Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Simulasi Apotek

Penerimaan dan Penyimpanan Obat di Apotek

Oleh:

Kelompok IV

Yuliana Putri Yanti (2905013)

Shovia Umniati (2905014)

Dwi Marantika M (2905015)

Nursyari Amanda (2905016)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2019
BAB I

TEORI

1.1 Penerimaan Obat


 Penerimaan Obat Bebas, Bebas Terbatas
 Obat yang datang dari PBF diterima bersama dengan fakturnya
 Dilakukan pengecekan antara pesanan obat yang dipesan dengan
obat yang datang.
 Pengecekan dilakukan berupa ED, jumlah, jenis dan kondisi fisik
obat yang datang.
 Surat pesanan ditandatangi dan dicap stempel apotek.
 Penerimaan Obat Narkotika, Psikotropiks/Keras, Prekursor
 Penerimaan Obat Narkotika, Psikotropiks/Keras, Prekursor dari
pedagang besar farmasi harus diterima oleh Apoteker pengelola
apotek atau dilakukan dengan sepengetahuan APA atau Apoteker
penanggung jawab apotek.
 Obat yang datang dari PBF diterima bersama dengan fakturnya
 Dilakukan pengecekan antara pesanan obat yang dipesan dengan
obat yang datang.
 Pengecekan dilakukan berupa ED, jumlah, jenis dan kondisi fisik
obat yang datang.
 Surat pesanan ditandatangi dan dicap stempel apotek.
1.2 Penyimpanan Obat
A. Penyimpanan Obat Berdasarkan Kelas Terapi/ Farmakologi
Penyimpanan berdasarkan efek farmakologinya, penyimpanan obat
dibagi menjadi : Antibiotik, Kardiovaskular, Sistem saraf pusat, Endokrin
Hormon, Pencernaan, Muskuloskeletal, Pernafasan, Anti alergi, Kontrasepsi,
Vitamin dan suplemen
B. Penyimpanan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan
Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan adalah pengelompokan obat
sesuai jenisnya dan menempatkannya pada area terpisah. Obat dikelompokkan
berdasarkan bentuk sediaan, misalnya dikelompokkan menjadi obat oral
(tablet/kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), obat luar (salep,
gel, tetes mata, obat kumur). Penyimpanan obat di tiap kategori dapat disusun
berdasarkan efek farmakologinya.
C. Penyimpanan Obat Berdasarkan Alfabet
Penyusunan nama obat secara alfabet, bertujuan untuk mempermudah
pengambilan obat dan untuk penyimpanan berdasarkan abjad ini juga harus
berdasarkan bentuk sediaan. Misal sediaan tablet kita urutkan dari huruf A
(Amoxilin), B (Betametason), C (Ciproheptadin) dan seterusnya
D. Penyimpanan Obat Berdasarkan UU (Narkotika, Prekursor,
Psikotropika)
 Penyimpanan Obat Narkotika
PerMenKes No.28/MenKes/Per/1987 tentang tata cara penyimpanan
narkotika pasal 5 dan 6 menyebutkan bahwa apotek harus memiliki tempat
khusus untuk menyimpan narkotika yang memenuhi persyaratan yaitu:
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2. Harus mempunyai kunci ganda yang berlainan.
3. Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian 1 digunakan
untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan
narkotika. Bagian 2 digunakan untuk menyimpan narkotika yang digunakan
sehari-hari.
4. Lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih kurang 40x80x100
cm3, lemari tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
5. Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh MenKes.
6. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi kuasa.
7. Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak
diketahui oleh umum.

 Penyimpanan Obat Prekursor


 Penyimpanan Obat Psikotropika
Penyimpanan psikotropika Sampai ini penyimpanan untuk obat-obatan
golongan psikotropika belum diatur dengan suatu perundang-undangan.
Namun karena obat-obatan psikotropika ini cenderung untuk
disalahgunakan, maka disarankan agar menyimpan obat-obatan
psikotropika tersebut dalam suatu rak atau lemari khusus yang terpisah
dengan obat-obat lain, tidak harus dikunci dan membuat kartu stok
psikotropika.

E. Penyimpanan Obat Berdasarkan Kecepatan Penjualan


F. Penyimpanan Obat Tertentu Pada Suhu Tertentu
Dikarenakan obat-obat yang kita simpan bisa mengalami kerusakan
karena stabilitas obatnya terganggu maka dalam penyimpanan kita juga harus
memperhatikan unsur-unsur kestabilan obat diantaranya :

 Suhu

Obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu harus


disimpan sesuai dengan instruksi yang sesuai dengan yang tertulis pada label
atau box obat. Mis : untuk vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat C, juga untuk
obat-obat supositoria dan pervaginam harus disimpan dalam suhu yang sejuk
(5-15° celsius, karena pada suhu tinggi, dapat membuat obat ini meleleh). Obat-
obatan tersebut jika tidak disimpan sesuai dengan persyaratan akan membentuk
kristal dan kehilangan aktivitas obatnya.

 Cahaya
Hampir semua obat kestabilannya akan terpengaruh oleh sinar cahaya,
sehingga untuk obat-obat tersebut biasanya dikemas dalam kemasan tahan
cahaya disimpan dalam wadah gelap. Contoh : epinefrin inj, vit c inj, vit k inj,
impugan inj.

 Kelembaban

Karena Obat bersifat menghisap uap air udara sehingga menjadi lembab
maka banyak obat dalam kemasan disertai pengering (silica gel) agar tidak
lembek . Contohnya obat dalam bentuk kapsul yang dalam kemasan seperti
botol biasanya disertai dengan silica gel agar tidak lembek dan lengket. Untuk
itulah tidak disarankan untuk mengeluarkan obat terutama dalam bentuk kapsul
di telapak tangan dalam jangka waktu yang lumayan lama karena ditakutkan
obat tersebut bisa mengalami kerusakan

G. Metode FIFO
FIFO adalah kependekan dari First in first out yang artinya barang
yang datang terlebih dahulu, dikeluarkan pertama. Biasanya penyimpanan
obat dengan menggunakan metode FIFO ini digunakan untuk menyimpan
obat tanpa memperhatikan tanggal kadaluarsa. Tetapi pada metode FIFO ini
memiliki kekurangan jika diterapkan dalam penyimpanan obat yaitu : Jika
obat yang datang belakangan EDnya (tanggal kadaluarsa) tinggal sebentar
lagi atau lebih dekat waktu EDnya daripada obat yang datang lebih dahulu
maka obat yang ED tidak ketahuan sebelum sempat digunakan.
H. Metode FEFO
Penerapan Metode FEFO dalam penyimpanan dan penanganan untuk
penyerahan dilakukan dengan cara:
 Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa. Obat dengan
batas kadaluarsa (Expiration Date) yang lebih dekat ditemptkan pada
bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas
kadaluarsa sesudahnya ditempatkan di belakangnya.
 Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan
melalui bagian belakang tempat/rak/penyimpanan. Kecuali jika terpaksa
menerima obat dengan batas kadaluarsa lebih dekat, maka ditempatkan
pada bagian depan.
 Obat yang akan dipakai terlebih dahulu, adalah obat yang berada pada
bagian depan atau pada sisi pengambilan.
 Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat.
BAB II

OBJEK

2.1 DEXAHARSEN 0.5 MG KAPLET

DEXAHARSEN 0.5 MG KAPLET adalah obat yang mengandung


Dexamethasone 0.5 mg. Dexamethasone adalah salah obat anti inflamasi golongan
kortikosteroid yang berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan dan
alergi yang terjadi pada tubuh. Obat ini bekerja dengan cara menstabilkan membran
lisosom leukosit, sehingga pelepasan hidrolase asam yang merusak leukosit dapat
dicegah. Obat ini digunakan untuk meredakan peradangan dan reaksi alergi yang
berupa gatal-gatal di kulit, dermatitis, asma bronkhial, dan sebagainya. Dalam
penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

 Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Dewasa: 0.5-10 mg per hari, anak-anak: 0.08 mg-0.3 mg/kg BB/hari dibagi 3-4 dosis

 Aturan pakai
 Minumlah obat ini sesuai dengan arahan yang diberikan oleh dokter Anda.
Konsumsilah dengan makanan atau susu untuk mencegah sakit perut.
Minumlah obat ini dengan segelas penuh air (240 mililiter) kecuali dokter Anda
menyarankan sebaliknya. Jika Anda menggunakan obat dalam bentuk cair,
gunakanlah alat penakar obat. Jangan gunakan sendok rumahan.
 Jika Anda mengonsumsi obat ini sekali sehari, gunakan pada pagi hari sebelum
jam 09:00. Jika Anda minum obat ini setiap hari atau pada jadwal lain selain
jadwal harian, tandai kalender Anda dengan pengingat.
 Dosis dan lamanya pengobatan didasarkan pada kondisi medis Anda dan respon
terhadap pengobatan. Dokter Anda mungkin mencoba untuk mengurangi dosis
Anda secara perlahan-lahan dari waktu ke waktu untuk meminimalkan efek
samping.
 Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaatnya. Untuk
membantu Anda ingat, gunakan pada waktu yang sama setiap hari. Penting
untuk terus minum obat ini bahkan bila Anda telah merasa lebih baik. Ikuti
jadwal penggunaan dosis secara hati-hati, dan minum obat ini persis sesuai
yang ditentukan.
 Jangan berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda.
Beberapa kondisi bisa menjadi lebih buruk ketika penggunaan obat ini tiba-tiba
berhenti. Dosis Anda mungkin perlu diturunkan secara bertahap. Informasikan
dokter Anda jika kondisi Anda tidak membaik atau semakin memburuk.
 Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai
pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau
apoteker Anda.

 Kemasan
Dus, 20 Strip @ 10 Tablet
 Kontra Indikasi
ulkus peptik, osteoperosis, infeksi akut, vaksin hidup, laktasi
 Efek Samping
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan obat ini termasuk:
 Masalah tidur (insomnia)
 Perubahan suasana hati
 Jerawat, kulit kering, penipisan kulit, memar atau perubahan warna kulit
 Penyembuhan luka yang lambat
 Keringat berlebih
 Sakit kepala, pusing, sensasi berputar-putar
 Mual, sakit perut, kembung
 Kelemahan otot atau
 Perubahan dalam bentuk atau lokasi lemak tubuh (terutama di lengan, kaki,
wajah, leher, dada, dan pinggang).
 Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada
beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada
dokter atau apoteker Anda.
 Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Herpes simplex pada mata,
tuberkulose aktif, peptic ulcer aktif, psikosis, wanita hamil Kategori Kehamilan.
BAB III

CARA KERJA

3.1 Penerimaan Obat DEXAHARSEN 0.5 MG KAPLET


 Penerimaan Obat DEXAHARSEN 0.5 MG KAPLET dari pedagang besar
farmasi harus diterima oleh Apoteker pengelola apotek atau dilakukan dengan
sepengetahuan APA atau Apoteker penanggung jawab apotek.
 Obat yang datang dari PBF diterima bersama dengan fakturnya.
 Dilakukan pengecekan antara pesanan obat yang dipesan dengan obat yang
datang.
 Pengecekan dilakukan berupa ED, jumlah, jenis dan kondisi fisik obat yang
datang.
 Surat pesanan ditandatangi dan dicap stempel apotek.

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai