Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN TENTANG PENGATURAN PENYIMPANAN

SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS


HABIS PAKAI YANG BAIK, BENAR DAN AMAN DI RSU
NURHAYATI

RUMAH SAKIT UMUM NUR HAYATI GARUT


Jl. Jendral Sudirman No. 6, Suci, Karangpawitan, Kabupaten
Garut, Jawa Barat 44182
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
karuniaNya Pedoman Tentang Pengaturan Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis Pakai Yang Baik, Benar Dan Aman di Rumah
Sakit Umum Nur Hayati Garut ini dapat selesai.

Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat menunjang dalam peningkatan


mutu keamanan dan kewaspadaan dalam penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Tentang Pengaturan Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis Pakai Yang Baik, Benar
Dan Aman di Rumah Sakit Umum Nur Hayati Garut.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku, Kekurangan


ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan
dalam pengembangan rumah sakit ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFRTAR ISI ................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup .................................................................... 3

BAB II TATA LAKSANA ............................................................. 4

A. Penerimaan .......................................................................... 4
B. Penyimpanan ....................................................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................ 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting karena ketidakefisienan akan


memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis maupun
ekonomis (Anonim, 1994). Pengelolaan obat tidak hanya mencakup aspek logistik
saja, tetapi juga mencakup aspek informasi obat, supervisi dan pengendalian menuju
penggunaan obat yang rasional (Justicia, 2009).

Dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tahapan yang penting


adalah proses penyimpanan. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan
perbekalan farmasi menurut persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem
informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
Tujuan dari manajemen penyimpanan obat adalah untuk melindungi obat-obat yang
disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia, dan untuk mengatur
aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang
terjangkau (Anonim, 2006).

Definisi Penyimpanan perbekalan farmasi secara umum adalah suatu kegiatan


menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
dapat merusak mutu obat. Penyimpanan perbekalan farmasi dimaksudkan juga untuk
pengaturan tempat penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan memudahkan dalam pengontrolan ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.

Dalam upaya terciptanya sistem penyimpanan perbekalan farmasi yang baik,


Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk mengatur tempat penyimpanan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan
kestabilannya, sifat bahan (b3, mudah tidaknya meledak atau terbakar), tahan
tidaknya terhadap cahaya, tingkat kewaspadaan (obat-obat kewaspadaan tinggi ).

1
B. TUJUAN

Tujuan Umum :

Terwujudnya sistem penyimpanan yang baik, memudahkan dalam pengelolaan dan


pencarian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tujuan Khusus :

1. Memelihara mutu sediaan farmasi

2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

3. Menjaga ketersediaan

4. Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyimpanan perbekalan farmasi meliputi :

1. Instalasi Farmasi

2. Gudang Farmasi

3. Ruang perawatan

4. Poliklinik rawat jalan

5. HCU

6. Laboratorium

7. Radiologi

2
BAB II

TATA LAKSANA

A. PENERIMAAN

Tahapan awal sebelum obat disimpan adalah penerimaan. Penerimaan perbekalan


farmasi dari distributor di rumah sakit menggunakan sistem 1 pintu dilakukan di
logistik farmasi. Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan surat pesanan
dan memperhatikan kualitas dan kuatintas perbekalan farmasi yang diterima.
Sebelum diterima perbekalan farmasi harus dicek. Pengecekan perbekalan farmasi
meliputi :

a. Nama pemesan di faktur

b. Nama perbekalan farmasi

c. Jumlah

d. Kekuatan untuk obat

e. Waktu kadaluarsa dan

f. Kondisi fisik obat.

B. PENYIMPANAN

Penyimpanan perbekalan farmasi di rumah sakit dikendalikan oleh kepala instalasi


farmasi. Penyimpanan dilakukan di depo – depo farmasi, laboratorium, radiologi,
poliklinik, ruang perawatan dan unit khusus. Penyimpanan di depo farmasi dibedakan
menurut :

1. Bentuk Sediaan dan Jenisnya, Perbekalan farmasi di tata menurut bentuk


sediaannya meliputi:

a. Tablet, kaplet, kapsul dan puyer di tata sesuai abjad

b. Syrup dan larutan obat minum ditata sesuai abjad

c. Injeksi dan infus obat di tata sesuai abjad

d. Salep, cream, lotion dan powder ditata sesuai abjad

e. Tetes mata dan salep mata ditata sesuai abjad

f. Tetes telinga di tata sesuai abjad

g. Infus dasar ditata di atas palet

h. Alkes ditata terpisah dari obat disesuaikan dengan tempat penyimpanannya.

3
i. Bahan – bahan kimia yang bukan termasuk B3 di tata tersendiri terpisah dengan
obat dan alkes.

Perbekalan farmasi ditata menurut jenisnya meliputi :

j. Obat narkotika di simpan dilemari terpisah, tertutup, rangkap dua dan terkunci

k. Obat psikotropika di simpan dilemari terpisah, tertutup, dan terkunci

l. Obat generik

m. Obat HIV

n. Obat paten

2. Suhu dan Kestabilannya

Suhu penyimpanan perbekalan farmasi meliputi :

a. Suhu ruang terkontrol (20˚C-25˚C)

b. Suhu Refrigerator (2˚C-8˚C)

c. Suhu Freezer (-20˚ C) - (-10˚C). Freezer

yang digunakan untuk menyimpan obat berupa freezer yang terpisah dari refrigerator,
bukan kombinasi

refrigerator-freezer .

d. Suhu Warmer (maksimun tidak boleh lebih dari 43˚C).

Untuk memantau suhu penyimpanan perbekalan farmasi, maka :

a. Setiap tempat dan atau ruang penyimpanan perbekalan farmasi harus dipasang
termometer ruangan.

b. Suhu ruangan dan suhu kulkas dicek dan dicatat pada blangko suhu yang di
tempatkan di dekat thermometer suhu.

c. Pemantauan suhu ruang dan suhu kulkas penyimpanan obat dilakukan setiap hari
oleh asisten apoteker atau staff terlatih yang ditunjuk secara sah.

d. Pemantauan suhu di dalam ruang dan suhu di kulkas penyimpanan obat dilakukan
dengan cara melihat dan membaca suhu yang tertera pada termometer dan kulkas.
Suhu dicatat pada log temperatur pada jam 08.00 pagi, jam 15.00 siang dan jam 22.00
malam untuk unit pelayanan 24 jam.

e. Khusus pada hari libur, untuk depo dan unit yang tutup pemantauan suhu dilakukan
setelah petugas masuk kerja.

4
f. Pada kondisi suhu ruang atau suhu kulkas penyimpanan perbekalan farmasi di luar
rentang suhu yang seharusnya, maka petugas harus segera menghubungi unit
pemeliharaan alat rumah sakit.

Dokumentasi pemantauan suhu penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan setiap


hari dengan menggunakan form log temperatur yang telah ditentukan dan pada akhir
bulan ditandatangani oleh kepala bagian/kepala unit/kepala ruangan.

3. Sifat Bahan ( beresiko tinggi, mudah tidaknya meledak atau terbakar ).

a. Obat High Risk


Penyimpanan Obat High Risk ditempatkan pada tempat yang terpisah dan
diberi label pada Obat dan tempat penyimpanan.

5
TABEL OBAT HIGH ALERT
RSU NUR HAYATI

Kategori / Kelas Obat-obatan Jenis obat


Agonis adnergik IV Epinefrin, norepinefrin
Antagonis adrenergic IV Propanolol
Agen anestesi (umum, inhalasi, dan IV) Propofol, ketamin
Anti-aritmia IV Lidokain, amiodaron
Anti-trombotik, termasuk:
a. Antikoagulan  Warfarin
b. Inhibitor faktor Xa  Fondaparinux
c. Trombolitik
d. Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa
Agen kemoterapi (parenteral dan oral) -
Dekstrosa hipertonik ( ≥ 20%) D5, Ka-en 3B, ka-En 4A, Ka-en
3A, Ka-en 1A, ka-en 1B, D5-1/4
NS, NaCl 3%.
Obat-obatan epidural atau intratekal
Obat hipoglikemik (oral) Metformin 500 mg, Glimepiride 1
mg, glimepiride 2 mg, Gliquidone,
Glicazide, Acarbose 50 mg,
Acarbose 100 mg, Gibenclamide,
Obat inotropik IV Digoksin,
Insulin (SC dan IV) Insulin regular, glargin
Agen sedasi moderat / sedang IV Midazolam
Agen sedasi moderat Ketamin, Midazolam
Opioid / narkotika
a. IV Clopedin
b. Transdermal Durogesic patch
c. Oral MST Continous, Codein
Agen blok neuromuskular Rocuronium, Atracurium
Preparat nutrisi parenteral Asering, Ka-en 1B, ka-en 3A, ka-
en 3B, Ka-en MG3, ka-en 4A, RL,
Nacl.
Agen radiokontras IV Solumetrol iv
NaCl untuk injeksi, hipertonik, dengan Nacl 3%
konsentrasi > 0,9%
Konsentrat KCl untuk injeksi KCL 25ml

6
Injeksi Magnesium Sulfat (MgSO4) MgSO4 20% dan 40%
Digoksin IV
Oksitosin IV
Antikonvulsan

Obat High Alert dapat dibedakan menjadi :


1. LASA (Look Alike and Sound Alike)
Adanya nama-nama obat yang membingungkan merupakan salah satu
dari penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat. Puluhan ribu jenis
obat yang beredar menyebabkan potensi kesalahan, antara lain disebabkan
oleh :
a. Tulisan yang tidak jelas.
b. Pengetahuan yang tidak lengkap mengenai nama obat.
c. Produk baru yang tersedia.
d. Kemasan atau label yang mirip.
e. Fungsi klinis yang mirip.
f. Kekuatan atau dosis obat yang mirip.
g. Bentuk sediaan
Penyimpanan Obat LASA ditempatkan pada rak obat diberi label pada
Obat dan tempat penyimpanan

7
TABEL OBAT LASA
RSU NUR HAYATI

NAMA OBAT NAMA OBAT NAMA OBAT LOOK SOUND


ALIKE ALIKE
1 2 3 5 6
Acarbose 50 mg Acarbose 100 mg
Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg √ √
Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
Acyclovir 200 mg Acyclovir 400 mg
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg Captopril 50 mg
Cefixim 100 Cefixim 200
Clindamycin 150 Clindaycin 300
Clozapin 25 mg Clozapin 100 mg
Etoricoxib 60 Etoricoxib 90
Flunarizin 5 mg Flunarizin 10 mg
Glimepirid 2 mg Glimepirid 3 mg
Lisinopril 5 mg Lisinopril 10mg
Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
Methylprednisolon 4mg Methylprednisolon 8mg Methylprednisolon 16
mg
Piracetam 800 mg Piracetam 1200 mg
Propanolo 10 mg Propanolol 40 mg
Ramipril 5 mg Ramipril 10 mg
Rifampicin 450 mg Rifampicin 600
Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg
Spironolacton 25 mg Spironolacton 100 mg
Valsartan 80 mg Valsartan 160 mg
Ab-Vask 5 mg Ab-Vask 10 mg
Fasidol 500 mg Fasidol 650 mg
Lameson 4 mg Lameson 8 mg
Lasal 2 mg Lasal 4 mg
Micardis 40 mg Micardis 80 mg Sifrol ER 0,375 mg
Orinox 60 Orinox 90 mg
Oscal 0,5 mg Oscal 0,25 mg
Rifamtibi 450 mg Rifamtibi 600 mg

8
Sanmol 500 mg Sanmol 650 mg
Scopma Tablet Scopma Plus Tablet
Zultrop Tablet Zultrop Forte Tablet
Amoxicillin 125mg/5mL Amoxicillin 250mg/5mL
Amoxan Drop Amoxan Syr
Biothicol Syr Biothicol Forte Syr
Bufect Syr Bufect Forte Syr
Cefat Syr Cefat Forte Syr
Cerini Drop Cerini Syr
Claneksi Syr Claneksi Forte Syr
Elkana Syr Elkana CL Syr
Fasidol Syr Fasidol Forte Syr
Lasal Syr Lasal Exp Syr
Norages Drop Norages Syr
Rhelafen Syr Rhelafen Forte Syr
Sanmol Drop Sanmol Syr Sanmol Forte Syr
Zincpro Drop Zincpro Syr
Cefotaxim Ceftriaxon
Lidocain Injeksi Lidocain Compasitum
Injeksi
Levofloxacin Ciprofloxacin
Codein 10 mg Codein 25 mg
Alprazolam 0,5 mg Alprazolam 1 mg
Valisanbe 2 mg Valisanbe 5 mg
Stesolid 5 mg Rec Stesolid 10 mg Rec
Lodomer 2 mg Lodomer 5 mg

2. Elektrolit Konsentrat
Penyimpanan elektrolit konsentrat berada di logistik farmasi dan
pelayanan farmasi, Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit
perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting, seperti yaitu ICU,
kamar bersalin (VK) dan kamar operasi (OK) dalam jumlah yang terbatas,
diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)

9
untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati serta dengan
menggunakan sistem FEFO dan FIFO.

TABEL ELEKTROLIT KONSENTRAT


RSU NUR HAYATI

NO Elektrolit Konsentrat
1 KCL 25 ml
2 MgSo4 20% 25 ml
3 MgSo4 40% 25 ml
4 D40 25 ml
5
6
7

10
b. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang B3.
B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Mudah meledak (explosive)


adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 ̊C, 760 mmHg)
dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan di sekitarnya.
2. Pengoksidasi (oxidizing)
Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi
dapat dilakukan dengan metoda uji pembakaran menggunakan ammonium
persulfat sebagai senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan,
senyawa standar yang digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan
pengujian tersebut, suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi
apabila waktu pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari
waktu pembakaran senyawa standar.
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
adalah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala
dibawah 0 ̊C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 ̊C
4. Sangat mudah menyala (highly flammable)
adalah B3 baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala
0 ̊C – 21 ̊C

5. Mudah menyala (flammable)


 Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api
 Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal
 Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab
 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 oC dan titik
didih lebih rendah atau sama dengan 35oC
 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC

11
6. Amat sangat beracun (extremely toxic)
Yang dimaksud dengan LD50 adalah perhitungan dosis (gram pencemar
per kilogram) yang dapat menyebabkan kematian 50 % populasi makhluk
hidup yang dijadikan percobaan. Amat sangat beracun (extremly toxic)
LD50 < 1 (mg/kg)\
7. Sangat beracun (highly toxic)
Sangat beracun (highly toxic) LD501 – 50 (mg/kg)
8. Beracun (moderately toxic)
B3 yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit
atau mulut. Diukur dengan LD50. Beracun (moderately toxic) LD5051 – 500
(mg/kg)
9. Berbahaya (harmful)
adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
10. Korosif (corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan
kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain
11. Bersifat iritasi (irritant)
Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan peradangan.
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon
(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut
dapat merusak lingkungan.
13. Karsinogenik (carcinogenic)
adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
14. Teratogenik (teratogenic)
adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
15. Mutagenik (mutagenic)
adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti
dapat merubah genetika.

12
Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet). Penyimpanan
Bahan berbahaya dan beracun:

NO BAHAN SIMBOL PENYIMPAN KEAMANAN


BERBAHAYA AN
DAN BERACUN
1 Mudah meledak Penyimpanan Hindari benturan,
(explosive) tidak boleh gesekan, loncatan
dilakukan di api dan panas
dekat bangunan
yang
didalamnya
terdapat oli,
gemuk, bensin,
bahan sisa yang
dapat terbakar,
api terbuka atau
nyala api
2 Pengoksidasi Penyimpanan Hindari panas
(oxidizing) bahan kimia serta bahan
yang mudah terbakar
mengoksidasi dan reduktor
kuat dekat
cairan yang
mudah terbakar,
sangat
berbahaya.
Untuk
keamanannya,
harus
menjauhkan
semua bahan
yang dapat
menyala dari
bahan bahan
yang
mengoksidasi.
Tempat

13
penyimpanan
harus sejuk dan
dilengkapi
dengan
pertukaran udara
yang baik serta
bangunan tahan
api.
3 Sangat mudah Bahan kimia Jauhkan dari
sekali menyala yang mudah sumber api dan
(extremely menyala harus loncatan bunga
flammable) disimpan api.
4 Sangat mudah ditempat yang
menyala (highly cukup sejuk,
flammable) dengan tujuan
mencegah nyala
jika uapnya
5 Mudah menyala
tercampur udara.
(flammable)
Daerah
penyimpanan
harus terletak
jauh dari
sumber panas
dan terhindar
dari bahaya
kebakaran.

6 Amat sangat Tempat Hindari kontak


beracun penyimpanan atau masuk dalam
(extremely toxic) bahan kimia ini tubuh, segera
7 Sangat beracun harus sejuk berobat ke dokter
(highly toxic) dengan bila kemungkinan
8 Beracun pertukaran udara keracunan.
(moderately toxic) yang baik, tidak
kena sinar
matahari
langsung, jauh
dari sumber

14
panas dan harus
dipisahkan
dengan bahan
kimia
lainnya.
9 Berbahaya Ruangan Hindari terhirup
(harmful) penyimpanan pernapasan,
untuk bahan kontak dengan
ini harus kulit dan mata
diusahakan agar
sejuk,
berventilasi,
sumber
penyalaan api
harus
disingkirkan dan
diperiksa secara
berkala
10 Korosif Tempat Hindari terhirup
(corrosive) penyimpanan pernapasan,
bahan kimia kontak dengan
yang bersifat kulit dan mata.
korosif harus
terpisah dari
bangunan
lainnya, terbuat
dari dinding dan
lantai yang
tahan korosi dan
tidak tembus
serta dilengkapi
fasilitas
penyalur
tumpahan.
11 Bersifat iritasi Harus disimpan Hindari kontak
(irritant) di tempat yang dengan tubuh atau
dilengkapi hindari
dengan sumber menghirup,

15
air untuk mandi segera berobat ke
dan mencuci dokter bila
kemungkinan
keracunan.
12 Berbahaya bagi Ruangan Hindari
lingkungan penyimpanan pembuangan
(dangerous to the untuk bahan langsung ke
environment) ini harus lingkungan
diusahakan agar
sejuk,
berventilasi,
sumber
penyalaan api
harus
disingkirkan dan
diperiksa secara
berkala

13 Karsinogenik Penyimpananny  Radiasi dari


(carcinogenic) a harus ditempat bahan
yang memiliki radioaktif
peralatan cukup dapat
untuk menimbulkan
14 Teratogenik
memproteksi efek somatik
(teratogenic)
radiasi, tidak dan efek
15 Mutagenik
dicampur genetik, efek
(mutagenic)
dengan bahan somatik dapat
lain yang dapat akut atau
membahayakan, kronis
packing/kemasa  Gunakan jas
n dari bahan lab
radioaktif harus  Jaga agar
mengikuti bahan radio
ketentuan aktif tidak
khusus yang menyentuh
telah ditetapkan kulit
dan keutuhan  Cucilah tangan
kemasan harus dan bagian lain
dipelihara.

16
dari tubuh
yang
terkontaminasi
dengan air dan
sabun sampai
benar-benar
bersih

17
TABEL B3
RSU NUR HAYATI

NO NAMA SINONIM/NAMA RUMUS JENIS


BAHAN DAGANG MOLEKUL
KIMIA
1 Etil Klorida Ethyl chloride; C2H5Cl Mudah
Chloroethane; terbakar
Monochloroethane;
chlorethyl; Aethylis
chloridum; Ether
chloradus;
Etherhydrochloric;
Ether muriatic;
Kelene; Chelen;
Anodynon; Chlory
anesthetic; Narcotile
2 Hidrogen Hydrogen peroxide; H2O2 Mudah
Peroksida Hydrogen dioxide; terbakar
Hydroperoxide;
Hioxyl
3 Etil Alcohol Ethanol; Absolute C2H6O Mudah
alcohol; Anhydrous terbakar
alcohol; Dehydrated
alcohol; Ethyl
hydrate; Ethyl
hydroxide

18
c. Gas Medis
Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan
untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan
tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya.
Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi
keselamatan.

d. Obat Narkotika dan Psikotropika


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas aktivitas mental dan
perilaku.
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dapat berupa gudang,
ruangan, atau lemari khusus. Tempat penyimpanan Narkotika dilarang
digunakan untuk menyimpan barang selain Narkotika dan Tempat
penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain
Psikotropika. Lemari khusus untuk penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. terbuat dari bahan yang kuat;
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda;
c. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
d. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

19
TABEL NARKOTIKA
RSU NUR HAYATI

NO NAMA OBAT
1 Clopedin Inj
2 Codein 10 mg
3 Codein 15 mg
4 Durogesic 25 Patch
5 Fentanyl Inj
6 MST Continus 10 mg

TABEL PSIKOTROPIKA
RSU NUR HAYATI

NO NAMA OBAT
1 Alprazolam 0,5 mg
2 Alprazolam 1 mg
3 Analsik
4 Braxidin
5 Clofritis 10 mg
6 Midazolam Hameln Inj
7 Miloz Injeksi
8 Riklona 2 mg
9 Sibital Inj
10 Stesolid Rec 5 mg
11 Stesolid Rec 10 mg
12 Stesolid Syr
13 Valisanbe Inj
14 Valisanbe 2 mg
15 Valisanbe 5 mg

e. Produk Nutrisi
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Status nutrisi
normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan

20
kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan
terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh.
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral
dan nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa
menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang
baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila
penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi
pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan
masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet
enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena
meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas
metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus
gastrointestinal dan liver.
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi
parenteral diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan,
gangguan pencernaan dan absorbsi. Jenis – jenis nutrisi parenteral yaitu :
a. Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui
vena perifer . Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi
asam lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang
komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic
acids.
b. Karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan
perbedaan jalur metabolismenya adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl,
maltose, xylitol.
c. Protein/ Asam amino
Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh
masih memerlukanasam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral
protein.
d. Mikronutrien dan Immunonutrien
Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient adalah:
- Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
- Fatty acid.
- Nucleotide.
Penyimpanan Produk nutrisi disimpan pada suhu dan kondisi yang
disarankan oleh pabrik,Terhindar dari cahaya matahari. Cahaya dan
peningkatan suhu dapat mempengaruhi stabilitas secara kimia.

21
f. Obat yang Dibawa Pasien
Obat yang dibawa pasien adalah obat-obatan yang telah dimiliki oleh
pasien baik yang dibeli sendiri atau diberikan oleh dokter atau rumah sakit
lainnya sebelum pasien masuk rawat inap. Penggunaan obat-obat yang
dibawa pasien dalam rumah sakit sedapat mungkin harus dihindari. Obat
yang dibawa pasien dapat digunakan, jika :
1. Obat dapat diidentifikasi identitasnya
2. Tidak mempengaruhi efektifitas dan keamanan obat yang diberikan
dokter
3. Disetujui oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
4. Obat tidak dapat diperoleh di Instalasi Farmasi.
Dokter yang berjaga di Unit Gawat Darurat atau dokter yang merujuk
pasien masuk rumah sakit mengisi formulir rekonsiliasi penggunaan obat.
Obat per oral dan injeksi yang mendapat persetujuan untuk dilanjutkan
disimpan di ruang perawatan dan didistribusikan oleh perawat, sedangkan
obat yang tidak digunakan dikembalikan atau diserahkan pada pasien atau
keluarga pasien yang bertanggung jawab disertai pemberian informasi
bahwa obat tersebut tidak digunakan kembali selama dalam proses
perawatan di rumah sakit. Perawat bersama petugas farmasi memeriksa
obat-obat yang dibawa sendiri dengan disaksikan oleh pasien atau keluarga
pasien yang bertanggung jawab. Untuk obat-obat yang tidak dapat di
identifikasi dilakukan pengembalian langsung kepada pasien. Catat obat
yang masih dapat digunakan ke dalam formulir catatan pemberian obat di
Rekam Medis.
g. Obat Emergency
Obat –obatan emergency atau gawat darurat adalah obat-obat yang
digunakan untuk mengatasi situasi gawat darurat atauuntuk resusitasi/life
support. Pengetahuan mengenai obat-obatan ini penting sekali untuk
mengatasi situasi gawat darurat yang mengancam nyawa dengan cepat dan
tepat.
Obat Obat emergency atau obat-obat yang dipakai pada gawat darurat
adalah atropin, ephedrin, ranitidin, ketorolac, metoklorpamid, aminofilin,
asam tranexamat, adrenalin, dexametason, furosemid, lidokain, gentamicin,
oxytocin, methergin. Pengelolaan obat emergency meliputi :
 Pengadaan
- Melaksanakan seleksi obat obat emergency untuk masing masing
instalasi atau unit lain dengan cara mempertimbangkan kebutuhan
dari masing masing instalasi atau unit terkait tersebut.

22
- Instalasi farmasi menyediakan obat-obat emergency sesuai dengan
kebutuhan masing-masing instalasi atau unit.
- Membuat daftar nama,jumlah obat emergency dari masing-masing
instalasi atau unit beserta tanggal kadaluarsanya,tanggal
pemakaian,tanggal penggantian.
 Pemyimpanan
- Penyimpanan obat emergency dalam kotak emergency,dikunci
dengan menggunakan kunci disposable. Bila ada penggunaan obat
buka kotak emergency dengan cara menggunting kunci disposable
tersebut dan diberlakukan sebagi invetaris pada masing –masing
instalasi / unit.
- Pada kotak emergency juga disediakan nasal kanul,bloodset,infuset
mikro,infuset makro,wing needle,spuit dan iv catether nomor sesuai
kebutuhan instalasi / unit terkait.
- Cara penyimpanan dengan sistem FIFO (First In First Out ) atau
obat yang diletakkan paling depan adalah obat yang harus
digunakan terlebih dahulu.
- Urutan penyimpanan juga mempertimbangkan tanggal kadaluarsa
atau FEFO ( First Expire First Out ).
- Penyimpanan kotak emergency di tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau.
 Pemantauan
- Obat-obat yang sudah dipakai, segera dilaporkan ke instalasifarmasi
setelah tindakan emergency selesai.
- Dilakukan pemantauan atau pengecekan tiap 1 minggu atau setiap
obat selesai digunakan oleh unit / instalasi terkait, lalu TTK (
Tenaga Tehnik Kefarmasian ) dari instalasi farmasi datang untuk
mengunci kotak emergency dengan kunci disposable.Di lakukan
supervisi oleh Apoteker
- Obat yang mendekati kadaluarsa minimal 4 bulan akan diganti oleh
petugas instalasi farmasi dengan masa kadaluarsa yang lebih lama.
 Penggunaan
- Obat-obat emergency tidak boleh dipakai untuk pelayanan rutin.
- Obat-obat emergency hanya digunakan pada pasien pada kondisi
emergency ( gawat darurat ) dan diambil dengan sistem FIFO ( First
In First Out ).
- Penggunaan obat-obat emergency diambil dari emergency kit
dengan cara membuka kotak emergency dengan memotong kunci
disposable.

23
 Penggantian
- Obat-obat emergency yang digunakan diganti dengan yang baru dan
diletakkan dengan sistem FIFO oleh petugas farmasi,kemudian
dikunci dengan kunci disposable yang baru.
- Obat yang mendekati kadaluarsa minimal 3 bulan akan diganti oleh
petugas instalasifarmasi dengan masa kadaluarsa yang lebih lama.
- Petugas instalasi farmasi menulis tanggal penggantian dan tanggal
kadaluarsa serta menuliskan nama petugas instalasi farmasi.

24
TABEL OBAT EMERGENCY
RSU NUR HAYATI

NO JENIS JUMLAH SATUAN KET


1. ADRENALIN 10 AMPUL LACI KE 1
2. SULFAT ATROPIN 10 AMPUL LACI KE 1
3. EFEDRIN 10 AMPUL LACI KE 1
4. AMINOPHILIN 2 AMPUL LACI KE 1
5 DIAZEPAM 5 AMPUL LACI KE 1
6 VIT K 3 AMPUL LACI KE 1
7 CALSIUM GLUCONAS 2 AMPUL LACI KE 1
8. FUROSEMID 2 AMPUL LACI KE 1
9 PERDIPINE/TENSIRO 2 AMPUL LACI KE 1
10 LIDOCAINE 10 AMPUL LACI KE 1
11 DEXAMETHASONE 5 AMPUL LACI KE 1
12 CORDARON/AMIODARON 2 AMPUL LACI KE 1
13 TRANSAMIN 2 AMPUL LACI KE 1
14 ECRON 2 AMPUL LACI KE 1
15 ISDN 5 Mg 10 TABLET LACI KE 1
16 VASCON/NOREPINEPRINE 2 AMPUL LACI KE 1
17 DOPAMINE 3 AMPUL LACI KE 1
18 DOBUTAMIN 3 AMPUL LACI KE 1
19 CLOPIDOGREL 75 mg 10 TABLET LACI KE 1
20 COMBIVENT 2 FLC LACI KE 1
21 PHENITOIN 2 AMPUL LACI KE 1
22 ASPIRIN 80 Mg 10 TABLET LACI KE 1
23 NIFEDIPINE 10 TABLET LACI KE 1

25
NO JENIS JUMLAH SATUAN KET
1 RINGER LAKTAT 2 BOTOL LACI KE 1
2 NACL 0,9 % 2 BOTOL LACI KE 1
3 ASERING 1 BOTOL LACI KE 1
4 NACL PIGGY BAG 2 BOTOL LACI KE 1
5 DEXTROSE 40% 3 FLC LACI KE 1
6 DEXTROSE 5 % 1 BOTOL LACI KE 1
7 WIDAHES 1 BOTOL LACI KE 1
8 MGSO4 2 FLC LACI KE 1

NO JENIS JUMLAH SATUAN KET


1 DISPO 50 CC 3 LACI KE 2
2 DISPO 10 CC 5 LACI KE 2
3 DISPO 5 CC 3 LACI KE 2
4 DISPO 3 CC 5 LACI KE 2
5 ABOCATH 16 2 LACI KE 2
6 ABOCATH 18 2 LACI KE 2
7 ABOCATH 20 2 LACI KE 2
8 ABOCATH 22 2 LACI KE 2
9 ABOCATH 24 2 LACI KE 2
10 BISTURI 11 2 LACI KE 2

NO JENIS JUMLAH SATUAN KET


1 ETT (SEMUA UKURAN ) 2 LACI KE 3
2 CANULA SUCTION 2 LACI KE 3
3 CATETER 2 LACI KE 3
4 URINE BAG 2 LACI KE 3
5 NGT 2 LACI KE 3
6 INFUSSET 2 LACI KE 3
7 TRANSFUSI SET 2 LACI KE 3
8 ETT (SEMUA UKURAN ) 2 LACI KE 3
9 ELECTRODA 50 LACI KE 3
10 SUNGKUP MASK 2 LACI KE 3

26
NRM/RM
11 CANULA O2 2 LACI KE 3
12 AMBUBAG DEWASA 1 LACI KE 3
13 AMBUBAG ANAK 1 LACI KE 3
14 LARINGOSKOP 1 LACI KE 3
DEWASA
15 LARINGOSKOP ANAK 1 LACI KE 3
16 GUIDEL (SEMUA 1 LACI KE 3
UKURAN )
17 JACKSION REESE 1 LACI KE 3
DEWASA
28 JAKSION REESE ANAK 1 LACI KE 3
A. Pendistribusian
A. Sistem distribusi perbekalan farmasi meliputi :
 Melaui resep perorangan yang dilayani langsung di Instalasi Farmasi
untuk rawat jalan.
 Melalui sistem ODD (one daily dose) untuk parenteral pasien rawat inap
dan sistem UDD (Unit Dose Dispensing ) untuk obat oral pasien rawat
inap.
B. Pendistribusian perbekalan kesehatan di luar kerja
Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien di luar jam kerja yang diselenggarakan oleh:
1) Instalsi farmasi rumah sakit yang buka 24 jam.
2) Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi
Sistem pelayanan distribusi :
a. Kegiatan pelayanan distribusi diselenggarakan pada :
1) Instalasi Farmasi rumah sakit dengan sistem resep perorangan.
2) Instalasi Farmasi dengan sistem one daily dose.
b. Sistem resep perorangan
Pendistribusian perbekalan kesehatan resep perorangan/pasien rawat
jalan melalui Instalasi Farmasi.
c. Sistem unit dosis
One Daily Dose (ODD) di ruang inap
Pendistribusian obat-obatan melalui resep perorangan yang disiapkan,
diberikan/digunakan dan dibayar dalam unit dosis tunggal atau ganda,
yang berisi obat dalam jumlah yang telah ditetapkan atau jumlah yang
cukup untuk penggunaan satu hari.

27
B. Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Barang
medis habis pakai
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan
dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
bila:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
d. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang akan dimusnahkan;
b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku

C. PENINGKATAN KEAMANAN PERBEKALAN FARMASI

Dalam meningkatkan keamanan penyimpanan perbekalan farmasi maka segala


tempat penyimpanan perbekalan farmasi harus dikunci setiap tidak ada penjaga atau
petugas di tempat penyimpanan perbekalan farmasi.

Selain mengunci tempat perbekalan farmasi, petugas yang masuk ke dalam tempat
tempat perbekalan farmasi dibatasi, antara lain :

1. Petugas logistik farmasi

2. Petugas farmasi

3. Petugas instalasi lain untuk pengadaan perbekalan farmasi

28
4. Petugas dari instansi yang berwenang melakukan pemeriksaan

Dalam prakteknya apabila dibutuhkan perbekalan farmasi yang berada di depo


farmasi sudah tutup diatur dalam kebijakan pelayanan perbekalan farmasi saat depo
farmasi tutup. Untuk mendukung pengawasan perbekalan farmasi, logistik farmasi
dilengkapi dengan CCTV untuk pengawasan dari kehilangan barang dan
penyalahgunaan perbekalan farmasi.

D. BARANG-BARANG PERBEKALAN FARMASI

Perbekalan farmasi yang disimpan harus memiliki informasi yang jelas, meliputi
nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat, peringatan, tanggal kadaluarsa atau beyond
use date , informasi penyimpanan dari pabrik sebelum produk dibuka maupun setelah
dibuka.

E. PENYUSUNAN PERBEKALAN FARMASI

Perbekalan farmasi disimpan dan disusun dengan menggunakan metode :

1. Alfabetis

2. FIFO (first in first out) perbekalan farmasi yang pertama kali masuk (diterima) itu
yang pertama kali dikeluarkan ( didistribusikan ).

Metode ini digunakan untuk penyusunan alkes.

3. FEFO (First Expired First Out

perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsa awal (hampir kadaluarsa) dikeluarkan


(didistribusikan) terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk penyusunan obat.

F. PENYIMPANAN OBAT-OBAT KADALUARSA

Obat dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa atau rusak disimpan di lemari terpisah
dan terkunci. Pada lemari harus diberi label “Obat Rusak/Kadaluarsa, Jangan
Diracik/Digunakan” .

G. PENYIMPANAN OBAT-OBATAN DI BANGSAL KEPERAWATAN

1. Obat untuk pasien rawat inap disimpan diloker tempat penyimpanan obat pasien
yang dikelola oleh perawat bekerja sama dengan bagian farmasi.

2. Obat untuk pasien rawat inap harus memiliki label identitas pasien dan nama,
jumlah dan kekuatan obat.

3. Obat yang digunakan untuk banyak pasien di rawat inap di simpan dengan diberi
label dan terpisah dari obat yang belum digunakan.

29
4. Obat obat yang digunakan untuk banyak pasien di rawat inap , setelah dibuka
diberikan label informasi tanggal dibuka dan disimpan sesuai persyaratan
penyimpanan. Masa obat setelah dibuka dibatasi maksimal 30 hari setelah obat
pertama kali segel dibuka.

H. PENYIMPANAN OBAT-OBATAN SISA

Obat injeksi di kamar operasi bentuk ampul yang sudah dipakai sebagian, sisa
obatnya di spuit, diberi label yang badan disimpan dalam kulkas yang berisi tanggal
pemakaian terakhir, nama obat, dosis obat, dan nama perawat (batas maksimal obat
dapat digunakan 24 jam setelah obat pertama kali dibuka segelnya). Obat sisa
penyimpanannya tidak lebih dari 24 jam.

I. PENYIMPANAN OBAT SAMPLE

Rumah sakit menyimpan dan mengelola obat sample di atur yang diatur dalam
kebijakan obat sample.

J. PENGECEKAN TANGGAL KADALUARSA

Pengecekan tanggal kadaluarsa :

1. Pengecekan tanggal kadaluarsa obat dan alkes di setiap area penyimpanan


dilakukan setiap sebulan sekali. Dilakukan oleh petugas logistik farmasi, petugas
instalasi farmasi, dan keperawatan.

2. Enam bulan sebelum tanggal kadaluarsa, semua perbekalan farmasi harus sudah
dikembalikan ke Depo Logistik Farmasi.

30
BAB III

PENUTUP

Pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit sangat penting fungsinya bagi


terwujudnya pelayanan perbekalan farmasi yang baik. Pengelolaan perbekalan
farmasi yang baik didukung juga dengan sistem penyimpanan yang baik untuk
perbekalan farmasi diseluruh unit pelayanan di rumah sakit. Untuk membangun
sistem penyimpanan yang baik dan menerapkanya diperlukan kerja sama dari semua
unit pelayanan, mulai dari farmasi, perawat, radiologi, laboratorium, dokter, manajer
dan direksi rumah sakit untuk mendukung sistem penyimpanan perbekalan farmasi
yang sudah dibuat.

31

Anda mungkin juga menyukai