aliran Energi Dalam Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem sebenarnya hampir serupa, hanya berbeda organisme. Beberapa
contoh aliran energi yang terjadi di darat dan perairan antara lain:

1. Ekosistem di Darat

Contoh aliran energi dalam ekosistem darat antara lain:

 matahari -> sawi -> ulat -> burung pipit -> burung elang
 matahari -> buah -> buahan -> manusia
 matahari -> rumput -> ulat -> ayam -> musang
 matahari -> rumput -> kijang -> harimau
 matahari -> padi -> belalang -> ayam -> ular

2. Ekosistem Perairan

Yang termasuk dalam ekosistem perairan adalah ekosistem sungai, ekosistem rawa, ekosistem
danau, ekosistem laut. Sedikit berbeda dengan ekosistem darat, dalam ekosistem perairan
organisme autotrof adalah fitoplankton dan ganggang. Fitoplankton adalah salah satu dari jenis jenis
plankton yang dapat berfotosintesis.

 matahari -> fitoplankton –> siput –> ikan ->hiu


 matahari -> fitoplankton -> ikan –> anjing laut -> paus pembunuh
 matahari -> fitoplankton –> udang –> flamingo
 matahari -> fitoplankton -> zooplankton -> ikan paus

Pengaruh, Kegiatan, Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan, (Ekosistem)

5
Pengaruh, Kegiatan, Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan, Ekosistem

Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Lingkungan


(Ekosistem)

Ekosistem adalah hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Lingkungan di sekitar makhluk hidup terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan
biotik meliputi makhluk hidup lainnya. Adapun abiotik meliputi benda tak hidup.

Kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam dapat memengaruhi ekosistem. Jika salah satu makhluk
hidup dalam ekosistem terusik, keseimbangan ekosistem pun akan terganggu.

Rantai Makanan

A. Kegiatan Manusia yang Dapat Memengaruhi Keseimbangan Ekosistem

Dalam ekosistem terdapat proses memakan dan dimakan yang disebut rantai makanan. Tumbuhan sebagai
produsen dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan membuat makanannya sendiri dengan bantuan
sinar matahari. Konsumen tingkat I ditempati oleh herbivora (hewan pemakan tumbuhan). Tumbuhan
kemudian akan dimakan oleh konsumen tingkat I. Selanjutnya, konsumen tingkat I akan dimakan
konsumen tingkat II. Contoh konsumen tingkat II adalah karnivora (hewan pemakan daging). Konsumen
tingkat II akan dimakan oleh konsumen tingkat III. Hewan yang berperan sebagai konsumen tingkat III
adalah karnivora dan omvinora (pemakan segala). Produsen dan konsumen yang sudah mati akan
diuraikan oleh bakteri pengurai.

Mengapa jumlah tikus sawah lebih besar daripada ular? Mengapa jumlah ular lebih banyak daripada elang?
Proses makan dimakan antarmakhluk hidup berfungsi untuk mengontrol jumlah populasi makhluk hidup.
Anggota ekosistem tersedia dalam jumlah yang cukup antara satu dan lainnya. Oleh karena itu, populasi

6
produsen dijaga oleh konsumen tingkat I. Populasi konsumen tingkat I dijaga oleh konsumen tingkat II,
dan seterusnya.

Sumber daya alam dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keseimbangan ekosistem
dapat terganggu karena kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam. Coba bayangkan apa
yang terjadi bila jumlah produsen berkurang? Berkurangnya jumlah produsen akan memengaruhi jumlah
konsumen tingkat I (herbivora). Hewan herbivora akan kekurangan makanan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Jika hewan herbivora berkurang maka jumlah konsumen tingkat II (karnivora) juga akan
berkurang. Penurunan jumlah konsumen tingkat II akan memengaruhi konsumen tingkat III, dan
seterusnya. Keseimbangan ekosistem yang terganggu ini dapat disebabkan oleh penggunaan teknologi
yang tidak tepat.

1. Penebangan dan Pembakaran Hutan secara Liar

Hutan adalah habitat bagi tumbuhan dan hewan. Penebangan hutan akan menyebabkan hewan-hewan yang
hidup di dalamnya kehilangan tempat tinggal. Coba bayangkan apa yang terjadi jika hewan-hewan tersebut
kehilangan tempat tinggalnya. Hewan-hewan yang tinggal di hutan biasanya adalah hewan liar seperti
harimau dan gajah. Jika hewan-hewan tersebut kehilangan tempat tinggal, mereka akan masuk ke
perkampungan di sekitarnya. Hal ini tentu akan membahayakan bagi manusia itu sendiri.

Penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan hutan gundul. Hutan yang gundul, tanahnya akan
menjadi tandus. Hal ini dapat menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Hutan yang gundul tidak
dapat menampung air, saat hujan deras tanah akan terkikis oleh air. Tanah tersebut ikut hanyut bersama
aliran air sehingga tanah menjadi tandus.

2. Penggunaan Bahan Kimia secara Berlebihan dalam Bidang Pertanian

Hama termasuk dalam anggota ekosistem sawah. Hama merugikan petani karena mengurangi hasil
panennya. Oleh karena itu, petani berusaha membasmi hama menggunakan pestisida. Pestisida terbuat dari
bahan kimia berbahaya.

Jenis pestisida dibedakan berdasarkan hama pengganggunya. Misalnya, insektisida untuk memberantas
serangga hama. Ada juga fungisida untuk memberantas jamur parasit. Penggunaan pestisida dapat
memengaruhi kehidupan makhluk hidup lain jika dipakai secara berlebihan. Pestisida ini dapat dimakan
oleh hewan yang seharusnya tidak ingin dibasmi. Akibatnya, hewan-hewan yang tidak merugikan tersebut

7
akan musnah. Ikan-ikan juga ikut musnah karena sisa penggunaan pestisida dapat larut ke sungai. Tentu
saja, hal ini dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem.

Serangan hama yang sudah disemprot pestisida menjadi lebih hebat dibanding dengan sebelumnya.
Hamahama yang masih hidup berkembang biak lebih cepat. Oleh karena pemangsanya mati akibat
pestisida. Berkurangnya jumlah hama menyebabkan berkurangnya jumlah musuhnya. Hal ini terjadi
karena musuh-musuh hama tersebut kekurangan makanan.

Selain menggunakan pestisida, petani juga menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Jenis pupuk
ada yang alami dan ada yang buatan. Contoh pupuk alami adalah pupuk kompos dan pupuk kandang.
Kompos terbuat dari dedaunan yang membusuk. Adapun pupuk kandang terbuat dari kotoran ternak.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dan berasal dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan
adalah pupuk urea. Pemakaian pupuk buatan secara berlebihan dapat merusak

tanah sehingga keseimbangan ekosistem terganggu. Hal inilah yang menyebabkan tanah longsor dan
banjir.

3. Pembuangan Limbah Pabrik

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, diikuti pula dengan perkembangan pabrik. Jumlah pabrik di
Indonesia sangatlah banyak. Hal ini memang menunjukkan kemajuan bangsa, tetapi juga dapat
menyebabkan bencana.

Apakah air sungai di sekitar rumahmu telah tercemar? Air sungai yang tercemar biasanya berwarna agak
kehitaman. Selain itu, baunya tidak sedap. Salah satu penyebab terjadinya pencemaran sungai adalah
pembuangan limbah pabrik.

Pembuangan limbah pabrik ke sungai akan menyebabkan pencemaran sungai. Limbah pabrik
tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang beracun. Tentu saja hal itu sangat membahayakan makhluk
hidup di sungai. Pembuangan limbah dapat memusnahkan ikan-ikan dan tumbuhan yang hidup di sungai.
Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem sungai. Berbagai produk yang digunakan di rumah juga
banyak yang mengandung bahan kimia. Misalnya, penggunaan detergen untuk mencuci.

Oleh karena itu, air bekas cucian tidak boleh dibuang sembarangan. Limbah rumah tangga ini
dapat menyebabkan pencemaran tanah. Hal tersebut sangat membahayakan hewan-hewan kecil yang hidup
di dalam tanah. Misalnya, cacing tanah. Jika cacing tanah mati, tanah menjadi tidak subur dan menjadi
tandus.

8
B. Bagian Tumbuhan yang Sering Dimanfaatkan Manusia

Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Semua bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan manusia. Kegunaan beberapa bagian tumbuhan akan
dijelaskan sebagai berikut.

1. Daun dan Buah

Daun dan buah dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan. Daun banyak digunakan sebagai sayur.
Sementara buah dapat langsung dimakan. Buah kapas digunakan sebagai bahan tekstil. Daun dan buah
juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik. Misalnya, daun seledri, tomat, pepaya, dan
alpukat.

2. Getah

Getah dari tumbuhan juga ada yang dimanfaatkan manusia, misalnya karet dan damar. Getah karet
digunakan untuk membuat ban motor, sandal, dan peralatan lainnya.

3. Kayu

Kayu adalah bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Manusia
memanfaatkan kayu sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Jenis kayu yang banyak
dimanfaatkan manusia adalah kayu jati, cendana, dan mahoni. Kayu jati sangat mahal harganya. Untuk
memperoleh banyak keuntungan, manusia menebang kayu jati secara liar. Padahal untuk menanam kayu
pohon jati dibutuhkan waktu yang cukup lama. Kayu cendana memiliki bau yang harum dan khas. Kayu
cendana biasanya digunakan untuk membuat barang-barang kerajinan seperti patung. Kayu cendana juga
dibuat menjadi minyak.

Pemanfaatan bagian tumbuhan seperti bunga dan buah memang tidak merusak kelestarian alam.
Hal ini karena tumbuhannya masih ada. Berbeda dengan pemanfaatan kayu yang dapat merusak kelestarian
alam. Kayu diperoleh dengan cara menebang pohon. Manusia juga memanfaatkan makhluk hidup di laut
seperti terumbu karang dan ganggang. Pengambilan tumbuhan laut secara berlebihan akan dapat merusak
ekosistem laut. Terumbu karang digunakan hewan-hewan laut sebagai tempat tinggal. Contohnya, udang,
kepiting, dan hewan-hewan laut lainnya.

Jika terumbu karang tidak ada maka hewan laut akan kehilangan tempat tinggalnya. Tentu saja hal ini
dapat memusnahkan kehidupan hewan laut. Ada manusia yang menggunakan bahan peledak untuk
mengambil hasil laut. Hal ini dapat menghancurkan terumbu karang.

C. Bagian Tubuh Hewan yang Sering Dimanfaatkan Manusia

Hewan juga termasuk sumber daya alam yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan dan bahan sandang. Daging dan telur yang

9
diperoleh dari hewan bermanfaat sebagai bahan makanan. Kulit hewan dimanfaatkan untuk membuat,
sepatu, tas, ikat pinggang, dompet, dan jaket. Ada juga hewan yang dimanfaatkan tenaganya seperti kuda
dan kerbau.

Pada zaman dahulu, manusia berburu hewan untuk memenuhi kebutuhannya. Sekarang ini kegiatan
berburu menjadi sebuah hobi. Berburu dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Misalnya,

ikan hiu diburu untuk diambil siripnya. Sirip hiu digunakan untuk membuat sup. Sup sirip hiu sangat

mahal karena lezat dan hiu juga memiliki khasiat tertentu. Ikan paus diburu secara besar-besaran untuk
diambil daging dan minyaknya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terkadang manusia tidak memedulikan keseimbangan ekosistem.
Misalnya ular, buaya, dan harimau diburu untuk diambil kulitnya. Gajah diburu untuk diambil gadingnya
dan badak diburu untuk diambil culanya. Kematian hewanhewan tersebut dalam jumlah besar dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan.

Apakah akibatnya jika jumlah ular berkurang karena banyak diburu? Ular adalah hewan pemangsa tikus.
Jika jumlah ular berkurang, perkembangbiakan tikus semakin pesat. Ini karena pemangsanya tidak ada.
Oleh karena itu, keseimbangan ekosistem jadi terganggu. Akibatnya, hama tikus yang merusak tanaman
milik petani jumlahnya semakin banyak. Keseimbangan ekosistem yang terganggu akibat perbuatan
manusia merugikan manusia itu sendiri.

D. Mencegah Kepunahan Hewan dan Tumbuhan

Agar keseimbangan lingkungan tidak terganggu, kita perlu melindungi makhluk hidup dari kepunahan.
Hal-hal yang dapat kita upayakan adalah sebagai berikut.

1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa untuk melindungi hewan dan tumbuhan langka. Cagar
alam adalah wilayah alami yang melindungi tumbuhan. Misalnya, cagar alam Krakatau di Banten dan
cagar alam Pasi di Kalimantan Barat. Suaka margasatwa adalah wilayah yang khusus melindungi hewan
yang hidup di wilayah tersebut. Misalnya, suaka margsatwa Tanjung Amolengo di Sulawesi Tenggara.

2. Membudidayakan hewan dan tumbuhan langka.

3. Penanaman pohon kembali agar hutan tetap lestari. Menerapkan sistem tebang pilih jika menebang
pohon di hutan.

10
4. Mengganti bahan-bahan dari hewan dan tumbuhan dengan bahan sintetis. Misalkan saja bulu-bulu
binatang langka seperti harimau dapat diganti dengan bulu sintetis. Gading gajah yang digunakan untuk
perhiasan dapat diganti dengan gading sintetis.

1. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat mengganggu


keseimbangan ekosistem.
2. Penebangan dan pembakaran hutan secara liar dapat menyebabkan banjir dan
tanah longsor. Selain itu, tanah menjadi tandus.
3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat memusnahkan kehidupan
makhluk hidup lain. Hal ini juga memengaruhi kesuburan tanah.
4. Pembuangan limbah pabrik ke sungai dapat mencemari air dan merusak
ekosistemnya.
5. Pemanfaatan bagian tumbuhan dan hewan secara berlebihan dapat menggangu
keseimbangan ekosistem.
6. Bagian tubuh hewan yang sering dimanfaatkan manusia adalah daging, telur, dan
kulit. Hewan dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan dan bahan sandang.
7. Untuk mencegah kepunahan makhluk hidup, kita dapat mendirikan cagar alam
dan suaka marga satwa. Kita juga dapat membudidayakan hewan dan tumbuhan
langka dan menggunakan bahan sintetis.

Cara Menjaga Keseimbangan Lingkungan


Bumi adalah tempat berbagai manusia tinggal. Di setiap bagian bumi terdapat ekosistem. Ekosistem
sendiri terbabagi menjadi ekosistem daratan dan eksistem air (Baca: Jenis-jenis Ekosistem Darat dan
Air). Setiap ekosistem memiliki fungsi dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika satu ekosistem
rusak, maka lingkungan menjadi tidak seimbang. Ekosistem daratan memiliki banyak macam, antara
lain hutan hujan, sabana, gurun, hutan gugur, tundra, dan karst.

Sedangkan ekosistem air, terbagi menjadi dua yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Ekosistem air tawar berupa danau, rawa, dan sungai. Sedangkan ekosistem laut berupa terumbu
karang, pantai, dan ekosistem estuari. Menjaga keseimbangan lingkungan sangat penting. Karena
jika bumi menjadi rusak, maka manusia akan punah. Oleh karena itu, banyak negara- negara di dunia
yang setuju dengan adanya pajak karbon. Pajak karbon adalah pajak yang dikeluarkan pemerintah
berdasrakan jumlah karbon yang dihasilkan setiap tahun. Uang pajak tersebut kelak akan digunakan
untuk memperbaiki bumi. akan tetapi, masih banyak cara yang bisa dilakukan oleh manusia antara
lain:

1. Melakukan reboisasi
2. Melakukan tebang pilih, yaitu dengan memilih pohon tua untuk di tebang, dan membuarkan pohon
muda untuk tumbuh.
3. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, seperti berjalan kaki atau naik sepede jika bepergian ke
tempat yang dekat

11
4. Menjadi konsumen yang bijak dengan mengurangi pemakaian kertas, tissue, dan produk berbahan
kelapa sawit.
5. Tidak membuang sampah sembarangan
6. Tidak membuang limbah ke laut maupun sungai
7. Menggunakan teknik mengambil ikan yang ramah lingkungan

Menjaga keseimbangan lingkungan adalah tugas dari manusia. Akan tetapi, tugas dari manusia juga
untuk mencegah timbulnya gangguan pada keseimbangan alam.

Keseimbangan Lingkungan

Gangguan pada keseimbangan alam terjadi jika lingkungan menjadi tidak seimbangan. Sebiah
lingkungan menjadi seimbang jika terdapat:

1. Terjadi pola interaksi antara biotik dengan biotik dan biotik dengan abiotik yang sehat.
2. Terdapat pola rantai makanan yang sehat, dengan tidak adanya pihak yang mendominasi
3. Lingkungan mampu mendukung segala bentuk makhluk hidup di dalamnnya. Termasuk manusia.
4. Lingkungan mampu bertahan dari segala bentuk ancaman gangguan keseimbangan.

Bumi memiliki ancaman gangguan keseimbangan lingkungan melalui dua faktor. Yaitu faktor alam
dan faktor eksploitasi

A. Faktor Alam
Gangguan keseimbangan lingkungan oleh alam adalah gangguan yang terjadi secara natural.
Gangguan keseimbangan lingkungan alam terjadi saat lingkungan melakukan upaya merubah bentuk
relief muka bumi. gangguan keseimbangan ini berbentuk bencana alam yang musni disebabkan oleh
alam. Gangguan tersebut antara lain:

1. Banjir adalah luapan air. Air yang meluap akan menyebabkan kerusakan pada hutan maupun
mahkluk hidup yang hidup disekitarnya.
2. Tsunami adalah air laut yang sangat tinggi. Air laut yang menerjang daratan, mampu menghancurkan
kehidupan di sekitar pantai.
3. Kebakaran hutan saat musim kemarau mampu menghanguskan sebagian kecil atau sebagian besar
hutan
4. Letusan gunung api, yang menyebabkan perubahan sebuah gunung, banjir lahar dingin, serta
munculnya aliran lava.
5. Angin topan mampu menghancurkan apapun yang dilewatinya.

Akan tetapi, gangguan keseimbangan yang dilakukan oleh alam tersebut, tidak memberikan
kerusakan permanen kepada lingkungan. Karena gangguan tersebut tidak terjadi secara terus
menerus, akan tetapi hanya terjadi beberapa tahun sekali atau hanya terjadi beberapa kali dalam
setahun.

12
Saat gangguan keseimbangan oleh alam telah usai, lingkungan memiliki kekuatan untuk kembali
pulih dari kerusakan, dan melakukan perbaikan sendiri. Gangguan oleh alam terjadi secara alami,
disaat terdapat tekanan yang berasal dari dalam maupun luar bumi. tekanan tersebut akan
menyebabkan terjadinya bencana alam. Bencana alam sendiri adalah peristiwa yang mengakibatkan
kerusakan. Bencana alam yang tidak mampu merusak bumi secara menyeluruh. Dan bencana alam,
mampu memberikan waktu kepada bumi untuk menyembuhkan diri.

B. Faktor Eksploitasi

Faktor eksploitasi adalah faktor yang terjadi akibat eksploitasi oleh manusia. Berbeda dengan
gangguan oleh alam, fantor eksploitasi terjadi secara terus menerus. Sehingga bumi tidak memiliki
waktu untuk menyembuhkan diri. Faktor eksploitasi ini memiliki dampak kerusakan yang sangat
besar. Hal ini terjadi karena eksploitasi mampu merusak bumi secara menyeluruh. Gangguang
keseimbangan lingkungan oleh eksploitasi adalah:

1. Penebangan hutan secara membabi buta dan liar, serta tidak mereboisasi hutan yang telah digunduli.
2. Pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
3. Melakukan penangkapan ikan memakai kapal pukat harimau atau memakai bom.
4. Melakukan penambangan minyak dengan teknik pasir minyak. Teknik pasir minyak adalah teknik
dimana memompa gas ke atas, gas lalu didinginkan. Gas yang mendingin akan meneteskam minyak
ke pasir. Pasir tersebut lalu diperas untuk diambil minyaknya.
5. Membuang sampah dan limbah ke sungai maupun laut
6. Memburu hewan secara membabi buta, tanpa melihat kemampuan hewan tersebut untuk
berkembang biak.
7. Memakai bahan bakar minyak, produk dari kelapa sawit, air dan listrik dengan boros.

Gangguan keseimbangan bumi oleh ekploitasi manusia, membuat bumi tidak memilik waktu untuk
memperbaiki diri. Dampak yang ditimbulkan akibat terganggunya keseimbangan lingkungan adalah
muncul pemanasan global di bumi.

13

Anda mungkin juga menyukai