Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH KAJIAN IPA 1

ANABOLISME PROTEIN
Muhammad Abdul Aziz
19070795027

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti
bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih
penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun
demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat
juga di pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah
strukturnya yang selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan
Fe (Sudarmadji, 1989).
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen ; beberapa asam amino disamping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah
unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari
berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak
dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya (Almatsier. S, 1989).
Anabolisme merupakan proses pembentukan makromolekul yang lebih
kompleks dari molekul yang lebih sederhana. Makromolekul yang dimaksud
misalnya adalah komponen sel (protein, karbohidrat, lemak). Oleh karena proses
pembentukannya memerlukan energy bebas maka disebut reaksi endergonik.
Maka dalam makalah ini akan dijelaskan secara lebih terperinci tentang proses
anabolisme protein.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Protein
1. Pengertian Protein
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang
tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino
yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk
struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis (Bintang,
2010).
Protein merupakan polimer dari sekitar 21 asam amino berlainan yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Asam amino keragaman rantai samping
yang terbentuk dengan ikatan peptida.
2. Fungsi dan Peranan Protein
Protein mempunyai beberapa fungsi protein :
a. Membentuk jaringan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b. Memelihara jaringan tubuh, memperbaikii serta mengganti jaringan yang
rusak atau mati.
c. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dalam metabolism serta antibody yang diperlukan.
d. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen, yaitu
intraseluler, ekstraseluler, dan intravaskuler (Adriani dan Wirjatma, 2012)
3. Sumber Protein
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto,
2009):
a. Protein Nabati
Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh
jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan lainnya
yang mengandung protein tinggi.
b. Protein Hewani
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan
yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani.
Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan
lain-lain.
4. Tingkatan Struktur Protein
Menurut Fatciyah dkk (2011), protein dapat dikelompokkan menjadi tiga
tingkat struktur, yaitu :
a. Struktur Polimer
Struktur polimer menggambarkan sekuens linear residu asam amino dalam
suatu protein. Sekuens asam amino selalu dituliskan dari struktur sekunder,
tersier, dan kuartener. Faktor yang menentukan untuk menjaga atau
menstabilkan ketiga tingkat struktur tersebut adalah ikatan kovalen yang
terdapat dalam struktur primer.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder dibentuk karena adanya ikatan hydrogen antara hydrogen
amida dan oksigen kerbonil dari rangka peptida. Struktur sekunder utama
meliputi α-heliks dan β-strands (termasuk β-sheets)
c. Struktur Tersier
Struktur Tersier menggambarkan rantai polipeptida yang mengalami folded
sempurna yang kompak. Beberapa polipeptida folded terdiri dari beberapa
protein glubar yang berbeda dihubungkan oleh interaksi antara gugus R yang
terletak tidak bersebelahan pada rantai polipeptida . Pembentukan strujtur
tersier membuat struktur primer dan sekunder menjadi saling berdekatan
d. Struktur Kuartener
Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua atau lebih rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligometrik. Rantai polipeptida yang
membentuk multi sub unit atau protein oligometrik. Rantai polipeptida
penyusun protein oligometrik dapat sama atau berbeda.
B. Anabolisme
1. Pengertian Anabolisme
Anabolisme merupakan proses pembentukan atau penyusunan atau sintesis
senyawaorganik sederhana menjadi senyawa makromolekul yang lebih
kompleks. Jadi, proses dasarnya, proses anabolisme merupakan kebalikan dari
proses katabolisme. Makromolekul yang dimaksud misalnya komponen sel
seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Oleh karena proses
pembentukannya memerlukan energi bebas maka reaksinya disebut reaksi
endergonik.
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk.
2. Tahapan Dasar Anabolisme
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar, yaitu :
a. Produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida
b. Aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan
energi dari ATP
c. Penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks,
seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
3. Hasil Anabolisme
Hasil anabolisme digunakan dalam fungsi yang esensial. Hasil tersebut

misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat

untuk pengkopian informasi genetik; protein, lipid, dan karbohidrat untuk

menyusun struktur tubuh makhluk hidup baik intraseluler maupun

ekstraseluler.

C. Anabolisme Protein
1. Pengertian Anabolisme Protein
Anabolisme protein merupakan pembentukan protein alias sintesis protein.
Molekul protein tersusun atas bebrapa ratus molekul asam amino yang
berikatan satu dengan yang lainnya melalui ikatan peptida serta mengikuti
suatu urutan tertentu. Oleh karena itu anabolisme protein yang terjadi dalam sel
merupakan reaksi kimia yang kompleks dan melibatkan beberapa senyawa
penting terutama DNA dan RNA.
2. Tahapan Anabolisme Protein
Tahap-tahap dalam anabolisme protein secara garis besar dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Transkripsi
Transkripsi adalah proses sintesis RNA dnegan menggunakan DNA sebagai
cetakan. DNA berlaku sebagai arsitek yang merancang pola penyusunan
protein sedangkan RNA yang akan menjadi duta sebagai pembawa informasi
genetic berupa kode-kode genetic atau kodon-kodon.
RNA hasil transkripsi salah satunya adalah mRNA yang akan berperan
sebagai cetakan protein. Basa mRNA akan membentuk rangkaian kodon
(adalah rangkaian tiga basa yang berdampingan pada mRNA yang
menyandikan satu asam amino). Pesan genetik mRNA diterjemahkan menjadi
rangkaian asam amino berdasarkan sandi genetik.
Transkripsi adalah tahap pertama pada ekspresi gen, yang mana informasi
dari gen digunakan untuk membangun produk fungsional seperti protein.
Tujuan dari transkripsi ini untuk membuat salinan RNA dari untaian gen di
DNA. RNA menyalin, atau mentranskripsi, informasi yang dibutuhkan untuk
membangun polipeptida (gabungan asam amino atau protein/subunit protein).

Transkripsi dari gen melalui tiga tahapan proses, yaitu inisiasi,


elongasi, dan terminasi. Penjelasan yaitu sebagai berikut :
1) Inisiasi (Permulaan)
Jika pada suatu proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada
transkripsi ini dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat
melekatnya RNA polimerase untuk memulai transkripsi. RNA
polimerase akan melekat atau berikatan dengan promoter, setelah
promoter berikatan dengan kumpulan protein yang disebut faktor
transkripsi.
Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor transkripsi
ini disebut juga kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA
polimerase membuka rantai ganda DNA.
2) Elongasi (Pemanjangan)
Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini
kemudian akan menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan
arah 5´ ke 3´.
Pada tahap elongasi ini, RNA akan mengalami pertumbuhan
memanjang seiring dengan pembentukan pasangan basa nitrogen DNA.
Pembentukan pada RNA analog dengan pembentukan pasangan basa
nitrogen pada replikasi.
Pada RNA tidak terdapat juga basa pirimidin timin (T), melainkan
urasil (U). Oleh karena itu, RNA akan membentuk pasangan yang basa
urasil dengan adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain, yakni
adenin, guanin, dan sitosin dari DNA yang akan berpasangan dengan
basa komplemennya masing-masing sesuai dengan pengaturan
pemasangan basa. Adenin berpasangan juga dengan urasil dan guanin
dengan sitosin.

3) Terminasi (Pengakhiran)
Penyusunan suatu untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari
daerah promoter berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi
selesai, rantai DNA yang menyatu kembali seperti semula dan RNA
polimerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA akan terlepas dan
terbentuklah RNA m yang baru.
Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, akan langsung
berperan sebagai RNA m. Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen
pengkode protein pada sel eukariotik, akan menjadi RNA m yang
fungsional (aktif) setelah malalui suatu proses tertentu terlebih dahulu.

b. Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Ribosom akan membaca kode yang ada pada mRNA
dengan bantuan RNA lain, yakni pada RNA transfer (tRNA). Di dalam
sitoplasma banyak terdapat tRNA, asam-asam amino dan lebih dari 20 enzim-
enzim amino dari hasil sintetase.

Terdapat tiga tahapan proses dalam translasi, yaitu inisiasi,


elongasi, dan terminasi. Penjelasan yaitu sebagai berikut :
1) Iniasiasi (Permulaan)
Ribosom sub unit kecil yang mengikatkan diri pada mRNA yang telah
membawa sandi bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada
bagian inisiator tRNA. Selanjutnya, molekul besar ribosom juga akan
ikut terikat bersama ketiga molekul tersebut membentuk kompleks
inisiasi.
Molekul-molekul tRNA akan mengikat dan memindahkan asam
amino dari sitoplasma menuju ke ribosom dengan menggunakan energi
GTP dan enzim. Bagian ujung tRNA yang satu akan membawa
antikodon, berupa triplet basa nitrogen.
Sementara, ujung yang lain akan membawa satu jenis asam amino dari
sitoplasma. Kemudian, asam amino tertentu tersebut akan diaktifkan oleh
tRNA tertentu pula dengan menghubungkan antikodon dan kodon
(pengkode asam amino) pada mRNA.

Kodon pemula pada proses translasi yaitu AUG, yang akan mengkode
pembentukan asam amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA
yang akan berpasangan juga dengan kodon pemula adalah UAC. tRNA
tersebut akan membawa asam amino metionin pada sisi pembawa asam
aminonya.
2) Elongasi (Pemanjangan)
Tahap pengaktifan asam amino akan terjadi kodon demi kodon
sehingga dihasilkan asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang
telah diaktifkan oleh kerja tRNA sebelumnya, akan dihubungkan melalui
ikatan peptida membentuk polipeptida pada ujung tRNA pembawa asam
amino.
Misalnya, tRNA yang membawa asam amino fenilalanin, maka
antikodon berupa AAA kemudian yang berhubungan dengan kodon
mRNA UUU.
Fenilalanin tersebut akan dihubungkan dengan metionin membentuk
peptida. Melalui proses elongasi ini rantai polipeptida yang sedang
tumbuh tersebut semakin panjang akibat penambahan asam amino.

3) Terminasi (Pengakiran)
Proses translasi akan berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA
bertemu dengan kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai
polipeptida yang telah terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah
untuk membentuk protein fungsional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein berperan penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber
energi. Anabolisme merupakan proses pembentukan atau penyusunan atau sintesis
senyawaorganik sederhana menjadi senyawa makromolekul yang lebih kompleks.
Anabolisme protein merupakan pembentukan protein alias sintesis protein.
Molekul protein tersusun atas bebrapa ratus molekul asam amino yang berikatan
satu dengan yang lainnya melalui ikatan peptida serta mengikuti suatu urutan
tertentu. Terdapat dua tahapan proses dalam anabolisme protein yaitu transkripsi
dan translasi.

Anda mungkin juga menyukai