Anda di halaman 1dari 60

PENYIMPANAN OBAT

DI PUSKESMAS
Setelah Melakukan Penerimaan
obat, Kegiatan
selanjutnya adalah
Penyimpanan..
yuk kita mulai pembahasan
Penyimpanan Obat di Puskesmas...
PENYIMPANAN
OBAT … . .

adalah suatu kegiatan pengaturan


terhadap obat yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan Contos
o
Pharmaceuticals
Apoteker perlu
melakukan
kegiatan
penyimpanan obat
1. Mutu obat yang baik agar …
yang tersedia
dapat
dipertahankan 2. Menghindari
sesuai dengan penggunaan yang
persyaratan yang tidak
ditetapkan. bertanggungjawab
dan menjaga
ketersediaan
3.
memudahkan
pencarian dan
pengawasan.
Setelah mempelajari pokok
bahasan ini diharapkan:

Secara umum, peserta mampu


melakukan Pengelolaan Obat dan
B M H P di Puskesmas.

Secara khusus, peserta mampu


melakukan Penerimaan Obat di
Puskesmas
Materi yang akan
dibahas ada 5, yaitu:

1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
Umum Narkotika, obat High obat vaksin
Penyimpa Psikotropika, Alert dan kegawatdaru-
nan Prekursor & LASA ratan medis
Obat OOT

Yuk kita Bahas Satu Persatu


1. ASPEK
UMUM DALAM
PENYIMPANAN
OBAT
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat adalah …

• 1 Obat disimpan dalam lemari, rak, dan/atau


palet

• 2 Suhu ruang harus sesuai syarat


penyimpanan


3
Sediaan farmasi dalam jumlah besar disimpan diatas
pallet, teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus


4
Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First
Expired First Out (FEFO), high alert dan life saving (obat
emergency).

5. Narkotik dan psikotropik disimpan dalam


lemari terkunci & kuncinya dipegang oleh
apoteker
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat (lanjutan) …

• 6
Sediaan yang mudah terbakar, disimpan di tempat khusus dan
terpisah
dari obat lain

• Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang


7 disertai dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi
sekurang kurangnya 2x sehari

• 8 Tersedia Genset/ Listrik Cadangan untuk obat obatan


Prioritas

• 9 Melakukan Pengendalian Penyimpanan untuk Kadaluarsa obat

10. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat


penyimpanan
obat
• NARKOTIKA,PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR, dan OBAT OBAT
TERTENTU

• OBAT HIGH ALERT, LASA

• OBAT KEGAWAT DARURATAN MEDIS

• VAKSIN HEAT SENSIITIVE

• VAKSIN FREEZE SENSITIVE

When scaling, group all elements to be scaled. Scale as needed. Use the “Increase Font Size,”
“Decrease Font Size” buttons or manually change the font size for the editable text.
2.
PENYIMPANAN
NARKOT IKA,
PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR,
DAN OOT
Penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Golongan
Contoh Obat Lemari Khusus Ketentuan Kunci Ketentuan Lain
Obat
terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker Tempat penyimpanan
Kodein, tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker Narkotika dilarang digunakan
Narkotika Metadon mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai untuk menyimpan barang
kunci yang berbeda lain yang dikuasakan selain Narkotika

terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker Tempat penyimpanan
Diazepam, tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker Psikotropika dilarang
Psikotropika Fenobarbital mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai digunakan untuk menyimpan
kunci yang berbeda lain yang dikuasakan barang selain Psikotropika

terbuat dari bahan yang kuat; dikuasai oleh Apoteker


tidak mudah dipindahkan, penanggung jawab/Apoteker
Prekursor Ergotamin mempunyai 2 (dua) buah yang ditunjuk dan pegawai
kunci yang berbeda lain yang dikuasakan

Lengkapnya silakan pelajari PMK Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yaa…
Penyimpanan Obat-Obat Tertentu (OOT) yang Sering Disalahgunakan

Contoh Obat Ketentuan Penyimpanan

pembatasan akses personil,


diletakkan dalam satu area dan
Ergotamin tempat penyimpanan mudah diawasi
secara langsung oleh
penanggungjawab

Lengkapnya silakan pelajari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaa…
3.
PENYIMPANAN
OBAT HIGH
ALERT DAN
LASA
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat
yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error
dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
elektrolit Pekat demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA)
Penyimpanan Obat
LASA dijeda
selang seling dan
ditempel stiker
LASA di Rak
Penyimpanan

Contoh Obat LASA dengan bentuk Contoh penyimpanan dan label Obat
sediaan LASA
berbeda (sirup & drop)

elektrolit konsentrasi
tinggi dan obat risiko
tinggi diberi stiker MgSo4 20%,
High Alert sampai ke MgSo4 40%
unit terkecil obat dan
diletakan terpisah dari
obat lainnya Contoh label High Contoh obat High
Alert Alert
4.
PENYIMPANAN
OBAT
KEGAWAT-
DARURATAN
MEDIS
Obat kegawatdaruratan medis digunakan hanya pada
saat emergensi dan ditempatkan di ruang pemeriksaan,
kamar suntik, poli gigi, ruang imunisasi, ruang bersalin
dan di Unit Layanan Gawat Darurat.
Penetapan jenis obat kegawatdaruratan medis termasuk
antidot harus disepakati bersama antara Apoteker, dokter
dan perawat

Kunci dsiposabel

1. A n a f i l a k t i k syok k i t

2. E m e r g e n c y kit

3. K i t Kegawatdaruratan
Persalinan
Penyimpanan O b a t Kegawat Da r ura t a n Medis
Kunci
disposable
1. Simpan pada box/tas khusus dan terkunci, kunci harus mudah dipatahkan
dan tidak dapat digunakan lagi hal ini untuk menjaga keutuhan kit agar
obat selalu tersedia

2. Segera lakukan penggantian obat yang terpakai segera setelah digunakan


dan dikunci kembali

3. Lakukan pengecekan suhu, waktu kedaluwarsa, no bets, dan kondisi


kualitas organoleptis pada obat kegawatdaruratan medis secara berkala
5.
PENYIMPANAN
VAKSIN
Nah terkait penyimpanan vaksin
ini pembahsannya agak sedikit
panjang ya.. Karena ada banyak
faktor yang terkait..
Yuk kita mulai bahas…
Penggolongan
Vaksin
berdasarkan sensitivitas terhadap
berdasarkan asal suhu
antigen

Bibit penyakit Bibit penyakit Tidak tahan Tidak tahan


Recombinant: beku panas
yang yang dimatikan
Hept B
dilemahkan (live (inactivated) (Freeze (Heat
attenuated) Sensitive) Sensitive)
Vaksin Berdasarkan Asal Antigen

Bibit penyakit yang Bibit penyakit yang


dilemahkan dimatikan Recombinant
(live attenuated) (inactivated)
 Virus : IPV (Inactivated  Hepatitis B
Polio Vaccine), Rabies
 Virus :
Polio(OPV), Campak,  Basis protein : Subunit
Yellow Fever pertusis

 Bakteri: BCG  Toxoid : Dipteri dan


tetanus
Vaksin Berdasarkan Sensitivitas Terhadap Suhu

Golongan Vaksin Definisi Contoh

 Hepatitis B

FS Gol. vaksin yang akan


rusak terhadap suhu dingin
 Td

 DPT-HB-Hib

 DT
(Freeze Sensitive) <00C (beku)  TT
Tidak Tahan Beku
 IPV

HS Gol. vaksin yang akan rusak


terhadap paparan panas
 BCG
 POLIO
(Heat Sensitive) yang berlebih (>340C)  CAMPAK

Tidak Tahan Panas


Paparan
vaksin
terhadap
panas

Monitoring Masa
Vaksin dan kedaluwarsa
logistik vaksin

Ketentuan
dalam
pemakaian
vaksin
Penanganan
vaksin dalam Waktu
kondisi pendistribusian
tertentu / penerimaan

Pemakaian
sisa vaksin
Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine
refrigerator.
Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu
ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.

Contos
o
Pharmaceuticals
PEMAKAIAN
SISA VAKSIN

Sisa Vaksin masih bisa digunakan selama :


 VVM dalam kondisi A atau B
 Belum melewati waktu kedaluwarsa
 Tidak terendam air selama penyimpanan
 Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C
 Belum melampaui masa pemakaian
Khusus untuk vaksin Polio,
jika dalam 2 Minggu setelah dibuka ternyata terjadi
perubahan warna akibat perubahan Ph, maka
vaksin Polio belum tentu boleh digunakan kembali.
Perhatikan gambar berikut…
PAPARAN
TERHADAP
PANAS

Vaksin yang telah mendapatkan paparan


panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan
perubahan kondisi Vaccine Vial
Monitor/VVM A ke kondisi harus
B)
digunakan terlebih dahulu meskipun masa
kedaluwarsanya masih lebih panjang.

Vaksin dengan kondisi V V M C dan D tidak


boleh digunakan.

Indikator VVM pada


Vaksin
MASA
KEDALUWARSA
VAKSIN

Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka


digunakan vaksin yang lebih pendek masa
kedaluwarsanya (First Expire First
Out/FEFO).

WAKTU
PENERIMAAN
VAKSIN

Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya


dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan
asumsi bahwa vaksin yang diterima lebih awal
mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih
pendek
KERUSAKAN VAKSIN

Terhadap panas / Terhadap pembekuan Pelarut tidak


sinar matahari boleh
dibekukan

Semua vaksin rusak bila terkena sinar matahari langsung

Ultra violet dapat merusak vaksin BCG


Dalam pengelolaan
(penyimpanan) vaksin,
Apoteker perlu mengenal
dan melakukan Shake
Test..

Bagaimana maksudnya?

Yuk lihat slide


berikutnya…
SHAKE
TEST

Dilakukan terhadap vaksin FS


yang dicurigai beku Dibandingkan dengan jenis
• Suhu thermometer < 0oC vaksin
• Freeze tag : Tanda X yang sama yg sengaja
dibekukan.

Non-homogeneous
Sub-zero temperature effect
Frozen Vial
SHAKE
TEST
SHAKE
TEST
PENYIMPANAN PELARUT

Simpan disuhu ruangan, terlindung dari sinar


matahari langsung

Tidak boleh tertukar antar pelarut vaksin 


penyimpanan terpisah

Sehari sebelum pelayanan, simpan pelarut


dalam Refrigerator

PELARUT VAKSIN TIDAK BOLEH SALING TERTUKAR


SARANA PENYIMPANAN VAKSIN
TINGKAT PUSKESMAS
Vaccine Refrigerator adalah tempat menyimpan vaksin BCG,
Td, DT, Hepatitis B, Campak, IPV dan DPT-HB-Hib, pada
suhu yang ditentukan +2°C s.d. +8°C dapat juga
difungsikan untuk membuat kotak dingin cair (cool pack).

Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio pada suhu


yang ditentukan antara -15oC s/d -25oC atau membuat
kotak es beku (cold pack).
Bentuk pintu vaccine refrigerator/freezer ada
2 yakni Front Opening dan Top Opening.
Berikut kelebihan dan kekurangan Vaccine
Refrigerator berdasarkan letak pintu :
Lemari es RCW 50 EK
tingkat Puskesmas.
PENATAAN VAKSIN
Thermometer
Thermostat.

Freeze watch.
 2 Kompartemen: kanan dan
kiri suhu+2°C s.d +8°C
 Bagian tengah freezer
Atau.

Atau. DPT BCG BCG


TT
DPT BCG Polio
TT
Hept B Polio
Campak DT

Hept. B Campak Polio DT


Volume untuk
vaksin = 24
Freeze Tag.
Lt.
Grapik kartu suhu.

Vaksin Heat Sensitive. Vaksin freeze Sensitive.


Harus selalu berdekatan Cool pack. Cold pack.
Harus selalu berjauhan
dengan evaporator. dengan evaporator.
Epi cold chain Okt 2003
PENATAAN VAKSIN
Lemari es RCW 42 EK
 1 kompartemen Muller tingkat Puskesmas. Grapik kartu suhu.
Thermometer
 Suhu dekat evaporator bisa <0°C
 Jauh dari evaporator +2°C s.d +8°C
Epi cold chain Okt 2003

Evaporator.
Freeze watch. 10 cm.

TT BCG
H
B
Volume untuk
D Aluminiun
DPT
T
Polio
plat.
vaksin = 18,2
Lt.
DPT D Campak
Atau. T
Freeze Tag. Cool pack
Cool pack Cold pack

Vaksin Heat Sensitive


(HS) Harus selalu
berdekatan dengan
evaporator.
Jarak antar vaksin minimal 1-2 cm atau Sirkulasi udara. Vaksin Freeze Sensitive
1 jari tangan EPI Cold chain. Jarak antar vaksin min 1- 2 cm (FS) Harus selalu berjauhan
dari evaporator.
BEBERAPA JENIS ALAT PEMANTAU SUHU
VAKSIN
• Termometer Dial
Alat Pemantau Suhu • Termometer Muller
• Termometer Bulb

• Thermograph
Alat Pencatat Suhu • Fridge Tag
• Multidog

Alat Pemantau Paparan • Freeze Watch


Suhu Dingin • Freeze Tag

Alat Pemantau Paparan • VVM


Suhu Panas
ALAT
PEMANTAU
SUHU /
TERMOMETER
Muller Dial Bulb

ALAT
PENCATAT
SUHU
Thermograph Fridge-Tag Multilog
Alat Pemantau Paparan Suhu Dingin Alat Pemantau Paparan Suhu Panas

A vaksin ini dapat gunakan

B vaksin segera digunakan

C vaksin ini Jangan digunakan


Freeze-Tag

D vaksin ini Jangan digunakan

VVM

Freeze Watch
PENANGANAN VAKSIN
PADA KONDISI TERTENTU

Penanganan vaksin dalam keadaan tertentu


perlu dipahami oleh Apoteker Puskesmas,
mengingat vaksin sangat rentan terhadap
perubahan suhu sedangkan penyimpanan
vaksin pada tingkat puskesmas dianggap
yang paling rentan, karena power tidak stabil,
daya listrik terbatas, atau mungkin tidak ada
listrik
MONITORING VAKSIN
DAN LOGISTIK

• Apoteker melakukan monitoring administrasi


dan fisik vaksin serta logistik lainnya
setiap akhir bulan.

• Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan


dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan
Imunisasi.
Contoh Kartu Stok Vaksin
FORMAT PENCATATAN STOK VAKSIN KABUPATEN / KOTA
JENIS ANTIGEN :………………..

Kabupaten / Kota : …………………………. BULAN : TAHUN : ……………………………………….


………………………………

NO.SURAT PENGIRIMAN. JUMLAH


NO TANGGAL DITERIMA DARI DIPERGUNAKAN KE NO BATCH/LOT VVM TGL KADALUARSA SISA KETERANGAN
/ SBBK PENERIMAAN PENGELUARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PENGELOLA PROGRAM IMUNISASI / VAKSIN MENGETAHUI,


KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB / KOTA

…………………………… ………………………………………………..
Selain Vaccine Refrigerator, Apoteker perlu
memahami sarana lain terkait sarana
penyimpanan vaksin di Puskesmas, yaitu
A l a t Pembawa Vaksin dan A l a t untuk
Mempertahankan Suhu
Alat Pembawa Vaksin, terdiri dari :

Kotak Dingin /
Vaccine carrier
Cold box
• adalah suatu alat • adalah alat untuk
untuk menyimpan mengirim/membawa
sementara dan vaksin dari puskesmas
membawa vaksin ke posyandu atau
• umumnya memiliki tempat pelayanan
imunisasi lainnya
volume
yang dapat
kotor 40 liter dan 70
mempertahankan suhu
liter
+2°C s/d +8°C
Alat Untuk Mempertahankan Suhu, terdiri dari :
Cold Pack

Cool Pack
Nah, agar kualitas vaksin dapat selalu
terjamin, maka Apoteker perlu
Pemeliharaan Vaccine
melakukan
Refrigerator lho… Seperti apakah
bentuk kegiatannya?

Yuk kita lanjut belajarnya ….


Pemeliharaan
Harian

Pencairan Pemeliharaan
Pemeliharaan
bunga es Vaccine
Mingguan
(defrosting) Refrigerator

Pemeliharaan
Bulanan
page 52
Pemeliharaan Harian

Melakukan pengecekan suhu Memeriksa apakah terjadi bunga


dengan menggunakan thermometer es dan memeriksa ketebalan
atau alat pemantau suhu digital bunga es. Apabila bunga es lebih
setiap pagi dan sore, termasuk hari dari 0,5 cm lakukan pencairan
libur. bunga es

Memeriksa apakah terdapat


Melakukan pencatatan langsung
cairan pada dasar lemari es.
setelah pengecekan suhu pada
Apabila terdapat cairan harus
thermometer atau pemantau suhu
segera dibersihkan atau
dikartu pencatatan suhu setiap
dibuang.
pagi dan sore
Pemeliharaan Mingguan
Selama membersihkan
Memeriksa steker badan vaccine Setelah selesai
jangan sampai kendor, refrigerator, jangan membersihkan
bila kendor gunakan membuka pintu vaccine vaccine refrigerator
badan
obeng untuk refrigerator agar suhu colok kembali
mengencangkan baut.
tetap terjaga 2°C - 8°C steker.

Mengamati tanda-tanda
Mencatat
steker hangus dengan Keringkan kembali
pemeliharaan
kegiatan mingguan
melihat perubahan warna badan vaccine
pada kartu
pada steker, jika itu refrigerator dengan
pemeliharaan vaccine
terjadi gantilah steker lap kering.
refrigerator.
dengan yang baru.

Agar tidak terjadi Lap basah, kuas yang


konsleting saat lembut/spon busa dan
membersihkan badan sabun dipergunakan
vaccine refrigerator, untuk membersihkan
lepaskan steker dari badan vaccine
stop kontak. refrigerator.
Pemeliharaan Bulanan
Membersihkan
Periksa kerapatan pintu dengan
Sehari sebelumnya, kondensor pada
saat melakukan menggunakan selembar kertas. bila
kondisikan cool pack vaccine refrigerator
pencairanbunga kertas sulit ditarik = karet pintu
dan vaccine carrier model terbuka
masih baik, sebaliknya bila kertas
es (defrosting), menggunakan sikat
atau cold box. lembut atau
mudah ditarik = karet sudah sudah
Pindahkan vaksin ke lepaskan steker mengeras. Olesi karet pintu
dari stop kontak. tekanan udara.
dalamnya. dengan bedak atau minyak goreng
Pada model
agar kembali lentur.
tertutup hal ini tidak
perlu dilakukan.

Selama membersihkan
Mencatat kegiatan Setelah selesai badan vaccine Memeriksa steker
pemeliharaan bulanan membersihkan refrigerator, jangan jangan sampai
pada kartu badan vaccine membuka pintu kendor, bila kendor
pemeliharaan vaccine refrigerator colok vaccine refrigerator gunakan obeng untuk
refrigerator. kembali steker. agar suhu tetap mengencangkan baut.
terjaga 2°C-8°C.

Untuk vaccine refrigerator Untuk vaccine


dengan sumber tenaga refrigerator dengan
surya, dilakukan sumber tenaga surya
pembersihan panel surya dan aki/accu,
dan penghalang sinar lakukan pemeriksaan
apabila berdekatan dengan kondisi air aki.
pepohonan.
Pencairan Bunga Es (defrosting)
Dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm.

Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack dan vaccine carrier / cold box.

Pindahkan vaksin ke dalam vaccine carrier / cold box yang telah berisi cool pack

Cabut steker saat ingin melakukan pencairan bunga es.

Defrosting dapat dilakukan dengan cara membiarkan hingga mencair atau menyiram dengan air hangat.

Gunakan lap kering untuk mengeringkan bagian dalam refrigerator termasuk evaporator saat bunga es mencair.

Pasang kembali steker dan jangan merubah thermostat hingga suhu Vaccine Refrigerator kembali stabil (2-8°C).

Susun kembali vaksin ke dalam Vaccine Refrigerator sesuai ketentuan, setelah suhu lemari es telah mencapai 2-8°C.

Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan


Bagaimana, menarik bukan pembahasan tentang
vaksin ini? Kalau masih penasaran, Sejawat bisa
pelajari lengkapnya di Permenkes N o 12 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi..

Nah, untuk materi Penyimpanan Obat di


Puskesmas kita cukupkan di sini ya…

Semoga bermanfaat!
Sekarang saya
tahu
Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan penyimpanan obat
dan vaksin untuk menjamin mutu dan keamanan obat dan vaksin.

Ada beberapa jenis sediaan obat yang perlu menjadi perhatian khusus dalam
penyimpanannya, antara lain Narkotika, Psikotropika, Prekursor,Obat-obat Tertentu
yang sering disalahgunakan, obat High Alert dan LASA, obat kegawatdaruratan
medis, serta Vaksin
REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2019
Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Bagi
Tenaga Kefarmasian di Puskesmas,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2020
TERIMA
KASIH…
TETAP
SEMANGAT!

Salaft Apoteker Hebat!

Anda mungkin juga menyukai