Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN PENYIMPANAN OBAT LENGKAP

PADA UNIT FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM HADI HUSADA


TANJUNG BALAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karuniaNya, tim penyusun dapat menyelesaikan buku Panduan Penyimpanan Obat
Lengkap Pada Unit Farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada.

Panduan Penyimpanan Obat Lengkap Pada Unit Farmasi merupakan salah satu
kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.. Dengan
adanya Panduan Penyimpanan Obat Lengkap Pada Unit Farmasi diharapkan Menjamin
kualitas dan keamanan obat disimpan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
kefarmasian sehingga terhindar dari kerusakan
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam
penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.

Medan, 15 Januari 2023


Direktur RSU Hadi Husada

(dr. Isma Wahyuni, M.K.M)


DAFTAR ISI
Hal
Daftar Isi......................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PENYIMPANAN OBAT............................................................................... 3
BAB III STANDAR PENYIMPANAN...................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan kefarmasian di rumah
sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah
sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Salah satu kegiatan pelayanan farmasi rumah sakit adalah penyimpanan obat.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan,
sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penyimpanan obat disesuaikan dengan masing-masing sifat dan stabilitas obat,
untuk bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus
bahan berbahaya. Penyimpanan bahan berbahaya yang mudah terbakar seperti alkohol pada
pelayanan farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada penyimpanannya masih disimpan
dalam ruang obat yang tidak tahan api dan disimpan bersama dengan obat lainnya.
Penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis Sediaan Farmasi. Pada pelayanan farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada
penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis, tetapi kadang
kala tidak menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO), sehingga berpotensi
beberapa obat ada yang kadaluwarsa. Penyimpanan obat yang penampilan dan penamaan
yang mirip Look Alike Sound Alike (LASA) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penanda khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat. Penyimpanan
obat pada kondisi tersebut di atas kadang kala tidak dipenuhi karena faktor ketenagaan
yang kurang memperhatikan aturan penyimpanan sesuai persyaratan di atas.
Pengelolaan penyimpanan obat emergensi harus menjamin jumlah dan jenis obat
sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah ditetapkan, tidak boleh bercampur dengan
persediaan obat untuk kebutuhan lain, bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera
diganti, dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa dan dilarang untuk dipinjam
untuk kebutuhan lain. Pada penyimpanan obat emergensi, kadang kala tidak dicek
ketersediaannya akibat obat emergensi yang sudah dipakai tersebut tidak segera diganti.
Hal ini dapat terjadi akibat staf farmasi kurang memperhatikan jumlah persediaan obat
emergensi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjamin kualitas dan keamanan obat disimpan ditempat yang sesuai dengan
persyaratan kefarmasian sehingga terhindar dari kerusakan

1.2.2 Tujuan Khusus


- Mempertahankan kualitas obat yang ada di rumah sakit
- Memudahkan penyediaan obat dalam pelayanan kefarmasian
- Memudahkan dalam pengawasan stok/persediaan obat.
BAB II
PENYIMPANAN OBAT

Obat biasa disimpan dalam tempat penyimpanan, di dalam pelayanan farmasi atau
di unit pelayanan pasien dalam unit farmasi atau di nurse station dalam unit klinis. Dalam
setiap unit penyimpanan hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk.
b) Bahan yang terkontrol (controlled substances) dilaporkan secara akurat sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku
c) Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label secara
akurat untuk isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan;
d) Obat High Alert tidak disimpan dalam unit pelayanan kecuali merupakan kebutuhan
klinis penting dan bila disimpan dalam unit pelayanan dilengkapi dengan pengaman
untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyimpanan obat high alert yaitu:
 Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena berkaitan dengan
keselamatan pasien, contoh Natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, Magnesium sulfat
40% atau lebih pekat, Natrium bikarbonat.
 Pemberian label yang jelas (menggunakan huruf balok dengan warna dasar putih dan
tulisan merah) pada obat elektrolit konsentrat pada tempat penyimpanan.
 Obat elektrolit konsentrat dapat diberikan ke ruang perawatan dengan cara
permintaan tertulis berupa resep.
 Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan harus diberikan label yang
jelas dan disimpan pada tempat terpisah dengan obat-obat lain.
e) Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara periodik sesuai kebijakan rumah
sakit untuk memastikan obat disimpan secara benar.
f) Penyimpanan sediaan rantai dingin (Cold Chain Product) seperti Vaksin, insulin,
sediaan lainnya disimpan pada suhu 2-8°C.
g) Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika:
 Penyimpanan obat narkotik dan psikotropik didalam lemari dengan 2 pintu yang
mempunyai 2 kunci dan kunci dipegang oleh 2 penanggung jawab yaitu Apoteker
dan Asisten Apoteker.
 Ada kartu stok didalam lemari untuk memantau jumlah pemasukan dan pengeluaran
obat.
 Pada saat pengambilan obat, petugas harus mencatat nama dan jenis obat yang
diambil
 Membuat laporan pemakaian obat narkotik dan psiktropika yang sudah dipakai.
h) Untuk obat-obat keras/obat parenteral
 Penyimpanan berdasarkan kestabilan jenis masing-masing obat, disesuaikan apakah
disimpan pada suhu kamar atau lemari pendingin.
 Pemakaian kartu stok untuk memantau jumlah pemasukan dan pengelaran obat.
i) Untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)
 Mencegah obat yang rupa dan bunyi yang hamper sama tetapi berbeda dalam
fungsinya.
 Menuliskan dengan benar dan mengucapkan ketika mengkomunikasikan informasi
dalam pengobatan. Buat pendengar tersebut mengulang kembali pengobatan tersebut
untuk meyakinkan mereka mengerti dengan benar.
 Tempat penyimpanan obat-obat yang terlihat mirip kemasannya dan konsentrasinya
berbeda tidak boleh diletakkan didalam 1 rak dan label masing-masing dan
konsentrasinya dengan label berwarna putih dan tulisannya berwarna merah.
BAB III
STANDAR PENYIMPANAN

Standar penyimpanan obat yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


1. Persyaratan gudang
a. Luas minimal 3 x 4 m2
b. Ruang kering tidak lembab
c. Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab
d. Cahaya cukup
e. Lantai dari tegel atau semen
f. Dinding dibuat licin
g. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
h. Ada gudang penyimpanan obat
i. Ada pintu dilengkapi kunci ganda
j. Ada lemari khusus untuk narkotika
2. Pengaturan penyimpanan obat
a. Menurut bentuk sediaan dan alfabetis
b. Obat-obat yang berpotensi menimbulkan medication error harus dipisahkan atau
diberi tanda khusus, seperti obat-obat high alert, obat LASA, obat-obat sitostatika.
c. Menerapkan sistem FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa kadaluarsanya paling
cepat habis diletakkan di paling depan. Obat yang masa kadaluarsanya paling lama
diletakkan di paling belakang.
d. Menggunakan almari, rak dan pallet
e. Menggunakan almari khusus untuk menyimpan narkotika dan psikotropika
f. Khusus obat-obat yang memerlukan suhu rendah, disimpan di dalam kulkas yang
mempunyai termometer yang dicek secara berkala.
g. Dilengkapi kartu stock obat
Kartu stok obat dimasukkan ke dalam setiap box atau diikat dengan botol dan harus
selalu tersimpan di dalam lemari
Kegiatan penyimpanan obat meliputi:
1. Pengaturan Gudang Obat
Dalam pengaturan gudang yang akan dipakai untuk penyimpanan haruslah dapat
menjaga agar obat:
a) Tidak rusak secara fisik dan kimia.
Harus diperhatikan ruangannya tetap kering, adanya ventilasi untuk aliran udara
agar tidak panas, cahaya yang cukup, gudang harus ditata berdasarkan sistem arus
lurus, arus U, agar memudahkan dalam bergerak, dan penempatan rak yang tepat
serta penggunaan Pallet akan dapat meningkatkan sirkukasi uara dan gerakan stok
obat.
b) Aman.
Agar obat tidak hilang maka perlu adanya ruangan khusus untuk gudang dan
pelayanan, dan sebaiknya ada lemari/rak yang terkunci, serta ada lemari khusus
untuk narkotika yang selalu terkunci.
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan
pengawasan obat-obat, maka diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang gudang adalah sebagai
berikut:
1) Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, maka gudang perlu ditata sebagai berikut :
a. Gudang menggunakan sistem satu lantai jangan menggunakan sekat-sekat karena
akan membatasi pengaturan ruangan. Jika digunakan sekat, perhatikan posisi
dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
b. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat, ruang gudang dapat ditata
berdasarkan sistem, arus garis lurus, arus U dan arus L
2) Sirkula siudara yang baik
Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah adanya sirkulasi udara
yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup
dari obat sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja.
Idealnya dalam gudang terdapat AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk ruang
gudang yang luas. Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin. Apabila kipas angin
belum cukup maka perlu ventilasi melalui atap.
3) Kondisi penyimpanan khusus.
a. Vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan
putusnya aliran listrik. BACK UP. TERMOS DINGIN ICE PACK.
b. Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu
terkunci.
c. Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam
ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang
induk.
4) Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus,
karton dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah
dijangkau.

2. Penyusunan Stok Obat


Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak memungkinkan
maka obat yang sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu.
Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Gunakan prinsip FIFO/FEFO dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama
diterima harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang pertama
biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal pula.
b) Susun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu secara rapi
dan teratur.
c) Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obatan yang
berjumlah sedikit tetapi mahal harganya.
d) Susun obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan kontaminasi
bakteri pada tempat yang sesuai.
e) Susun obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan obat-
obatan untuk pemakaian luar.
f) Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
g) Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas dapat dimanfaatkan
sebagai tempat penyimpanan.
h) Barang-barang yang memakan tempat seperti kapas dapat disimpan dalam dus
besar, sedangkan dus kecil dapat digunakan untuk menyimpan obat-obatan dalam
bentuk botol.
i) Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam kotak
masing-masing, ambil seperlunya dan susun dalam satu dus bersama obat-obatan
lainnya. Pada bagian luar dus dapat dibuat daftar obat yang disimpan dalam dus
tersebut.
j) Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian maka perlu dilakukan rotasi
stok agar obat tersebut tidak selalu berada dibelakang yang dapat menyebabkan
kadaluarsa obat

3. Pencatatan Stok Obat


Kartu stok berfungsi:
a) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak atau kadaluwarsa
b) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis obat
yang berasal dari 1 (satu) sumber dana.
c) Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat.
d) Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan, pengadaan dan
distribusi serta sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat
penyimpanannya.
Adapun kegiatan yang harus dilakukan:
a) Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan.
b) Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
c) Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/kadaluwarsa)
langsung dicatat di dalam kartu stok
d) Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan
Adapun Informasi yang didapat yaitu:
a) Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)
b) Jumlah obat yang diterima
c) Jumlah obat yang keluar
d) Jumlah obat yang hilang/rusak/daluwarsa
e) Jangka waktu kekosongan obat
Prosedur penyimpanan obat di gudang farmasi yaitu:
1. Petugas gudang farmasi mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluarsa obat
didalam kartu stok
2. Petugas gudang farmasi menyimpan obat yang diterima pada rak yang sesuai dengan
bentuk sediaan, alphabetis atau penyimpanan khusus.
3. Setiap penyimpanan obat harus mengikuti prinsip FIFO/FEFO dan harus dicatat dalam
kartu persediaan obat.
4. Petugas gudang farmasi mengisi kartu stok setiap penerimaan dan pengambilan
5. Petugas gudang farmasi menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran obat pada
kartu stok dan memberi garis dibawah jumlah penerimaan dan pengeluaran dan
dibubuhi paraf
6. Petugas gudang farmasi menghindari menyimpan obat dengan kekutan dosis yang
berbeda dalam satu wadah.
7. Petugas gudang farmasi menyediakan tempat khusus diluar ruang peracikan untuk
menyimpan obat yang rusak atau kadaluarsa.

Anda mungkin juga menyukai