Anda di halaman 1dari 73

STANDAR PELAYANAN

KEFARMASIAN
PERESEPAN

DOKTER FARMASI

Melakukan Peresepan RESEP Menerima Resep


Analisa Resep
Memberikan Obat

APA SAJA YANG HARUS DIPERHATIKAN ?


PENGELOLAAN
SEDIAAN FARMASI

Pengadaan

Penyimpanan PELAYANAN RESEP

pasien
Resep Penyerahan/
PENGKAJIAN MONITORING
dokter dispensing RESEP
DISPENSING PIO KONSELING
TERAPI

Pemusnahan/
penarikan kembali

Pencatatan dan
pelaporan
PENYIMPANAN
TUJUAN PENYIMPANAN
• Menjamin stabilitas dan mutu sediaan farmasi
• Menjamin keamanan penyimpanan (radioaktif,
obat emergensi, narkotika, psikotropika, obat
penelitian, nutrisi, obat yang dibawa pasien)
• Menjamin keselamatan pasien (tidak ada obat
kadaluarsa, obat recall)
Berdasarkan Stabilitas Obat

• Obat termolabil
• Obat terurai oleh
cahaya
• Obat terurai oleh udara
• Obat bersifat
higroskopis
Penyimpanan obat termolabil

Suhu penyimpanan obat


(FI Edisi V tahun 2014)
• Suhu beku : -20 °C
sampai -10 °C
• Suhu dingin: dari 2-
8°C,
• Suhu sejuk: 8-15°C
• Suhu kamar: 15-30°C
PEMANTAUAN SUHU KULKAS PENYIMPANAN OBAT
Rentang suhu ruang penyimpanan obat yang diperbolehkan: 2-8 oC

Cek tanggal terakhir kalibrasi termometer


PENYIMPANAN …lanjutan
PENYIMPANAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA
Peraturan Menteri Kesehatan No.3 tahun 2015

• terbuat dari bahan yang kuat


• tidak mudah dipindahkan
• mempunyai 2 (dua) buah kunci
yang berbeda
• diletakkan di tempat yang aman
dan tidak terlihat oleh umum
• kunci lemari khusus dikuasai oleh
Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan
pegawai lain yang dikuasakan
PENYIMPANAN B3

• Menyimpan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) secara


terpisah di dalam lemari tertutup sesuai dengan instruksi
yang ada di kemasan
• Memberi simbol dan label sesuai klasifikasi B3
• Meletakkan MSDS untuk B3 dan spill kit di dekat lemari
penyimpanan dan memastikan semua petugas
mengetahui letak MSDS tersebut
• Apabila terjadi tumpahan atau terkena bahan B3, maka
lakukan tindakan sebagai tercantum dalam MSDS
• Jangan menyimpan B3 dirak paling atas (ditempat yang
tinggi), dibawah bak cuci dan dekat kabel listrik
• Perhatikan suhu ruang penyimpanan B3
PIKTOGRAM/SIMBOL B3
BAHAYA FISIK BAHAYA KESEHATAN BAHAYA LINGKUNGAN

Bahaya
mudah meledak toksisitas akut Toksisitas Akut
dan Kronik
Pada
Korosi,iritasi kulit,
Lingkungan
mudah menyala iritasi kerusakan pada Akuatik
mata
peringatan toksisitas
gas, cairan, akut, korosi/iritasi
padatan kulit/iritasi kerusakan
pengoksidasi parah pada mata,
sensititasi pada kulit
sensititasi sal.napas,
toksisitas terhadap
gas bertekanan
produksi, bahaya
aspirasi
bahaya terhadap
korosif terhadap
kesehatan sampai
logam
tingkat tertentu
Simbol LIMBAH B3 (GHS)

Limbah Mudah Limbah Limbah Limbah Korosif Limbah


Meledak Infeksius Beracun Campuran

Limbah Reaktif Limbah Cairan Limbah Padat


Mudah Mudah
Terbakar Terbakar
SIMBOL LIMBAH BAHAN BERACUN SIMBOL BAHAN BERACUN
Lemari B3

 X
CARA PENYIMPANAN

GunakanFEFO
prinsip FEFO dalam penyimpanan
= First Expired First Out

Farmakope Indonesia Edisi V :


Apabila tanggal ED dinyatakan dalam bulan dan tahun, maka sediaan
farmasi, alkes dan BMHP tersebut dapat digunakan sampai akhir bulan
yang dinyatakan; misal: ED Januari 2019, maka barang tsb dapat
digunakan sampai dengan 31 Januari 2019
Kecuali bila dinyatakan tanggal, bulan dan tahun maka sediaan farmasi,
alkes dan BMHP tersebut paling baik digunakan sebelum tanggal, bulan
dan tahun yang dinyatakan, misal : ED 15 Februari 2019, maka barang
tsb dapat digunakan sampai dengan 14 Februari 2019

Memberi penandaan pada kemasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan


BMHP akan kadaluarsa dengan menempelkan label kuning pada barang
yang akan kadaluarsa dalam waktu 6 bulan sesudah stock opname
ED :
PENYIMPANAN …lanjutan
High
OBAT HIGH ALERT Alert

Obat yang harus diwaspadai karena sering


menyebabkan terjadinya kesalahan serius dan
obat yang berisiko tinggi menimbulkan reaksi
tidak diinginkan (ROTD)
High
PENYIMPANAN HIGH ALERT Alert

Gudang Farmasi menempelkan stiker penanda high


alert sesuai dengan daftar obat high alert
Memisahkan obat-obat yang termasuk obat high
alert sesuai dengan daftar obat high alert.
Memberikan selotip merah pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat
lainnya.
Menyimpan obat high alert pada tempat yang telah
diberi selotip merah.
Menyimpan obat sitostatika secara terpisah dari
obat high alert lainnya
Meningkatkan keamanan obat High Alert High
Alert

TERPISAH DAN TERLOKALISIR dari obat lain + selotip MERAH


KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

- Tempelkan stiker pada


obat high alert pada
kemasan primer atau
stiker ungu pada obat
sitostatika tanpa
menutupi nama dan
kekuatan obat

HIGH
ALERT

24
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

Troli Emergensi - Simpan obat high


alert pada tempat
yang telah diberi
selotip merah
- Obat high alert di
ruang rawat yang
sudah ditempel etiket
identitas pasien
disimpan di lemari
Obat Sitostatika
obat pasien tanpa
selotip merah dengan
akses terbatas
- Simpan obat
sitostatika secara
terpisah dari obat
high alert lainnya HIGH
ALERT
25
PENYIMPANAN LASA

• Menempelkan stiker LASA pada wadah penyimpanan


obat-obat LASA sesuai dengan Daftar Obat LASA.
• Menyimpan obat LASA secara terpisah satu sama lain/
diberi pembatas dengan obat lain yang bukan
pasangan LASA-nya.
Meningkatkan keamanan obat High Alert High
Alert

Depakote ER 250 mg dan Depakote ER 500 mg


dipisahkan satu sama lain, dan pada tempat
penyimpanan diberi nama jelas dan stiker LASA
PENYIMPANAN LASA
KEBIJAKAN PENANGANAN ELEKTROLIT PEKAT

- Ruang perawatan tidak


menyimpan elektrolit
pekat sebagai persediaan
ruangan, kecuali ruang
operasi jantung dan ruang
perawatan intensif
- Ruang perawatan yang
KCl 7,46% NaCl 3% Glycophos Potassium
Dihydrogen
boleh menyimpan
Phospat 3% elektrolit pekat harus
memastikan bahwa
elektrolit pekat disimpan
di lemari obat pasien
dengan akses terbatas
bagi petugas yang diberi
HIGH
wewenang
ALERT

29
ELEKTROLIT PEKAT TIDAK BOLEH DISIMPAN DI SELAIN ICU, ICCU , OK
JANTUNG

Instalasi Farmasi menyediakan premixed solution untuk elektrolit KCl infus :

KCl 10 meq KCl 10 meq KCl 10 meq KCl 50 meq KCl 50 meq
dalam dalam dalam dalam dalam
N5 500 ml N4 500 ml KaEn1B 500 NaCl 0,9% NaCl 0,9%
ml 500 ml 100 ml

Untuk keperluan inhalasi,


Resepkan NaCl 3% 
dalam botol 30 ml
PENYIMPANAN …lanjutan
PENYIMPANAN …lanjutan
OBAT DAN ALKES EMERGENSI
Obat dan alat kesehatan
yang penggunaannya
harus segera dan bersifat
menyelamatkan jiwa
pasien (life saving).
OBAT, ALAT KESEHATAN DAN BMHP EMERGENSI

1. Obat, alkes dan BMHP emergensi


disimpan dalam troli emergensi terkunci,
diperiksa, dipastikan selalu tersedia
dengan jenis dan jumlah sesuai daftar
yang telah ditetapkan dan bermutu
baik (tidak kadaluwarsa).
2. Obat, alkes dan BMHP emergensi harus
diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi
dengan daftar atau kadaluwarsa dekat
diganti dengan waktu kadaluwarsa
jauh
3. Troli emergensi hanya boleh diisi dengan
Obat, alkes dan BMHP emergensi, tidak
boleh dicampur dengan Obat, alkes dan
BMHP lain.
PENYIMPANAN …lanjutan
PELAYANAN RESEP
PENGKAJIAN PEMANTAUAN
DISPENSING KONSELING
RESEP TERAPI

Kajian administratif Kajian Farmasetika


meliputi: • Bentuk dan kekuatan
• nama pasien, umur, jenis sediaan.
kelamin dan berat badan; • Dosis dan jumlah Obat.
• nama dokter, nomor • Stabilitas dan
Surat Izin Praktik (SIP), ketersediaan.
alamat, nomor telepon
dan paraf; dan • Aturan dan cara
penggunaan.
• tanggal penulisan Resep.
• Inkompatibilitas
• Unit asal Resep
• Kajian Klinis
• ketepatan indikasi dan dosis
Obat;
• aturan, cara dan lama
penggunaan Obat;
• duplikasi dan/atau polifarmasi;
• reaksi Obat yang tidak
diinginkan (alergi, efek
samping Obat, manifestasi
klinis lain);
• kontra indikasi; dan
• interaksi.
Tahapan Pelayanan Resep
PENYERAHAN
PENERIMAAN PENYIAPAN
PENGKAJIAN DISERTAI
SEDIAAN FARMASI PEMERIKSAAN
RESEP RESEP DAN BMHP INFORMASI
OBAT

Disetiap tahapan dilakukan upaya pencegahan


terjadinya Kesalahan pemberian obat (Medication
Error)

Persyaratan Persyaratan Persyaratan


Administrasi Farmasetik Klinis

Tenaga Teknis Kefarmasian


Apoteker
PELAYANAN RESEP
PENGKAJIAN PEMANTAUAN
DISPENSING KONSELING
RESEP TERAPI

Penyiapan/ Penyerahan Pemberian


peracikan Obat obat Informasi

Memenuhi PRINSIP :
Tepat diagnosis
Tepat pasien
Tepat dosis
Tepat cara dan interval pemakaian
Tepat informasi
DISPENSING

• Penyerahan dalam bentuk obat jadi/bentuk racikan


• Peracikan obat 
• Obat tidak dapat diberikan dalam bentuk racikan :
• Bentuk sediaan :
• Sugar or film coating
• Enteric coating
• Modified release
• Inkompatibilitas karakteristik penyerapan obat

Perhatikan Efektivitas & Interaksi Obat


saat dijadikan Racikan
Rancangan PKBPOM Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian Th 2018 :
bab penyerahan obat
ASEPTIC DISPENSING

Repacking

IV Admixture

Preparasi TPN

Penanganan obat sitostatika


ASEPTIC DISPENSING

Repacking

IV Admixture

Preparasi TPN

Penanganan obat sitostatika


RESEP LENGKAP

1. Tanggalpenulisan resep
2. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar
resep manual atau secara elektronik dalam sistem informasi
farmasi untuk memastikan ada tidaknya riwayat alergi obat

1. Tanda R/ pada setiap sediaan


2. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat
kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan
bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta
kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
3. Jumlah sediaan
4. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan
jumlah bahan obat (untuk bahan padat: mikrogram, miligram, gram)
dan untuk cairan: tetes, milliliter, liter.
5. Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak
dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah
terbukti aman dan efektif.
6. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai
jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal
dalam sehari.

1. Nama lengkap pasien


2. Nomor rekam medik
3. Tanggal lahir pasien
4. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
dan pasien kemoterapi)
5. Nama dokter
PENANGANAN RESEP BERMASALAH
 READ BACK / TBAK
Verifikasi Resep
• Minta TTK lain/Apt untuk verifikasi resep
yang tidak jelas

Hubungi dokter penulis resep


• Jika TTK/Apoteker tidak dapat membaca
resep, hubungi dokter penulis resep
• Jika dokter menyebutkan nama obat melalui
telepon → lakukan read back/TBAK (
mengeja tiap huruf)

Hubungi perawat
• Jika dokter tidak dapat dihubungi → hubungi
perawat
• Lihat rekam medik/kardeks pasien
Penanganan Resep Tidak Jelas

Hal yang harus diperhatikan:


o Tulisan di awal resep tidak boleh ditindih dengan tulisan yang
baru, jika dokter dapat datang maka dokter mencoret tulisan
yang tidak jelas tersebut dan menulis perbaikan di atas coretan
kemudian membubuhkan paraf
o Resep dengan lebih dari 2 (dua) coretan harus diganti dengan
lembar resep baru.
o Kesalahan penulisan tanggal pada resep harus diganti dengan
resep baru
CONTOH KASUS PENGKAJIAN RESEP
No. Masalah Tipe Kesalahan Penyelesaian
1 dokter menulis instruksi pemberian Duplikasi Menghubungi dokter, dokter setuju mencoret
omeprazol dan esomeprazol dalam 1 instruksi pemberian omeprazol.
(satu) resep, seharusnya yang ada di
kardeks pasien adalah esomeprazol.

2 Adanya Interaksi antara Simvastatin Interaksi Obat Menghubungi dokter, disarankan untuk
dan Amlodipin mengganti antihipertensi golongan lain. Dokter
setuju amlodipin distop.

3 Pasien diresepkan obat kemoterapi Resep tidak lengkap Menghubungi dokter untuk melengkapi
tetapi tidak ada tanggal lahir di resep penulisan resep.
dan protokol

4 Dokter bedah digestif meresepkan Dosis tidak tepat Menghubungi dokter dan menyaranakan untuk
Cetirizine tab 10 mg = 3 x 1 tab. Dosis menurunkan dosis menjadi 10 mg/hari. Dokter
lazim Cetirizine oral = 10 mg/hari. Dosis setuju dan dosis diturunkan menjadi 10 mg/hari
yang diberikan ke pasien = 30 mg/hari. ( 1 x 1 tablet)
Dosis terlalu tinggi.

5 Dokter meresepkan ketorolac injeksi. Durasi pemakaian Menghubungi dokter dan menyarankan kepada
Pasien sudah menggunakan selama 10 terlalu lama dokter untuk menghentikan ketorolac injeksi.
hari. Maksimal penggunaan ketorolac Dokter hanya setuju aturan pakai diubah
injeksi adalah selama 5 hari menjadi kalau perlu.
 Pemeriksaan/telaah obat adalah
kegiatan memastikan bahwa obat yang
telah disiapkan dan akan diserahkan
sudah sesuai dengan permintaan
dokter/resep yang sudah dikaji
 Dilakukan oleh petugas yang berbeda
dengan yang menyiapkan perbekalan
farmasi
 Petugas yang melakukan
pemeriksaan/telaah obat
membubuhkan paraf/inisial pada
kolom bukti penyelesaian tugas

Pemeriksaan/telaah obat
Petugas membubuhkan paraf/initial

Pendokumentasian hasil telaah obat


PENGKAJIAN PEMANTAUAN
DISPENSING KONSELING
RESEP TERAPI

Dokumentasi Tahap Pemberian Informasi Obat Dan Konseling

menggali masalah melakukan


Three prime memberi
pasien dalam verifikasi
question informasi
penggunaan obat akhir

apa yang disampaikan dokter tentang obat


Info yang sudah diketahui pasien
hasil yang pasien harapkan setelah
pengobatan.

1. Permenkes nomor 73 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan Informasi Obat
• Kegiatan Pelayanan Informasi Obat meliputi:
• menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
• membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet,
pemberdayaan masyarakat (penyuluhan);
• memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
• memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi;
• melakukan penelitian penggunaan Obat;
• membuat atau menyampaikan makalah dalam forum
ilmiah;
• melakukan program jaminan mutu.
PEMANTAUAN TERAPI

memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan


rasional bagi pasien :

Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obat


antara lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian
Obat tanpa indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu
tinggi, dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak
diinginkan atau terjadinya interaksi Obat
RED FLAG ISU PERESEPAN
PASIEN DOKTER KEADAAN
• Berasal dari luar daerah • Peresepan obat sama
• Terburu-buru
• Meminta obat tertentu untuk semua pasien
• Datang pada
yang spesifik • Lokasi praktik dokter
waktu yang tidak
• Datang lebih awal dari • Tidak sesuai
lazim
jadwal yang ditentukan kewenangan dengan
• Adanya upaya
• Mengaku obat hilang pembuatan resep
pengalihan
• Meminta obat lain • Meresepkan dosis besar

RESEP
• Ada bekas hapusan, smudging/perbedaan tinta,
dan perbedaan tulisan
• Tidak cap dokter/RS/ttd dokter
• Adanya koreksi pada jumlah obat
• Berupa fotokopi
1. Cote, L., A Pharmacist’s Obligation: Corresponding Responsibility and Red Flags of Diversion, August 2013, http://deachronicles.quarles.com/2013/08/a-pharmacistsobligation-
corresponding-responsibility-and-red-flags-of-diversion.
2. 5. U.S. Department of Justice: DEA Office of Diversion Control, Pharmacist’s Manual – Section IX-XIV, www.DEAdiversion.usdoj.gov/pubs/manuals/pharm2/pharm_content.htm.
ISU LEGALITAS : Jasa Online

PMK no 73 tentang STANDAR


PELAYANAN FARMASI:
• Standar Pelayanan Resep:
ₓ PENGKAJIAN RESEP
ₓ DISPENSING Kewajiban
apoteker
ₓ Pemberian Informasi Obat
terhadap
ₓ KONSELING pasien tidak
ₓ MONITORING TERAPI dapat
digantikan
E-PRESCRIBING
Conventional-prescribing
dokter
farmasi

farmasi
PASIEN

Electronic-prescribing • Mengurangi tingkat


kesalahan
Integrated pembacaan resep
dokter
Electronic health • Menghindarkan
record E-prescribe pemalsuan resep
dokter

farmasi

PASIEN
Dugaan resep ilegal: apa yang harus dilakukan?

Menahan pergerakan pelaku dengan mengulur waktu 


tidak melakukan konfrontasi langsung baik secara fisik
maupun verbal
menghubungi pihak berwajib
Mengingat sebanyak mungkin informasi tentang pasien
Menahan barang bukti resep

Indonesia?
Adakah perlindungan hukum utk saksi pelapor ?

Ontario Public Drug Programs Division. Identifying Forgeries and Fraudulent Prescriptions. http://www.ocpinfo.com/practice-
education/practice-tools/fact-sheets/forgeries/
KASUS 1

Nn. RD 26 tahun, membawa resep


Alprazolam 3x1mg dan Riklona Tidak ada tulisan tanggal
3x2mg dari dr. J di RS. X ke Instalasi dan tidak ada Identitas
Farmasi di RS. B

Bagaimana Aturan Penyerahan Obat ?


Bagaimana Menilai Keabsahan Resep ?
Ternyata dr. J tidak Instalasi Farmasi RS. B
praktek di RS.X memberikan obat tersebut
Kasus Peresepan NAPZA
KASUS 2

Pasien Tn B Datang ke praktek Dokter curiga 


dokter. Minta diresepkan diresepkan obat racikan
noprenia, riklona dan alprazolam

Tn B kabur membawa rekam medis, Pasien Menolak obat


dan tidak membayar tagihan racikan

Apakah cara ini efektif ?


Aturan?
Obat Racikan berbahayakah?
ISU PERESEPAN NAPZA IRASIONAL

Prescription drug
dependency
Meningkatnya penyalahgunaan
Risiko Prescription drug
shopping

overdosis
Performance
enhancing
Peran Farmasi
Recreational

Stockpilling/selling

1. Ashton H. Guidelines for the rational use of benzodiazepines. When and what to use. Drugs. 1994;48(1):25-40.
2. James J. Dealing with drug seeking behavior. Aust Prescr 2016;39:96–100
Peran & Tanggung Jawab
Farmasi

Pengelolaan sediaan PELAYANAN RESEP NAPZA


NAPZA1 Lingkup Farmasi Klinik2

1. PERMENKES No 3 tahun 2015 : Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan


Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
2. PERMENKES nomor 73 tahun 2016 tentang STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
SIAPA SAJA YANG DAPAT MEMBERIKAN PELAYANAN
RESEP NAPZA

PERMENKES No 3 tahun 2015 :


• Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dan Instalasi Farmasi
Klinik hanya dapat menyerahkan Narkotika dan/atau Psikotropika kepada
pasien berdasarkan resep dokter.
PERMENKES No. 73 tahun 2016 pasal 1 (4) ttg STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN
“Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien peraturan yang berlaku.
Langkah Strategis Mencegah Penyalahgunaan
Resep NAPZA : Komunikasi Dokter dan Farmasi

farmasidokter identifikasi
 Verifikasi peresepan
 klarifikasi NAPZA irrasional
 Dokumentasi

dokter FARMASI PASIEN


Kewenangan Peresepan NAPZA
Keputusan Menteri Kesehatan Ri Nomor Hk.01.07/Menkes/659/2017
Tentang Formularium Nasional

Alprazolam:

Psikiater Internis
Dokter umum
2 minggu/kasus, Psikosomatik
Tidak diijinkan
Max 30 tab/bulan Max 5 hari/bulan

Diazepam: Lorazepam:
30 tab/kasus 30 tab/bulan
Waspada Resep palsu

ALPRAZOLAM  tidak dapat


diresepkan dokter umum

Tidak Memuat
Nama, SIP, alamat dan no
telepon dokter

Anda mungkin juga menyukai