DEFINISI
Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat,
alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
Bahan beracun berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
lingkungan secara langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat racun,
memancarkan radiasi (radioaktif), mudah terbakar, mudah meledak, karsinogenik,
mutagenik, teratogenik, korosif, dan iritasi.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Memiliki Ruangan yang cukup untuk menyimpan semua persediaan obat dan
cukup untuk pergerakan petugas
3. Struktur Dinding dalam keadaan baik, tidak ada retakan, lubang atau tanda
kerusakan oleh air.
5. Tempat penyimpanan rapi, rak dan lantai tidak berdebu dan dinding bersih.
6. Tempat penyimpanan bebas hama dan tidak ada tanda infestasi hama.
7. Udara bergerak bebas, kipas angin dan kawat nyamuk dalam keadaan baik.
10. Jendela dicat putih atau mempunyai gorden serta aman dan mempunyai
teralis.
12. Terdapat lemari pendingin untuk obat tertentu dan dalam keadaan baik.
13. Terdapat lemari khusus yang mempunyai kunci untuk penyimpanan narkotik
dan psikotropika.
14. Terdapat alat bantu lain untuk pengepakan dan perpindahan barang.
5. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti dus, karton, dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang
pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung
pemadam kebakaran agar diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih
berfungsi atau tidak.
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak memungkinkan
obat yang sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu.
1. Gunakan prinsip FIFO dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama
diterima harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang
pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal
pula.
2. Susun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu
secara rapi dan teratur.
4. Susun obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan
kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
C. Administrasi Penyimpanan
D. Pengawasan Penyimpanan
Kriteria Penilaian :
1. Penataan penyimpanan perbekalan farmasi di ruangan adalah :
a. Bentuk sediaan obat
b. Alfabetis
6. Pengisian kartu stok obat : kesesuaian jumlah obat yang ada dan yang tercatat
di stok setiap hari
TATA LAKSANA
2. Tidak semua petugas dapat masuk ke dalam Instalasi farmasi dan Gudang
obat untuk menjamin keamanannya.
5. Tiap Kelompok perbekalan farmasi disusun dalam almari, rak–rak atau pallet
secara alfabetis.
7. Pengontrolan keluar masuk stok obat dan BMHP di gudang farmasi dan
instalasi farmasi menggunakan kartu stok.
8. Obat dengan pemantauan khusus (kategori high alert) disimpan pada tempat
terpisah dan ditandai stiker High Alert berwarna merah
9. Penyimpanan obat yang termasuk LASA (look Alike Sound Alike) yaitu
penampilan dan penamaan mirip tidak ditempatkan berdekatan (diberi
pembatas satu jenis obat lain) dan diberi label khusus yaitu label kuning
dengan tulisan lasa pada wadah penyimpanan obat untuk mencegah terjadi
kesalahan pengambilan obat
10. Bahan berbahaya dan beracun yang mudah terbakar disimpan terpisah dari
obat lainnya diberi label khusus bahan berbahaya serta tersedia air wash di
tempat tersebut. Penyimpanan di ruang perawatan harus terpisah dan diberi
label khusus.
13. Setiap obat yang disimpan harus diberi label berisi : nama obat serta
kekuatan, tgl ED dan peringatan khusus : (obat mendekati ED 3-6 bulan
misalnya diberi sticker merah dan mendekati ed 6-9 bulan diberi sticker
kuning)
14. Obat – obatan dan bahan kimia yang digunakan secara multi dosis, diberi
label : isi obat, tanggal pertama kali dibuka dan tanggal ED setelah dibuka
(beyond use date)
15. Obat yang dikeluarkan dari wadah asli, seperti sediaan injeksi yang sudah
dikemas dalam syringe harus diberi etiket : nama pasien dan identitas lain
(nomor rekam medik atau tanggal lahir), tanggal dibuka dan tanggal
kadaluarsa setelah dibuka.
16. Obat-obatan dan bahan kimia yang didistribusikan dengan pengemasan ulang
(repacking) harus diberikan etiket : nama dan jumlah sediaan, tanggal
pengemasan dan beyond use date.
17. Penyimpanan obat disesuaikan bentuk dan jenis sediaan, stabilitas, sifat dan
ketahanan Obat terhadap cahaya.
18. Di setiap ruang penyimpanan dilengkapi dengan alat pengukur suhu dan
kelembaban udara yg sudh dikalibrasi.
19. Perbekalan Farmasi disimpan pada suhu sesuai ketentuan yang tercantum
dalam petunjuk dari produsen, sebagai berikut :
1. Suhu kamar (<25oC), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
2. Suhu sejuk (15o – 25oC), pada ruangan AC seperti beberapa sediaan
injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata.
3. Suhu dingin (2o – 8oC), pada Lemari pendingin seperti insulin dan serum
20. Pada form ceklist tersedia : suhu ruangan 18 - 25oC, stabilitas refrigerator
suhu 2 – 8oC serta kelembaban 50-75%
21. Pemantauan suhu ruangan dan suhu lemari pendingin dilakukan secara rutin
dan dicatat dalam lembar monitoring.
1. Pemantauan suhu ruangan dan suhu lemari pendingin dilakukan :
a. Dua kali (saat masuk dan pulang kerja) di gudang farmasi
b. Tiga kali (tiap shift jaga) di unit pelayanan farmasi dengan jam kerja
tiga shift.
22. Dilakukan inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan dengan benar
oleh Apoteker atau petugas yang ditunjuk
1. Dibuat jadwal supervisi yang meliputi : SDM, tempat supervisi, dan waktu
supervisi.
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan.
Bahan berbahaya (B3) yang bersifat mudah menyala atau terbakar, eksplosif,
radioaktif, oksidator/reduktor, racun, korosif, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, iritasi dan berbahaya lainnya disimpan di tempat terpisah atau
dalam lemari terpisah.
Semua bahan diberi label yang menyebutkan isi, tanggal kadaluarsa, dan
label tanda bahan berbahaya peringatan disesuaikan dengan klasifikasi B3
2. Yang termasuk elektrolit konsentrat adalah : NaCl 3%, KCl lebih besar atau
sama dengan 2 meq/ml, Natrium Bicarbonat (NaHCO3) 8,4%, MgSO4 diatas
50%
3. Elektrolit konsentrat di simpan dalam tempat penyimpanan obat high alert, dan
diberi label obat yang harus diwaspadai (high alert), disetiap boks obat di
instalasi farmasi, dan disetiap satuan terkecil di instalasi rawat inap
1. Produk Nutrisi
RSUD Ahmad Ripin tidak memiliki obat yang bersifat radioaktif yang disimpan
Bila pasien membawa obat dari luar RSUD Ahmad Ripin untuk digunakan
selama perawatan di RSUD Ahmad Ripin, maka pasien/keluarga pasien harus
menandatangani Formulir Serah Terima Obat dari Pasien (Formulir
Rekonsiliasi).
Obat disimpan di loker pasien pada saat pasien sudah masuk ke ruang
perawatan.
1. DPJP atau perawat igd menanyakan kepada pasien yang akan masuk
perawatan tentang pemakaian obat yang sedang dikonsumsi atau dibawa
dari luar rumah sakit.
2. Perawat memasukkan data obat yang dibawa oleh pasien kedalam formulir
rekonsiliasi
3. Perawat menyerahkan obat yang dibawa oleh pasien dari luar rumah sakit
disertai dengan bukti serah terima obat untuk diverifikasi identitasnya oleh
petugas farmasi.
4. Jika obat tersebut akan digunakan kembali dalam proses pengobatan,
harus diresepkan kembali oleh Dokter dan dietiket ulang oleh petugas
farmasi.
5. Jika obat tidak digunakan atau masih ada sisa, maka obat dimasukkan
dalam plastik khusus dan disimpan dalam loker obat pasien dengan diberi
penandaan jelas.
6. Obat yang tidak dilanjutkan akan dikembalikan kepada pasien saat pulang
perawatan
Obat bantuan pemerintah berupa obat bantuan untuk program, contoh obat
ARV.
RSUD Ahmad Ripin tidak memiliki obat yang digunakan untuk penelitian
Obat emergensi adalah obat yang bersifat life saving untuk mengatasi kondisi
yang mengancam keselamatan jiwa pasien (life threating) beserta alat
kesehatan yang dibutuhkan untuk kondisi emergensi.
Obat emergensi tersedia pada unit-unit perawatan yang ditetapkan dan bisa
segera di akses untuk kebutuhan emergensi.
1. Siapkan obat yang akan disimpan dalam kotak emergensi, sesuai dengan
daftar obat emergensi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
1. Obat-obat yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan
Kegiatan penyelesaian terhadap produk obat dan BMHP yang tidak terpakai
karena kadaluarsa, rusak atau tidak memenuhi persyaratan dilakukan dengan
cara membuat usulan penghapusan produk obat dan BMHP tersebut kepada
pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
DOKUMENTASI
Ditetapkan Oleh :
Direktur RSUD ARGA Makmur