Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karuniaNya, tim penyusun dapat menyelesaikan buku Panduan Penyimpanan Obat
Lengkap Pada Unit Farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada.
Panduan Penyimpanan Obat Lengkap Pada Unit Farmasi merupakan salah satu
kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.. Dengan
adanya Panduan Penyimpanan Obat Lengkap Pada Unit Farmasi diharapkan Menjamin
kualitas dan keamanan obat disimpan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
kefarmasian sehingga terhindar dari kerusakan
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam
penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan kefarmasian di rumah
sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah
sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Salah satu kegiatan pelayanan farmasi rumah sakit adalah penyimpanan obat.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan,
sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penyimpanan obat disesuaikan dengan masing-masing sifat dan stabilitas obat,
untuk bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda khusus
bahan berbahaya. Penyimpanan bahan berbahaya yang mudah terbakar seperti alkohol pada
pelayanan farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada penyimpanannya masih disimpan
dalam ruang obat yang tidak tahan api dan disimpan bersama dengan obat lainnya.
Penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis Sediaan Farmasi. Pada pelayanan farmasi Rumah Sakit Umum Hadi Husada
penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis, tetapi kadang
kala tidak menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO), sehingga berpotensi
beberapa obat ada yang kadaluwarsa. Penyimpanan obat yang penampilan dan penamaan
yang mirip Look Alike Sound Alike (LASA) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penanda khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat. Penyimpanan
obat pada kondisi tersebut di atas kadang kala tidak dipenuhi karena faktor ketenagaan
yang kurang memperhatikan aturan penyimpanan sesuai persyaratan di atas.
Pengelolaan penyimpanan obat emergensi harus menjamin jumlah dan jenis obat
sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah ditetapkan, tidak boleh bercampur dengan
persediaan obat untuk kebutuhan lain, bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera
diganti, dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa dan dilarang untuk dipinjam
untuk kebutuhan lain. Pada penyimpanan obat emergensi, kadang kala tidak dicek
ketersediaannya akibat obat emergensi yang sudah dipakai tersebut tidak segera diganti.
Hal ini dapat terjadi akibat staf farmasi kurang memperhatikan jumlah persediaan obat
emergensi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjamin kualitas dan keamanan obat disimpan ditempat yang sesuai dengan
persyaratan kefarmasian sehingga terhindar dari kerusakan
Obat biasa disimpan dalam tempat penyimpanan, di dalam pelayanan farmasi atau
di unit pelayanan pasien dalam unit farmasi atau di nurse station dalam unit klinis. Dalam
setiap unit penyimpanan hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk.
b) Bahan yang terkontrol (controlled substances) dilaporkan secara akurat sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku
c) Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label secara
akurat untuk isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan;
d) Obat High Alert tidak disimpan dalam unit pelayanan kecuali merupakan kebutuhan
klinis penting dan bila disimpan dalam unit pelayanan dilengkapi dengan pengaman
untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyimpanan obat high alert yaitu:
Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena berkaitan dengan
keselamatan pasien, contoh Natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, Magnesium sulfat
40% atau lebih pekat, Natrium bikarbonat.
Pemberian label yang jelas (menggunakan huruf balok dengan warna dasar putih dan
tulisan merah) pada obat elektrolit konsentrat pada tempat penyimpanan.
Obat elektrolit konsentrat dapat diberikan ke ruang perawatan dengan cara
permintaan tertulis berupa resep.
Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan harus diberikan label yang
jelas dan disimpan pada tempat terpisah dengan obat-obat lain.
e) Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara periodik sesuai kebijakan rumah
sakit untuk memastikan obat disimpan secara benar.
f) Penyimpanan sediaan rantai dingin (Cold Chain Product) seperti Vaksin, insulin,
sediaan lainnya disimpan pada suhu 2-8°C.
g) Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika:
Penyimpanan obat narkotik dan psikotropik didalam lemari dengan 2 pintu yang
mempunyai 2 kunci dan kunci dipegang oleh 2 penanggung jawab yaitu Apoteker
dan Asisten Apoteker.
Ada kartu stok didalam lemari untuk memantau jumlah pemasukan dan pengeluaran
obat.
Pada saat pengambilan obat, petugas harus mencatat nama dan jenis obat yang
diambil
Membuat laporan pemakaian obat narkotik dan psiktropika yang sudah dipakai.
h) Untuk obat-obat keras/obat parenteral
Penyimpanan berdasarkan kestabilan jenis masing-masing obat, disesuaikan apakah
disimpan pada suhu kamar atau lemari pendingin.
Pemakaian kartu stok untuk memantau jumlah pemasukan dan pengelaran obat.
i) Untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)
Mencegah obat yang rupa dan bunyi yang hamper sama tetapi berbeda dalam
fungsinya.
Menuliskan dengan benar dan mengucapkan ketika mengkomunikasikan informasi
dalam pengobatan. Buat pendengar tersebut mengulang kembali pengobatan tersebut
untuk meyakinkan mereka mengerti dengan benar.
Tempat penyimpanan obat-obat yang terlihat mirip kemasannya dan konsentrasinya
berbeda tidak boleh diletakkan didalam 1 rak dan label masing-masing dan
konsentrasinya dengan label berwarna putih dan tulisannya berwarna merah.
BAB III
STANDAR PENYIMPANAN