Anda di halaman 1dari 15

OUCHY ROSA MAYLINA - P24840118067

LOKAL 2B
MANAGEMEN FARMASI

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI


Latihan soal 1
1. Jelaskan menurut saudara tentang definisi dan tujuan penyimpanan obat berdasarkan
Permenkes NO.72 Tahun 2016?
2. Penyimpanan obat harus diberikan tempat yang layak agar perbekalan farmasi tidak
mudah rusak, bila sediaan rusak maka akan menurunkan mutu obat dalam memberikan
pengaruh buruk pada penggunaan obat. Jelaskan menurut anda dan standar penyimpanan
bagaimanakah yang harus diperhatikan?
3. Sebutkan jelaskan factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan perbekalan
farmasi!
4. Jelaskan menurut saudara cara menempatkan perbekalan farmasi di dalam Gudang
farmasi?
5. Jelaskan menurut saudara perbedaan tentang kartu stok pertinggal dan kartu stok induk
6. Sebutkan fungsi dari kartu stok induk tersebut serta jelaskan bagaimana aktivitas
pencatatannya!
Jawaban
1. Menurut permenkes no 72 tahun 2016 pada halaman 19 pada poin 5 di jelaskan bahwa
“Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian, Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai”.
Penyimpanan obat merupakan salah satu cara pemeliharaan perbekalan farmasi sehingga
aman dari gangguan fisik dan pencurian yang dapat merusak kualitas suatu obat.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan,
sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis siap pakai
Penyimpanan obat bertujuan untuk menjaga mutu dan kestabilan suatu sediaan
farmasi, menjaga keamanan, ketersediaan, dan menghindari penggunaan obat yang tidak
bertanggung jawab. untuk mencapai tujuan penyimpanan obat tersebut ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label yang
secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa
dan peringatan khusus.
b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan
klinis yang penting.
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi
ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
d. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibawa oleh pasien
harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi.

2. Penyimpanan obat harus diberikan tempat yang layak agar sediaan tidak mudah rusak,
bila sediaan rusak maka akan menurunkan mutu obat dan memberikan pengaruh buruk
pada pengguna obat.
Menurut Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes 2010 ketentuan mengenai sarana
penyimpanan obat antara lain :
A. Gudang atau tempat penyimpanan
Luas gudang penyimpanan (minimal 3 x 4 m2 ), ruangan harus kering tidak lembab.
Terdapat ventilasi agar cahaya dapat masuk. Lantai harus disemen/tegel yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran.
B. Kondisi Penyimpanan
Ada beberapa faktor yang diperlu diperhatikan untuk menjaga kestabilan mutu obat
seperti kelembaban udara, sinar matahari, dan juga suhu udara. Udara yang lembab dapat
mempengaruhi obat – obatan yang tidak tertutup sehingga dapat mempercepat kerusakan.
C. Tata Ruang/Letak
Selain ditentukan oleh besarnya ruangan gudang, kapasitas gudang juga ditentukan layout
( tata letak) ruangan. Terdapat beberapa bentuk tata letak (lay out) gudang, antara lain :
a. Arus garis lurus sederhana
Arus barang (sediaan farmasi, alkes dan BMHP) tidak melalui lorong atau gang yang
berbelok-belok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan relativ lebih cepat.
b. Arus berbentuk huruf U
Arus sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang berbentuk huruf “U”, proses keluar
masuknya melintasi lorong-loroang yang berkelok-kelok akibatnya pengambilan barang
relatif lebih lama .
c. Arus berbentuk huruf L
Proses keluar masuknya melalui lorong atau ruang yang tidak terkelok-kelok sehingga
proses penyimpanan dan pengambilan barang relative cepat.

3. A.) Masalah keamanan dan bahaya kebakaran merupakan resiko terbesardari


penyimpanan.
B.) Pemberdayaan karyawan seefektif mungkin, jangan berlebih jumlah karyawannya
sehingga banyak waktu menganggurn yang merupakan biaya. setidaknya terdapat
beberapa personil yang memiliki masing-masing tugasnya, antara lain :
a. Atasan Kepala Gudang/Kuasa Barang
b. Kepala Gudang
c. Pengurus Barang
C.) Penggunaan ruangan yang tersedia seefisien mungkin, baik dari segibesarnya ruangan
dan pembagian ruangan.
D.) Pemeliharaan gedung dan peralatan sebaik mungkin.
E.) Menciptakan suatu sistem yang efektif untuk lebih memperlancararus barang. Sistem
yang dapat digunakan adalah metode First In First Out(FIFO), di mana barang yang
datang lebih awal, harus dikeluarkan lebihawal dan pada kondisikondisi tertentu untuk
menghindari barang rusakatau melewati tanggal kadaluarsa dilakukan sistem FEFO (First
Expireddate First Out), yaitu barang kadaluarsa awal dijual lebih dahulu.

4. Terdapat empat system penyimpanan obat dalam gudang, antara lain:


1) Fixed location
Sistem sangat mudah didalam mengatur barang, masing-masing item persediaan selalu
ditempat yang sama dan disimpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup atau dalam rak
bertingkat. Keuntungan : lokasi tidak berpindah pindah, cukup menempatkan jumlah
barang maksimal untuk tiap item, administatif sediaan realativ mudah. Kerugian : tidak
fleksibel jika ada perubahan dalam jumlah pemesanan atau perubahan dalam
pengemasan/ keputusan untuk mengubah tempat menjadi lebih besar atau lebih kecil.
2) Fluid location
Penempatan persediaan di gudang yang dibagi dalam beberapa lokasi (diberi tanda/kode).
Administrasi system Fluid Location berdasarkan pada :
- Unit pengadaan memberikan informasi mengenai tipe, volume dan jumlah
barang dating
- Staff gudang menganalisis dimana lokasi barang akan digunakan untuk barang
yang akan datang dan memilih tempat yang tepat
- Jika tempat sudah tidak cukup lagi maka barang lain dapat dipindah buntuk
menciptakan ruangan yang baru lagi
- Pelaporan system pengontrolan stok harus diperbaharui

Kriteria :
- Untuk pelaporan stok beberapa batch dari beberapa item harus selalu dilaporkan
letaknya secara fisik dari setiap item yang disimpan.
- Dalam sistem ini, batch yang berbeda dari setiap item mungkin disimpan dalam
tempat yang berbeda

3) Semi fluid location atau Kombinasi dari fixed dan fluid locat
Sistem ini diibaratkan seperti hotel, setiap barang yang digunakan oleh tamu, setiap
barang selalu mendapatkan tempat yang sama. Barang khusus diberikan tempat tersendiri
dalam sitem ini. Untuk barang slow moving perlu dilakukan pemilihan lokasi dan
penataan ulang. Terdapat 4 sistem penympanan perbekalan farmasi didalam gudang,
yaitu: a. Rak/Shelves b. Floor pallet c. Pallet Racks d. Block stacked pallets

5. Kartu stok pertinggal adalah Kartu stok diperlukan untuk memantau jumlah persediaan
tiap hari digudang. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi beberapa jenis obat
terutama kategori fast moving sehingga dapat habis sebelum waktu yang direncanakan.
Dan juga kartu stok pertinggal selalu disimpan/diletakan dekat fisik.
Kartu stok induk yang merupakan kartu monitoring stok barang yang berada diruang
manajer/ kepala instalasi gudang. Karto stok induk digunakan untuk mencatat mutasi obat
seperti: penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa.

6. Kartu stok induk dipergunakan untuk mencatat mutasi obat seperti : penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa.

a. Mencatat data mutasi satu jenis obat yang berasal dari sumber anggaran
b. Alat kendali kepala instalasi gudang terhadap keadaan fisik obat dalam tempat
penyimpanan
c. Alat bantu untuk penyusunan laporan, perencanaan, pengadaan, dan distribusi
serta pengendalian persediaan.

Aktivitas Pencatatan
1) Kartu stok induk diletakan di kepala gudang/penanggungjawab gudang
2) Dapat melakukan pencatatan rutin terhadap mutasi barang harian
3) Bagian judul pada kartu stok diisi dengan :
 Nama obat tersebut
 Satuan obat
 Sumber/asal obat
 Jumlah persediaan minimum yang harus ada dalam persediaan, dihitung sebesar
waktu tunggu (maksimum 6 bulan)
 Jumlah persediaan maksimum yang harus ada dalam persediaan dihitung sebesar :
stok kerja + waktu tunggu + stok + stok pengaman atau persediaan cukup
memadai untuk 20 bulan
4) Kolom-kolom dalam kartu stok induk diisi dengan :
- Tanggal penerimaan atau pengeluaran obat
- Nomor tanda bukti pengeluaran atau pemasukan
- Pencatatan dari siapa atau kepada siapa obat dikirimkan Keterangan yang
dianggap perlu misalnya tanggal dan tahun kadaluarsa (Expire date)
- Pengeluaran dan penerimaan barang dijumlajhkan pada setiap akhir bulan.
5) Pengeluaran dan penerimaan barang dijumlajhkan pada setiap akhir bulan.


Tes Formatif 1
1. Salah satu cara pemeliharaan perbekalan farmasi sehingga aman dari gangguan fisik dan
pencurian yang dapat merusak kualitas suatu obat, disebut…
a. Pengadaan
b. Penyimpanan
c. Pendistribusian
d. Pemilihan dan seleksi
2. Salah satu dari tujuan penyimpanan perbekalan farmasi adalah…
a. Menciptakan keseimbangan antara persediaan dan permintaan
b. Menciptakan penghantaran perbekalan farmasi yang telah di dispensing IFRS ke
tempat perawatan pasien dengan aman dan tepat obat
c. Meningkatkan penggunaan obat yang rasional
d. Menjaga mutu dan kestabilan suatu sediaan farmasi, menjaga keamananan,
ketersediaan perbekalan farmasi
3. Kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi salah satunya harus memperhatikan kondisi
ruang penyimpanan obat. Manakah yang termasuk kondisi umum untuk ruang
penyimpanan…
a. Obat termolabil
b. Obat di IFRS harus memiliki ruang produksi
c. Kondisi obat high alert
d. Kondisi obat yang mudah terbakar
4. Manakah yang merupakan kondisi penyimpanan khusus…
a. Obat golongan bebas dan bebas terbatas wajib diletakkan pada ruang OTC
b. Obat golongan keras wajib diletakkan pada ruang peracikan
c. Vaksin yang memerlukan cold chain khusus dan harus dilindungi dari putusnya
aliran listrik
d. Obat di IFRS yang tidak ada dipasaran wajib untuk di produksi di IFRS
5. Kartu monitoring pencekan barang yang berada diruang manajer/kepala instalasi gudang,
disebut…
a. LPLPO
b. Surat pesanan
c. Kartu stok pertinggal
d. Kartu stok induk
PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI
Kegiatan Belajar 2
Latihan soal 2
1. Jelaskan menurut saudara tentang definisi dan tujuan pendistribusian obat baik secara
sentralisasi dan desentralisasi?
2. Sebutkan dan jelaskan metode sistem distribusi yang digunakan pada pasien rawat
inap/tinggal?
3. Jelaskan keuntungan dan keterbatasan system distribusi obat total floor stok dan UUD
4. Sebutkan dan jelaskan menrut saudara system distribusi obat kombinasi yang sering
digunakan pada pasien rawat inap/tinggal?
5. Jelaskan menurut saudara system distribusi obat desentralisasi dan keuntungan pada
system tersebut?
6. Buatlah 10 pertanyaan soal pilihan ganda tentang system distribusi obat sertakan/berikan
jawaban soal tersebut!

Jawaban
1. Distribusi obat merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Pada sentralisasi, semua resep di seluruh rumah sakit disiapkan terpusat pada satu tempat
pelayanan. Sistem ini lebih sesuai diterapkan untuk rumah sakit kecil dan tidak sesuai
bila diterapkan pada rumah sakit besar karena jarak antara tempat penyiapan resep dan
ruang rawat pada rumah sakit besar bisa sangat jauh. Rumah sakit besar lebih cocok
menggunakan desentralisasi dengan menyediakan satelit-satelit farmasi yang melayani
resep, khususnya untuk pasien rawat inap.
Tujuan :
 Obat dapat segera tersedia untuk dikonsumsi pasien
 Pengendalian obat dan akuntabilitas semakin baik
 Apoteker dapat berkomunikasi langsung dengan dokter dan perawat
 Sistem distribusi obat berorientasi pasien sangat berpeluang untuk diterapkan
 Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasien dan dapat berbicara dengan
pasien secara efisien
 Informasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter dan perawat
 Waktu kerja perawat dalam distribusi dan penyiapan obat berkurang karena tugas
itu dilakukanoleh personel IFRS desentralisasi
 Spesialisasi terapi obat bagi apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan dan
diberikan secara efisien
 Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik obat dan studi asesmen mutu
terapi obat penderita

2. A. Sistem persediaan lengkap diruangan (floor stock system)


Dalam sistem ini, obat disimpan di ruang perawatan dalam jumlah yang terbatas dan jenis
obat tertentu saja terutama obat-obat yang bersifat emergensi. Meskipun demikian,
persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi. Pada saat tidak
ada petugas farmasi yang mengelola, misalnya pada shift malam, maka distribusi obat
dapat didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan. Untuk pengendalian stok di
ruangan, perlu komunikasi antara petugas farmasi dan penanggung jawab ruangan
melalui proses serah terima kembali pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi pada jam kerja.
B. Sistem Resep Perorangan (Prescription Individual)
Sistem resep perorangan adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai berdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat
inap melalui instalasi farmasi. Dalam sistem ini semua obat yang diperlukan disiapkan
oleh instalasi farmasi berdasarkan resep dokter untuk masing-masing pasien. Sistem ini
dapat dilakukan secara sentralisasi atau desentralisasi.
C. Sistem Unit Dosis
Sistem dosis unit adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai untuk pasien rawat inap berdasarkan resep perorangan, namun
disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien.
Pada system ini obat didispensing dalam bentuk siap konsumsi dan umumnya disiapkan
tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis. dosis. Pelayanan dapat dilakukan secara
sentralisasi atau desentralisasi atau kombinasi.
D. Sistem Kombinasi
Sistem distribusi kombinasi adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan
salah satukombinasi antara berikut :

1) Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan dan Sistem Resep Perorangan.


Sistem kombinasi ini memberikan beberapa keuntungan yaitu adanya kajian/skrining
resep oleh apoteker, interaksi profesional antara apotekerdokter-perawat-pasien, obat
yang diperlukan bisa cepat disiapkan terutama obat yang sudah tersedia di ruangan.
Sistem ini juga dapat mengurangi bebas IFRS. Meskipun demikian, ada potensi
keterlambatan sampai kepasien, khususnya obat-obat yang tidak tersedia di ruangan.
2) Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan dan Sistem Unit Dosis
Sistem kombinasi diterapkan untuk mengurangi tingkat kesalahan pemberian obat. Pada
setiap sistem distribusi yang diterapkan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang didistribusikan harus memenuhi persyaratan mutu masing-masing.
Selain tidak memenuhi persyaratan mutu secarafisik dan mikrobiologis, sediaan farmasi
juga tidak boleh didistribusikan bila telah kadaluwarsa ataupun telah dicabut izin
edarnya. Sediaan farmasi tersebut perlu dilakukan pemusnahan atau bila memungkinkan
dapat dikembalikan kepada supplier atau penarikan.
3) Sistem Resep Perorangan dan Sistem Unit Dosis
Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan di ruang merupakan
sistem penyampaian obat kepada penderita berdasarkan permintaan dokter yang obatnya
sebagian disiapkan instalasi farmasi dan sebagian lagi disiapkan dari persediaan obat
yang terdapat di ruang dokter menuliskan resep kemudian interpretasi dilakukan baik
oleh apoteker maupun perawat. Apoteker menyiapkan obat dalam bentuk ruahan dan
diserahkan ke unit pelayanan penderita, tetapi ada pula obat-obat yang disiapkan oleh
instalasi farmasi untuk selanjutnya diserahkan kepada perawat.
3. Floor stock
Keuntungan :
1. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderita
2. Pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS dapat diminimalisir
3. Penyalinan kembali order obat dapat diminimalisir
4. Jumlah personel IFRS yang diperlukan lebih efisien

Kekurangan / keterbatasan :
1. Potensi kesalahan obat meningkat karena order obat tidak diskrining oleh apoteker.
2. Penyiapan dan pemberian obat dilakukan oleh perawat saja sehingga tidak ada
double check (pemeriksaan ganda).
3. Potensi pengendalian persediaan dan mutu yang kurang diperhatikan perawat apalagi
bila jenisnya banyak dan ruang yang terbatas. Hal ini dapat menyebabkan mutu obat
berkurang dan bahkan dapat mencapai masa kedaluwarsa karena kurang pemantauan.
4. Banyaknya obat yang rusak dapat menyebabkan kerugian
5. Adanya resiko bahaya karena kerusakan obat
6. Sangat beresiko terjadinya pencurian obat
7. Perawat memiliki tugas ganda, yaitu menangani pasien dan mengawasi obat. Hal ini
dapat mengurangi fokus perawat terhadap pasien
UDD
Keuntungan :
1. Pasien menerima pelayanan IFRS 24 jam sehari dan pasien hanya membayar obat
yang dikonsumsi saja
2. Perawat tinggal menyerahkan obat yang sudah disiapkan oleh IFRS dalam kemasan
untuk sekali konsumsi, sehingga perawat dapat fokus pada tugas utamanya dalam
merawat pasien. Bila personel IFRS mencukupi, maka penyerahan obat kepada pasien
akan lebih baik bila diserahkan langsung oleh personel IFRS.
3. Kesalahan obat dapat diminimalisir karena resep atau order obat diskrining oleh
apoteker dan petugas yang menyerahkan obat kepada pasien dapat melakukan
pengecekan ulang sebelum obat diserahkan.
4. Tidak terjadi duplikasi permintaan obat yang berlebihan
5. Menghindari kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh pasien
6. Menghindari pencurian dan pemborosan obat
7. Memperluas cakupan dan pengendalian IFRS dirumah sakit secara keseluruhan. Sejak
8. dari dokter menulis resep /order sampai penderita menerima dosis unit
9. Kemasan dosis unit sendiri-sendiri diberi etiket dengan nama obat , kekuatan sediaan,
10. nomor kendali, dan kemasan teteap utuh sampai obat siap dikonsumsi oleh pasien.
Hal
11. ini mengurangi kesempatan salah obat , juga membantu penelusuran kembali
kemasan
12. apabila terjadi penarikan obat
13. Sistem komunikasi pengorderan dan penghantaran obat bertambah baik
14. Tenaga Kefarmasian (Apoteker maupun TTK) datang ke unit perawat/ruang pasien
untuk melakukan konsultasi/konseling obat., membantu meberikan masukan kepada
tim sebagai upaya yang diperlukan untuk perawatan pasien yang lebih baik.
15. Pengurangan biaya total kegiatan yang berkaitan dengan obat
16. Peningkatan pengendalian obat dan pemantauan penggunaan obat secara
meneyeluruh
17. Pengendalian yang lebih besar oleh Apoteker atas pola beban kerja IFRS dan
penjadwalan
Staff
keterbatasan / kekurangan:
1. Frekuensi pengiriman lebih rendah dari teorinya, misalnya seharusnya sampai 9x per
hari berdasarkan waktu minum obat pasien, namun pada kenyataannya pengiriman
diringkas untuk ditempatkan di keranjang bangsal
2. Kebutuhan pasien akan obat yang bersigna PRN, tidak diberikan terlebih dahulu,
namun tergantung oleh kondisi pasien, dan dosis awalnya tidak disampaikan secara
jelas kepada pasien, sehingga hal ini dapat meningkatkan kelalaian
3. Tidak semua dosis dikeluarkan dalam paket dosis satuan yang benar. Misalnya bentuk
sediaan injeksi, salep, tetes mata dan cairan oral lebih susah dilakukan dalam
pengukuran dan pengemasannya
4. Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.
5. Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
6. Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan obat

4. Sistem distribusi kombinasi adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi, alat


kesehatan, dan bahan medis habis pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan
salah satu kombinasi berikut antara lain :
1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan dan Sistem Resep Perorangan.
Sistem kombinasi ini memberikan beberapa keuntungan yaitu adanya kajian/skrining
resep oleh apoteker, interaksi profesional antara apotekerdokter-perawat-pasien, obat
yang diperlukan bisa cepat disiapkan terutama obat yang sudah tersedia di ruangan.
Sistem ini juga dapat mengurangi bebas IFRS. Meskipun demikian, ada potensi
keterlambatan sampai kepasien, khususnya obat-obat yang tidak tersedia di ruangan.
Sistem ini juga dapat mengurangi bebas IFRS.
2. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan dan Sistem Unit Dosis
Sistem kombinasi diterapkan untuk mengurangi tingkat kesalahan pemberian obat.
Pada setiap sistem distribusi yang diterapkan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang didistribusikan harus memenuhi persyaratan mutu masing-
masing. Selain tidak memenuhi persyaratan mutu secarafisik dan mikrobiologis, sediaan
farmasi juga tidak boleh didistribusikan bila telah kadaluwarsa ataupun telah dicabut izin
edarnya. Sediaan farmasi tersebut perlu dilakukan pemusnahan atau bila memungkinkan
dapat dikembalikan kepada supplier atau penarikan. Sediaan farmasi yang izin edarnya
dicabut dapat dilakukan penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.Bila
akan melakukan pemusnahan, maka perlu disertai daftar Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan dan menyiapkan
Berita Acara Pemusnahan. Selanjutnya dikoordinasikan dengan pihat-pihak terkait
tentang penjadwalan, metodepemusnahan, tempat pemusnahan. Setelah tempat
pemusnahan juga sudah disiapkan, maka dapat dilakukan pemusnahan sesuai
dengan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
3. Sistem Resep Perorangan dan Sistem Unit Dosis
Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan di ruang merupakan
sistem penyampaian obat kepada penderita berdasarkan permintaan dokter yang obatnya
sebagian disiapkan instalasi farmasi dan sebagian lagi disiapkan dari persediaan obat
yangterdapat di ruang dokter menuliskan resep kemudian interpretasi dilakukan baik oleh
apoteker maupun perawat. Apoteker menyiapkan obat dalam bentuk ruahan dan
diserahkan ke unit pelayanan penderita, tetapi ada pula obat-obat yang disiapkan oleh
instalasi farmasi untuk selanjutnya diserahkan kepada perawat. Untuk obat yang terdapat
di unit pelayanan penderita, perawat akan menyiapkan semua dosis pengobatan untuk
penderita.
5. Desentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai
cabang di dekat unit perawatan/pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo
farmasi/satelit farmasi.
keuntungan pada system distribusi obat desentralisasi
 Obat dapat segera tersedia untuk dikonsumsi pasien
 Pengendalian obat dan akuntabilitas semakin baik
 Apoteker dapat berkomunikasi langsung dengan dokter dan perawat
 Sistem distribusi obat berorientasi pasien sangat berpeluang untuk diterapkan
 Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasien dan dapat berbicara dengan pasien
secara efisien
 Informasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter dan perawat
 Waktu kerja perawat dalam distribusi dan penyiapan obat berkurang karena tugas itu
dilakukanoleh personel IFRS desentralisasi
 Spesialisasi terapi obat bagi apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan dan
diberikan secara efisien
 Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik obat dan studi asesmen mutu
terapi obat penderita.

6.

1. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan Resep perorangan


yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali
dosis/pasien disebut ....
A. UDD
B. Floor stock
C. Kombinasi
D. Sistem peresepan perseorangan
2. Sistem distribusi yang sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan
sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat diminimalkan adalah ....
A. UDD
B. Floor stock
C. Kombinasi
D. Sistem peresepan perseorangan

3. Cara penempatan obat di rumah sakit dapat dilakukan berdasarkan ....


A. Jumlah
B. Abjad
C. Dosis
D. Bentuk

4. Obat yang datang kemudian diletakkan di belakang obat yang terdahulu disebut ....
A. FEFO
B. LIFO
C. FIFO
D. LEFO

5. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang mempunyai cabang di


dekat unit perawatan/pelayanan disebut ....
A. UDD
B. Sentralisasi
C. Desentralisasi
D. Floor stock

6. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan resep


perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi Perorangan
disebut ....
A. Floor stock
B. Once daily dose
C. Unit dose dispensing
D. Individual prescription

7. Masalah yang sering timbul dalam proses penyimpanan adalah ....


A. Koordinasi gudang/tempat penyimpanan buruk
B. Kekeliruan pengelolaan stock
C. Obat lama menumpuk di gudang
D. Benar semua

8. Kegiatan pengaturan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan menurut persyaratan


yang ditetapkan dibedakan menurut ....
A. Menurut suhu dan kestabilannya
B. Kemasannya
C. Tahan/tidaknya terhadap kehilangan
D. Dipisahkan antara obat murah dan mahal

9. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan ....
A. Efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada
B. Harga sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
C. Kualifikasi rumah sakit
D. Jumlah pasien yang berkunjung

10. Sistem penyimpanan yang mengatur barang, atau item persediaan yang di simpan dalam
tempat yang sama dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup atau dalam rak
bertingkat disebut ....
A. Fluid location
B. Semi fluid location
C. Fixed location
D. Semi fixed locationMemudahkan monitoring penggunaan obat
Tes Formatif 2
1. Dibawah ini salah satu contoh jenis obat yang tersedia pada distribusi obat dengan
metode total floor stock, adalah…
a. Infus NaCl dan leukoplas
b. Paracetamol drip dan kassa steril
c. Obat sitostatik dan infus dextrose
d. Insulin pen dan infus NaCl
2. System pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
untuk pasien rawar inap berdasarkan resep perorangan, namun disiapkan dalam unit dosis
tunggal/ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien…
a. Prescription individual
b. Total floor stock
c. Unit dose dispensing
d. Kombinasi antara total floor stock dan UUD
3. Tujuan penerapan farmasi satu pintu…
a. Menjamin mutu obat yang tersedia sesuai persyaratan kefarmasian
b. Dapat melaksanakan pelayan obat dengan system unit dose ke semua ruang rawat
c. Meningkatkan pendapatan IFRS dan rumah sakit sehingga meningkatkan
kesejahteraan pegawai
d. Meningkatkan terjadinya medication error untuk keamanan dan keselamatan pasien
4. Petugas famasi yang menyiapkan obat dalam bentuk ruahan dan diserahkan ke unit
pelayanan penderita, tetapi ada pula obat-obat yang disiapkan oleh instalasi farmasi untuk
selanjutnya diserahkan kepada perawat kemudian perawat akan menyiapkan semua dosis
pengobatan untuk penderita, maka metode distribusi yang digunakan adalah…
a. Prescription individual
b. Total floor stock
c. System kombinasi prescription individual dengan unit dose dispensing
d. System kombinasi antara total floor stock dengan unit dose dispensing
5. Tujuan system pelayanan farmasi satu pintu adalah…
a. Menghindari resep keluar, dengan cara memiliki outlet apotek di tiap lantai,
menggunakan system “jemput resep”
b. Meminimalisir pendapatan IFRS dan rumah sakit
c. Optimalisasi cakupan pelayanan obat gawat darurat, resep rawat jalan umum, rawat
jalan askes, rawat inap umum/askes, obat operasi dan pelayanan obat masyarakat
miskin dan system Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
d. Meminimalisasi pemberian obat yang tidak tepat waktu dan meminimalisasi
medication error untuk keamanan dan keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai