TEBING TINGGI (REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI)
No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur RSUD.dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi RSUD.Dr.H.Kumpulan Pane Tanggal terbit Tebing Tinggi STANDAR PROSEDUR dr. Nanang Fitra Aulia, SpPK OPERASIONAL NIP : 19671220 200012 1 001 ROTD (Reaksi obat yang tidak diharapkan) merupakan respon terhadap obat yang membahayakan atau tidak diharapkan, serta terjadi pada dosis PENGERTIAN lazim yang dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa maupun terapi. 1. Menemukan ROTD sedini mungkin terutama yang berat. 2. Menentukan frekuensi dan insidensi ROTD yang sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan. TUJUAN 3. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan / mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO atau ROTD. 4. Meminimalkan risiko kejadian ESO atau ROTD. 5. Mencegah terulangnya kejadian ESO atau ROTD. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. KEBIJAKAN 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. 6. Peraturan pemerintahan No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan. 7. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. 8. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSUD.dr.H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi No. 442/ /RSU-TT/ tentang ………… Kegiatan pemantauan dan pelaporan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Deteksi adanya kejadian ROTD (baik pada saat praktek visite atau berdasarkan laporan perawat / keluarga pasien). 2. Identifikasi obat dan pasien yang mempunyai risiko tinggi PROSEDUR mengalami ROTD. 3. Evaluasi laporan dengan algoritme Naranjo (terlampir). 4. Diskusikan dan dokumentasikan ROTD di Komite Farmasi dan Terapi. 5. Laporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional. (terlampir). 1. Instalasi Farmasi. 2. Instalasi Rawat Inap UNIT TERKAIT 3. Poliklinik 4. IGD 5. Instalasi Bedah