Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOKIMIA II

ANABOLISME PROTEIN

Disusun oleh :

Vivia Widyati 150302340xx / KA 15

Eka Septianingtyas 15030234036 / KA 15

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik, yaitu katabolisme dan anabolisme. Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap
organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu
senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut
sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu
percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa
intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi
berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut
metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Seperti halnya lintasan kimia anabolisme yang merupakan reaksi yang merangkai senyawa
organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana pengertian Anabolisme?
2. Bagaimana proses Anabolisme?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian anabolisme.
2. Mengetahui proses anabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anabolisme


Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organiksederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkanenergi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahayaataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam
nukleat.

2.2 Sintesis Asam Amino


Sintesis protein di dalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan
melibatkan DNA, RNA dan ribosom. Suatu ikatan molekul peptida terbentuk apabila gugus
amino dari satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Secara
berurutan, apabila dua asam amino bergabung, maka akan terbentuk molekul dipeptida,
bila tiga asam amino berikatan, maka akan terbentuk molekul tripeptida, dan seterusnya.
Dengan demikian, apabila terjadi penggabungan asam amino dalam jumlah besar, maka
akan terbentuk molekul yang disebut sebagai polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah
suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme berkemampuan untuk mensintesis protein-
protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi,
karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai pengatur
sintesis protein sel. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
Semua jaringan memiliki kemampuan beberapa untuk sintesis dari asam amino
esensial-tidak , remodeling asam amino, dan konversi asam amino non karbon-kerangka
menjadi asam amino dan turunan lainnya yang mengandung nitrogen. Namun, hati adalah
situs utama dari metabolisme nitrogen dalam tubuh. Pada saat surplus makanan, racun
yang berpotensi nitrogen asam amino dieliminasi melalui transaminations, deaminasi, dan
pembentukan urea, kerangka karbon umumnya dilestarikan sebagai karbohidrat,
melalui glukoneogenesis , atau sebagai asam lemak melalui sintesis asam lemak jalur.
Dalam hal ini asam amino yang terbagi dalam tiga kategori: glucogenic,
ketogenic, atau glucogenic dan ketogenic. asam amino Glucogenic adalah mereka yang
menimbulkan produksi bersih piruvat atau siklus TCA perantara, seperti α-ketoglutarate
atau oksaloasetat, yang semuanya prekursor untuk glukosa melalui glukoneogenesis.
Semua asam amino lisin dan leusin kecuali setidaknya sebagian glucogenic. Lisin dan
leusin adalah satu-satunya asam amino yang bertanggung ketogenic, sehingga
menimbulkan hanya untuk acetylCoA atau acetoacetylCoA, baik yang dapat membawa
glukosa produksi bersih sekitar.

Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga
harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial. Asam amino diperlukan oleh makhluk
hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia
disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya
tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang
bersangkutan.

Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial
yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina,
fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya.
Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan untuk
kepentingan pengobatan.
Tabel. Asam Amino Esensial dan Non-Esensial

Asam Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,


amino Glycine, Proline, Serine, Tyrosine
non-
esensial

Asam Arginine*, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine*,


amino Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine
esensial

2.3 Biosintesis asam amino


Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai berikut:
a. Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi
sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh
aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat


Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran
penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi.
Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.

b. Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi
yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin
dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke
otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa
dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana
rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga
dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
α-ketoglutarat + alaninàßGlutamat + piruvat

Siklus glukosa-alanin

c. Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan
metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).
Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi
S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein
dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah
kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini
peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein
(secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua
fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin
bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan
enzim sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari
2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
d. Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan
mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan
adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status
tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin


e. Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid
menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan
salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan
peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki
peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari
glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi
ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi
arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid
yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid.
Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian
direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.

f. Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-
linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-
fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan
glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh
fosfoserin fosfatase.

g. Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.

h. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin


Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan
oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah
asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk
dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar
membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin
atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin
dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil membantu mentranspor
amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan ditranspor ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat,
dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi
asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin
dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi
langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk
oleh reaksi amidotransferas.

2.4 Dfgh
2.5 dfgh
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Daftar Pustaka
Kimbal, J. (n.d.). Biologi Edisi kelima. Alih bahasa: Siti Soetarmi Tjitrosomo, Nawangsari
Sugiri. Jakarta: Erlangga.
Yoni Suryani. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Campbell, dkk. 2003.Biology Jilid I . Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai