Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

PEMBERLAKUKAN PANDUAN............................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I. DEFINISI .................................................................................... 1
BAB II. RUANG LINGKUP .................................................................... 1
BAB III.TATA LAKSANA ....................................................................... 2
BAB IV.DOKUMENTASI ....................................................................... 7
PEDOMAN
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI YANG BAIK,
BENAR DAN AMAN

BAB I
DEFINISI

Perbekalan farmasi menurut undang-undang kesehatan no 36 tahun 2009


adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional,
alat kesehatan, gas medis, kosmetika serta reagen serta peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Serpong Utara terdiri
dari obat dan bahan medis habis pakai. Obat di instalasi farmasi terdiri
dari obat secara umum dan obat high risk atau high alert. Dimana obat ini
diperlukan suatu sistem penyimpanan khusus, meliputi obat LASA (Look
Alike Sound Alike), Elektrolit konsentrat/pekat, obat narkotika dan
psikotropika serta B3 (Bahan Beracun Berbahaya) dan Gas Medis.
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari gangguan fisik, lingkungan yang dapat
merusak mutu perbekalan farmasi maupun tindak pencurian perbekalan
farmasi.
Penyimpanan perbekalan farmasi menurut persyaratan dibedakan menjadi :
1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya
2. Dibedakan menurut suhu dan stabilitasnya
3. Mudah tidaknya meledak/terbakar
4. Tahan/tidaknya terhadap cahaya
BAB II
RUANG LINGKUP

Kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan di instalasi


farmasi dan semua ruangan pelayanan pasien yang terdapat persediaan
perbekalan farmasi, diantaranya :Instalasi Farmasi (Depo Rawat Jalan,
Depo Rawat Inap, Depo IGD, Logistik Farmasi), Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan/ Poliklinik, Instalasi Rehabilitasi Medis, Instalasi Gigi
dan Mulut, Instalasi Medical Check Up, Instalasi Radiologi, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Bedah, Sentral (OK), Instalasi Hemodialisa, Ruang
Ponek,Instalasi Rawat Inap ( Ruang Perawatan Mawar, Ruang Perawatan
Melati, Ruang Perawatan Anyelir, Ruang Perawatan Anggrek, Ruang VK)

Penanggung jawab penyimpanan perbekalan farmasi adalah petugas


farmasi yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian serta
dibantu oleh masing- masing kepala ruangan perawatan yang diperiksa
secara berkala oleh petugas farmasi sesuai denganprosedur yang berlaku.

Panduan penyimpanan perbekalan farmasi ini berisi panduan dalam


pengaturan tempat penyimpanan perbekalan farmasi, sistem yang
digunakan dalam menyimpan perbekalan farmasi, administrasi
penyimpanan perbekalan farmasi dan pengawasan penyimpanan
perbekalan farmasi yang dilaporkan dalam bentuk monitoring melalui
formulir atau checklist penyimpanan perbekalan farmasi.
BAB III
TATA LAKSANA

Penyimpanan Perbekalan Farmasi Secara Umum


a. Perbekalan Farmasi di gudang dan depo farmasi dipisahkan
berdasarkan bentuk sediaannya (tablet, sirup, injeksi, infus, atau alat
kesehatan).
b. Tiap Kelompok perbekalan farmasi disusun dalam lemari, rak-rak atau
pallet secara alfabetis. Daftar nama-nama perbekalan farmasi
dicantumkan dalam setiap rak untuk memudahkan pencarian.
c. Penyimpanan perbekalan Farmasi menerapkan kombinasi sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
d. Perbekalan Farmasi disimpan pada suhu dan kelembaban sesuai
ketentuan yang tercantum dalam petunjuk dari produsen, sebagai
berikut :
 Suhu normal ruangan penyimpanan perbekalan farmasi 18 - 30° C.
 Kelembaban normal ruangan penyimpanan obat adalah 15- 75%
 Suhu normal lemari pendingin obat dalam rentang 2-8 °C.
 Kelembaban normal lemari pendingin obat adalah 15- 75%.
Pemantauan suhu dan kelembaban ruangan dan lemari pendingin
dilakukan secara rutindan dicatat dalam lembar monitoring.
e. Obat – obat yang Look Alike Sound Alike (LASA) tidak disimpan
berdekatan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan.
f. Obat dengan pemantauan khusus (kategori high alert) disimpan pada
tempat terpisah dan ditandai stiker High Alert berwarna merah
g. Larutan elektrolit konsentrat (pekat) dipisahkan penyimpanannya dengan
larutan lain dan diberi stiker bertuliskan Larutan Konsentrat Pekat.
h. Penyimpanan sediaan narkotika/psikotropika dalam lemari khusus yang
terkunci sesuai prosedur yang berlaku.
i. Penyimpanan Produk Nutrisi
j. Penyimpanan obat di ruangan perawatan, obat-obatan yang akan
diberikan kepada pasien disimpan pada loker obat masing-masing
pasien yang diberikan identitas berupa nama pasien dan nomor rekam
medis.
k. Bahan Beracun Berbahaya disimpan pada tempat khusus B3 jauh dari
api/panas
l. Perbekalan farmasi yang disimpan memiliki label nama sediaan,
konsentrasi/dosis, waktu kadaluarsa, dan peringatan.
m. Pemantauan suhu ruangan dan suhu lemari pendingin dilakukan :
 Dua kali (saat masuk dan pulang kerja) di depo obat dan gudang
farmasi.
 Tiga kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan dan depo obat dengan jam
kerja tiga shift.
n. Kelembaban ruangan penyimpanan didokumentasikan :
 Dua kali (saat masuk dan pulang kerja) di depo obat dan gudang
farmasi.
 Tiga kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan dan depo obat dengan jam
kerja tiga shift.
o. Ruangan dan ventilasi diinspeksi secara berkala oleh Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Sanitasi.

Penyimpanan Perbekalan Farmasi Yang Termolabil


Penyimpanan obat Termolabil pada suhu dingin ditempatkan pada lemari
pendingin yang sudah dikalibrasi dan memiliki pengatur suhu. Prosedur
penyimpanan obat dalam lemari pendingin:
1. Siapkan lemari pendingin khusus obat yang didalamnya dilengkapi
dengan alatpengukur suhu, suhu diatur pada 2° – 8°C
2. Periksa obat yang akan disimpan sesuai dengan spesifikasi
penyimpanan obat pada suhudingin 2° – 8°C
3. Buka lemari pendingin
4. Simpan obat pada tempat yang telah disediakan di dalam lemari
pendingin
5. Susun mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-
pertama keluar) danFEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar);
6. Tutup pintu lemari pendingin dengan rapat
7. Isi kartu stok
8. Suhu pada lemari pendingin dipantau dan dicatat pada form
pemantauan suhu setiappergantian shift jaga
9. Laporkan jika suhu lemari pendingin diatas 8oC pada Instalasi
Pemeliharaan SaranaRumah Sakit
Setiap lemari pendingin terinstalasi dengan generator listrik. Jika lemari
pendingin rusak, maka dilaporkan ke Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
isi lemari pendingin dipindah ke lemari pendingin lain yang masih baik.

Penyimpanan Obat High Alert


Obat High-Alert atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat
yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan
dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat. Obat ini dapat
menyebabkan kesalahan serius (sentinel event) dan dapat menyababkan
reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Oleh sebab itu, Rumah Sakit
Umum Daerah Serpong Utara perlu mengembangakan kebijakan
pengelolan obat untuk meningkatkan keamanan khususnya obat yang perlu
diwaspadai (high-alert).
Obat High Alert disimpan terpisah dari obat-obat yang lain sesuai dengan
daftar Obat High Alert yang dikeluarkan Instalasi Farmasi. Pada setiap
Obat High Alert yang akan dipergunakan untuk kebutuhan klinis harus
diberi stiker berwarna merah yang bertuliskan High Alert. Tempat
penyimpanan obat High Alert harus di tempat khusus terpisah dari obat
obat yang lain. Prosedur penyimpanan obat high alert adalah :
1. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat High
Alert
2. Beri label stiker HIGH ALERT pada masing-masing obat
3. Siapkan tempat khusus penyimpanan obat High Alertterpisah dari
penyimpanan sediaan farmasi lainnya
4. Masukkan sediaan farmasi dalam boks obatnya masing-masing
5. Susun sediaan farmasi mengikuti prinsip FIFO (First In First Out =
pertama masuk- pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out =
pertama kadaluwarsa-pertama keluar);
6. Catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi di
dalam kartu stok
7. Jumlahkan setiap penerimaan sediaan farmasi pada kartu stok.
8. Catat nama/paraf petugas pada kartu stok

Penyimpanan Larutan Elektrolit Konsentrat (pekat)


Penyimpanan elektrolit konsentrasi (pekat) tidak disimpan di unit ruangan
perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting di ruangan ICU,
IGD, OK dan Hemodialisa dan dalam jumlah terbatas. Elektrolit konsentrasi
(pekat) yang disimpan pada unit ruangan perawatan pasien diberi label
berwarna merah dengan ELEKTROLIT PEKAT dan HIGH ALERT dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat yaitu didalam lemari emergensi.
Evaluasi penggunaan dilakukan setiap 3 bulan sekali kecuali ada
penggunaan larutan elektrolit konsentrat dari dalam lemari emergensi.

Penyimpanan Obat LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)


Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obat yang mempunyai
tampilan kemasan yang mirip baik dari segi bentuk, warna, konsentrasi obat
yang berbeda dan obat yang kedengaran di telinga berbunyi mirip.
Penyimpanan obat LASA, tidak ditempatkan berdekatan dipisahkan oleh
satu boks obat sebelumnya yang tidak LASA dan harus diberi penandaan
khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat. Prosedur
penyimpanan obat LASA :
1. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat LASA
2. Siapkan kotak tempat penyimpanan obat dan beri stiker LASA
3. Tulis nama obat menggunakan huruf capital dengan warna dan ukuran
yang cukup sehingga terbaca dengan jelas contoh DIAzepam,
LORAzepam, CeFOTAxim, ceFUROxim.
4. Susun kotak LASA secara tidak berdekatan, dipisahkan oleh satu boks
obat sebelumnya yang tidak LASA
5. Catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi di
dalam kartu stok
6. Jumlahkan setiap penerimaan sediaan farmasi pada kartu stok.
7. Catat nama/paraf petugas pada kartu stok

Penyimpanan Sediaan Narkotika dan Psikotropika


Narkotika dan Psikotropika yang berada dalam penguasaan Rumah Sakit
wajib disimpansecara khusus dengan ketentuan sebagai berikut (Permenkes
No 28 Tahun 1978) :
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2. Harus mempunyai kunci ganda yang berlainan.
3. Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian 1
digunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya
serta persediaan narkotika. Bagian 2 digunakan untuk menyimpan
narkotika yang digunakan sehari-hari.
4. Lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih kurang
40x80x100 cm3, lemari tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
5. Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh MenKes.
6. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi
kuasa.
7. Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak
diketahui oleh umum.

Prosedur penyimpanan obat Sediaan Narkotika dan psikotropika :


1. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat
Narkotika danPsikotropika
2. ijin pada petugas yang diberi tanggung jawab pemegang kunci
Lemari Narkotika danPsikotropika
3. Buka pintu Lemari Narkotik dan Psikotropik
4. Simpan Obat pada rak yang sudah disediakan
5. Susun obat mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-
pertama keluar)dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar);
6. Catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa obat di dalam kartu
stok
7. Jumlahkan setiap penerimaan obat pada kartu stok.
8. Catat nama/paraf petugas pada kartu stok

Penyimpanan Bahan Beracun Berbahaya (B3)


Bahan berbahaya (B3) yang bersifat mudah menyala atau terbakar dan
korosif, disimpan di tempat terpisah atau dalam lemari terpisah (tahan api dan
korosif). Semua bahan diberi label yang menyebutkan isi, tanggal kadaluarsa,
dan label tanda bahan berbahaya peringatan disesuaikan dengan klasifikasi
B3.Prosedur penyimpanan B3:
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan
kimia dan kembalikanbahan kimia ketempat semula setelah digunakan
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan B3.
3. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
4. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
5. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta
area peralatankeadaandarurat tidak dijadikan tempat penyimpanan
peralatan dan bahan.
6. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama.
7. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung
jawab lainnya di ataskepada petugas farmasi. Lakukan evaluasi setiap
bulan atau 3 bulan sekali.

Penyimpanan Obat Pada Lemari Emergensi


Obat emergensi tersedia pada unit-unit perawatan yang ditetapkan dan bisa
segera di akses untuk kebutuhan emergensi. Instalasi Farmasi
bertanggungjawab untuk menyediakan, menyimpan dan melindungi obat
emergensi,memastikan

bahwa obat emergensi aman dari kehilangan atau pencurian. Obat-obatan


emergensi disimpan dalam troli emergensi dengan akses terdekat dan selalu
siap pakai. Lemari emergensi dikunci dan disegel kunci disposable dengan
nomor seri. Lemari emergensi dicek setiap satu bulan sekali terkait jumlah
perbekalan, waktu kadaluarsa perbekalan, serta penggantian perbekalan yang
mendekati waktu kadaluarsa. Prosedur penyimpanan obat emergensi adalah :
1. Siapkan obat yang akan disimpan dalam lemari emergensi, sesuai
dengan daftar obatemergensi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Susun obat emergensi dalam kotak emergensi
3. Kunci kotak emergensi menggunakan kunci plastik dengan nomor seri
register
4. Distribusikan lemari emergensi pada unit pelayanan yang membutuhkan
obat emergensi
5. Lemari emergensi disimpan ditempat yang tersendiri, mudah dilihat,
terdekat, dan siap dipakai.
6. Penyimpanan lemari emergensi disertai dengan daftar obat dengan
nama, jumlah, dan tanggal kadaluarsa, buku pengecekan kotak obat
emergensi dan buku penggunaan dan pergantian obat emegensi.
7. Inspeksi dilakukan setiap 3 bulan dengan mengisi formulir pemantauan
lemari emergensi jika dalam waktu 3 bulan tidak ada pemakaian obat
dalam lemari emergensi atau tidakada obat yang kadaluarsa
8. Setiap ada pemakaian dan penambahan obat dalam lemari emergensi
dibuat berita acara pelaporan penggunaan dan penambahan obat
emergensi.

Penyimpanan Gas medis


Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan
untuk pelayanan medispada sarana kesehatan. Yang harus diperhatikan
dalam penyimpanan gas medis antara lain
 Tabung dalam keadaan baik
 Tempat penyimpanan aman, kering dan cukup baik ventilasinya
 Tabung harus dalam keadaan berdiri, terikat dan diberi penandaan
untuk menghindarikesalahan pengambilan jenis gas medis
 Tabung yang berisi dan tabung yang kosong harus dalam keadaan terpisah
 Ruangan lantai dalam keadaan rata

 Penyimpanan tabung jauh dari tempat yang panas, jauh dari sinar
matahari dan dari bahanyang mudah terbakar.

Prosedur penyimpanan gas medis:


1. Terima dan periksa keadaan tabung gas yang diterima
2. Catat jumlah dan nomor tabung gas medis di dalam buku mutasi gas medis.
3. Simpan gas medis di tempat yang sudah disediakan dengan posisi
tabung berdiri tegak dandipasang penutup kran
4. Pasang tali/rantai pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi
goncangan.
5. Pisahkan tabung gas medis isi dan tabung gas kosong, untuk
memudahkan pemeriksaan danpenggantian.
6. Jumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran gas medis pada buku
7. Catat nama/paraf petugas.
Barang Donasi

Obat dan perlengkapan donasi dapat diperoleh di beberapa perusahaan,


Lembaga Swadaya Masyarakat nasional maupun internasional. Obat donasi ini
umumnya akan berdatangan bila terjadi suatu bencana atau kejadian luar biasa di
suatu daerah. Diluar situasi tersebut obat donasi masih dapat diakses oleh rumah
sakit dengan cara mengajukan proposal kepada lembaga tersebut diatas. Hal
yang perlu diperhatikan pada saat mengajukan atau menerima obat donasi
adalah:
1. Masa kadaluwarsa obat tersebut.
2. Potensi sediaan harus sesuai dengan potensi yang lazim digunakan di
Indonesia.
3. Bahasa dalam label di upayakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Jangan sampai terjadi karena obat donasinya dari Rusia semua tulisan
dalam label obat berbahasa Rusia.

Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

Bahan Medis Habis pakai (BMHP) adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan
Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;

2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan


Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;

3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;

4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan; dan

5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk


penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan yang berkaitan dengan penyimpanan dicatat dan


didokumentasikan kemudian dievaluasi secara rutin yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan laporan. Dokumentasi dari penyimpanan
perbekalan farmasi yang baik,benar dan aman di RSUD Serpong Utara
meliputi :
1. SOP Penyimpanan Obat
2. SOP Penyimpanan Narkotik dan Psikotropik
3. SOP Penyimpanan Obat Donasi
4. SOP Penyimpanan Produk Nutrisi
5. SOP Penyimpanan Obat Emergency
6. SOP Penanganan Obat Emergency
7. SOP Pelaksanaan Proses Recall
8. SOP Penyimpanan Implan
9. SOP Pemusnahan Sediaan Farmasi Dan Obat Medis Habis Pakai

Anda mungkin juga menyukai