1 Maret 2009
: Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) leaf, Tablet, Corn starch , Avicel PH 101, Simplex
Lattice Design
1.
Pendahuluan
Pengetahuan pemanfaatan obat dari
bahan alam (back to nature) timbul sebagai
dampak dari maraknya isu lingkungan
yang merupakan reaksi dari semakin
besarnya dampak negatif dari produk
kimiawi dan pemanfaatan sumber daya
alam yang tidak berguna. Gerakan kembali
ke alam memiliki sisi positif yang
ditujukan oleh adanya keinginan untuk
menggunakan dan mengkonsumsi produkproduk alamiah yang diyakini tidak
memiliki efek samping dan harganya lebih
terjangkau (Wijayakusuma, 2003).
Salah satu tanaman berkhasiat obat
adalah tanaman mimba. Daun tanaman
mimba yang pahit tersebut mempunyai
khasiat sebagai obat yaitu obat asam urat
atau encok, sebagai anti-inflamasi, anti
diabetes millitus dengan meminum air
rebusan daun mimba (Wijayakusuma,
2003).
Penelitian
secara
farmakologi
sebelumnya menyebutkan bahwa pada
konsentrasi tertentu ekstrak daun mimba
mengandung zat aktif flavonoid dan
saponin yang mempunyai aktifitas sebagai
anti-inflamasi (Batjeran, 2007). Formulasi
tablet ekstrak daun mimba dengan bahan
pengisi pati jagung dapat menghasilkan
tablet dengan sifat fisik yang baik
(Hariyanto, 2007). Tablet dengan bahan
pengisi
pati
jagung
mempunyai
kelemahan, yaitu waktu hancurnya lama
(Voigt, 1994).
Penelitian ini mengembangkan
permasalahan
penelitian
sebelumnya
dengan menggunakan bahan tambahan lain
yaitu Avicel PH 101 dan pati jagung
dengan metode optimasi. Avicel PH 101
merupakan eksipien dalam pembuatan
tablet yang dapat digunakan sebagai bahan
pengisi dan pengikat, dapat juga digunakan
sebagai bahan pelicin dan penghancur
dalam pembuatan tablet (Rowe et al.
2006). Avicel kurang menguntungkan
dalam segi ekonomis sehingga perlu untuk
mengkombinasikan dengan bahan lain
Saponin.
Filtrat serbuk dimasukkan dalam
tabung reaksi ditambah air panas,
didinginkan dan dikocok kuat-kuat selam
10 detik, terbentuk buih mantap selama
tidak kurang 10 menit setinggi 1 cm
sampai 10 cm. buih tidak hilang jika
ditambah HCl.
Pembuatan Ekstrak daun mimba
Serbuk daun belimbing wuluh
ditimbang sebanyak 100 gram dimasukkan
dalam botol coklat, ditambah etanol 70%
sebanyak 750 ml dan digojog sebentar,
selanjutnya campuran tersebut didiamkan
selama kurang lebih lima hari dengan
sesekali digojog. Ekstrak maserasi yang
didiamkan selama lima hari tersebut
disaring kemudian dipekatkan dengan
evaporator sampai kental, kemudian
ditimbang untuk mengetahui bobot ekstrak
kental yang diperoleh.
Pemeriksaan ekstrak kental daun
mimba .
Pemeriksaan bebas alkohol. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ekstrak daun mimba benar-benar bebas dari
alkohol dengan cara esterifikasi alkohol.
Reaksi negative ditunjukkan dengan tidak
terbentuknya bau ester yang khas dari
alkohol yang menunjukkan terdapatnya
alkohol dalam suatu sampel (Anonim,
1995).
Standarisasi ekstrak daun mimba
Standarisasi ekstrak dilakukan untuk
mengetahui konsistensi ekstrak kental yang
akan digunakan sebagai bahan aktif pada
pembuatan tablet ekstrak daun mimba.
Standarisasi ekstrak kental meliputi
pemeriksaan bebas alkohol, penetapan
kadar air, kekentalan dan daya rekat
ekstrak.
Penetapan kadar air ekstrak kental.
Ekstrak daun mimba ditimbang sebanyak 2
gram kemudian diukur kadar air dengan
menggunakan alat moisture balance EB-
Tabel 1. Rancangan formula tablet ekstrak daun mimba campuran Avicel PH 101 - pati jagung berdasakan simplex
lattice design.
Komposisi
Ekstrak kental daun mimba
Formula I
7,5
Formula III
7,5
15
15
15
3
274,5
3
0
3
137,25
Pati jagung
274,5
137,25
Berat tablet
300
300
300
Mg stearat
Avicel PH 101
Kompaktibilitas
Punch atas diatur pada skala 8,5
sedangkan punch bawah pada skala 10,
bahan yang akan diuji dimasukkan dalam
=
=
=
=
Kekerasan tablet
Dilakukan uji kekerasan tablet satu
per-satu sampai 20 tablet dengan alat
hardness tester. Angka yang ditunjukkan
pada skala ini menunjukkan kekerasan
tablet yang diukur dengan satuan kg.
Kerapuhan tablet
Membersihkan 20 tablet dari debu
yang melekat pada tablet, kemudian
ditimbang (a gram), lalu dimasukkan ke
dalam alat friabilator. Alat diputar selama
4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Setelah
itu tablet dikeluarkan dari alat, dibersihkan
dari debu, kemudian timbang (b gram).
Waktu hancur tablet
Satu tablet dimasukkan pada
masing-masing tabung dari keranjang,
masukkan satu cakram pada tiap tabung,
gunakan air bersuhu 37 2 sebagai
media, lalu mesin dihidupkan. Percobaan
dihentikan sampai tidak ada lagi bagian
tablet yang tertinggal di atas kasa. Waktu
dicatat sebagai waktu hancur tablet
(Anonim,1995).
Metode Analisa
Granul formula terpilih diuji sifat
fisiknya meliputi sifat alir, kompaktibilitas
dan waktu hancur. Tablet ekstrak daun
mimba formula terpilih diuji sifat fisiknya
meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan dan waktu hancur.
Analisis hasil pengujian berbagai
parameter tersebut dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
Pendekatan teoritis, data yang diperoleh
dibandingkan dengan persyaratan dalam
kepustakaan.
Secara
statistik, data yang didapat
dianalisis secara statistik dengan Uji T (Ttest) dengan program SPSS For Window
versi 11,0.
3. Hasil dan Pembahasan
Identifikasi serbuk daun mimba
Hasil pemeriksaan organoleptis dan
kandungan kimia serbuk daun Mimba
tersaji berikut ini:
Tabel 2. Hasil pemeriksaan organoleptis serbuk daun
mimba
Bentuk
Warna
Rasa
Bau
Serbuk
Hijau
Pahit
Khas
Perlakuan
Flavonoid
Saponin
Hasil uji
Pengamatan
Terbentuk
warna
jingga
pada
lapisan
amil alkohol
Terbentuk busa
yang
stabil
selama
30
menit
Pustaka
Terbentuk warna merah
/ kuning / jingga pada
lapisan amil alkohol
Terbentuk busa yang
stabil selama 30 menit
Pembuatan
ekstrak
maserasi
dilakukan dengan menimbang serbuk daun
mimba sebanyak 100,0 g kemudian
dimasukkan ke dalam botol coklat,
ditambah etanol 70% sebanyak 750 ml dan
digojok-gojok
sebentar,
selanjutnya
Tabel 4. Sifat fisik granul ekstrak daun mimba berdasarkan simplex lattice design
Formula I
11,57 0,046
8,9 0,374
7,25 0,341
Formula II
16,41 0,222
2,6 0,204
20,57 0,722
Formula III
13,53 0,061
6,9 0,4336
25,48 0,875
Gambar 1. Profil kecepatan alir granul ekstrak daun mimba berdasarkan persamaan simplex lattice design
singlepunch.
Untuk
membandingkan
kompaktibilitas masing masing granul
dari setiap formula maka volume granul
dan tekanan kompresi dikendalikan agar
sama untuk setiap formula karena akan
berpengaruh terhadap kekerasan tabletnya.
Dari perhitungan diperoleh persamaan
profil untuk uji kompaktibilitas yaitu :
Y = 8,9(A) + 2,6(B) + 4,6(A)(B)
(A) = fraksi komponen avicel PH 101
(B) = fraksi komponen pati jagung
Gambar 2. Profil kompaktibilitas granul ekstrak daun mimba berdasarkan simplex lattice design
lattice design
didapatkan persamaan
sebagai berikut :
Y = 7,25 (A) + 20,57 (B) + 46,24 (A)(B)
Keterangan :
Y
= Waktu hancur (detik)
A
= Konsentrasi avicel PH 101
B
= Konsentrasi pati jagung
(A) (B) = Konsentrasi avicel PH 101 : Pati jagung (50 % : 50
%)
Tabel 5. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak daun mimba formula optimum
11,90 0,02
8,40 0,39
12,75 0,05
Tabel 6. Hasil analisis ujiT (T-test) kecepatan alir granul ekstrak daun mimba formula optimum dengan prediksi
Formula optimum
Avicel PH 101 teoritis 90% vs
percobaan 90%
Signifikansi
0,065
Signifikansi terpilih
0,05
Kesimpulan
Tidak berbeda
signifikan
Gambar 5. Profil kompaktibilitas granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan
formula hasil percobaan
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil percobaan dengan prediksi
maka dilakukan uji T.
Tabel 7. Hasil analisis ujiT (T-test) kompaktibilitas formula optimum dengan prediksi
Formula optimum
Avicel PH 101
teoritis 90% vs
percobaan 90%
Gambar 6. Profil waktu hancur granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice
hasil percobaan
Mengetahui
ada
tidaknya
perbedaan antara hasil percobaan dengan
prediksi maka dilakukan uji T. Hasil dari
uji T tertera pada tabel 17 dan lampiran 29.
Tabel 8. Hasil analisis uji T (T-test) waktu hancur formula
optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi
Formula optimum
Signifikansi
Signifikansi
terpilih
0,821
0,05
Kesimpulan
Tidak berbeda
signifikan
Formula
Avicel
PH 101
90%:10%
pati
jagung
Bobot tablet
(mg) SD
295,3 4,53
CV (%)
1,53
Formula
Avicel PH
101
90%:10%
pati jagung
Formula
Kerapuhan tablet
(%) SD
Avicel PH
101
90%:10%
pati jagung
0,07 0,026
Waktu hancur.
Waktu
hancur
tablet
menggambarkan waktu yang diperlukan
oleh tablet untuk hancur di dalam cairan
tubuh. Proses hancurnya tablet didahului
oleh adanya penyerapan air sehingga tablet
dapat pecah menjadi bagian-bagiannya.
Tabel 12. Hasil pengamatan kerapuhan tablet ekstrak daun
mimba
Formula
Avicel PH
101
90%:10%
pati jagung
13,62 0,18
4. Kesimpulan
Hasil penelitian didapatkan bahwa
campuran bahan dengan proporsi Avicel
PH 101 90% dan pati jagung 10%
memberikan hasil optimal pada sifat fisik
granul dan menghasilkan tablet ekstrak
daun mimba yang memenuhi persyaratan
uji sifat fisik tablet.
Ucapan Terima Kasih
Terimakasih
Penulis
ucapkan
kepada Drs. Cokro Rahadiwanto, M.S.,
Apt yang telah memberikan arahan dan
Yusita Indrastiwi yang telah membantu
terselesaikannya penelitian ini.
Daftar Pustaka
Alderborn G, Nystron C. 1996. Pharmaceutical Powder Compaction Technology.
17-18. New York: Marcell Dekker Inc. hlm vii.
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. hlm XXXIII, 6,7,807.
Anonim,1989. Materia Medika Indonesia. jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. hlm. 67,70,118,549-553.
Banker GS, Anderson NR. 1986. Tablet in Lachman L. Lieberman HA., Kanig JL
(Eds), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd. Philadelphia:
Lea and Fabinger. hlm. 293-345.
Batjeran JS. 2007. Uji Aktifitas Anti Inflamasi Ekstrak Soxhletasi Daun Mimba
(Azadirachta folia) Terhadap Tikus Jantan [Skripsi] Surakarta; Fakultas
Farmasi, Universitas Setia Budi.
Hariyanto. 2007. Pembuatan Tablet Ekstrak Etanolik 70% Daun Mimba Dengan
Madu Sebagai Bahan Pengikat [Skripsi] Surakarta; Fakultas Farmasi,
Universitas Setia Budi.
Lachman L. Liebermen HA, Kanig Jl. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi III, Suyatmi S, Penerjemah. Jakarta: UI Pr. Terjemahan dari : The
Theory and Practice of Industrial Pharmacy. hlm. 643-663,674717,625,654,686,697,701,702,703.
Peck RC, Sheskey PJ, Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th.
Ed. London: The Pharmaceutical Press. hlm. 132.
Rusita YD. 2008. Optimasi Campuran Manitol Sukrosa Untuk Pembuatan
Tablet Hisap Daun Dewa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr. ) Secara
Granulasi Basah Dengan Metode Simplex Lattice Design [Skripsi].
Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi.
Shek EM, Jones R. 1980. Simplex in Optimation of Capsul Formulation. Journal
of Pharmaceutical Sciences 6910:1135.
Sulaiman TNS. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta :
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Universitas Gadjah Mada. hlm.
150,155.
Voigt R. 1994. Buku Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Soedani Noerono,
penerjemah; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari
: Lehburch der Pharmazeutichen Technologi. hlm. 159,165,201,202,577578,580,965.
Wijayakusuma H. 2003. Penyembuhan Dengan Tanaman Obat. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. hlm. ix.