Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RESUME

MANAJEMEN PRAKTIK KEFARMASIAN

“PENYIMPANAN DAN PENYIAPAN OBAT DAN BMHP”

OLEH :

RINA IRIANI

15120220036

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
RESUME

1. PENYIMPANAN
a. Definisi : Kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan sediaan
farmasi dan BMHP yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
b. Tujuan : menjamin stabilitas dan mutu obat, menjaga keamanan dari kehilangan dan
pencurian, menjamin keselamatan pasien (tidak kadaluwarsa atau rusak),
memudahkan pencarian
c. Tempat penyimpanan : gudang farmasi, tempat pelayanan obat, ruang perawatan,
troli emergensi, tas emergensi, ambulans kit
d. System penyimpanan : bentuk sediaan, alfabetis, fifa – fefo – lifo
e. Hal hal yang harus diperhatikan :
 Stabilitas : suhu, kelembaban, cahaya
 Keamanan : terkunci, cctv, bebas hama
 Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu
 Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan di bawah 25oC
 Ruang penyimpanan obat harus diprioritaskan untuk mendapat pasokan listrik
cadangan/genset apabila terjadi pemadaman listrik.
 Tumpukan barang tidak boleh sampai ke langit-langit (Minimal 50 cm)
 Tersedia pallet yang cukup untuk mecegah obat/BMHP dari Kelembaban.
Sebaiknya menggunakan pallet yang terbuat dari plastik
 Tersedia rak atau lemari untuk penyimpanan
 Area penyimpanan obat di gudang dan satelit/apotek/depo farmasi tidak boleh
dimasuki selain oleh petugas farmasi yang diberi kewenangan
 Obat yang kadaluarsa, recall, rusak harus disimpan terpisah dari obat lainnya
sambil menunggu proses pemusnahan atau pengembalian ke distributor (simpan
di ruang Karantina)
 Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
f. Penyimpanan khusus
Seediaan farmasi yang harus disimpan secara khusus yaitu sediaan :
1) High alert
Adalah obat yang harus diwaspadai karena berdampak serius pada keselamatan
pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya, dengan cakupan :
i. Obat risiko tinggi.
Obat dengan zat aktif yang akan menimbulkan kematian atau kecacatan
bila terjadi kesalahan dalam penggunaannya
ii. Norum / LASA
Terlihat mirip terdengar mirip, kemasan mirip atau nama mirip.
Jenis obat lasa : zat aktif berbeda, bentuk sediaan berbeda, kekuatan
berbeda.
iii. Elektrolit konsentrat pekat

Penyimpanan hight alert

 Elektrolit konsentrat pekat hanya tersedia di Instalasi Farmasi, kecuali ada


ketentun lain (Ada SK)
 Disimpan di tempat terpisah dan diberi label “High Alert” untuk
menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan.
 Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak boleh saling berdekatan
 Diberi label khusus pada kotak penyimpanan sehingga petugas dapat lebih
mewaspadai adanya obat LASA/NORUM.
Pelabelan :
• Pemberian label high alert diberikan dari gudang agar potensi terlupa
pemberian label high alert di apotek/Depo dapat diminimalkan
• Stiker High Alert ditempelkan pada kemasan satuan terkecil, contoh:
ampul, vial.
• Obat sitostatika tidak perlu ditempelkan stiker high alert karena sudah
memiliki penandaan khusus obat sitostatika.

• Untuk obat high alert yang diserahkan ke pasien rawat jalan, maka tidak
perlu di tempelkan stiker disetiap satuan terkecil . Hal yang perlu
ditekankan adalah pemberian edukasi kepada pasien tentang cara
penggunaan obat yang benar dan apa yang harus dilakukan jika terjadi efek
yang tidak diharapkan (contoh: insulin).
• Tampilan stiker high alert berwarna mencolok dengan tulisan yang kontras
dan terbaca jelas.
2) Narkotika dan psikotropika

PMK No. 3 Tahun 2015


• Tempat penyimpanan dapat berupa gudang, ruangan atau lemari khusus
• Dilarang digunakan untuk menyimpan barang lain
Penyimpanan narkotika dan psikotropika
01. Obat Narkotika dan Psikotropika masing- masing harus disimpan
dalam lemari yang terpisah
02. Obat Narkotika dan Psikotropika disimpan dalam lemari dengan satu pintu
dan dua kunci yang berbeda
03. Harus ditetapkan Penanggung Jawab Lemari Narkotika dan Psikotropika
04. Kunci lemari dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/ Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan
05. Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan
tergantung pada lemari
06. Setiap pergantian shift harus dilakukan pemeriksaan stok dan serah terima
yang harus didokumentasikan
Jika terdapat sisa narkotika maka harus dilakukan pemusnahan sesegara
mungkin untuk menghindari penyalahgunaan. Pemusnahan sisa narkotika harus
disaksikan oleh dua petugas yang berbeda profesi dan didokumentasikan
dalam formulir/berita acara pemusnahan sisa narkotika
3) Bahan berbahaya dan beracun (B3)
Penyimpanan :
 Disimpan pada ruang/ lemari khusus yang tidak mudah terbakar/tidak
korosif (sesuai dengan sifat zat)
 Kelompokkan sesuai klasifikasi : mudah terbakar, meledak, beracun, dll
 Wadah sediaan dilengkapi dengan simbol B3 yang sesuai

Penyimpanan gas medis

01. Tabung-tabung Gas Medik harus disimpan berdiri, dipasang pengaman kran
dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi
goncangan
02. Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing–masing Gas Medik
dibedakan tempatnya serta diberi tanda.
03. Penyimpanan tabung Gas Medik isi dan tabung Gas Medik kosong
dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian
04. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas serta memiliki
sirkulasi udara yang baik
4) Obat dan BMHP Emergensi
Obat dan BMHP yang penggunaannya harus segera dan bersifat
menyelamatkan jiwa dan hidup pasien (life saving)
Penyimpanan obat dan alat kesehatan untuk keadaan darurat
 Jenis dan jumlah persediaan untuk masing-masing item Obat/BMHP
ditetapkan oleh Tim Code Blue yang salah satu anggotanya adalah apoteker
 Sediaan farmasi emergensi harus selalu tersedia. Tidak boleh ada sediaan
farmasi yang kosong (Supervisi)
 Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
 Sediaan farmasi emergensi harus dapat diakses dan sampai ke pasien dalam
waktu kurang dari 5 menit.
 Penyimpanan obat emergensi harus sudah dikeluarkan dari kotak
kemasanya
 Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lainntuk kebutuhan lain
 Tata letak obat yang seragam
2. PENYIAPAN
a. Definisi : Rangkaian proses mulai dari diterimanya resep/permintaan obat/instruksi
pengobatan sampai dengan penyerahan obat dan BMHP kepada dokter/perawat atau
kepada pasien atau keluarga
b. Pelayanan resep :
01. Penerimaan resep
02. Pengkajian resep
 Terima resep elektronik atau manual yang diserahkan ke bagian farmasi.
 Resep manual tidak terbaca, hubungi dokter penulis resep
 Periksa kelengkapan adminisitratif, Lakukan pengkajian dari aspek
farmasetik dan aspek klinis
03. Pembuatan etiket
 Rawat jalan (resep individual) : idenititas pasien, nama obat, aturan pakai,
instruksi khusus, tanggal obat disiapkan, tanggal kadaluarsa, diberikan pada
setiap obat.
Etiket : tiap 8 jam 1 tablet
 Rawat inap (resep UDD) : identitas pasien, nama obat, aturan pakai,
instruksi khusus, tanggal obat disiapkan, untuk semua obat pada sekali
pemberian, kecuali ada aturan pakai yang berbeda.
Etiket : pagi, siang, malam
04. Pengambilan obat
05. Penyiapan : steril, non steril
- Persediaan di Ruang Rawat (Floor Stock)
Penyiapan obat dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi yang
ditulis oleh dokter.
Sediaan farmasi dan BMHP disimpan di ruang rawat dengan
penanggungjawab perawat.
Metode ini hanya diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan
darurat
- Resep Perorangan (Individu)
Penyiapan obat sesuai resep/instruksi dokter baik secara manual maupun
elektronik untuk tiap pasien dalam satu periode pengobatan (contoh: dokter
menuliskan resep untuk 7 hari, maka instalasi farmasi menyiapkan obat
yang dikemas untuk kebutuhan 7 hari).
Metode penyiapan secara resep perorangan digunakan untuk pasien rawat
jalan
- Dosis Unit (Unit Dose Dispensing = UDD)
Penyiapan obat yang dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali
penggunaan obat (dosis), sehingga siap untuk diberikan ke pasien
Obat yang sudah dikemas per dosis tersebut dapat disimpan di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
Penyiapan obat sistem UDD wajib untuk pasien rawat inap
Penyiapan sediaan farmasi steril untuk memenuhi kebutuhan individu pasien
dengan cara melakukan pelarutan, pengenceran dan pencampuran produk
steril dengan teknik aseptic untuk menjaga sterilitas sediaan sampai diberikan
kepada pasien.
- Pencampuran obat suntik dan sitostatika
Pencampuran sediaan intravena ke dalam cairan infus;
Pengenceran sediaan intravena
Rekonstitusi sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang
sesuai
- Penyiapan nutrisi parenteral
Merupakan kegiatan pencampuran komponen nutrisi: karbohidrat, protein,
lipid, vitamin dan mineral untuk kebutuhan individu pasien yang diberikan
melalui intravena.
- Pencampuran sediaan sitostatik
Merupakan kegiatan pencampuran sediaan obat kanker untuk kebutuhan
individu pasien dan melindungi petugas dan lingkungan dari paparan zat
berbahaya.
- Dispensing sediaaan tetes mata
Merupakan kegiatan pencampuran sediaan tetes mata untuk kebutuhan
individu pasien
Syarat :
Sarana dan prasarana : LAF, HEPA filter, Clean room dan APD
SDM : memiliki sertifikat pelatihan
SPO : alur pelayanan, pemakaian APD, pembersihan Alat
06. Pengemasan obat
07. Pengkajian obat
08. Penyerahan obat
 Sebelum obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap) atau
kepada pasien/keluarga (untuk pasien rawat jalan) maka harus dilakukan
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali untuk memastikan obat
yang telah disiapkan sesuai dengan resep. Aspek yang diperiksa dalam
telaah obat meliputi 5 tepat yakni: tepat obat, tepat pasien, tepat dosis,
tepat rute, tepat waktu pemberian
 Obat High Alert Harus double check (periksa ulang)
 Pada penyerahan obat untuk pasien rawat jalan, maka harus disertai
pemberian informasi obat yang meliputi nama obat, kegunaan/indikasi,
aturan pakai, efek terapi dan efek samping serta cara penyimpanan obat

Anda mungkin juga menyukai