Atom adalah: Satuan terkecil dari suatu materi yang terdiri atas inti, yang biasanya
mengandung proton (muatan+) dan neutron (netral), dan kulit yang berisi muatan negatif
yaitu elektron. Ada juga yang menyebutkan bahwa atom adalah partikel penyusun unsur.
Kedua pengetian ini semuanya benar. Yang pasti atom itu :
punya proton, neutron, elektron, (kecuali pd Hidrogen-1, yg tidak memiliki neutron)
punya karekteristik tertentu, yaitu punya jumlah proton dan elektron yang sama (jika tdk
sama disebut ion)
atom2 yang punya karakteristik yang sama dinamakan unsur,
Analogi sederhana: Setiap orang yang sering membaca, kita sebut sikutu buku, ceritanya
kita punya 4 teman yang punya hobi membaca, sehingga kita simpulkan keempat teman
kita ini sikutubuku karena punya kebiasaan yang sama. Jadi
teman kita= atom,
sama2 hobi baca= punya jumlah proton&elektron sama/ berkarakter sama,
sikutu buku=unsur
Anggapan yang salah
gabungan/ikatan beberapa atom akan membentuk unsur (SALAH).
Yang benar: unsur adalah nama untuk kumpulan/himpunan atom yang punya karakter yang
sama. Gabungan/ikatan dari beberapa atom bukan membentuk unsur tapi membentuk
molekul. Bedakan himpunan dan ikatan..!
2. Molekul adalah: Gabungan dari beberapa atom unsur, bisa dua atau lebih. Artinya ketika
berbicara molekul maka yang dibayangkan adalah gabungan atom2 (bukan 1 atom).
Molekul adalah partikel terkecil dari suatu unsur/senyawa
Jika gabungan dari atom unsur yang sama jenisnya maka disebut Molekul Unsur,
Contohnya: O2, H2, O3, S8
Jika gabungan dari atom unsur yang berbeda jenisnya maka disebut Molekul Senyawa,
Contohnya: H2O, CO2, C2H5
3. Ion adalah: atom yang bermuatan listrik, ion yang bermuatan listrik disebut kation, dan
ion yang bermuatan negatif disebut anion. Kation dan anion dapat berupa ion tunggal hanya
terdiri dari satu jenis atom atau dapat pula berupa ion poliatom mengandung dua atau lebih
atom yang berbeda.
Beberapa Kesimpulan:
Unsur itu partikelnya bisa berupa atom/molekul unsur. Unsur2 yang partikelnya berupa
atom, berarti unsur tersebut bisa berdiri sendiri atau hanya mengandung satu atom saja,
penulisannya ditulis dengan lambang unsurnya, misalnya C (karbon), He (Helium). Bila
partikelnya berupa molekul maka artinya unsur tersebut dibentuk dari gabungan atom yang
berjenis sama, dia tidak bisa berdiri sendiri, unsur2 tersebut ditulis dengan lambang
unsurnya disertai dengan jumlah atom penyusunya. Contohnya: O2, H2. Makanya unsur
oksigen tidak pernah ditulis hanya huruf O saja, melainkan ditambah angka 2 sebagai arti
bahwa Unsur ini dibentuk dari 2 atom oksigen.
JENIS-JENIS MATERI/ZAT
Materi/Zat secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu zat tunggal dan campuran. Zat
tunggal dapat berupa unsur, atau berupa senyawa. Sedangkan campuran dapat berupa
campuran homogen atau berupa campuran heterogen.
1. Unsur adalah: Sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya.
Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Unsur didefinisikan pula sebagai zat tunggal
yang sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Saya hanya ingin menekankan unsur hanyalah sebutan saja untuk atom-atom yg yang
punya karakter sama (punya jumlah proton yg sama). Sebagai contoh, semua atom yang
memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang
memiliki 92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium.
Bisa dibilang unsur adalah atom itu sendiri, contohnya: jika ada H2O, maka kita bisa bilang:
terdiri dari 2 atom hidrogen, dan 1 atom oksigen, padahal Hidrogen dan oksigen keduanya
adalah unsur.
2. Senyawa: Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling
kait-mengait. Senyawa dibentuk dari minimal 2 unsur yang berbeda. Walaupun dibentuk
dari unsur yang berbeda, namun senyawa tetap disebut zat tunggal, karena sifat-sifat unsur
yang membentuknya tidak dapat di temukan pada senyawa. Dengan kata lain
Senyawa telah menjelma menjadi zat yang baru.
Contoh:
Reaksi antara Hidrogen(H) dan oksigen (O2), diperoleh zat baru yang disebut air, yaitu:
H + O2 > H2O
Pada reaksi tersebut, dihasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur-unsur
penyusunnya. Hidrogen adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar, sedangkan
oksigen adalah gas yang terdapat di udara yang sangat diperlukan tubuh kita untuk
pembakaran. Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat hidrogen dan oksigen.
Ciri khas senyawa adalah dia mempunyai perbandingan massa penyusun yang tetap, air
tersusun dari oksigen dan hidrogen dengan perbandingan massa unsur oksigen banding
hidrogen adalah selalu 8 : 1
Perbedaan Senyawa dan molekul
setiap senyawa adalah molekul namun setiap molekul belum tentu senyawa. Senyawa
adalah gabungan minimal 2 atom berbeda, sedangkan molekul gabungan minimal 2 atom
bisa sama bisa juga berbeda.
3. Campuran: Zat yang tersusun dari beberapa zat yang lain jenis dan tidak tetap
susunannya dari unsur dan senyawa. Campuran merupakan materi yang terdiri dari dua
atau zat tunggal. Materi yang kita jumpai sehari-hari hampir semuanya campuran. Bahkan
kita sering membuat campuran bahan, misalnya ketika kita membuat kopi atau teh manis.
Campuran dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Campuran homogen = Larutan
Campuran Heterogen = Suspensi, dan
Campuran yang keadaannya antara suspensi dan larutan = Koloid
3.1. Larutan adalah: campuran dua zat atau lebih yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut.
Ukuran partikel larutan sangat kecil, kurang dari 1 nm, sehingga tidak dapat dilihat dengan
menggunakan microskop ultra sekalipun. dan tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dan
medium pelarutnya. Zat dalam larutan tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan.
Contoh larutan gula, kita tidak bisa membedakan mana gula mana air dalam larutan gula.
Beberapa contoh larutan adalah larutan garam, larutan asam basa dan lain-lain.
3.2. Suspensi adalah: Suspensi adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Ukuran
partikel suspensi lebih dari 100 nm.
Contoh suspensi adalah campuran terigu dalam air, apakah masih tampak terigu tersebut ?
Jawabannya Ya, Masih. Campuran ini awalnya tampak seperti larutan yang keruh, tetapi
lambat laun terpisah karena pengaruh gravitasi (mengalami pengendapan). Suspensi dapat
dipisahkan melalui penyaringan. Contoh suspensi yang lain misalnya kapur dengan air,
tanah dengan air, es cendol, campuran batu kali dengan pasir dan lain-lain.
3.3. Koloid adalah: Koloid adalah campuran yang terdiri dari partikel terdispersi dan
pertikel pendispersi. Ukuran partikel koloid terletak antara 1 nm 100 nm. Atau dengan
kata lain ukuran partikel koloid keadaannya antara suspensi dan larutan.
Contoh koloid adalah air susu, santan, air sabun, dan cat. Koloid tampak keruh tetapi stabil
(tidak memisah/mengendap). Bahan dalam campuran koloid tidak dapat dipisahkan melalui
penyaringan biasa, melainkan dengan menggunakan penyaring ultra.
Beberapa contoh koloid yang lain adalah susu, buih, santan, agar-agar, mutiara, gelas
berwarna dan lain-lain
A. Unsur dan Lambang Unsur
Apabila dikaji, semua zat terbentuk dari bagian-bagian yang paling sederhana yang disebut
unsur. Air dapat diuraikan lagi menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gula dapat diuraikan
lagi menjadi karbon, oksigen, dan hidrogen. Dengan reaksi kimia biasa karbon, oksigen, dan
hidrogen tidak dapat diuraikan lagi. Karbon, hidrogen, dan oksigen tergolong unsur. Unsur
didefinisikan sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang
lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
Pada kondisi normal, banyak di antara unsur ini berupa benda padat, seperti tembaga, emas,
besi, dan timbal. Merkuri atau yang lebih dikenal dengan nama air raksa dan brom
merupakan contoh unsur yang berwujud cair. Oksigen dan nitrogen adalah contoh unsur
yang berupa gas.
Sebenarnya bumi yang kita pijak ini terdiri dari berbagai macam unsur. Berikut ini delapan
jenis unsur yang membentuk hampir 99% bagian kerak bumi.
Tabel unsur-unsur yang membentuk kulit bumi.
Unsur Persentase (%)
Aluminium 8,1
Besi 5,0
Kalium (potasium) 2,6
Kalsium 3,6
Magnesium 2,1
Natrium 2,9
Oksigen 46,6
Silikon 27,7
Unsur-unsur lainnya 1,4
Lautan terdiri atas air dan berbagai garam. Air tersusun atas unsur hidrogen dan oksigen.
Udara hampir sepenuhnya merupakan campuran oksigen dan nitrogen ditambah dengan
sejumlah kecil beberapa unsur lain. Tubuh manusia juga tersusun oleh berbagai unsur.
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air (hidrogen dan oksigen).
Unsur-unsur yang sudah dikenal ada yang berupa logam, bukan logam (nonlogam), dan
semilogam. Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud
padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya
unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi bendabenda lainnya.
Beberapa unsur logam di antaranya besi,
emas, perak, platina, dan tembaga. Contoh unsur-unsur logam ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel unsur-unsur logam.
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik
aluminium aluminium Al padat, putih keperakan
barium barium Ba padat, putih keperakan
besi ferrum Fe padat, putih keperakan
emas aurum Au padat, berwarna kuning
kalium kalium K padat, putih keperakan
kalsium calsium Ca padat, putih keperakan
kromium chromium Cr padat, putih keperakan
magnesium magnesium Mg padat, putih keperakan
mangan manganium Mn padat, putih abu-abu
natrium natrium Na padat, putih keperakan
nikel nickelium Ni padat, putih keperakan
Adapun unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal.
Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh
unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat
nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin.
Perhatikan contoh unsur nonlogam pada tabel berikut.
Tabel unsur-unsur nonlogam.
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik
belerang sulfur S padat, kuning
bromin bromium Br cair, cokelat kemerahan
fluorin fluorine F gas, kuning muda
fosforus phosphorus P padat, putih dan merah
helium helium He gas, tidak berwarna
hidrogen hydrogenium H gas, tidak berwarna
karbon carbonium C padat, hitam
klorin chlorine Cl gas, kuning kehijauan
neon neon Ne gas, tidak berwarna
nitrogen nitrogenium N gas, tidak berwarna
oksigen oxygenium O gas, tidak berwarna
silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
iodin iodium I padat, hitam (uapnya berwarna ungu)
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal dengan
nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Contoh
unsur-unsur jenis ini dapat kamu lihat padatabel berikut.
Tabel unsur-unsur semilogam.
Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik
boron boronium B padat, kecokelatan
silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
germanium germanium Ge padat, abu-abu mengkilap
arsen arsenium As padat, abu-abu mengkilap
antimon stibium Sb padat, abu-abu mengkilap
tellurium tellurium Te padat, keperakan
polonium polonium Po padat, keperakan
Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Bahan yang bersifat semikonduktor
tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Unsur memiliki nama dan lambang unsur agar lebih mempermudah cara penulisan dan
mengenalnya. Adapun lambang unsur yang pernah dibuat adalah sebagai berikut.
1. Pendapat Para Ahli Kimia pada Abad Pertengahan
Lambang unsur berupa lambang dari macam-macam alat atau benda seperti pada gambar
di bawah, ternyata lambang tersebut sulit dimengerti orang. Perhatikan gambar.
Di alam semesta ini terdapat 114 unsur baik alami maupun buatan. Unsur alami terdiri atas
91 jenis unsur dan 23 unsur sisanya merupakan unsur buatan.
Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifatnya. Pengelompokan unsur
ini dinamakan Tabel Periodik Unsur. Perhatikan Tabel Periodik Unsur pada gambar brikut.
B. Senyawa
Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung secara
kimia dengan perbandingan massa tertentu.
Air dan garam dapur merupakan salah satu contoh senyawa. Air dan garam dapur dikatakan
senyawa karena tersusun atas dua unsur atau lebih. Air tersusun atas dua jenis unsur, yaitu
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massa tertentu dan tetap. Garam dapur juga
tersusun atas dua jenis unsur, yaitu natrium dan klorin dengan perbandingan massa
tertentu dan tetap. Contoh lainnya, nitrogen dan hidrogen bergabung membentuk amoniak.
Sama halnya dengan unsur kimia, senyawa kimia diberi nama dan lambang agar
memudahkan untuk dipelajari.
C. Rumus Kimia
Rumus kimia menunjukkan satu molekul dari suatu unsur atau suatu senyawa. Rumus kimia
juga disebut rumus molekul. Rumus kimia digolongkan sebagai berikut.
1. Rumus Kimia Suatu Unsur
Dalam rumus kimia suatu unsur tercantum lambang atom unsur itu, yang diikuti satu angka.
Lambang unsur menyatakan nama atom unsurnya dan angka yang ditulis agak ke bawah
menyatakan jumlah atom yang terdapat dalam satu molekul unsur tersebut.
Contoh:
Orang awam biasanya menghubungkan istilah fisika atom dengan tenaga nuklir dan bom
nuklir, dikarenkan penggunaan sinonim dari kata atom dan nuklir dalam standar Inggris.
Namun, fisikawan membedakan antara fisika atom (berhadapan dengan efek hull elektron
dan spin keseluruhan nukleus dan muatan listrik) dan fisika nuklir (berhadapan dengan gaya
dalam nukleus atom dan reaksi yang mengubah, menyatukan atau memisahkan mereka).
Awal dari fisika atom ditandai dengan penemuan dan penelitian garis spektral. Hal ini
menggambarkan garis yang jelas dalam spektrum panas dan cahaya.
Penelitian dari garis-garis ini menuju ke model atom Bohr dan sampai ke pengertian kita
sekarang tentang hull elektron atom seperti dijelaskan oleh model atom orbital yang
merupakan dasar dari seluruh pemahaman kimia. Kesimpulan ini tidak secara langsung,
tetapi merupakan hasil dari riset lebih dari satu abad, yang telah sukses dalam menaruh
kimia sebagai suatu dasar dan juga memberikan banyak aplikasi baru.
1. Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa
total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya
tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini:
Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus
listrik.
Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger :
Percobaan Chadwick
Kelemahan Model Atom Modern:
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk partikel
dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
Model Atom Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode
dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut
elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif
elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori
atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson.
Yang menyatakan bahwa:
"Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron"
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji
jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal,
yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom
Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari kesimpulannya tersebut, Rutherford mengajukan model atom baru, yang disebut Model
atom Rutherford yang berbunyi :
Gambar : Model atom Rutherford
Rutherford reasoned that all of an atoms positively charged particles were contained
in the nucleus. The negatively charged particles were scattered outside the nucleus
around the atoms edge.
A. Latar Belakang
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada
alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Alkimiawan
menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Kita
sering menemui unsur di sekitar kita. Apabila kita sebutkan satu per satu akan sangat sulit
karena saat ini telah ditemukan kurang lebih 118 unsur. Sebagian besar merupakan unsur
yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur
buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-
sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi
satu alangkah sulitnya. Unsur-unsur tersebut perlu dikelompokkan supaya mudah dalam
mempelajarinya.. Hal inilah yang mendorong para ahli dari dulu untuk mengelompokkan
unsur. Bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan sifat yang
berbeda-beda?
Pengelompokkan dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat unsur. Dasar pertama yang
digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa
atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur mengalami
perkembangan dari pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam
dan bukan logam, kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf Newlands,
sistem periodik Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita gunakan saat ini (Henry G.
Moseley).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan sejarah susunan berkala/sistem periodik ?
2. Apa sajakah sifat-sifat unsur ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah sistem periodik unsur.
2. Untuk mengetahui beberapa sifat unsur.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjadi kajian wawasan ilmu sistem periodik.
2. Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup sistem periodik.
3. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengetahui ruang lingkup sistem
periodik.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Susunan Berkala
Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur. Dengan ilmu kimia kita dapat
mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu unsur dengan
unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia (reaksi kimia
persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam dan masing-masing
unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu untuk mempelajari kelakukan setiap
unsur, perlu diadakan klasifikasi unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan
atas persamaan sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukan
ke dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih sistimatis,
sekaligus dapat melihat hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Secara singkat, guna
susunan berkala adalah untuk meramalkan dan mengetahui sifat unsur, sehingga kita dapat
meramalkaan dan mengetahui berbagai gejala/kejadian di alam.
1. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Lavosier, Dalton, John Jacob
Berzelius, J . Newslands, Mendeleev , hingga Henry Moseley .
1.1 Lavoiser
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur
tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok.
Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena
ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat
berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote (nitrogen),
dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong non logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam
klorida, asam flourida, dan asam borak.
Unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi,
mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng.
Yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium
oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarkan sifat kimia sehingga bisa di jadikan
referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
1.2 Dalton
Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat dan massa
yang berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa atom unsur terhadap massa
atom unsur hidrogen. Berangkat dari teorinya itu Dalton mengelompokkan zat-zat yang
berupa unsur-unsur (sebanyak 36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan,
teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda
dengan Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih diketemukan beberapa oktaf yang
isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang
massa atomnya sangat besar.
2. Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu
lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan delapan
golongan transisi.
Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi
dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk
golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur
aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah
tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.
C. Sifat-sifat Unsur
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi
oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak,
sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
2. Jari-jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil,
sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion untuk
melepaskan sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).
Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan untuk melawan gaya tarik inti terhadap
elektron terluarnya, jadi semakin jauh dari inti maka semakin kecil energi ionisasinya dan
semakin mudah elektron itu dilepaskan.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron
terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil). Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga
energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar. Jika
jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya
semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil
berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena
elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar
makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin
besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A,
dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
4. Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerina
sebuah elektron.
Jadi, besaran afinitas elektron merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah
tidaknya atom untuk menarik elektron. Semakin besar afinitas elektron yang dimiliki atom
itu menunjukan bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari luar dan membentuk ion
negatif(anion). Jika ion negatif yang terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan
elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan
elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai
kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya
bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan
menyerap elektron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap
elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga
afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti
terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga
afinitas elektron semakin kecil.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang.
5. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain.
Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu
atom yag lain).
Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem
periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke kanan makin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur
halogen). Harga keelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga
terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam
sutu senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan
cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan
oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
7. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah
makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap
elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan
dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan
VIIA. Golongan VIIA tidak reaktif
Bilangan Kuantum
Persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger memperjelas kemungkinan ditemukannya
elektron melalui bilangan-bilangan kuantum. Daerah paling mungkin ditemukannya elektron
disebut orbital, sehingga bilangan-bilangan akan memperjelas posisi elektron dalam atom.
Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin
(s).
1. Bilangan Kuantum Utama
Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan
tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari
elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat
energi elektron pada lintasan atau kulit ke-n.
Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam
atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu
lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut.
Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2
Tabel 1. Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.
Jenis Kulit Nilai (n)
K 1
L 2
M 3
N 4
2. Bilangan Kuantum Azimut (I)
Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman yang
teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau arah
momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum
atomik menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron
berada di dalam medan magnet.
Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk orbital,
serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.
Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum utama
(n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n - 1). Bila n = 1, maka hanya
ada satu subkulit yaitu l = 0. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1.
Seandainya dibuat dalam tabel maka akan tampak sebagai berikut :
Tabel 2. Hubungan bilangan kuantum utama dan azimut serta subkulit.
Bilangan Kuantum Bilangan Kuantum Banyaknya
Utama (n) Azimut (I) SubKulit
1 0 1
2 0 2
1
3 0 3
1
2
4 0 4
1
2
3
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Tabel 3. Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit Nilai n Nilai I Jenis Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0 2s
1 2p
M 3 0 3s
1 3p
2 3d
N 4 0 4s
1 4p
2 4d
3 4f
3. Bilangan Kuantum Magnetic (m)
Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum sudut L
diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan didapatkan
besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang
berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik.
Karena besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga
berkaitan dengan nilai l.
m = l, , 0, , +l
misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah 1, 0, +1.
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada
subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan
kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum
magnetik antara - l sampai + l.
Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik dapat Anda
perhatikan pada tabel 6.
Tabel 6. Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Tanda Bilangan Kuantum Gambaran Jumlah
Kuantum
Orbital Magnetik Orbital Orbital
Azimut
0 s 0 1
1 p -1, 0, +1 3
2 d -2, -1, 0, +1, +2 5
3 f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7
4. bilangan kuantum spin (s).
Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini
berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan.
Jika efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman
anomali disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron
menghasilkan momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai
dua orientasi yang berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron
memiliki energi yang berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah.
Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya.
Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar
melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2
atau -1/2.
Pengertian Zat
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti
benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda
dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak
dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat atau materi terdiri
dari partikel-partikel atau molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.
Wujud Zat
Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu padat, cair, dan gas.
Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya
maupun partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut:
1. Zat Padat
Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.
Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan,
tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat
Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar
pada kedudukannya saja
Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak
bebas.
Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di tempat saja.
Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau
tidak berubah.
Contoh: kayu, batu, besi
2. Zat Cair
Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh
daripada zat padat.
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan
tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah.
Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak
dapat meninggalkan kelompoknya
Gerakan molekulnya cukup bebas
Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya
karena masih terdapat gaya tarik menarik.
Contoh : air, minyak, oli
3. Zat Gas
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan,
tersusun tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah
Volumenya berubah-ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas
meninggalkan kelompoknya
Letak molekulnya sangat berjauhan
Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.
Contoh : Udara
Berdasarkan keadaan partikel-partikel wujud zat di atas, kita tahu bahwa partikel zat padat
dapat bergerak. Hal ini dapat dilihat dari larutnya gula dalam air, partikel-pertikel gula
meninggalkan ikatannya dan membaur di antara partikel-partikel zat cair sehingga air terasa
manis dan wujud padat gula tidak terlihat lagi.
Gaya Tarik Menarik Antar Partikel
Setetes air yang jatuh di kaca meja akan berbeda bentuknya bila dijatuhkan pada sehelai
daun talas. Mengapa demikian? Antara molekul-molekul air terjadi gaya tarik-menarik yang
disebut dengan gaya kohesi molekul air. Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik-menarik
antara partikel-partikel zat yang sejenis.
Pada saat air bersentuhan dengan benda lain maka molekul-molekul bagian luarnya akan
tarik-menarik dengan molekul-molekul luar benda lain tersebut. Gaya tarik-menarik antara
partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air dengan
molekul kaca berbeda dibandingkan gaya adhesi antara molekul air dengan molekul daun
talas. Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil daripada gaya adhesi antara
molekul air dengan molekul kaca. Itulah sebabnya air membasahi kaca dan berbentuk
melebar. Namun air tidak membasahi daun talas dan tetes air berbentuk bulat-bulat
menggelinding di permukaan karena gaya kohesi antarmolekul air lebih besar daripada gaya
adhesi antara molekul air dan molekul daun talas.
1. Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis. Contoh:
Tinta dapat menempel di kertas
Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
Cat dapat menempel pada tembok
2. Kohesi
Kohesi adalah adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis. Contoh:
gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu
gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir
Kapilaritas
Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut yang
sering disebut sebagai pipa kapiler. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat
cair, permukaannya menjadi tidak sama. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi
atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat membasahi
dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa
kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler
memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya
permukaan zat cair pada pipa kapiler. Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor
Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
Baiknya air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
Menetesnya air pada kain dalam ember yang semampai
Perubahan Wujud
Perubahan wujud zat dapat berlangsung apabila mendapat pengaruh panas maupun
tekanan, baik dari luar maupun dari dalam zat itu sendiri. Pengaruh panas yang diserap zat
dapat mengubah wujud zat dari padat ke cair maupun langsung ke bentuk gas, dapat juga
mengubah wujud dari cair menjadi gas. Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam
peristiwa sebagai berikut:
Membeku : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas
Mencair : Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini
zat memerlukan energi panas.
Menguap : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas
Mengembun : Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas
Menyublim : Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini
zat memerlukan energi panas
Mengkristal : Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas
Perubahan wujud sangat dipengaruhi oleh panas yang menyertainya.
Contoh-contoh berikut merupakan kejadian sehari-hari yang terkait dengan hal itu.
1. Pada cuaca yang panas atau sedang berolahraga, biasanya orang banyak
berkeringat terutama di bagian telapak kaki, telapak tangan, dan ketiak. Berkeringat
adalah salah satu cara tubuh untuk mendinginkan diri. Air keringat yang dikeluarkan
dari pori-pori tubuh menguap. Agar penguapan terjadi, air keringat harus
mendapatkan panas. Energi panas diperoleh dari kulit tubuh. Jadi, ketika air
menguap dari kulit, kulit kehilangan panas dan menjadi dingin. Jumlah air yang
hilang dari proses berkeringat ditentukan oleh jumlah pendinginan yang diperlukan
tubuh.
2. Apabila kulit kita terkena cairan spritus atau bensin, biasanya terasa dingin
bersamaan dengan menguapnya cairan tersebut dari kulit tubuh. Spirtus atau bensin
cenderung menguap di udara terbuka. Untuk menguap cairan tersebut memerlukan
panas yang diambil dari kulit tubuh. Akibatnya suhu kulit tubuh di tempat tersebut
menjadi lebih rendah, dan kita merasakan dingin di bagian kulit itu.
A. WUJUD ZAT
Konsep: Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada di dalam
gelas. Tuanglah air tersebut ke dalam kaleng. Apakah air menempati kaleng?
Ternyata air memerlukan tempat atau wadah. Selanjutnya jika air dalam wadah itu
ditimbang ternyata memiliki massa. Demikian halnya dengan udara ternyata juga
menempati ruang dan memiliki massa.
Di sekitarmu terdapat benda-benda yang dapat kamu kelompokkan kedalam tiga
wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu, aluminium termasuk zat padat. Air,
minyak termasuk zat cair, sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas. Pada
prinsipnya terdapat tiga wujud zat yaitu : zat padat, zat cair dan zat gas.
1. Perubahan Wujud Zat
Selepas kamu melakukan kegiatan olah raga tentu akan merasakan haus. Diantara
teman kamu mengajak pergi ke kantin sekolah untuk membeli es teh. Tahukah kamu
bagaimana cara membuat es? Ketika air dimasukkan ke dalam freezer akan
mengalami perubahan wujud yaitu dari cair menjadi padat. Dapatkah kamu
menjelaskan perubahan wujud yang terjadi ketika air dipanaskan kemudian
mendidih? Perubahan wujud apa pula yang terjadi pada kapur barus
yang dimasukkan pada almari pakaian? Coba kamu temukan jawabannya!
Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut.
a. Membeku
3. Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas.
4. b. Mencair
5. Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
6. c. Menguap
7. Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
8. d. Mengembun
9. Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas.
10. e. Menyublim
11. Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
12. f. Mengkristal
13. Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas.
14.
15. Skema Perubahan Wujud Zat
16. B. TEORI PARTIKEL ZAT
17. Konsep: Molekul adalah bagian terkecil suatu zat yang masih memiliki
sifat zat itu. Atom adalah partikel yang sangat kecil penyusun suatu benda.
18. Zat tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil. Partikel-partikel itu yang
dinamakan molekul. Mengapa zat mempunyai bentuk tetap? Mengapa zat cair
mempunyai bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan wadahnya? Bagaimana
bentuk zat gas? Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan berikut ini.
19. 1. Partikel Zat dapat Bergerak
20. Ternyata saat minyak wangi belum disemprotkan kamu tidak akan mencium aroma
minyak wangi itu. Tetapi setelah disemprotkan kamu dapat mencium aroma minyak
wangi itu. Hal ini membuktikan sekaligus menunjukkan bahwa zat gas memiliki jarak
antarpartikel lebih jauh dan bergerak bebas.
21. 2. Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat
22. a. zat padat
23.
24. Susunan Partikel Zat Padat
25. Zat padat mempunyai sifat bentuk dan volumenya tetap. Bentuknya tetap
dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun teratur dan
mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan
partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.
26. b. zat cair
27.
28. Susunan Partikel Zat Cair
29. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Bentuknya
berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang,
tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah. Volumenya tetap dikarenakan
partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat
meninggalkan kelompoknya.
30. c. zat gas
31.
32. Susunan Partikel Zat Gas
33. Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volume berubah-ubah.
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan,
tersusun tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-
ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas
meninggalkan kelompoknya.
34. 3. Menjelaskan Perubahan Wujud Zat Berdasarkan Teori Partikel
35. Saat zat padat dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel zat padat bergerak lebih
cepat dan gaya tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya partikel-partikel dapat
berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah dari padat menjadi cair. Bila zat
cair dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel zat cair bergerak cepat dan gaya
tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya partikel-partikel dapat berpindah tempat
menyebabkan wujud zat berubah dari cair menjadi gas.
36.
37. C. KOHESI DAN ADHESI
38. Konsep: Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel zat sejenis.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak
sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair dalam tabung
disebut meniskus.
39. Teteskan air raksa di atas permukaan kaca, bagaimana bentuk raksa itu? Ternyata
setetes air raksa itu berbentuk bola dan tidak membasahi permukaan kaca. Mengapa
dapat terjadi? Karena kohesi air raksa lebih besar daripada adhesi air raksa dengan
permukaan kaca. Teteskan air di atas permukaan kaca, bagaimana bentuk air itu?
Ternyata setetes air itu menyebar dan membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat
terjadi? Karena kohesi air lebih kecil daripada adhesi air dengan permukaan kaca.
40. D. Kapilaritas
41. Gaya kohesi dan gaya adhesi berpengaruh pada gejala kapilaritas. Kapilaritas adalah
gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau pipa kecil. Sebuah pipa
kapiler kaca bila dicelupkan pada tabung berisi air akan dijumpai air dapat naik ke
dalam pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila pembuluh pipa kapiler dicelupkan
pada tabung berisi air raksa akan dijumpai bahwa raksa di dalam pembuluh kaca
pipa kapiler lebih rendah permukaannya dibandingkan permukaan raksa dalam
tabung. Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam pembuluh
pipa kapiler dikarenakan kohesi.
42.
43. Peristiwa Kapilaritas
44. Sekarang banyak dikembangkan teknologi yang mendasarkan pada gaya adhesi
maupun kohesi. Beberapa tekstil kain tiruan menghasilkan kain yang kohesif
terhadap debu. Jadi, pakaian dari bahan tersebut tidak mudah kotor. Di lain pihak,
banyak ditemukan bahan-bahan adhesif serbaguna, lem alteco, dan sejenisnya
sangat berguna bagi kehidupan. Bahkan, luka bekas operasi sekarang tidak perlu
dijahit melainkan cukup dilem dengan lem khusus yang adhesif dengan jaringan kulit
dan otot.
45. Beberapa contoh gejala kapilaritas yang berkaitan dengan peristiwa alam yaitu:
46. 1. peristiwa naiknya air dari ujung akar ke daun pada tumbuhtumbuhan;
2. naiknya minyak tanah pada sumbu kompor;
3. basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan. Ketika terkena hujan, tembok
bagian luar akan basah, kemudian merembes ke bagian yang lebih dalam.
47.
48. D. MASSA JENIS
49. Untuk menentukan massa jenis suatu zat dapat dilakukan dengan melakukan
membagi massa zat dengan volume zat. Jika massa jenis zat (baca rho), massa
zat m dan volume zat V maka diperoleh persamaan:
50.
51. Rumus Massa Jenis
52. Keterangan:
= massa jenis zat (Kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
53. Perbandingan antara massa zat dengan volume zat disebut massa jenis. Massa jenis
menunjukkan kerapatan suatu zat.
54.
55. Massa Jenis Beberapa Zat
56. Berikut beberapa hal tentang massa jenis suatu zat.
57. 1. Satuan Massa Jenis
58. Satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m3 yang dapat pula dikonversikan ke satuan
yang lain misalnya g/cm3.
59. 2. Menentukan Massa Jenis Zat Padat
60. a. Bentuknya teratur
61. Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur massa zat dengan menggunakan
neraca atau timbangan. Volume zat dapat dihitung menggunakan rumus
berdasarkan bentuknya misalnya, kubus, balok. Langkah terakhir menentukan massa
jenis zat dengan membagi massa zat dengan volume zat.
62. b. Bentuknya tidak teratur
63. Misalnya yang hendak kamu ketahui adalah massa jenis batu. Langkah yang harus
kamu lakukan sebagai berikut :
64. 1) Timbanglah batu dengan menggunakan neraca untuk mengetahui massa batu.
Catat hasil pengukuranmu!
65. 2) Sediakan gelas ukur dan tuangkan air ke dalam gelas ukur tersebut. Catat
volumenya, misal V1 = 50 ml.
66. 3) Masukkan batu yang hendak kamu ketahui volumenya ke dalam gelas ukur yang
berisi air. Catat kenaikan volume airnya, misalnya V2 = 70 ml.
67. 4) Volume batu = V2 V1
68. 5) Massa jenis zat merupakan hasil bagi massa zat dengan volume zat.
69. 3. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
70. Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan menggunakan hidrometer.
Hidrometer memiliki skala massa jenis dan pemberat yang dapat mengakibatkan
posisi hidrometer vertikal. Cara mengetahui massa jenis zat cair adalah dengan
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Hasil pengukuran dapat
diperoleh dengan acuan semakin dalam hidrometer tercelup, menyatakan massa
jenis zat cair yang diukur semakin kecil.
71. 4. Massa Jenis Zat Berguna untuk Menentukan Jenis Zat
72. Pernahkah kamu menjumpai suatu zat yang tidak dapat disebutkan jenisnya? Kamu
dapat menentukan jenis suatu zat dengan cara mengukur massa zat dan volumenya,
selanjutnya mencari massa jenis zat tersebut dengan cara membagi massa zat
dengan volume zat. Hasil yang diperoleh dikonfirmasikan dalam tabel massa jenis
berbagai zat.
73. 5. Manfaat Mengetahui Massa Jenis
74. Mengapa aluminium digunakan untuk bahan pembuatan pesawat terbang? Mengapa
polystyrene digunakan sebagai bahan mebeleir? Tahukah kamu
alasannya? Aluminium bersifat kuat dan memiliki massa yang kecil sehingga ringan
tidak seperti logam-logam lainnya misalnya, besi. Polystyrene memiliki massa yang
cukup rendah dan massa jenis rendah. Hal ini mengandung makna polystyrene
digunakan sebagai bahan mebeleir yang menempati ruangan luas tetapi massanya
cukup rendah.
75. Penggunaan Konsep Massa Jenis dalam Kehidupan Sehari-Hari
76. 1. Kapal Selam
77. Tahukah kamu mengapa es dapat terapung di air, sedangkan batu tenggelam dalam
air? Es memiliki massa jenis lebih kecil dari air, sehingga es dapat terapung dalam air.
Batu tenggelam dalam air karena memiliki massa jenis lebih besar daripada
air. Tahukah kamu mengapa kapal selam dapat terapung dan tenggelam di air?
Ketika terapung massa jenis total kapal selam lebih kecil dari air laut dan sewaktu
tenggelam massa jenis total kapal selam lebih besar dari air laut. Kapal selam
memiliki tangki pemberat yang berisi air dan udara. Tangki tersebut terletak di
antara lambung kapal sebelah dalam dan luar. Tangki dapat berfungsi membesar
atau memperkecil massa jenis total kapal selam. Ketika air laut dipompa masuk ke
dalam tangki pemberat, massa jenis kapal selam lebih besar dan sebaliknya agar
massa jenis total kapal selam menjadi kecil, air laut dipompa keluar.
78. 2. Balon Gas
79. Pernahkah kamu melihat balon udara? Tahukah kamu, gas apa yang terdapat di
dalamnya? Balon gas berisi gas helium. Gas helium memiliki massa jenis yang lebih
kecil dari udara, sehingga balon gas bisa naik ke atas.
80. 3. Air Minum Dingin di Dalam Lemari Es
81. Suatu ketika kamu mungkin pernah melihat dalam botol air minum dingin yang
berasal dari lemari es terdapat endapan kapur. Kenapa hal itu dapat terjadi? Air yang
jernih dapat juga mengandung kapur, namun apabila dilihat langsung dengan mata
tidak kelihatan. Ketika air dingin massa jenis air lebih kecil dan terpisah dari kapur
sehingga kapur yang memiliki massa jenis lebih besar akan turun ke bawah dan
mengendap.
83. Tf=
titik beku larutan Tetapan Penurunan Titik Beku (K f ) Beberapa Pelarut
84. Contoh : 1. Berapakan titik beku larutan yang terbuat dari 10 gr urea CO(NH2) dalam 100 gr air?
( Mr urea = 60 gr/mol; K f air = 1,86 o C/m) Jawab :
85.