KUPANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARTINI KUPANG
NOMOR : 009/SK/DIR/VII/2018
TENTANG
1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEBIJAKAN PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI KUPANG
Kedua : Aturan dan tata cara penyimpanan perbekalan farmasi di Rumah Sakit
terlampir dalam Surat Keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.
Keempat : Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila hasil
evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kupang
Pada tanggal : 10 Juli 2018
DIREKTUR
2
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 009/SK/DIR/VII/2018
TANGGAL : 10 Juli 2018
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat, alat
kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Bahan beracun berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk
tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan secara
langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat racun, memancarkan radiasi
(radioaktif), mudah terbakar, mudah meledak, karsinogenik, mutagenik, teratogenik,
korosif, dan iritasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan penyimpanan perbekalan farmasi yang ada di RSU Kartini Kupang
2. Tujuan Khusus
a. Menjamin stabilitas mutu perbekalan Farmasi selama proses penyimpanan di
Rumah Sakit.
b. Menghindarkan terjadinya kehilangan barang dan pencurian.
c. Menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja bagi petugas akibat penyimpanan
perbekalan Farmasi yang tidak tepat.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyimpanan perbekalan farmasi yang benar, antara lain :
1. Memelihara dan menjaga mutu perbekalan farmasi,
2. Menjaga kelangsungan persediaan dan
3. Memudahkan pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
Salah satu faktor penting dalam merancang bangunan adalah adanya sirkulasi udara
yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur
hidup dari perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan
memperbaiki kondisi kerja.
3. Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi
udara dan perputaran stok perbekalan farmasi.
Keuntungan penggunaan pallet:
Sirkulasi udara dari bawah dan perlingungan terhadap banjir
Peningkatan efisiensi penanganan stok
Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak
Pallet lebih murah dari pada rak
4. Kondisi penyimpanan khusus :
Vaksin memerlukan“Cold Chain” khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan
terputusnya arus listrik.
Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu
terkunci.
Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol harus disimpan dalam ruangan
khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang induk.
5. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus,
karton, dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang
mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran agar
diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih berfungsi atau tidak.
5
b. Staf gudang menganalisis di mana lokasi barang yang akan digunakan untuk barang
yang akan datang dan dapat memilih tempat yang tepat. Data ini dapat dilaporkan di
dalam sistem pengontrolan stok.
c. Jika tempat sudah tidak cukup lagi, maka barang-barang lain dapat dipindah untuk
menciptakan ruangan yang baru lagi.
d. Pelaporan sistem pengontrolan stok harus diperbaharui.
3. Semi Fluid Location
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem kedua di atas. Setiap barang selalu
mendapatkan tempat yang sama. Barang yang khusus diberikan tempat tersendiri.
Dalam sistem ini, setiap item ditandai dengan penempatan barang yang cocok supaya
mempermudah dalam mengambil stok. Saat menyediakan pesanan karyawan harus
mengetahui di mana letak setiap item, untuk memudahkan dalam mengingat setiap
item. Untuk barang yang slow moving perlu dilakukan pemilihan lokasi dan penataan
ulang. Sistem ini tidak menghemat tempat seperti sistem fluid location. Adapun
keistimewaan sistem ini adalah ketika mengambil stok selalu diperhatikan tempat yang
sama. Tidak seperti sistem fixed location, dimana resiko tertukar barang yang relatif
lebih kecil.
Beberapa sistem penataan obat yang digunakan juga memiliki peran penting terhadap
efisiensi pengelolaan dan penyimpanan obat. Sistem penataan obat yang dapat digunakan
antara lain adalah
1. First In First Out (FIFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang
terakhir) di belakang barang yang datang sebelumnya.
2. Last in First Out (LIFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang
terakhir) di depan yang datang sebelumnya.
3. First Expired First Out (FEFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan obat yang
mempunyai tanggal kadaluarsa lebih dahulu di depan obat yang mempunyai tanggal
kadaluarsa lebih akhir.
C. Administrasi Penyimpanan
Keluar masuknya perbekalan farmasi dicatat dalam kartu stok barang dan Sistem
Informasi Managemen Rumah Sakit (SIM RS).
Kartu stok berfungsi:
- Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak atau kadaluwarsa)
- Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis obat
- Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat
- Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan,
distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat
penyimpanannya.
Kolom-kolom pada Kartu Stok diisi sebagai berikut:
Tanggal penerimaan atau pengeluaran..
Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim.
No. Batch/No. Lot.
Tanggal kadaluwarsa
Jumlah penerimaan
Jumlah pengeluaran
Sisa stok
6
Paraf petugas yang mengerjakan
Adapun Kegiatan yang harus dilakukan :
1. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan
2. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3. Setiap terjadi mutasi obat ( penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ daluwarsa )
langsung dicatat di dalam kartu stok
4. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan
D. Pengawasan Penyimpanan
Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan rumah
sakit untuk memastikan obat disimpan secara benar oleh apoteker supervisi
Kriteria Penilaian :
1. Penataan penyimpanan perbekalan farmasi di ruangan adalah :
a. Bentuk sediaan obat
b. Alfabetis
2. Stabilitas penyimpanan obat dengan ketentuan :
a. Suhu :
1) Suhu kamar (>25oC), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
2) Suhu sejuk (15o – 25oC), pada ruangan AC seperti beberapa sediaan
injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata.
3) Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin seperti obat sitotoksik,
sediaan suppositoria, insulin dan serum.
4) Suhu cool box (8-15°C), pada obat-obat tertentu seperti propiretik suppo
b. Kelembaban : ≤ 60 mmHg
c. Terlindung dari cahaya langsung
d. Kondisi fisik obat : warna, kejernihan, terjadi endapan
3. Ketersediaan perbekalan farmasi di ruangan : persediaan obat sesuai dengan
kebutuhan ruangan
4. Penggolongan obat LASA dan Hight Alert :
a. Labelisasi ada atau tidak
b. Lokalisir sediaan High Alert dilakukan atau tidak
c. Peringatan Obat High Alert
5. Pencatatan pengobatan pasien : formulir terisi dengan lengkap tentang obat yang
diterima oleh pasien meliputi nama obat, bentuk sediaan, rute pemberian, aturan
pakai, efek samping dan interaksi obat yang diterima oleh pasien
6. Pengisian kartu stok obat : kesesuaian jumlah obat yang ada dan yang tercatat di
stok setiap hari
7. Pemantauan obat Emergency Kit , meliputi :
a. Kesesuaian jenis dan jumlah antara fisik dan label kotak emergensi
b. Kondisi fisik : warna, kejernihan, terjadi endapan
c. Tanggal kadaluarsa
8. KIE : Pemberian KIE tercatat / tidak di lembar edukasi
9. Spill Kit (bila ada) : Lengkap / tidak (sesuai dengan label)
10. Obat Kadaluarsa : Ada / tidak
7
BAB III
TATA LAKSANA
8
k. Dilakukan inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan dengan benar.
l. Pemantauan suhu ruangan dan suhu almari es dilakukan :
Tiga kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan dan gudang farmasi dengan jam kerja
tiga shift.
m. Kelembaban ruangan penyimpanan didokumentasikan :
Tiga kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan dan gudang farmasi dengan jam kerja
tiga shift.
n. Ruangan dan ventilasi diinspeksi secara berkala oleh Intalasi Pemeliharaan Sarana
dan Sanitasi.
9
- Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh MenKes.
- Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi kuasa.
- Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak diketahui
oleh umum.
Prosedur penyimpanan obat Sediaan Narkotika dan psikotropika :
1) Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat Narkotika dan
Psikotropika
2) ijin pada petugas yang diberi tanggung jawab pemegang kunci Lemari
Narkotika dan Psikotropika
3) Buka pintu Lemari Narkotik dan Psikotropik
4) Simpan Obat pada rak yang sudah disediakan
5) Susun obat mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-
pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluwarsa-
pertama keluar);
6) Catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa obat di dalam kartu stok
7) Jumlahkan setiap penerimaan obat pada kartu stok.
8) Catat nama/paraf petugas pada kartu stok
10
9) pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk
membantu kontrol inventaris
10) Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada
lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi,
simpan di dalam lemariyang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir
pembatas di bagian depan.
11) Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah
terbakar yang disetujui.
12) memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari
langsung.
13) Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara
terpisah yangdisortir berdasarkan abjad.
14) Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak
sesuai.
15) Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab
lainnya di ataskepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan.
Kaji tanggung jawab iniminimal setiap tahun.
11
2) Siapkan kotak tempat penyimpanan obat dan beri stiker LASA berwarna
kuning
3) Tulis nama obat menggunakan huruf capital dengan warna dan ukuran yang
cukup sehingga terbaca dengan jelas contoh DIAzepam, LORAzepam,
CeFOTAxim, ceFUROxim.
4) Susun kotak LASA secara tidak berdekatan, dipisahkan oleh satu keranjang
obat sebelumnya yang tidak LASA
5) catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi di dalam
kartu stok
6) Jumlahkan setiap penerimaan sediaan farmasi pada kartu stok.
7) Catat nama/paraf petugas pada kartu stok
12
2) Catat jumlah dan nomor tabung gas medis di dalam buku mutasi gas medis.
3) Simpan gas medis di tempat yang sudah disediakan dengan posisi tabung
berdiri tegak dan dipasang penutup kran
4) Pasang tali/rantai pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi
goncangan.
5) Pisahkan tabung gas medis isi dan tabung gas kosong, untuk memudahkan
pemeriksaan dan penggantian.
6) Jumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran gas medis pada buku
7) Catat nama/paraf petugas.
13
jelas
6. Obat yang tidak dilanjutkan akan dikembalikan kepada pasien saat pulang
perawatan.
7. Penyerahan kembali obat kepada pasien atau keluarganya saat pulang
dikonseling oleh Apoteker.
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Kupang
Pada tanggal : 10 Juli 2018
DIREKTUR
14
15