BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang bertanggung jawab
sakit dapat sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan adanya
farmasi di IFRS.
- Keterbatasan sumber daya manusia baik dari aspek jumlah maupun mutu
Beberapa rumah sakit kelas A dan rumah sakit khusus membutuhkan adanya
radio farmasi, larutan nutrisi parenteral dan lain-lain. Sebagian rumah sakit
maka diperlukan adanya suatu pedoman yang dapat dijadikan rujukan oleh
B. Tujuan Pedoman
D. Batasan Operasional
Pedoman ini hanya berlaku untuk Gudang dan staf Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daeraha Kabupaten Pasangkayu yang memiliki kewenangan
dalam penyimpanan obat, alat kesehatan dan BMHP
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
4. Peraturan pemerintahan No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi
5. SK Menteri Kesehatan tentang Kebijakan Obat Nasional
6. SK Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit
7. SK Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan bagi masyarakat miskin.
8. Peraturan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan barang
negara.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Instalasi Farmasi RSUD Mamuju Utara memberlakukan pola/distrbusi
ketenagaan sebagai berikut :
C. Pengaturan Jaga
Instalasi Farmasi RSUD Mamuju Utara memberlakukan pengaturan
jaga sebagai berikut :
Keterangan :
Ruangan penyimpanan Bahan Radioktif
Ruangan penyimpanan injeksi
Ruangan Ka. IFRS & penyimpanan dokumen
WC
Ruangan Adminstrasi & penyimpanan BMHP
Ruangan penyimpanan obat, cairan infus dan BMHP
B. Standar Fasilitas
1. Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In Fir
st Out) dalam penyusunan perbekalan farmasi yaitu perbekalan farmasi
yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang dietrima lebih awal
harus digunakan lebih awal sebab umumnya perbekalan farmasi yang
datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umumnya
relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya lebih awal.
2. Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara
rapi dan teratur.
3. Gunakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika.
4. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur
, udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
5. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode,
pisahkan perbekalan farmasi dalam dengan perbekalan farmasi
perbekalan farmasi untuk penggunaan luar.
6. Cantumkan nama masing-masing perbekalan farmasi pada rak dengan
rapi.
7. Apabila persediaan perbekalan farmasi cukup banyak, maka biarkan
perbekalan farmasi tetap dalam boks masing-masing.
8. Perbekalan farmasi yang mempunyai batas waktu penggunaan perlu
dilakukan rotasi stok agar perbekalan farmasi tersebut tidak selalu berada
di belakang sehingga dapat dimanfaatkan sebelum masa kadaluwarsa
habis.
9. Item perbekalan farmasi yang sama ditempatkan pada satu lokasi
walaupun dari sumber anggaran yang berbeda
A. Penyimoanan Obat Termolabil pada suhu dingin (2o – 8oC)
Penyimpanan obat Termolabil pada suhu dingin ditempatkan pada lemari
pendingin yang sudah dikalibrasi dan memiliki pengatur suhu.
Prosedur penyimpanan obat dalam lemari pendingin:
1. Siapkan lemari pendingin khusus obat yang didalamnya dilengkapi
dengan alat pengukur suhu, suhu diatur pada 2o – 8oC
2. Periksa obat yang akan disimpan sesuai dengan spesifikasi
penyimpanan obat pada suhu dingin (2o – 8oC)
3. Buka lemari pendingin
4. Simpan obat pada tempat yang telah disediakan di dalam lemari
pendingin
5. Susun mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-
pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama
kadaluwarsa-pertama keluar);
6. Tutup pintu lemari pendingin dengan rapat
7. Isi kartu stok
8. Suhu pada lemari pendingin dipantau dan dicatat pada form
pemantauan suhu setiap pergantian shift jaga
9. Laporkan jika suhu lemari pendingin diatas 8 o C pada Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Setiap lemari pendingin terinstalasi dengan generator listrik. Jika lemari
pendingin rusak, maka dilaporkan ke Instalasi Pemeliharaan Sarana
dan isi lemari pendingin dipindah ke lemari pendingin lain yang masih
baik.
C. LASA
Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obat yang mempunyai
tampilan kemasan yang mirip baik dari segi bentuk, warna, konsentrasi obat
yang berbeda dan obat yang kedengaran di telinga berbunyi mirip.
Penyimpanan obat LASA, tidak ditempatkan berdekatan dipisahkan oleh satu
boks obat sebelumnya yang tidak LASA dan harus diberi penandaan khusus
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Prosedur penyimpanan obat LASA :
1. Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat LASA
2. Siapkan kotak tempat penyimpanan obat dan beri stiker LASA berwarna
kuning dengan tulisan LASA berwarna merah.
3. Susun kotak LASA secara tidak berdekatan, dipisahkan oleh satu boks obat
sebelumnya yang tidak LASA
4. Catat jumlah dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi di dalam kartu stok
5. Jumlahkan setiap penerimaan sediaan farmasi pada kartu stok.
6. Catat nama/paraf petugas pada kartu stok
D. Elektrolit Konsentrat
1. Penyimpanan obat elektrolit konsentrat hanya di depo Instalasi Farmasi,
IGD, OK dan ICU
2. Obat elektrolit konsetrat harus disimpan terpisah, akses terbatas dan diberi
label yang jelas
E. B3
Bahan berbahaya (B3) yang bersifat mudah terbakar, eksplosif,
radioaktif,oksidator/reduktor, racun, korosif, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, iritasi dan berbahaya lainnya disimpan di tempat terpisah atau
dalam lemari terpisah (tahan api dan korosif). Semua bahan diberi label yang
menyebutkan isi, tanggal kadaluarsa, dan label tanda bahan berbahaya
peringatan disesuaikan dengan klasifikasi B3, Penyimpanan B3 harus disertai
dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Pengaman
(LDP) yang memuat identitas bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara
penanggulangan bila terjadi tumpahan / kebocoran serta cara penanggulangan
kedaruratan.Di tempat penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan Alat
pelindung Diri (APD) bagi petugas.
Prosedur penyimpanan B3 :
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan
kimia dan kembalikan bahan kimia ketempat semula setelah digunakan
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan B3.
3. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak
jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik
yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan
ini utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi
cuaca ekstrem lainnya.
4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia
yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di
atas lemari. Jika terdapatsprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari
kepala sprinkler.
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki
(~1,5 m).
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta
area peralatankeadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan
peralatan dan bahan.
8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama.
9. Pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk
membantu kontrol inventaris
10. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada
lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari
berventilasi, simpan di dalam lemariyang bisa ditutup atau rak yang
memiliki bibir pembatas di bagian depan.
11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang
mudah terbakar yang disetujui.
12. Memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari
langsung.
13. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai
secara terpisah yangdisortir berdasarkan abjad.
14. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang
tidak sesuai.
15. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung
jawab lainnya di ataskepada satu penanggung jawab utama dan satu
orang cadangan. Kaji tanggung jawab iniminimal setiap tahun.
F. Gas Medis
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan. Yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan gas medis antra lain :
Tabung dalam keadaan baik
Tempat penyimpanan aman, kering dan cukup baik ventilasinya
Tabung harus dalam keadaan berdiri
Tabung yang berisi dan kosong harus dalam keadaan terpisah
Ruangan lantai dalam keadaan rata
Logistik yang digunakan dalam penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP adalah sebagai berkut :
1. Pallet
2. Rak obat
3. Lemari pendingin
4. Lemari narkotik
5. Label atau logo obat yang menandakan kelompok obat
6. Alat pemadam kebakan (APAR)
7. Buku kontrol
8. Kartu stok obat
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik karena
faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati secara
visual dan jika dari pengamaran visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat
ditetapkan dengan cara organoleptik, maka harus dilakukan sampling untuk
pengujian laboratorium.
1. Tablet
Terjadinya perubahan warna
Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak
dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat
2. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lainnya
3. Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol-botol plastik rusak atau bocor
5. Salep
Warna berubah
Konsistensi berubah
Pot atau tube rusak atau bocor
Bau berubah
6. Injeksi
Kebocoran wadah (vial, ampul)
Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi
Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan
Warna larutan berubah
Beberapa aspek yang dapat dijadikan dasar pengamatan mutu alat kesehatan
antara lain :