“PENYIMPANAN OBAT”
Dosen Pengampu :
APOTEKER XXXVII
I. LATAR BELAKANG
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan segi manajemen rumah sakit yang
penting. Tujuan pengelolaan obat yang baik di rumah sakit adalah agar obat yang
di perlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup dan terjamin untuk
mendukung pelayanan bermutu. Obat sebagai salah satu unsur penting bagi upaya
penyembuhan dan operasional rumah sakit. Di rumah sakit pengelolaan obat di
laksanakan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). (Anonim, 2008)
Pengelolaan obat termasuk proses penyimpanan haruslah efektif dan efisien.
Proses pengelolaan dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan
kemampuan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem. Dan juga
tanpa manajamen dari seorang kepala IFRS maka semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), meliputi:
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat. IFRS
merupakan bagian dari unit pelayanan penunjang medik yang sangat penting di
rumah sakit karena memberikan pelayanan obat serta bahan dan alat kesehatan
habis pakai dari kebutuhan rumah sakit. Selain itu merupakan unit yang paling
banyak menggunakan anggaran untuk pengadaan obat. Di lain pihak IFRS
merupakan sumber penerimaan bagi rumah sakit.
Penyimpanan perbekalan farmasi (obat-obatan dan alat kesehatan) memiliki
peranan yang sangat penting dalam suatu siklus manajemen logistik obat.
Penyimpanan obat yang baik dapat membantu dalam menghindari kekosongan obat
(out of stock). Selain itu juga membantu dalam menghemat biaya serta
mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga obat dan untuk mempercepat
pendistribusian obat. Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan logistik obat di
instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan
perbekalan farmasi dimaksudkan juga untuk pengaturan tempat penyimpanan
perbekalan farmasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memudahkan dalam
pengontrolan ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
Dalam upaya terciptanya sistem penyimpanan perbekalan farmasi yang baik,
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk mengatur tempat penyimpanan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu
dan kestabilannya, sifat bahan (b3, mudah tidaknya meledak atau terbakar), tahan
tidaknya terhadap cahaya, tingkat kewaspadaan (obat-obat kewaspadaan tinggi).
II. TUJUAN
Menurut Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI (2010),
Tujuan penyimpanan adalah:
a. Memelihara mutu sediaan farmasi
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c. Menjaga ketersediaan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Sedangkan menurut Depkes RI (2004) menyatakan bahwa tujuan
penyimpanan antara lain:
a. Aman, yaitu setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan dan
kerusakan.
1. Kehilangan karena dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan
hama (tikus) atau hilang sendiri (tumpah, menguap)
2. Kerusakan, yaitu akibat barang itu sendiri rusak atau barang itu merusak
lingkungan (polusi)
b. Awet, yaitu barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya,
ukurannya, fungsinya dan lain-lain.
c. Cepat, yaitu cepat dalam penanganan barang berupa menaruh atau menyimpan,
mengambil, dan lain-lainnya.
d. Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi
lima tepat,yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan harganya.
e. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.
f. Mudah, yaitu:
1. Mudah menangani barang dan mudah menempatkan barang di tempatnya
dan menemukan dan mengambilnya.
2. Mudah mengetahui jumlah persediaan
3. Mudah dalam pengawasan barang
4. Murah, yaitu biaya yang dikeluarkan sedikit untuk menanganinya, yaitu
murah dalam menghitung persediaan, pengamanan dan pengawasannya.
Adapun kegiatan penyimpanan meliputi :
a. Perencanaan/persiapan dan pengembangan ruang-ruang penyimpanan (storage
space)
b. Penyelenggaraan tata laksanan penyimpanan (storage procedure)
c. Perencanaan/penyimpanan dan pengoperasian alat-alat pembantu pengaturan
barang (material handling equipment)
d. Tindakan-tindakan kemananan dan keselamatan